Disusun Oleh :
Andi Ahmad Rafsanjani (2131210151)
Adinda Viyo Widyaningrum (2131210135)
Satriani Majid Pratama (2131210089)
Disusun Oleh:
Mengesahkan, Menyetujui,
Ketua Jurusan KPS D III Teknik Mesin
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) tepat waktu. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita
semua. PKL ini dilaksanakan di PT. Industri Kemasan Semen Gresik (PT.IKSG),
Kabupaten Tuban dengan judul “ANALISIS ERGONOMI DENGAN METODE
RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI PT.IKSG”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi ketentuan kurikulum Program Studi
D-III Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang. Kegiatan
PKL ini bertujuan untuk memberikan wawasan atau pengalaman kepada mahasiswa
tentang penerapan K3 di perusahaan, etika dalam bekerja, bekerja di bawah
tekanan, bekerja sesuai target, dan bekerja sesuai jadwal.
Dalam pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penulis telah melibatkan
banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak, di antaranya:
1. Bapak Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Malang.
2. Ibu Lisa Agustriyana, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi D-III Teknik
Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang.
3. Ibu Fina Andika Frida Astuti, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing PKL,
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang.
4. Bapak Moh. Wardoyo, S.E., selaku Pembimbing PKL yang senantiasa
memberikan pengarahan administrasi selama pelaksanaan PKL.
5. Bapak Rachmad Agus Pranoto, S.T., selaku Pembimbing Lapangan yang
senantiasa memberikan pengarahan secara teknis selama pelaksanaan PKL.
6. Seluruh staff dan karyawan PT. Industri Kemasan Semen Gresik, atas
kesediaan dan kerjasamanya selama pelaksanaan PKL.
7. Rekan-rekan mahasiswa satu kelompok yang juga melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan di PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG).
ii
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan.
Untuk itu, segala kritik dan saran sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan
laporan PKL ini.
Akhir kata, semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 3
1.4 Metode ................................................................................................ 3
1.5 Jadwal Pelaksanaan............................................................................. 5
1.6 Tempat dan Waktu .............................................................................. 5
1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ 7
2.1 Sejarah Singkat ................................................................................... 7
2.2 Logo, Visi dan Misi .......................................................................... 10
2.2.1 Logo Perusahaan ........................................................................ 10
2.2.2 Visi Perusahaan .......................................................................... 11
2.2.3 Misi Perusahaan ......................................................................... 12
2.2.4 Budaya Perusahaan .................................................................... 12
2.3 Tujuan Perusahaan ............................................................................ 13
2.4 Struktur Organisasi ........................................................................... 13
2.5 Pengaturan Jam Kerja ....................................................................... 15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 16
3.1 Definisi Ergonomi ............................................................................ 16
3.2 Prinsip - Prinsip Ergonomi ............................................................... 17
3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Ergonomi ............................................ 18
3.4 Postur ................................................................................................ 20
iv
3.5 Faktor – Faktor Resiko Kerja............................................................ 21
3.6 Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) ............................. 22
3.6.1 Penilaian Postur Tubuh Grup A ................................................. 23
3.6.2 Penilaian Postur Tubuh Grup B ................................................. 28
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ................. 34
4.1 Pengumpulan Data ............................................................................ 34
4.2 Pengolahan Data ............................................................................... 37
4.2.1 Hasil Perhitungan RULA ........................................................... 45
4.2.2 Postur Tubuh Berdasarkan ErgoFellow ..................................... 47
4.2.3 Hasil Pengolahan Data RULA ................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 51
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 51
5.2 Saran ................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 52
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) .......................... 11
Gambar 3.2 Postur Penilaian Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) .......... 24
Gambar 3.3 Postur Penilaian Tubuh Bagian Pergelangan Tangan (Wrist) ........... 25
Gambar 3.4 Postur Penilaian Tubuh Bagian Pergelangan Berputar (Wrist Twist) 26
Gambar 3.5 Postur Penilaian Tubuh Bagian Leher (Neck) ................................... 29
Gambar 3.6 Postur Penilaian Tubuh Bagian Bawah (Trunk) ................................ 30
Gambar 3.7 Postur Penilaian Tubuh Bagian Kaki (Legs) ..................................... 31
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). RULA
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1993 oleh Dr. Lynn McAtamney,
merupakan metode cepat penilaian postur tubuh bagian atas. Input metode ini
adalah postur (telapak tangan, lengan atas, lengan bawah, punggung dan leher),
beban yang diangkat, tenaga yang dipakai (statis/dinamis), dan jumlah pekerjaan.
Metode ini menyediakan perlindungan yang cepat dalam pekerjaan seperti risiko
pada pekerjaan yang berhubungan dengan upper limb disorders, mengidentifikasi
usaha yang dibutuhkan otot yang berhubungan dengan postur tubuh saat kerja
(penggunaan kekuatan dan kerja statis yang berulang) (McAtamney, et al., 1993).
