SKRIPSI
Diajukan Oleh :
NPM.151003622010351
2020
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE
ii-2
HALAMAN PENGEMBANGAN DAN MOTO
PERSEMBAHAN
Semarang
Semarang
MOTTO
petunjuk dengan perintah kami ketika mereka bersabar, dan mereka menyakini ayat-
iii-3
Judul : Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Activity
Based Costing (ABC) Pada Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
Title : Analisis Of The Calculation Of The Cost Of Production With The Activity
Based costing Method On Troso Jepara Citra Legowo Waven Fabric
Nama : Muhammad Ali Ridlo
NPM : 151003622010351
ABTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji metode Activity Based Costing dalam
perhitungan harga pokok produksi kerajian tenun troso jepara, serta membandingkan
hasil antara metode yang digunakan perusahaan yaitu metode perusahaan dengan
metode yang peneliti bahas yaitu metode Activity based costing.
Penelitian ini di lakukan di usaha kain tenun citra legowo troso jepara yang
terletak di jalan bugel Km. 05 troso pecangaan jepara. Penelitian ini di fokuskan pada
suatu proses produksi per bulan dalam menentukan harga pokok produksi. Analisis data
yang digunakan yaitu jenis data kuantitatif deskriptif dengan analisis data dilakukan
melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perhitungan
harga pokok produksi yang dilakukan antara perusahaan dengan metode Activity Based
Costing. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa harga pokok produksi dilakukan
perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan metode Activity Based costing. perbedaan
tersebut dikarenakan perhitungan yang dilakukan perusahaan belum mengakui seluruh
biaya yang berkaitan dengan produksi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perhitungan
harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan belum tepat, karena tidak
memasukkan biaya-biaya secara tepat ke dalam perhitungan harga pokok produksinya.
Metode Activity Based Costing lebih tepat untuk digunakan bagi perusahaan yang
memproduksi produk, sehingga dengan tepat membantu manajemen dalam keputusan
terhadap pengendalian aktifitas-aktifitas yang terdapat selama proses produksi yang
akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Kata kunci : Activity Based Costing, Harga Pokok Produksi, Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja.
iv-4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:
TROSO JEPARA”.
Tujuan penulis skripsi ini adalah guna memenuhi persyaratan untuk mencapai
derajad strata satu (S1) pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas atas bantuan berbagai pihak, untuk
1. Dra. Nurchayati, SE, MM, Akt.,.CA, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
2. Dra. C. Sri Haryanti, SE, M.Si, Akt.,.CA, Ketua Program Studi Akuntansi
3. Dra. Sri Suyati, SE, MM., Dosen pembimbing yang telah sabar memberikan
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu, selama penulis kuliah
v-5
5. Bapak pemilik usaha kain tenun troso jepara yang telah memberikan ijin
penelitian.
semua pihak tang telah memberikan segala bantuan tersebut diatas. Akhirnya semoga
Penulis,
vi-6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i-1
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii-1
-3
-4
-5
-7
-9
-10
-11
BAB I
BAB II
BAB III
vii-7
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii-8
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pembelian bahan baku kain tenun bulan Juni 2020................ IV-47
Tabel 4.4 Perhitungan harga pokok produksi dengan metode tradisional IV-51
Tabel 4.14 Perhitungan harga pokok produk kain tenun denganABC.... IV-58
ix-9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Keyakian dasar ABC System “biaya ada penyebabnya”.... II-31
x-10
DAFTAR LAMPIRAN
xi-11
BAB I
PENDAHULUAN
dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Biaya produksi seperti bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead pabrik lainnya digunakan sebagai dasar untuk menghitung harga
pokok produksi. Dengan persaingan usaha antar perusahaan yang menghasilkan produk
sejenis, perusahaan harus mampu menghasilkan tuntutan yang baik dari segi kuantitas
agar usaha tersebut selalu stabil atau bahkan meningkat dalam laba yang diperoleh
(Maghfirah, 2016)
perusahaan kurang teliti atau salah dalam penentuan harga pokok produksi,
Mengingat arti pentingnya harga pokok produksi yang memerlukan ketelitian dan
Mulyadi (2015) menjelaskan bahwa, harga pokok produksi adalah harga pokok
produksi dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produk dan
biaya non produk. Biaya produk merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pengelolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produk merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran
dan kegiatan administrasi umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi,
I-1
yang digunakan untuk menghitung harga pokok yang pada akhirnya periode akuntansi
masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk
menghitung total harga pokok produk. Manfaat harga pokok produksi adalah untuk
menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba
atau rugi periodik dan menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
maupun harga pokok penjualan selama ini berdasarkan taksiran atau perkiraan saja.
activity based costing dan metode prusahaan. Mulyadi (2014), Activity Based Costing
merupakan suatu sistem informasi yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap
terhadap aktivitas. Sistem ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan
efesiensi dari true cost suatu produk atau jasa. Keunggulan metode Activity Based
Costing membantu mengurangi distorsi yang disebabkan alokasi biaya. Metode Activity
Based Costing memberikan gambaran tentang bagaimana bauran dari beraneka ragam
produk, jasa dan aktivitas memberikan kontribusi kepada laba usaha dalam jangka
panjang. Manfaat utama meode Activity Based Costing adalah: pengukuran profitabilitas
yang lebih baik, Keputusan dan kendala yang lebih baik, informasi yang lebih baik
untuk biaya kapasitas, kemampuan metode ABC untuk mengungkapkan aktivitas yang
tidak memberikan nilai tambahan (non value adde activities) bagi produk atau jasa
yang dihasilkan.
I-2
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas untuk makalah judul
Based Costing (ABC) pada Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara”
based costing.
bermanfaat. Adanya manfaat yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
I-3
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak perusahaan
dalam menghitung harga pokok produksi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pemilik usaha kain
tenun troso jepara dalam perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity
Based Costing(ABC).
I-4
BAB II
penelitian ini dilakukan di perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
Perusahaan kain Tenun Citra Legowo Ttoso Jepara merupakan industri yang
memproduksi kain tenun. Batik yang di unggulkan di Kain Tenun Citra Legowo Troso
Jepara adalah Tenun Blanket. Perusahaan kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara selain
membuat kain tenun troso jepara sendiri, Perusahan Kain Tenun Citra Legowo Troso
Jepara juga bekerja sama dengan pengrajin kain tenun troso lainnya di daerah troso
kabupaten jepara.
Bapak Gianto mendirikan perusahaan ini bertujuan untuk mencari laba, untuk
meningkatkan tarif ekonomi dengan usahanya sendiri dan usaha untuk membuka
lapangan pekerjaan di daerah tempat usahannya berdiri. Sebagai pemilik usaha kain
Tenun Citra Legowo Troso Jepara sudah memiliki keterampilan dalam hal tenun sejak
1986 diawali dengan menjadi karyawan pada perusahaan yang sejenis. Gianto
II-5
Perusahaan kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara memproduksi kain tenun troso
dengan bahan baku benang impor dan bahan penolong pewarna hydro dan pewarna
crostic. Macam-macam motif yang dimiliki Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
yang dipercayai untuk diproduksi di perusahaan. Adapun produk yang dihasilkan adalah
BLANKET. Kapasitas produk yang dihasilkan pada perusahaan ini sudah mencapai
kurang lebih 260 potong yang di produksi perbulan yang di impor perbulan 240 potong
Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara memiliki 10 orang karyawan.