Penelitian terdahulu, Kholil dan Yuliani (2015) menggunakan metode
REBA dalam penelitiannya, dimana hasilnya bahwa pekerja memiliki faktor risiko
berupa 3 Postural Stress, Sustained (static) exertions, Localized mechanical
(contact) stresses, dan vibration. Serta tingkat resiko yang sangat tinggi yang
memerlukan tindakan perbaikan saat ini juga. Rancangan perbaikan yang diusulkan
berupa perbaikan komponen yang langsung berhubungan dengan posisi kerja
operator, sehingga sudut-sudut yang menjadi penilaian RULA menjadi berkurang.
Yuliani, et al. (2015) serta Dzikrilah dan Yuliani (2015), menggunakan metode
RULA dalam penelitiannya, dimana hasil dari penelitiannya adalah gangguan
kesehatan pada postur tubuh operator saat bekerja memberikan dampak yang
signifikan terhadap produktifitas yang dihasilkan dan berpengaruh secara tidak
langsung pada nilai efisiensi. Perbaikan cara kerja, modifikasi mesin atau alat bantu
kerja, penataan ulang posisi mesin dan merubah perilaku kerja yang dilakukan
dengan segera sesuai rekomendasi hasil analisa RULA selain dapat membantu
mengurangi potensi gangguan atau cedera pada postur tubuh operator dan dapat
menghilangkan potensi resiko cedera otot bahkan dapat meningkatkan produktifitas
dan moral kerja dari operator.
1.2 Tujuan
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan tersebut, dapat diketahui tujuan
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dari ergonomi.
2. Dapat mengetahui macam dari ergonomi.
2
3. Dapat mengetahui pengertian dari Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
4. Dapat mengetahui strategi pencegahan resiko ergonomi penyakit akibat
kerja di PT. Industri Kemasan Semen Gresik (PT.IKSG).
5. Dapat mengetahui penyebab ketidaknyamanan operator dan pegawai dalam
melaksanakan proses kerja.
6. Dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan
Musculosketal Disorsers (MSDs).
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diamati dalam kerja praktek ini adalah :
1. Pengamatan postur kerja pegawai di PT. Industri Kemasan Semen Gresik
(PT.IKSG)
2. Pengamatan dilakukan pada tanggal 24 Juli 2023 – 25 Agustus 2023.
3. Pendekatan metode dan pembahasan yang dilakukan dalam Praktek Kerja
Lapangan ini hanya melingkupi metode RULA (Rapid Upper Limb
Assessment).
1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini merupakan
metode kombinasi yang menyatukan antara studi pustaka dengan data yang
diperoleh dari lokasi kerja praktek.
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapangan ini, antara
lain :
a. Persiapan Praktek Kerja Lapangan
Melakukan persiapan dengan memahami dan mempersiapkan materi yang
akan digunakan dalam melakukan analisa, menentukan metode apa saja
yang akan digunakan dalam menganalisa permasalahan yang ada.
b. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah yang terjadi di lingkungan kerja pada area packer
bottomer Line 4, dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan kerja
operator packer dan pegawai (pekerja). Masalah yang diteliti merupakan
faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja para operator dan pegawai
(pekerja), khususnya bagian ergonomi postur kerja.
3
c. Penetapan Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan penelitian yang akan dilakukan, dengan menganalisa
K3 sehingga mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja para
pegawai di PT.IKSG khususnya area packer bottomer.
d. Studi Pustaka
Pemilihan materi serta metode apa saja yang akan digunakan untuk
melakukan pengolahan data. Pada tahap ini Penulis mencari,
mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan kerja
praktek ini, yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dan kerangka
berpikir bagi perancangan dan pengembangan kerja praktek.
e. Melakukan Observasi di Lapangan
Pelaksanaan observasi lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
real dari perusahaan pada saat ini, terutama yang berkaitan dengan objek
yang akan diteliti. Pelaksanaan observasi dilakukan di PT.IKSG.
f. Identifikasi Data Yang Diperlukan
Mengumpulkan data postur kerja pegawai yang terjadi di PT.IKSG, serta
seberapa banyak jumlah tenaga kerja yang aktif dan waktu kerja yang
mereka lakukan.
g. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode yang telah ditentukan sebelumnya, pengembangan metode yang
digunakan dapat dilakukan dengan bimbingan baik terhadap pembimbing
lapangan maupun terhadap dosen pembimbing.
h. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan pengolahan serta analisis terhadap data yang diperoleh,
maka dapat ditarik kesimpulan serta memberikan saran dari hasil kerja
praktek yang sudah dilakukan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan improvement.
4
1.5 Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan kerja praktek dimulai dengan persiapan, penyusunan,
pengumpulan data serta pengolahan data. Periode pengumpulan data pada PT.IKSG
dimulai sejak 24 Juli 2023 – 25 Agustus 2023.
Tabel 1.1 Jadwal Progres Penelitian
Juli Agustus
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan PKL
Pengambilan Data di
2
Lapangan
3 Pegumpulan Data
4 Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
5
Akhir
5
teratur, terarah dan mudah dipahami, maka penulisan disusun dengan menggunakan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan.