Bagian produksi terdiri dari penyepulan, penali, pendesain, tukang bum, tukang
bongkar, tukang malet, tukang wenter dan penenun. Proses pembuatan kain tenun troso
jepara yang terdiri dari menghani, memasang benang lungsi pada bum benang lungsi,
pencucukan pada mata gun, pencucukan pada sisir, mengikat benang lunsi pada bum
Visi dan misi Perusahaan kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara adalah sebagai
berikut:
kebutuhan konsumen.
berkualitas.
II-6
d. Tenun jepara memberikan kesempatan kepada siapa saja yang menginginkan
Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara selalu memperhatikan harga
pokok produksi. Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak
langsung yang dikeluarkan Perusahaan Kain Troso Citra legowo Troso Jepara untuk
proses produksi sehingga barang atau jasa tersebut bisa terjual. Perusahaan Kain Tenun
Citra Legowo Troso Jepara harus menghitung harga pokok suatu barang karena sangat
penting untuk pelaporan keuangan perusahaan. Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo
Troso Jepara selalu menginginkan harga yang lebih tinggi, akan tetapi masnyarakat
sudah mengetahui situasi dan harga, pihak produsen perlu menjamin kualitas produk,
sehingga tidak ada tanggungan lain dari konsumen atau kurang puas.
Harga sebagai suatu standar nilai barang dan jasa, sehingga harga itu sangat
penting ditentukan. Cuma perlu ditekankan bahwa untuk ingin memiliki suatu barang
tersebut perusahaan membayar dengan sejumlah uang untuk mengumpulkan barang dan
sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga
terjadi,jika pembeli dan penjual telah secara bersama-sama sepakat pada suatu tingkat
harga tertentu dari suatu produk yang dijual, sehingga dengan demikian perusahaan
Kain Tenun Citra Legowo Troso jepara dalam hal ini melakukan kegiatan untuk
pemasarannya tidak terlepas diri dari suatu penentuan harga produk yang akan
ditawarkan.
II-7
Dengan demikian, harga mempunyai peranan serta fungsi yang tidak dapat
aktivitasnya sesuai dengan obyek penelitian dalam penetapan harga jual kepada
lain, daya beli masyarakat, pengawasan dan pengendalian harga oleh pemerintahan dan
Perusahaan kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara dalam menentukan harga
Harga ini nantinya akan digunakan oleh manajemen untuk membandingkan dengan
pendapatan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, perusahaan juga akan
Banyak perusahaan yang salah dalam menentukan harga pokok produksi karena
mengira harga pokok produksi sama dengan harga jual. Sebenarnya keduanya berbeda,
karena harga jual telah ditambah dengan keuntungan yang diinginkan perusahaan,
Citra Legowo mempunyai struktur organisasi untuk membagi tugas dan posisi.
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Perusahaan Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara
pemimpin
II-8
Wakil
penjualan keuangan
pemimpin
Seksi
Perlengkapan
produksi
1. Pemimpin
2. Wakil pemimpin
3. Keuangan
4. Penjualan
Menerima orderan.
II-9
2.1.2 Kajian kasus khusus
Menghitung harga pokok produksi pada perusahaan Kain Tenun Citra legowo
Troso Jepara memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai suatu barang dagang atau jasa.
Perhitungan harga pokok produksi bertujuan untuk membantu evaluasi hasil kerja serta
pengawasan terhadap efisiensi biaya, khususnya biaya produksi. Oleh karena itu,
perusahaan sangat membutuhkan informasi tentang harga pokok produksi yang akurat,
Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
ditinggalkan, sebab apabila pimpinan kurang tepat di dalam menentukan harga pokok
produksi mengakibatkan harga jual yang sangat tinggi sehingga kemungkinan pesanan
akan berkurang. Akibatnya dari hal tersebut volume penjualan akan berkurang sehingga
tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Oleh karena itu kesalahan didalam perhitungan
harga pokok produksi harus dihindarkan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik
Perhitungan harga pokok produksi juga sebagai alat dalam peneraan harga jual,
untuk mengetahui efisien atau tidaknya perusahaan kain Tenun citra Legowo Troso
Jepara, mengetahui apakah suatu kebijakan dalam penjualan barang perlu diubah dan
untuk keperluan penyusunan laporan posisi keuangan. Perlakuan harga pokok yang baik
dan benar mutlak diperlukan oleh perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara,
hal ini disebabkan karna harga pokok mempengaruhi laporan perusahaan. Harga pokok
secara langsung mempengaruhi besarnya nilai aset yakni nilai persediaan di dalam
laporan posisi keuagan. Demikian pada perhitungan laba rugi yang dipengaruhi harga
II-10
Harga pokok produksi meliputi biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan
baku, barang setengah jadi sampai menjadi barang akhir untuk dijual. Unsur yang
menjadi barang dari harga pokok produksi ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik, seluruh biaya tersebut sangat penting diperhatikan
dapat disebut juga dengan metode perhitungan berdasarkan unit. Alokasi biaya
overhead pabrik dalam metode tradisional didasarkan pada jam tenaga kerja langsung
atau jam mesin atau juga hanya didasarkan pada volume produksi barang. Dikarenakan
saat menentukan harga pokok produksi barang biasanya akan tidak akurat, akan terjadi
distorsi atau kesalahan saat perusahaan menentukan harga pokok produksi per unit
barang.
Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara merupakan perusahaan yang
memproduksi kain tenun dengan macam produk BLANKET dalam jumlah yang
lumayan besar berdasarkan pesanan. Siklus produksi pada Perusahaan kain Tenun Citra
Legowo Troso Jepara dimulai dari diterimanya order dari bayer yang kemudian
dilanjutkan pada proses perencanaan, pembelian bahan baku, pengecekan bahan baku,
Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan kain Tenun
Citra Legowo Troso Jepara belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses
tenun citra legowo troso jepara dalam memperhitungkan harga pokok produksi biaya-
II-11
biaya yang diakui adalah biaya pembelian bahan baku benang, biaya gaji karyawan dan
biaya pembelian wenter. Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
menghitung biaya produksi dengan menjumlahkan ketiga biaya yang disebutkan diatas.