BAB II. Profil Perusahaan
Bab ini menjelaskan gambaran umum perusahaan tentang profil, dan
berbagai hal yang berkaitan dengan perusahaan yang menjadi tempat kerja praktek.
BAB III. Tinjauan Pustaka
Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori yang berhubungan dan
berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas serta merupakan tinjauan
kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir.
BAB IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Hasil dari kerja praktek berisikan pengumpulan data yaitu data umum
perusahaan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang tersedia dari
perusahaan.
BAB V. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari pengolahan data secara menyeluruh serta
diberikan juga saran, baik untuk pihak perusahaan maupun untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
7
Tuban yang didirikan di atas lahan milik PT. Semen Gresik (Persero) seluas 5
Hektar. Pembangunan fisik dilakukan pada bulan November tahun 1992. Di
samping itu pula mesin-mesin mulai didatangkan dari NEWLONG MACHINE
WORK. Pembelian mesin itu tidak Full Automatic namun Semi Automatic karena
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja masyararakat sekitar. Sumber dana
pembangunan pabrik ini berasal dari setoran pesaham dan dari pinjaman yang
dibiayai oleh Bank Muamalat dengan tingkat margin 16% yang masa angsurannya
selama 5 tahun.
Pada tanggal 18 Mei 1995 perusahaan mulai memproduksi jenis kantong
volume baru, yang mulanya volume 40 kg dan bertambah jadi 50 kg dengan
kapasitas mesin yang mampu memproduksi 3.402.000 kantong sehingga pada tahun
1995 pertama kalinya perusahaan mampu menjual ke pasar luar dan juga dapat
menembus pasar Semen Padang. Pada pertengahan tahun 1995 terjadi pergantian
Staf Direksi dari Drs. Abimanyu, Ak kepada Drs. Tubagus M. Dharury, Ak. Pada
tanggal 30 April 1996 diadakan pengalihan saham yaitu :
a. Saham atas nama Ir. Soeparnadi Prawoto K. menjadi atas nama PT. KKA.
b. Saham atas nama Ir. Sam Manurung menjadi atas nama PT. Nuraga
Longarta Indonesia
Pada tahun 1997 perusahaan melakukan penjualan kantong ke pasar luar
yang memasok kebutuhan PT. Tjipta Niaga dan PT. Semen Kupang. Perusahaan
juga melakukan penjajakan sebagai antisipasi pemanfaatan optimalisasi kapasitas
mesin baik Sewing Bag maupun Pasted Bag. Perusahaan juga merealisasikan
investasi mesin dari NEWLONG Singapore, sebagai berikut : Press Conveyor,
Tuber 12 M – 2 FD, Bottomer 712 B yang pemasangannya pada tanggal 17 Mei
1997 yang dapat memproduksi kantong jenis Pasted 60 juta lembar kantong / tahun.
Perusahaan lalu merencanakan relokasi pabrik dari lokasi lama di desa Sumberarum
ke lokasi baru yaitu desa Socorejo, kec. Jenu, Kab. Tuban dengan luas lahan 12 Ha.
Perubahan Direksi terjadi pada tahun ini yaitu pada tanggal 5 Agustus 1998 yaitu :
8
a. Ir. Yayat Dimyati selaku Komisaris digantikan oleh Ir. Subagio
b. Ir. Suharto selaku Direktur digantikan oleh Ir. Enggun Purwoko
Dalam tahun ini juga terjadi pengembangan investasi dan sarana penunjang
seperti bengkel pemeliharaan dan sarana pendukungnya, peralatan laboratorium
sebagai alat penguji bahan baku kertas, dan untuk memenuhi kebutuhan pasar
kantong jenis pasted / kem. Perusahaan merencanakan pembelian 1 mesin Tuber 12
M – 2 DAN 2 mesin Bottomer 712 B dan 713 B dangan kapasitas menjadi 48 juta
kantong / tahun jenis jahit dan 79 juta kantong / tahun jenis lem.
Pengelolaan perusahaan pada tahun 2000 cukup baik karena laba meningkat
45% dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini tepatnya tanggal 26 April 2000 terdapat
pergantian pegawai penugasan sebagai Staf Direksi PT. IKSG dari Drs. Tubagus
M. Dharury diganti oleh Drs. Sonni Trilaksono, MBA. Mulai tahun ini terjadi
perubahan fasilitas mulanya sejak tahun 1994 mengikuti progam JAMSOSTEK
menjadi program layanan jaminan kesehatan yang bekerja sama dengan RS. Semen
Gresik, RSUD, dan Dokter praktek di wilayah Tuban. Memasuki tahun 2001, hasil
yang cukup baik. Oleh perusahaan yang meningkat menjadi 46% dan total hasil
penjualan meningkat 20% dari tahun 2000, terdapat pergantian Direksi sesuai
RUPSLB tnggal 1 Februari 2001 yaitu Ir. Enggun Purwoko digantikan oleh Ir.
Soeharjoso Basuki. Banyak juga penghargaan yang diterima oleh PT. IKSG dan
pada tanggal 14 Januari PT. IKSG memperoleh penghargaan K-3 yaitu Zero
Accident Award sehingga tangal 23 April PT. IKSG mulai menerapkan 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Pada triwulan pertama 2002, hasil penjualan bersih meningkat 19%
dibandingkan dengan periode sebelumnya namun laba usaha menurun 3% dari
tahun sebelumnya. PT. IKSG kembali meraih pasar Woven laminasi semakin
berkembang selain ke PT. Semen Gresik juga memasok PT. Semen Kupang, PT.
Semen Tonasa dan PT. Semen Cibinong. Peningkatan semakin bertambah yaitu
pada tahun ini diadakan pembangunan gedung Serbaguna dan perluasan gudang.
Perusahaan menambah 1 unit mesin Tuber model 6 M dengan kapasitas produksi
25 juta kantong / tahun jenis Woven jahit yang ditempatkan di Gresik. Di tahun
2002 berakhir masa kepengurusan SP PT. IKSG periode 2005 yang serah terimanya
9
dilakukan tanggal 11 April 2002 di gedung PT. IKSG yang baru. Di Tahun 2004
diadakan pergantian Direksi dari Ir. Suharjoso Basuki diganti oleh Ir. Hartono dan
selanjutnya pada bulan Februari tahun 2006 Ir, Hartono diganti oleh Ir. Edi Kartika
sampai sekarang. Di tahun 2009 ini telah didatangkan mesin Bottomer baru untuk
menambah kapasitas produksi dimana permintaan kantong semakin meningkat,
kecuali pesanan dari PT. Semen Gresik sendiri, PT. IKSG mendapat pesanan dari
pabrikan Semen antara lain :PT. Semen Baturaja, PT. Semen Tonasa, PT. Semen
Holcim, PT. Semen Bosowa, dari Pabrikan yang lain antara lain dari Perusahaan
Kimia : PT. Light Calsindo Raya Sidoarjo, PT. Omya Indonesi Sidoarjo, PT. Bhumi
Dana Indonesia Tuban PT. Indonesian British Budi Kerawang dan masih banyak
pesanan – pesanan yang lain. pada Bulan Mei 2012 didatangkan mesin jenis Tuber
Bottomer baru, sehingga sampai bulan Oktober 2012 ada 7 mesin di PT IKSG, 2
unit mesin untuk Jahit Woven dan 5 unit mesin jenis Bottomer untuk produksi
Pasted Bag. Pada tanggal 21 Februari 2012 diadakan pergantian Direksi dari Ir.
Rusli Usmanto diganti Oleh Ir. Lilik Budiarta sampai sekarang.
Dari uraian di atas, guna mempersiapkan lulusan yang “siap pakai” serta
mendukung program “link and match”, program PKL sangat dibutuhkan. Melalui
program ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang hal yang dibutuhkan
pihak industri, sekaligus dapat mengangkat permasalahan yang ada di industri
sebagai judul Tugas Akhir/Skripsi. Sedang dari pihak industri diharapkan mampu
memanfaatkan program ini, sebagai langkah awal dalam memilih calon tenaga kerja
yang lebih berkualitas sesuai kebutuhan.
2.2 Logo, Visi dan Misi
2.2.1 Logo Perusahaan
Pada awal penciptaan logo, ada beberapa konsep awal yang masuk dan
akhirnya telah diputuskan bahwa logo perseroan adalah :
10
Gambar 2.1 Logo PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG)
Logo tersebut memiliki makna sebagai berikut :
1. Terdiri dari 4 segi enam yang berjajar dan berdiri menyerupai pagar.
Memiliki makna bahwa kantong semen yang berisi dijajarkan dengan posisi
berdiri dan dilihat dari posisi samping (kanan atau kiri).
2. Huruf “I”
Merupakan singkatan dari kata “Industri” yang berarti perseroan bergerak
dalam industri/manufaktur proses pembuatan produk.
3. Huruf “K”
Merupakan singkatan dari kata “Kemasan” yang berarti jenis produk yang
dibuat yaitu berupa kemasan/kantong.
4. Huruf “SG”
Merupakan singkatan dari “Semen Gresik” yaitu Holding Company
perseroan.
5. Warna Logo
Warna logo terdiri dari hitam dan merah yang merupakan warna dari logo
Semen Gresik yang terdapat pada kemasan kantong semen, dan juga
merupakan warna dari kantong semen yang disusun bertumpuk di atas palet.
6. 4 Kantong Semen yang Berjajar
Mengandung arti bahwa perseroan didirikan berdasarkan patungan oleh 4
pemegang saham, serta digunakan sebagai tempat huruf dari singkatan
perseroan.
2.2.2 Visi Perusahaan
Visi dari PT.Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) yaitu Menjadi
Perusahan Kemasan yang terkemuka di Indonesia.