Sedangkan menghitung harga pokok produksi per potong, membagi jumlah total harga
Unsur pokok perhitungan harga pokok produksi terdiri dari hal-hal betikut:
perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
dalam menetapkan harga jual suatu produk atau jasa, sehingga biaya yang ditetapkan
sesuai dengan perhitungan yang sebenarnya. Perhitungan biaya suatu aktivitas produksi
produk. Jika perusahaan kain tenun citra legowo troso jepara ingin agar perhitungan
biaya produksi dihitung secara akurat agar tidak menimbulkan kerugian dan dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya yang sama maka sebaiknya menggunakan metode
Activity Based costing (ABC) dibandingkan dengan metode tradisional yang masih
II-12
Gambar 2.2
Formulasi Permasalahan Kasus
Mulyadi (2015) menjelaskan bahwa, harga pokok produksi adalah harga pokok
produksi dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produk dan
biaya non produk. Biaya produk merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pengelolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produk merupakan
II-13
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran
dan kegiatan administrasi umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi,
yang digunakan untuk menghitung harga pokok yang pada akhirnya periode akuntansi
masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk
informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat
persediaan di gudang, dengan demikian biaya produksi dijitung dalam jangka waktu
tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam
penentuan harga jual produksi, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang
II-14
2. Memantau realisasi biaya produksi.
dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu akuntansi
periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto,
memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periode
diperlukan untuk mengetahui kotribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan
laba rugi. Dalam neraca,manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk
jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses.
memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk
selesai yang dijual. Biaya produksi pada perusahaan pemanufakturan terdiri atas
elemen-elemen biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
II-15
1. Biaya Bahan Baku (direct raw material).
Biaya bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk selesai.
Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian integral dari produk
tersebut. Sebagai contoh adalah benang yang dibuat untuk kain troso.
membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan
manafaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengalahan sendiri.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam
faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang keluar
untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah diperhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya-biaya pesan (order costs), biaya
bahan baku, merupakan unsur-unsur biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga
II-16
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor).
Tenaga kerja adalah tenaga yang langsung menangani proses produksi. Pembuat
kain troso adalah contoh tenaga kerja langsung. Mereka menangani secara langsung
proses produksi dan oleh karena itu dapat diidentifikasi ke produk. Gaji atau upah
mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengelola produk. Biaya tenaga kerja adalah
harga yang dibebankan untuk menggunakan tenaga kerja manusia tersebut. Biaya
Gaji dan upah reguler yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan-
potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari tua. Cara
perhitungan upah karyawan dalam perusahaan dengan mengalihkan tarif upah dengan
jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu
2. Premi lembur
tersebut. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan
Perlakuan ini dapat dibebankan bila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan
II-17
3. Biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja
1. Setup time
Sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produksi.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemula produksi
membuat rancangan bangunan, penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan,
mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan waktu menganggur bagi
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain bahan baku dan tenaga kerja
berikut ini:
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan
yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produksi misalnya, biaya pewarnaan wenter, biaya
penolong pewarnaan hydro, biaya pewarnaan costic, biaya pemutih dalam perusahaan
kain tenun.
II-18
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya perawatan alat tenun, biaya
perawatan pallet, biaya perawatan teropong tenun, biaya perawatan sekir, biaya
perawatan bidang dan bak, biaya perawatan alat gobin, biaya perawatan kompor, biaya
perawatan tabung gas, biaya perawatan, drum pewarna, biaya perawatan solder, biaya
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga
kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi bangunan
pabrik dan mesin, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya asuransi gedung dan
karyawan.
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai.
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya reparasi yang diserahkan
II-19
mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan harga jual produk yang bersangkutan. Pada setiap perusahaan mempunyai
metode perhitungan harga pokok pada dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu:
Harga pokok pesanan merupakan cara perhitungan harga pokok produksi untuk
mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya
overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Adapun ciri khusus dari pada harga
b) Biaya produksi dibagi menjadi dua jenis yaitu, pertama, biaya langsung yang terdiri
dari biaya bahan baku langsung yaitu, biaya produksi diluar bahan baku dan biaya
c) Biaya langsung (bahan baku dan tenaga kerja langsung) diperhitungkan terhadap
awal.
d) Harga pokok per satuan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang
e) Harga pokok per satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya satuan
pokok pesanan” yang terdiri dari, nomor pesanan, jenis produk, tanggal pesanan.
II-20
Metode harga pokok pesanan umumnya digunakan oleh perusahaan yang
sifatnya berdasarkan pesanan. Maka proses produksi atau berjalan setelah menerima
Harga pokok proses merupakan cara perhitungan harga pokok produksi untuk
setiap satu waktu tertentu. Perhitungan biaya berdasarkan proses ialah bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik umumnya dibebankan ke departemen produksi.
a) Perusahaan dengan hasil produk yang relatif besar dan umumnya berupa produk
Metode harga pokok proses umumnya digunakan oleh perusahaan yang sifat
produksinya terus-menerus atau metode produksi massal. Contoh perusahaan kain troso.
Adalah metode penentuan biaya yang memasukkan semua biaya produk variabel
dan biaya produk tetap ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu, dalam metode
penentuan biaya penuh atau full costing, dalam metode ini elemen biaya produk
II-21
meliputi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel, dan
Adalah metode penentuan biaya yang hanya memasukkan biaya produk variabel
ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu, dalam metode ini biaya produk meliputi,
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
biaya hanya disarankan pada tahap produksi barang dalam setiap unit barang. Sistem
perhitungan biaya secara tradisional dapat disebut juga dengan sistem perhitungan
berdasarkan unit. Sistem Tradisional biaya produknya terdiri dari tiga elemen yaitu
Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik. Sistem
Tradisional hanya menggunakan driver driver aktivitas berlevel unit untuk membuat
terjadinya biaya. Cost driver yang digunakan dalam Sistem Tradisional sebagai dasar
pembebanan dapat berupa jam kerja langsung, jam mesin, jam inspeksi dan sebagainya.
yaitu:
II-22
1) Mudah diterapkan. Metode tradisional tidak banyak menggunakan pemicu biaya
2) Mudah di audit. Pemicu biaya (cost driver) yang tidak banyak akan memudahkan
yaitu:
yang tidak disebabkan oleh produk. Sebagai contoh, sebagian upah untuk keamanan
3) Untuk biaya kapasitas tak terpakai, akuntansi biaya tradisional menghitung tarif
overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan seperti jam kerja langsung.
Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional terdiri dari tiga
elemen yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Pembebanan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk
II-23
dengan menggunakan penelusuran langsung. Di lain pihak, biaya overhead dibebankan
dengan dua tahap. Pertama, Biaya Overhead Pabrik dibebankan ke unit organisasi
masing produk. Elemen- elemen biaya dialokasikan secara proporsional dengan suatu
nilai Harga Pokok Produksi kemudian dihitung Harga Pokok Produksi untuk setiap
II-24
1. Produk tunggal
Overhead Pabriknya dilacak pada produk itu sendiri. Ketepatan pembebanan Biaya
Overhead Pabriknya tidak menjadi masalah. Pembebanan ini tidak cocok diterapkan
untuk perusahaan yang memproduksi beberapa jenis produk. Biaya Overhead Pabrik
per unit adalah sebesar total Biaya Overhead Pabrik dibagi dengan jumlah unit yang
diproduksi. Perhitungan tarif tunggal berdasarkan unit produk dapat diajikan sebagai
berikut:
Tolal produk
Overhead Pabriknya dibebankan secara bersama oleh seluruh produk. Dalam Sistem
Tradisional diasumsikan Biaya Overhead Pabrik berhubungan erat dengan jumlah unit
yang diproduksi yang diukur dalam jam kerja tenaga kerja langsung, jam mesin atau
harga bahan. Namun, masalah yang ditimbulkan adalah mengidentifikasi jumlah Biaya
Overhead Pabrik yang ditimbulkan atau dikonsumsi oleh masing-masing jenis produk.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan mencari driver biayanya. Driver biaya atau Cost
II-25
Overhead Pabrik. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada produk dapat dihitung
1) Tarif tunggal
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk membebankan Biaya Overhead
Pabrik pada produk adalah dengan menghitung tarif tunggal dengan menggunakan Cost
Driver berdasar unit. Dalam pembebanan Biaya Overhead Pabrik dengan tarif tunggal
semua Biaya Overhead Pabrik diasumsikan oleh satu Cost Driver. Cost driver yang
digunakan sebagai dasar pembebanan dapat berupa jam kerja langsung, jam mesin, jam
inspeksi dan sebagainya. Jadi dalam pembebanan ini hanya terdapat Cost Driver
tunggal. Apabila Cost Driver tunggal yang dipilih adalah jam mesin, maka tarif tunggal
berdasar jam mesin adalah total Biaya Overhead Pabrik dibagi dengan total jam mesin.
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan tarif tunggal terdiri dari dua tahap.
Pembebanan biaya tahap pertama yaitu Biaya Overhead Pabrik diakumulasi menjadi
satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Biaya Overhead Pabrik dibebankan secara
Overhead Pabrik dalam satu tahun. Tarif tunggal dihitung dengan menggunakan dasar
pembebanan biaya berupa jam mesin, unit produk, jam kerja dan sebagainya.
Pembebanan biaya tahap kedua Biaya Overhead Pabrik dibebankan ke produk dengan
2) Tarif departemen
Selain tarif tunggal juga dapat digunakan tarif departemen. Pembebanan biaya
dengan tarif departemen menggunakan tarif overhead yang ditentukan berdasarkan pada
volume untuk setiap departemen. Misalnya jam keja langsung untuk departemen A, unit
II-26
produk untuk departemen B, dan jam mesin untuk departemen C. oleh karena itu, biaya
tunggal.
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik berdasar tarif departemen lebih baik dari
pada tarif tunggal. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik berdasar tarif departemen
menggunakan Cost Driver yang sama untuk aktivitas yang berbeda dalam satu
departemen.
suatu solusi untuk masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh
sistem tradisional. Activity Based Costing Syistem ini merupakan hal yang baru sehingga
konsepnya masih terus berkembang, sehingga ada berbagai definisi yang menjelaskan
Selain itu Dunia dan Wasilah (2012) mendefinisikan ABC (Activity Based
II-27
memungkinkan personel perusahaan melakukan pengolahan terhadap aktivitas. Sistem
informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan
kesimpulan bahwa Activity Based Costing System merupakan perhitungan biaya yang
banyak sehingga dapat mengukur sumber daya yang digunakan oleh produk secara lebih
akurat dan dapat membantu pihak manajemen dalam meningkatkan mutu pengambilan
keputusan perusahaan. Sistem activity based costing system tidak hanya difokuskan
yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Menyediakan informasi perihal
aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kejadian atau
transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yang bertindak sebagai faktor
penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Dalam sistem ABC, biaya
II-28
Gambar 2.3
Konsep Dasar Activity Based Costing
Recoures
Sumbsr : Mulyadi,2007
1. Cost is coused
Biaya ada penyebab dan penyebab biaya adalah aktivitas. Dengan demikian,
pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya
akan menempatkan personel perusahaan pada posisi dapat mempengaruhi biaya. ABC
system berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya menyediakan kemampuan
untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus
dialokasikan.
terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personal perusahaan dapat
tentang aktivitas.
II-29
Gambar 2.4
Keyakian dasar ABC System”biaya ada penyebabnya”
Sumber cost
Aktivitas customer
daya object
Sumber : Mulyadi,2007
bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang di
proses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya
menghasilkan produk yang sama atau sejenis, maka perusahaan akan semakain
II-30
persaingan maka semakin penting peran informasi harga pokok dalam mendukung
3) Biaya overhead lebih dominan dibandingkan biaya tenaga kerja langsung. Sistem
ABC akan kehilangan lebih dominan dibandingkan dengan biaya overhead, karena
Manfaat penerapan sistem ABC menurut Dunia dan Wasilah (2012), yaitu:
baik per departemen, per produk ataupun per aktivitas. Hal ini mungkin dilakukan
dengan proses ABC harus dilakukan melalui analisis atas aktivitas yang terjadi di
seluruh perusahaan.
suatu objek biaya menjadi lebih baik karena perhitungan biaya atas suatu objek
biaya menjadi lebih akurat, hal ini disebabkan karena perusahaan lebih mengenal
perilaku biaya overhead pabrik dan saat membantu mengalokasikan sumber daya
individual dan level departemen. Hal ini dapat dilakukan mengingat ABC lebih
fokus pada baiaya per unit (unit cost) dibandingkan total biaya.
perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa bagi customer abc system
II-31
2. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas
pengurangan biaya.
4. Menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.
diklasifikasikan menjadi beberapa level aktivitas yaitu level unit, level batch, level
produk dan level fasilitas. Pengklasifikasikan aktivitas dalam beberapa level ini akan
memudahkan perhitingan karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan level yang
berbeda akan menggunakan jenis Cost Driver yang berbeda. Hierarki biaya merupakan
pengelompokkan biaya dalam berbagai kelompok biaya (cost pool) sebagai biaya dalam
Penerapan sistem ABC akan relevan bila overhead pabrik merupakan biaya yang
dominan dan multiproduk. Dalam merancang sistem ABC. Mulyadi (2007) mengatakan
Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, dan biaya angkutan adalah contoh biaya yang
II-32
termasuk dalam golongan ini. Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah
Biaya ini berhubungan dengan jumlah produk yang diproduksi. Setup costs, yang
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan mesin dan ekuipmen sebelum
suatu order produksi diproses, biaya angkutan bahan baku dalam perusahaan,biaya
inspeksi, biaya order pembelian adalah contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini.
Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah dari
fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang di produksi
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan
biaya-biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang di produksi dan jumlah
batch produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual. Contoh biaya ini adalah biaya
desain produk, desain proses pengolahan produk, pengujian produk. Biaya ini
dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan
dimiliki oleh perusahaan. Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji
karyawan adalah jenis biaya yang termasuk dalam golongan facility sustaining activity
costs. Biaya ini di bebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang
II-33
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya tersebut akan
pemicu biaya masing-masing yang paling sesuai sehingga diperoleh pembebanan biaya
Penentuan harga pokok produk adalah pembebanan unsur biaya produk terhadap
produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi, artinya penentuan biaya yang
melekat pada produk jadi dan persediaan barang dalam proses (Mulyadi, 2010).
aktivitas-aktivitas yang menggunakan jenis pemicu biaya lebih banyak sehingga dapat
mengukur sumber daya yang digunakan oleh produk secara lebih akurat dan dapat
perusahaan. Sistem activity based costing tidak hanya difokuskan dalam perhitungan
kos produk secara akurat, namun dimanfaatkan untuk mengendalikan biaya melalui
overhead pabrik dan produk juga menggunakan dua tahapan seperti akuntansi biaya,
tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan
dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda
dengan akuntansi biaya. ABC menggunakan lebh banyak cost driver bila dibandingan
dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya. Mulyadi (2007) menjelaskan
bahwa, prosedur pembebanan biaya overhead dengan activity based costing method
II-34
Biaya dalam hubungan dengan aktivitas dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok:
a. Biaya langsung aktivitas (direct expense) adalah biaya yang terjadi, yang
aktivitas. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan
dikeluarkan atau tidak terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah
tracing).
b. Biaya tidak langsung aktivitas (indirect expense) adalah biaya yang penyebab
terjadinya lebih dari satu aktivitas. Untuk membedakan biaya tidak langsung
Tahap kedua ini ditujukan untuk menghitung secara akurat kos fitur produk/jasa.
Akurasi perhitungan kos fitur produk/jasa dicapai dengan penggunaan berbagai macam
activity driver yang mencerminkan konsumsi aktivitas oleh setiap fitur produk/jasa.
Gambar 2.5
Pembebanan biaya ke aktivitas ke fitur produk/jasa
II-35
Sumber: Mulyadi, 2007
Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk,
dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung. Pembebanan overhead dari
Berbedaan penerapan activity based costing dan tradisional costing Dunia dan
Pada cara pengalokasian biaya-biaya tidak langsung kepada objek biaya. Untuk
biaya langsung, dapat dilakukan dengan cara pembebanan langsung kepada masing-
masing objek biaya karena dapat dilakukan penelusuran secara mudah. Untuk biaya
tidak langsung, tidak mungkin dilakukan penelusuran langsung pada objek biaya,
karena banyak jenis biaya yang harus dibebankan tetapi tidak ditemukan hubungannya
masing. Pemilihan kelompok biaya biasanya berdasarkan aktivitas yang sesuai dengan
hierarki biaya dan hampir sama kegiatannya. Sedangkan untuk pemilihan dasar alokasi
Perbedaan antara Activity Based Costing dan tradisional costing dapat dilihat
dari tabel:
II-36
Tabel 2.1
II-37
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah desain
penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang
informasi ilmiah yang berasal dari subyek atau obyek penelitian (Anwar. 2013).
sistem activity based costing dalam menentukan harga pokok produksi dan
costing dengan penentuan harga pokok produksi menggunakan sistem perusahaan pada
sugiyono (2017), menyatakan bahwa data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh secara langsung dari perusahaan melalui wawancara dan kuesioner dari
Lokasi penelitian ini adalah sebuah usaha Kain Tenun Troso Jepara yang
beralamat di Jalan Bugel Km. 05 Troso Pecangaan Jepara. Kain tenun tersebut berdiri
sejak tahun 1991. Waktu penelitian pengumpulan data dilaksanakan pada 01 september
III-38
3.3 Prosedur pengumpulan data
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
2. Teknik wawancara
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara resmi terstruktur. Artinya dalam
wawancara ini menggunakan pedoman wawancara tetapi ada umpan balik dari
3. Teknik dokumentasi
III-39
Sugiono (2014) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
soft file, data ptentik, fpto dan arsip lainnya yang berkaintan dengan peelitian.
4. Validitas data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dicatat dalam kegiatan penelitian
harus dipastikan ketepatan dan kebenarannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data
yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sungguh terjadi pada obyek penelitian, Sugiono (2010).
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
III-40
3. Trianggulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan trianggulasi waktu, dengan arti peneliti
berbeda(tepat).
III-41
3.4 Teknik analisis
Gambar 3.1
Teknik Analisis Data
Data
collection
Data display
Data
reduction
Conclusions:
Drswing/verifying
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi,
mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (sugiyono, 2014).
display data dan penarikan kesimpulan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang
III-42
2. Reduksi data
abstraksi dari daya mentah. Di penelitian ini mereduksi data berasal dari data-data
3. Sajian data
kesimpulan penelitian yang dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar
atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel. Semua dirakit secara teratur guna
4. Penarikan kesimpulan
data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat
dan mengecek kembali data mentah agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa
dipertanggungjawabkan.
analisis data satu dengan yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan, dimana komponen
yang satu merupakan langkah menuju komponen yang lainnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak bisa mengambil salah satu komponen
saja. Penarikan kesimpulan merupakan hasil dari suatu proses penelitian yang tidak
III-43
III-44
BAB IV
Penelitian ini dilakukan di perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
yang beralamat di Jalan Bugel Km. 05 Troso Pecangaan Jepara. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan penelitian dari bulan 01 September 2020 sampai 08 September 2020
terkait dengan peneliti. Peneliti mendapatkan informasi atau data juga melalui informasi
dengan teknik wawancara. Adapun yang dijadikan informasi adalah bapak Gianto
Wawancara pertama kali dilakukan dengan pemilik perusahaan Kain Tenun Citra
legowo Troso Jepara bapak Gianto untuk mendapatkan ijin penelitian, melihat proses
pembuatan kain tenun dari awal hingga menjadi produk yang siap untuk dijual, selain
itu yang paling penting bertanya tentang perhitungan harga pokok produksi pada
perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara tersebut. Peneliti kebali datang
untuk wawancara dengan pemilik unduk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk
menghitung harga pokok produksi berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
Penentuan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan Kain tenun citra
Legowo Troso jepara belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses
IV-45
kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara mengatakan, “Dalam memperoleh harga pokok
produksi biaya-biaya yang diakui adalah biaya pembelian bahan baku benang, biaya gaji
Setiap minggu perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso jepara Bapak Gianto
memproduksi kurang lebih 10 potong kain tenun. Sedangkan setiap bulan perusahaan
Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara Bapak Gianto memproduksi kurang lebih 260
potong kain tenun. Dalam penelitian ini pemilik hanya menggunakan data dalam 1
bulan yaitu bulan juni 2020. Dari hal tersebut yang sudah dijelaskan diatas, penulis akan
Riwayadi (2014) menyatakan bahwa, bahan baku langsung adalah bahan yang
dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke produk. Sedangkan Mulyadi (2015)
menyeluruh produk jadi. Berikut ini tabel pembelian bahan baku benang pada bulan juni
2020:
IV-46
Tabel 4.1
Pembelian bahan baku kain tenun
Juni 2020
Jumlah
Bahan baku harga BBB jumlah BBB
beli
Benang kain uk
4 press Rp 670.000 Rp 2.680.000
80
Benang katun
2 press Rp 570.000 Rp 1.140.000
uk 64
Total Rp 3.820.000
Sumber : Perusahaan Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara
Dalam memproduksi kain tenun di perusahaan Kain tenun Citra Legowo Troso
Jepara pada bulan juni adalah benang kain uk 80 dan benang katun uk 64. Dari data
pembelian bahan baku pada tabel 4.1 data pembelian bahan baku untuk pembelian
bahan baku untuk pembuatan kain tenun dalam 1 bulan sebanyak 4 press benang kain
80 dan 2 press benang katun uk 64 total keseluruhan benang sebanyak 6 press. Harga
benang kain uk 80 per press Rp.670.000 dan benang katun uk 64 per press Rp.570.000.