11
2.2.3 Misi Perusahaan
Misi dari PT.Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) yaitu memproduksi
berbagai jenis kemasan industri dengan mutu & harga yang berdaya saing tinggi.
1. Memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
2. Mengembangkan kompetensi sesuai perkembangan.
2.2.4 Budaya Perusahaan
Terdapat beberapa budaya yang diterapkan oleh PT.Industri Kemasan
Semen Gresik (IKSG) yaitu :
1. Kejujuran
2. Komitmen
3. Keunggulan
Selain tiga point di atas PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) juga
berkomitmen mengemba budaya AKHLAK yang menjadi spirit setiap perusahaan
BUMMN yang terdapat di Indonesia. Nilai inti dari AKHLAK yang terdiri dari
nilai – nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, yang
merupakan kristalisasi nilai – nilai perusahaan BUMN, diyakini selaras dengan
strategi bisnis PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) untuk berkinerja dengan
lebih baik.
1. Amanah
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan senantiasa berperilaku dan bertindak
selaras dengan perkataan dan Menjadi seseorang yang dapat dipercaya dan
bertanggung jawab dan bertindak jujur dan berpegang teguh kepada nilai moral dan
etika secara konsisten.
2. Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas dengan terus menerus meningkatkan
kemampuan/kompetensi agar selalu mutakhir dan selalu dapat diandalkan dengan
memberikan kinerja terbaik dan menghasilkan kinerja dan prestasi yang
memuaskan.
3. Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan dengan berperilaku saling membantu dan
mendukung sesama insan organisasi maupun masyarakat dan selalu menghargai
pendapat, ide atau gagasan orang lain dan menghargai kontribusi setiap orang dari
12
berbagai latar belakang.
4. Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara dengan
menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan & Bersedia berkontribusi
lebih dan rela berkorban dalam mencapai tujuan & Menunjukkan kepatuhan kepada
organisasi dan Negara.
5. Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan dengan melakukan inovasi secara konsisten untuk menghasilkan yang
lebih baik dan terbuka terhadap perubahan, bergerak lincah, cepat dan aktif dalam
setiap perubahan untuk menjadi lebih baik dan bertindak proaktif dalam
menggerakan perubahan.
6. Kolaboratif
Mendorong kerja sama yang sinergis dengan senantiasa terbuka untuk bekerja sama
dengan berbagai pihak dan mendorong terjadinya sinergi untuk mendapatkan
manfaat dan nilai tambah dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.
13
PRESIDEN
DIRECTORAT
DIRECTO
RAT
DEPARTEM DEPARTEM
INTER ENT of ENT of DEPARTEM DEPARTEM
NAL COMERCIA PRODUCTI EN of ACC ENT of HC
&GA
14
PROCUB
PPIC REGU of T. REGU of REGU of REGU of
EMENT MANAG TAX & HUMAN GA &
SEWN EXTRUDER, ELECT. WOVEN
EMENT INSUR CAPITAL SECR.
OPR. C.LOOM & &CONVEYOR ELECT. &
REGU of
QUALIT TUBER.
PACKER
Y MECH.
&
REGU of CIVIL
& UTILITY
MAINT.
2.5 Pengaturan Jam Kerja
Pengaturan jam kerja di PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG)
umumnya dimulai pada hari Senin sampai dengan Jum’at yang terbagi ke dalam 3
shift sebagai berikut.
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16
3.2 Prinsip - Prinsip Ergonomi
Dalam memahami prinsip – prinsip ergonomi semakin mempermudah
adanya evaluasi setiap tugas dan pekerjaan walaupun ilmu pengetahuan dalam
ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan yang terus berubah. Prinsip ergonomi adalah suatu pedoman yang dalam
penerapannya ergonomi di tempat kerja. Berdasarkan pendapat Baiduri dalam sautu
diklat kuliah ergonomi, sedikitnya terdapat prinsip ergonomi antara lain:
1. Mengurangi beban berlebihan
2. Mencakup jarang ruang
3. Minimalisasi gerakan statis ( berulang )
4. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
5. Bekerja dalam posisi atau postur normal
6. Menempatkan peralatan berada dalam jangkauan
7. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
9. Meminimalisasi titik beban
10. Melakukan gerakan, olahraga dan juga peregangan saat bekerja
11. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
Selain itu secara umum prinsip – prinsip ergonomi terbagi atas 5 point
diantaranya sebagai berikut:
17
3. Kenyamanan (Comfortability) artinya produk yang dihasilkan memiliki tujuan
yang sesuai atau tidak mengganggu aktivitas dan upayakan mendukung
aktivitas seseorang. Contohnya, kain yang dipilih dari serat lembut, sejuk dan
menyerap keringat.
4. Keluwasan (Flexibility) artinya dapat digunakan untuk kebutuhan dalam
kondisi ataupun fungsi ganda. Contohnya, baju diberi saku agar dapat
menyimpan benda – benda kecil.
5. Kekuatan (Durability) artinya harus awet dan juga tahan lama dan tidak mudah
rusak jika digunakan. Contohnya, bahan baju terbuat dari kain yang awet dan
dijahit kuat.
18
penggunanya. Ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan posisi tenaga
kerja, dengan demikian penerapan antropometri mutlak diperlukan guna
menjamin adanya sistem kerja yang baik. Ukuran alat – alat kerja erat
kaitannya dengan tubuh penggunanya. Jika alat – alat tersebut tidak sesuai,
maka tenaga kerja akan merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam
bekerja yang dapat menimbulkan kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang
lain akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah.
3. Faktor Sikap Tubuh dalam Bekerja
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja
akan menentukan efisensi, efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP
(Standard Operating Procedures) yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan.
Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap
menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan.
Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang memiliki
ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya.
4. Faktor Manusia dan Mesin
Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan menimbulkan
suatu hubungan timbal balik antara manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai
sarana kerjanya. Dalam proses produksi, hubungan ini menjadi sangat erat
sehingga merupakan satu kesatuan. Secara ergonomis, hubungan antara
manusia dengan mesin haruslah merupakan suatu hubungan yang selaras,
serasi dan sesuai.
5. Faktor Pengorganisasian Kerja
Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat,
waktu lembur dan lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan dan
efisiensi tenaga kerja. Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat yang baik, terutama untuk kerja fisik yang berat. Jam kerja selama 8
(delapan) jam/hari diusahakan sedapat mungkin tidak terlampaui. Apabila
tidak dapat dihindarkan, perlu diusahakan group kerja baru atau perbanyakkan
kerja shift.
19
6. Faktor Pengendalian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang manusiawi merupakan faktor pendorong bagi
kegairahan dan efisiensi kerja. Sedangkan lingkungan kerja yang buruk
(melampaui nilai ambang batas yang telah ditetapkan), yang melebihi toleransi
manusia untuk menghadapinya, tidak hanya akan menurunkan produktivitas
kerja tetapi juga akan menyebabkan penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja,
pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya tidak mendapat rasa aman, nyaman sehat dan selamat.
3.4 Postur
Postur adalah pergerakkan aktif dan merupakan hasil dari banyak
pergerakkan tubuh yang sebagian besar memiliki karakter yang saling menguatkan
(Bridger, 2003) dalam (Angkoso R, 2012). Pembagian postur kerja dalam ergonomi
didasarkan atas posisi tubuh dan pergerakkan. Berdasarkan posisi tubuh, postur
kerja dalam ergonomic terdiri dari :
1. Posisi Netral (Neutral Posture), yaitu postur dimana seluruh anggota tubuh
berada pada posisi yang wajar dan kontraksi pada otot tidak berlebihan
sehingga anggota tubuh, jaringan syaraf lunak dan tulang tidak mengalami
pergeseran, pembebanan dan kontraksi yang berlebihan.
2. Postur Janggal (Awkward Posture) yaitu postur dimana posisi tubuh (lutut,
sendi dan punggung) secara signifikan menyimpang dari posisi netral pada saat
melakukan aktivitas yang disebabkan oleh keterbatasan tubuh manusia dalam
menghadapi beban dalam waktu yang lama. Selain itu, postur janggal
20
membutuhkan energi yang lebih besar, oleh karena itu semakin banyak energi
yang dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi janggal tersebut, sehingga
dampak pada kerusakan otot rangka semakin besar (Bridger, 1995) dalam
(Angkoso, 2012)
21
6. Vibration
Getaran yang dialami tubuh selama bekerja yang diakibatkan oleh peralatan
kerja, sehingga menyebabkan gerakan reflek, penurunan sirkulasi darah,
kehilangan sensasi pada bagian tubuh tertentu dan lainnya.
7. Low Temperatur
Bekerja pada suhu rendah (< 20˚) sehingga menyebabkan penurunan
sirkulasi darah dalam otot dan tendon bahkan dapat menyebabkan WMSDs.
22
Penilaian faktor beban eksternal dalam metode RULA tersebut
dikembangkan untuk, yaitu (Mc Atemney dan Corlett, 1993) :
1. Mengidentifikasi kerja otot dalam postur tubuh yang menggunakan kekuatan
atau tenaga dalam melakukan kerja secara berulang-ulang yang dapat
menimbulkan cedera atau kelelahan otot.
2. Memberikan penyaringan kerja yang memiliki risiko yang cukup tinggi pada
tubuh bagian atas sehingga dapat mengakibatkan timbulnya gangguan.
3. Memberikan hasil yang dapat berfungsi dengan penggabungan dengan metode
penilaian ergonomi.
Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) menggunakan diagram
postur tubuh sehingga untuk mempermudah penilaiannya, metode ini melakukan
pembagian segmen tubuh menjadi dua grup yaitu grup A dan B.
Gambar 3.1 Postur Penilaian Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
23
Gambar 3.1 menjelaskan bentuk posisi lengan atas operator.