Riwayadi (2014) menyatakan bahwa, tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam pembuatan barang jadi dan pembayaran upahnya
berdasarkan unit yang dihasilkan atau berdasarkan jam kerja. Sedangkan Mulyadi
(2015) menyatakan bahwa, tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang
Perusahaan Kain tenun Citra Legowo Troso Jepara memiliki 10 karyawan yang
berdasarkan mingguan. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Gianto yang
mengatakan bahwa, “Gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan dalam 1 minggu
IV-47
yaitu pembuat pola sebesar Rp.150.000 pewarnaan sebesar Rp.450.000 pemintalan
sebesar Rp.864.000 dan pengemasan sebesar Rp.96.000 per orang sehingga menjadi
Tabel 4.2
Biaya Tenaga Kerja
Juni 2020
Sinarwati (2013) biaya overhead pabrik adalah biaya produksi atas semua biaya
yang dikeluarkan di departemen pabrik selain bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik yang diakui oleh perusahaan Kain Tenun Citra
Legowo Troso jepara pada saat menghitung harga pokok produksi hanya biaya
overhead pabrik variabel yaitu biaya bahan penolong. Biaya bangunan Rp. 35.000.000. .
=Rp.1.166.666,67/tahun
IV-48
Biaya dalam perbulan = Rp, 1.166.666,67:12
= Rp.97.500
Tabel 4.3
Biaya overhead pabrik
Juni 2020
Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara dalam menghitung harga pokok
produksi dengan membagi jumlah produk yang dihasilkan. Penentuan harga pokok
IV-49
produksi yang dilakukan perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara masih
sangat sederhana. Biaya-biaya yang diakui pada perhitungan harga pokok produksi
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Perusahaan
Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara tidak menghitung biaya overhead pabrik
dengan lengkap, seperti biaya listrik tidak diakui oleh perusahaan ketika menghitung
Cara yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk
adalah dengan menghitung tarif tunggal dengan menggunakan cost driver berdasarkan
unit. Perhitungan biaya overhead pabrik dengan tarif tunggal terdiri dari dua tahap.
Pembebanan biaya tahap pertama yaitu biaya overhead pabrik diakumulasi menjadi satu
kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Tarif tunggal dihitung dengan menggunakan dasar
pembebanan biaya berupa jam mesin, unit produk, jam kerja dan sebagainya.
Pembebanan biaya tahap kedua biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan
Berdasarkan biaya-biaya yang telah ditentukan diatas, maka dapat dihitung harga
pokok produksi menurut perusahaan per bulan 260 potong kain tenun. Perhitungan
IV-50
Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode tradisional
1. Tahap pertama
unit produk. Perhitungan tarif tunggal berdasarkan unit produk dapat disajikan
sebagai berikut:
= Rp6.574.610/260 unit
=Rp. 25.286,96/unit
2. Tahap kedua
Tabel 4.4
jumlah Rp 1.001.547,96
Sumber : data sekunder yang diolah 2020
IV-51
Tabel 4.5
IV-52
Berdasarkan tabel 4.5 harga pokok produksi dengan menggunakan metode
perusahaan pada perusahaan kain tenun citra legowo troso jepara yaitu sebesar
Rp136.163,88.
4.4 Perhitungan harga pokok produksi menurut metode activity based costing
ini didasari bahwa semua aktivitas dalam produksi adalah komponen yang
produksi harus dihitung dan diukur dengan satuan biaya, sehingga semua aktivitas yang
Berikut adalah proses perhitungan harga pokok Perusahaan kain Tenun Citra
Tabel 4.6
Biaya bahan penolong
pewarnaan wenter Rp840.000
penolong pewarnaan
Rp240.000
hydro
penolong pewarnaan
Rp280.000
costic
pemutih benang Rp20.000
jumlah Rp1.380.000
Sumber : Perusahaan Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara 2020
IV-53
Tabel 4.7
Biaya pemeliharaan mesin
Gas Rp72.000
perawatan alat tenun Rp300.000
perawatan pallet Rp5.555
perawatan teropong
Rp27.000
tenun
perawatan alat pengkelos Rp6.555
perawatan sekir Rp15.000
perawatan bidang dan
Rp32.000
bak
perawatan alat gobin Rp2.500
perawatan kompor Rp9.000
perawatan tabung gas Rp25.000
perawatan drum pewarna Rp30.000
perawatan solder Rp17.500
perawatan kuas Rp45.000
perawatan etalase Rp30.000
perawatan menekin Rp3.000.000
jumlah Rp3.617.110
Sumber : Perusahaan Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara 2020
Tabel 4.8
Jumlah pemeliharaan mesin
No Jenis Produksi Tipe Jumlah
1 Kain tenun 173 jam 173 jam
jumlah 173 jam
Sumber : Perusahaan Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara 2020
= 173 jam
IV-54
Tabel 4.9
Jumlah luas bangunan
No Jenis Produksi Tipe Jumlah
1 Kain tenun 8 x 12 cm 96meter
jumlah 96meter
Sumber : Perusahaan Kain Tenun Citra legowo Troso Jepara 2020
Luas bangunan= 8 x 12 cm
= 96 meter
Tabel 4.10
Klarifikasi biaya kedalam berbagai aktivitas
Level Aktifitas komponen BOP jumlah (Rp)
unit Biaya bahan penolong Rp 1.610.000
Biaya pemeliharaan
batck mesin Rp 173
produk Biaya pemasaran Rp 1.250.000
fasilitas biaya bangunan Rp 96
kelompok biaya (cost pool) dan penyebab biaya (cost driver). Cost pool adalah
penggabungan dua atau lebih aktivitas yang memiliki cost driver yang sama untuk
cost driver. Dalam menentukan aktivitas dapat dilihat dalam tabel berikut :
IV-55
Tabel 4.11
Data alokasi biaya setiap jenis produk
Elemen biaya cost driver Level activity
Biaya bahan penolong Jumlah produksi Level Unit
Biaya pemeliharaan mesin Jam inspeksi Level Batck
Biaya pemasaran Unit produk Level Produk
Biaya depresias bangunan Luas area Level Fasilitas
Setelah menentukan cost pool yang homogen, kemudian menentukan tarif per
unit cost driver. Tarif kelompok (pool rate) adalah tarif biaya overhead pabrik per unit
cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung
dengan rumus total biaya overhead pabrik untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi
dengan dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut. Tarif per unit cost driver dapat
Tarif BOP per kelompok aktivitas =BOP kelompok aktivitas tertentu/Driver biaya
IV-56
Tabel 4.12
Data tarif kelompok
cost pool Elemen BOP Jumlah (Rp)
Pool 1 Biaya bahan penolong Rp 1.380.000
Jumlah
biaya Rp 1.380.000
Unit
produksi 260
pool rate 1 Rp 5.308
Pool 2 Biaya pemeliharaan mesin Rp 3.617.110
Jumlah
biaya Rp 3.617.110
Jam inspeksi 173
pool rate 2 Rp 20.908
Pool 3 Biaya pemasaran Rp 1.250.000
Jumlah
biaya Rp 1.250.000
Unit
produksi 260
pool rate 3 Rp 4.808
Pool 4 Biaya depresiasi bangunan Rp 97.500
Jumlah
biaya Rp 97.500
Luas area 96
pool rate 4 Rp. 1.015,625
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Setelah mengetahui biaya kelompok unit setiap kelompok, (pool rate) kemudian
akan dilakukan perhitungan harga pokok produksi harga pokok tersebut diperoleh dari
seluruh jumlah biaya yang dibebankan untuk setiap jenis biaya. Perhitungan harga
IV-57
Tabel 4.13
Pembebanan BOP
Juni 2020
Level Proses
Cost driver Hasil Jumlah
aktivitas pembebanan
unit Biaya bahan penolong 5.308x260 Rp1.380.000 Rp 1.380.000
Total Rp 1.380.000
Batch Biaya pemeliharaan mesin 20.908x173 Rp3.617.110 Rp 3.545.110
Total Rp 3.545.110
produk Biaya pemasaran 4.808 x 260 Rp 1.250.000 Rp 1.250.000
Total Rp 1.250.000
fasilitas Biaya depresiasi bangunan 1.015,625 x96 Rp 97.500 Rp 97.500
Total Rp 97.500
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Dari hasil pembahasan biaya Overhead pabrik setiap produk dengan Activity
Based Costing, dapat diketahui harga pokok produksi per unit produk dengan cara
sebagai berikut :
Tabel 4.14
Perhitungan harga pokok produk kain tenun dengan activity Based Costing Sytem
Juni tahun 2020
IV-58
Tabel 4.15
Perbandingan harga pokok produksi sistem Tradisional dan
Activity Based costing
Juni tahun 2020
Sistem Sistem Activity
Produk Selisih
Tradisional Based Costing
Kain tenun bulan Juni Rp1.001.547,96 Rp 1.000.386,96 Rp 1.161,96
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
produksi dengan activity Based Costing System Kain Tenun bulan Juni sebesar Rp
1.000.386,96 selisih Rp 1.161,96 lebih kecil dari perhitungan harga pokok produksi
Dalam penentuan harga pokok produksi yang selama ini digunakan oleh
Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara adalah dengan menjumlahkan
berdasarkan Activity Based Costing System menggunakan Cost driver yang lebih
banyak, oleh karena itu Activity Based Costing System mampu menentukan hasil yang
lebih akurat dan tidak menimbulkan distorsi biaya. Selain itu Activity Based Costing
Tradisional dan Activity Based Costing System disebabkan karena pembebanan biaya
overhead pabrik pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver
saja yaitu unit produksi. Akibatnya terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead
IV-59
pabrik. Sedangkan Activity Based Costing System biaya overhead pabrik pada masing-
masing produk dibebankan pada beberapa cost driver yaitu biaya pemeliharaan
mesin,biaya pemasaran dan biaya bangunan, sehingga Activity Based Costing System
IV-60
BAB V
4.1 Simpulan
1. Sistem yang digunakan oleh Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
berdasarkan jumlah unit produksi, yaitu total seluruh overhead pabrik dengan
Costing System pada Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara
biaya setiap aktivitas, tahap selanjutnya adalah dengan menentukan tarif biaya
dengan membagikan total BOP yang sudah didapatkan dengan total unit yang
diproduksi.
3. Perbandingan harga pokok produksi pada Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo
V-61
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan antara
1. Saran yang diberikan oleh penulis adalah Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo
Troso Jepara
a. Pada produk yang diteliti menunjukkan bahwa Activity Based Costing system
menampakkan hasil lebih rendah dari pada perhitungan harga pokok produksi
b. Agar Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara mengadopsi Activity
Based Costing System dalam penentuan harga pokok produksi diusahanya, tapi
pada perusahaan manufaktur tetapi juga pada perusahaan jasa. Selain itu pemilihan
lokasi penelitian juga sebaiknya pada usaha-usaha kecil menengah, sehingga hasil
V-62
Daftar pustaka
Batubara, H. (2013). Penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing
pada pembuatan etalase kaca dan alumunium di UD. Istana Alumunium
Manado. Jurnal EMBA, 1(3).
Darmayanti, D. (2015). Analisis Biaya produksi Pada Batik Gajah Oling Tatsaka.
Universitas Jember.
fachroji, A. (2015). Penentuan harga pokok produksi menggunakan metode ABC di PT
TMG. surabaya. teknik industri-FTI-UPN.
Gowardy, H. B. (2015). Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam menentukan
harga Pokok Produksi Karet PT. Sumber Djantin Sambas. Ekonomi Bisnis Dan
Kewirausahaan, 4(3), 355-371.
Gusti Ayu Purnamawati, G. a. (2017). Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Harga
Pokok Penjualan Berdasarkan Metode Akunransi Pada Usaha Tenun. Seminar
Nasional Pengabdian Masyarakat.
Kamasih, J. (2020). Analisis Perhitungan harga pokok Produksi Dengan metode
Tradisional dan Activity Based Costing pada UD. Cella Cake dan bakery
Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Kusuma, L. M. (2017). Penentuan Harga Pokok Produksi Kain Tenun Ikat Dengan
Menggunakan Activity Based Costing System Pada rizquna Joyo Club Kediri.
Universitas Nusantara PGRI Kediri, 01(03).
Maghfiroh, N. d. (2016). Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan penentuan
metode full costing pada UMKM kota Banda aceh. Jurnal JIMEKA, 1(2).
Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
muzakki, A. A. (2017). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode
Activity Based Costing sebagai Dasar penentuan Harga Jual. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ni Made Ayu Galih Anom, W. C. (2014). Analisi Perhitungan Harga Pokok Produksi
Dengan Metode Konvensional Dan Activity Based costing System Pada Mario's
Handicraft. Universitas Pendidikan Ganesha, 4(1).
ni putu ayu damatanti, g. a. (2017). analisis penentuan harga pokok produksi kain tenun
endek sutra warna alam untuk mengetahui harga jual produk pada usaha tenun
ikat swastika (tradisional weavers). universitas pendidikan ganesha.