Berdasarkan bentuk posisi tersebut didapatkan sudut – sudut. Sudut – sudut tersebut
dijadikan sebagai acuan dalam penilaian dengan metode RULA.
Tabel 3.1 Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
Pergerakan Skor Skor Perubahan
20˚ (ke depan maupun
1
ke belakang dari tubuh)
+1 jika bahu naik
> 20˚ (ke belakang) atau
2 +1 jika lengan berputar
20-45˚
atau bengkok
45-90˚ 3
> 90˚ 4
Tabel 3.1 merupakan skor penilaian postur tubuh lengan atas. Skor penilaian
didapatkan dari besarnya pergerakan sudut yang dibentuk oleh operator.
Penambahan skor lengan atas juga dapat terjadi apabila posisi lengan berputar atau
bengkok dan posisi bahu naik.
2. Lengan Bawah (Lower Arm)
Penilaian pada lengan bawah (lower arm) merupakan penilaian yang dilakukan
pada saat sudut yang dibentuk oleh lengan bawah (lower arm) pada saat melakukan
pekerjaan. Sudut yang dibentuk tersebut berdasarkan posisi batang tubuh.
Gambar 3.2 Postur Penilaian Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm)
24
Gambar 3.2 menjelaskan sudut-sudut yang dibentuk lengan bawah operator
pada saat melakukan pekerjaan. Skor penilaian lengan bawah didapatkan
berdasarkan besarnya sudut pergerakan yang terbentuk. Skor-skor penilaian lengan
bawah dapat dilihat pada Tabel 3.2..
Tabel 3.2 Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm)
Pergerakan Skor Skor Perubahan
60-100˚ 1 Jika lengan bawah bekerja melewati
garis tengah atau keluar dari sisi
<60˚ atau 100˚ 2
tubuh.
Tabel 3.2 merupakan skor penilaian postur tubuh lengan bawah. Skor
penilaian didapatkan dari besarnya pergerakan sudut yang dibentuk oleh operator.
Penambahan skor lengan bawah juga dapat terjadi apabila posisi lengan bawah
bekerja melewati garis tengah atau keluar dari sisi tubuh.
3. Pergelangan Tangan (Wrist)
Penilaian pada pergelangan tangan (wrist) merupakan penilaian yang
dilakukan pada saat sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan (wrist) pada saat
melakukan pekerjaan. Gambar menunjukkan sudut yang dibentuk pergelangan
tangan pada saat operator melakukan pekerjaan.
25
Tabel 3.3 Skor Bagian Pergelangan Tangan (Wrist)
Pergerakan Skor Skor Perubahan
Posisi Netral 1
+1 Jika pergelangan tangan
0-15˚ (ke atas maupun ke bawah) 2
putaran menjauhi sisi tengah
> 15˚ (ke atas maupun ke bawah) 3
Gambar 3.4 Postur Penilaian Tubuh Bagian Pergelangan Berputar (Wrist Twist)
Gambar 3.4 memperlihatkan posisi yang dibentuk oleh perputaran
pergelangan. Posisi yang dibentuk oleh perputaran pergelangan tangan dibagi 2,
yaitu posisi tengah dari putaran dan posisi dekat dari putaran. Nilai grup A
didapatkan berdasarkan pengamatan terhadap postur tubuh bagian atas yaitu lengan
26
atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist), dan
perputaran pergelangan tangan (wrist twist) dimasukkan kedalam tabel penilaian
postur grup A.
Tabel 3.4 Skor Grup A
Wrist
Upper Lower 1 2 3 4
Arm Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
27
Penambahan skor terjadi akibat adanya aktivitas yang dilakukan oleh operator
dalam melakukan pekerjaan. Penambahan skor tersebut berdasarkan kategori
aktivitas yang terjadi. Tabel 3.5 menjelaskan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
operator. Aktivitas-aktivitas tersebut memiliki skor yang dapat mempengaruhi hasil
penilaian pada grup A.
Tabel 3.5 Skor Penambahan Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan
Postur Statik +1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam
Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4
Pengulangan +1
kali per menit
28
Gambar 3.5 Postur Penilaian Tubuh Bagian Leher (Neck)
Tabel 3.7 menjelaskan skor penilaian pada bagian leher. Skor penilaian
didapatkan berdasarkan besar sudut yang terbentu leher pada saat operator
melakukan pekerjaan. Skor bagian leher tersebut dapat mengalami perubahan
apabila keadaan leher berputar atau bengkok dan posisi batang tubuh bengkok.
2. Batang Tubuh (Trunk)
Penilaian terhadap batang tubuh merupakan penilaian yang dilakukan pada
saat sudut yang terbentuk dari tulang belakang tubuh dengan kemiringan yang
sudah diklasifikasi dalam melakukan pekerjaan. Gambar ... merupakan posisi
batang tubuh dalam melakukan pekerjaan. Posisi batang tubuh pada saat bekerja
tersebut dapat membentuk sudut-sudut. Skor yang diperoleh oleh batang tubuh
dapat dilihat pada Tabel 3.8.