Putu, G. A. (2017). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Kain Endek Sitra Warna
Untuk Mengetahui Harga Jual Produk Usaha tenun Ikat Swastika. Universitas
Pendidikan Ganesha, 7, 50-62.
Riwayadi. (2014). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Sarifillah, N. (2019). Analisis perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Mikro
Kecil dan menengah Tahu Bapak Paiman. Surakarta.
Lampiran 1
1
Lampiran 2
Transkrip wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Jawab : berdirinya Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo ini sejak 1991 dan
c. Design motif
d. Pengikatan benang dengan tali plastik rafia. Maksud mengikatan ini agar
terbentuk motif.
e. Setelah itu ikatan benang tersebut dicelupkan pada cairan yang disebut
wenter.
3
3. Berapa banyak dalam memproduksi kain tenun untuk setiap bulannya ?
Jawab : Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso Jepara memproduksi kain
Jepara ?
Jawab : saya menetapkan harga tahu sesuai biaya yang sudah saya keluarkan
seperti biaya untuk membeli benang, membayar gaji karyawan dan biaya
overhead pabrik.
5. Apakah hanya itu saja yang diperhitungkan? Biaya listrik, biaya transporrtasi
dan lain-lain?
Jawab : saya hanya memperhitungkan biaya yang terlihat besar dan mudah
diketahui dalam produksi kain tenun troso saja mas, mungkin pengeluaran-
Jawab : iya mas karena alhamdulillah tidak pernah mengalami kerugian, selalu
4
Lampiran 3
Transkrip wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Jawab : untuk harga benang disini per press yaitu untuk benang kain uk 80
adalah Rp. 670.000 dan untuk benang katun 64 adalah Rp. 570.000
2. Ada berapa karyawan pada Perusahaan Kain Tenun Citra Legowo Troso
Jepara ?
Jawab : karyawan yang ada di Perusahaan Kain tenun Citra Legowo Troso
pengemasan 1 karyawan.
Jawab : gaji karyawan disini setiap minggunya dihitung per orang dengan
berbeda-beda gajinya. Untuk gaji pembuatan pola per orang Rp. 150.000 dan
gaji setiap bulannya sebesar Rp. 600.000, pewarnaan Rp. 450.000 perminggu
dan untuk perbulan Rp.1.800.000, pemintalan Rp. 700.000 per minggu dan
5
untuk perbulan Rp. 2.800.000, penenunan Rp. 864.000 per minggu dan perbulan
Rp. Rp. 3.456.000, pengemasan Rp. 96.000 per minggu dan per bulan Rp. 384.000.
5. Apa saja biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi selain biaya bahan
Jawab : biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi selain biaya bahan baku
dan gaji karyawan adalah biaya bahan penolong seperti biaya penolong pewarna
hydro, biaya penolong pewarna costic, biaya pewarnaan wenter, biaya pemutih
benang, biaya lilin tenun, biaya plastik rafia, biaya tas dan kotak kemasan, biaya
Jawab : ada mas, biaya perawatan mesin yaitu alat tenun, pallet, teropong tenun,
alat pengkelos, sekir, bidang dan bak, alat gobin, kompor, tabung gas, drum
pewarna, solder, kuas, etalase dan menekin semua sebesar Rp. 3.545.110. untuk
6
Lampiran 4
7
metode target costing
memiliki selisih yang
rendah.
4 Gowardy Dependen : Deskrptif Hasil penelitian
(2015),Penerapan Harga pokok kuantitatif terdapat proses
metode activity produksi perhitungan harga
based costing Independen: pokok produksi dengan
dalam Activity based menggunakan ABC
menentukan costing memerlukan data yang
harga pokok lengkap. Data-data
produksi karet tersebut juga perlu
PT. Sumber diolah sedemikian rupa
djantin sambas dan dikumpulkan
secara terperinci guna
mendapatkan hasil
yang akurat.
5 Anang fachroji Dependen : Deskriptif Hasil penelitian
(2015), Harga pokok kuantitatif terdapat hasil
Penentuan harga produksi perhitungan harga
pokok produksi Independen: pokok produksi
menggunakan Activity based menggunakan activity
metode ABC di costing based costing system
PT TMG. memberikan hasil yang
surabaya lebih mahal dari sistem
tradisional adalah pada
Roti Pizza Ayam, Roti
Sosis dan Donat.
Sistem tradisional
memberikan
perhitungan laba yang
lebih besar
dibandingkan dengan
sistem activity based
costing
6 Gusti ayu Dependen : Praktik Hasil penelitian,
purnawati Harga pokok langsung peneliti mengakui
(2017), Pelatihan penjualan pengerajin memiliki
dan Independen: kemampuan dan
pendampingan Ful costing keterampilan yang
penyusunan memadai dalam
harga pokok membuat pembukuan
penjualan yang sederhana.
berdasarkan
metode akuntansi
pada usaha tenun
7 Lia mara’atus Dependen : Deskrptif Hasil penelitian
kusuma (2017), Harga pokok kualitatif terdapat hasil
Penentuan harga produksi perhitungan harga
8
pokok produksi Independen: pokok penjualan oleh
kain tenun ikat Activity based pemilik usaha dengan
(ATBM) dengan costing metode full costing.
menggunakan Perhitungan harga
activity based pokok penjualan kain
costing sytem batik tenun ikat
pada rizquna menurut full costing
clube kediri adalah sebesar Rp.
11.401.610,1.
Sedangkan menurut
metode activity based
costing 11.401.611,1.
Sedangkan untuk
produksi kain batik
tenun ikat memperoleh
hasil perhitungan harga
pokok produksi sebesar
Rp. 13.490.611,14,
sedangkan menurut
metode activity based
costing adalah sebesar
Rp. 12.973.026,61.
8 Analisis Dependen : Deskriptif Hasil penelitian
penentuan harga Harga pokok kualitatif terdapat perbedaan
pokok produksi produksi hasil perhitungan harga
kain tenun endek Independen: pokok produk yang
sutra warna alam Tradisional dilakukan oleh pemilik
untuk usaha dengan
mengetahui perhitungan
harga jual produk perusahaan itu sendiri.
pada usaha tenun Perhitungan harga
ikat swastika pokok produksi
tradisional menurut perusahaan
weavers adalah sebesar Rp.
281.667 per produk.
Sedangkan menurut
metode full costing
perhitungan. Harga
pokok produksi adalah
sebesar Rp. 291.454
per produk.
9
Lampiran 5
Dokumentasi penelitian
10
Gambar 3. Proses pembuatan design motif
11
Gambar 4. Pengikatan benang dengan tali plastik rafia
12
Gambar 5. Proses penenunan
13
Lampiran 6
Jadwal bimbingan
14
15
Lampiran 7
16
Lampiran 8
17
Lampiran 9
Agama : Islam
18