29
Gambar 3.6 Postur Penilaian Tubuh Bagian Bawah (Trunk)
Tabel 3.8 merupakan skor penilaian bagian batang tubuh operator. Skor
diperoleh berdasarkan sudut yang dibentuk oleh operator. Perubahan skor batang
tubuh terjadi apabila posisi leher berputar atau bengkok dan posisi batang tubuh
bungkuk.
3. Kaki (Legs)
Penilaian pada kaki (legs) merupakan penilaian yang dilakukan terhadap
posisi kaki dalam posisi normal/seimbang atau bertumpu dengan satu kaki lurus
pada saat melakukan pekerjaan. Gambar 3.7 merupakan posisi kaki operator dalam
melakukan pekerjaan. Pemberian skor tergantung pada posisi kaki yang dapat
dibentuk oleh operator. Posisi kaki operator dalam bekerja terbagi dua, yaitu
seimbang dan tidak seimbang.
30
Gambar 3.7 Postur Penilaian Tubuh Bagian Kaki (Legs)
Tabel 3.9 Skor Bagian Kaki (Legs)
Pergerakan Skor
Posisi normal/seimbang 1
Tidak seimbang 2
Tabel 3.9 menjelaskan skor yang diperoleh dari posisi kaki operator.
Pemberian skor berdasarkan pergerakan yang ditimbulkan kaki pada saat bekerja.
Nilai pada grup B yang didapatkan berdasarkan pengamatan terhadap leher (neck),
batang tubuh (trunk), dan kaki (legs) dimasukkan kedalam tabel penilaian postur
grup B sehingga didapatkan skor. Pemberian skor pada grup B dapat dilihat pada
Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Skor Grup B
Trunk Posture Score
1 2 3 4 5 6
Neck
Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
31
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9
Penambahan skor juga dapat terjadi berdasarkan beban pada aktivitas yang
dilakukan. Tabel 3.12 menjelaskan penambahan skor beban yang diangkat oleh
operator. Skor beban juga dapat mengalami perubahan apabila postur tubuh statis
dan dilakukan berulang-ulang.
Tabel 3.12 Skor Penambahan Beban
Beban Skor Skor Perubahan
< 2 kg 0 -
+1 jika postur statis dan dilakukan
2 kg – 10 kg 1
berulang-ulang
> 10 kg 2 -
Untuk mendapatkan skor akhir (grand score) maka dilakukan pengkombinasian
antara postur tubuh grup A dan grup B.
32
Tabel 3.13 Skor Akhir RULA
Score Score Group B
Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
Tabel 3.14 merupakan hasil akhir yang diperoleh dari metode RULA. Hasil
yang didapatkan yaitu tingkatan level risiko. Kategori tindakan yang perlu diatasi
secepatnya dan dalam waktu dekat dilakukan berdasarkan tingkatan level risiko.
33
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tabel hasil perhitungan sudut para pegawai PT. Industri Kemasan Semen
Gresik (IKSG) dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Postur Sudut RULA
Grup A Grup B
No Foto
Upper Lower Wrist W.Twist Trunk Neck Legs
Surya
34
Tidak 10˚ ke 15˚ ke Tertumpu
2 60˚ 30˚ <15˚
berputar depan depan 2 kaki
Hadi
Tidak 5˚ ke 0˚ Tertumpu
3 20˚ 50˚ <15˚
berputar depan Tegak 2 kaki
Abdul
80˚ dan
Memutar 20˚ ke Tertumpu
4 60˚ 40˚ <15˚ memutar
mid-range belakang 1 kaki
ke kiri
Wijianto
Ayu (Packer)
35
90˚ +
30˚ + tangan Tidak 10˚ + <10˚ ke Tertumpu
6 <15˚
tertopang tidak memutar bersandar depan 2 kaki
lurus
Hari Suci
50˚ +
35˚ + tangan Tidak 0˚ + 20˚ ke Tertumpu
7 <15˚
tertopang tidak memutar bersandar depan 2 kaki
lurus
Hariyanto
90˚ +
45˚ + tangan Tidak <10˚ ke Tertumpu
8 <15˚ 0˚
tertopang tidak memutar depan 2 kaki
lurus
Burhan
36
90˚ +
50˚ + tangan Tidak 10˚ + <10˚ ke Tertumpu
9 <15˚
tertopang tidak memutar bersandar depan 2 kaki
lurus
Gaguk
90˚ +
20˚ + tangan Tidak 10˚ + 15˚ ke Tertumpu
10 <15˚
tertopang tidak memutar bersandar depan 2 kaki
lurus
Ayu (Admin)
Grup A Grup B
No Foto
Upper Lower Wrist W.Twist Trunk Neck Legs
Surya
37
Berdasarkan perhitungan sudut diatas, dapat dilihat bahwa Surya mendapat
nilai 2 untuk bagian Upper Arm karena membentuk sudut 45˚ (20-45˚).
Mendapat nilai 2 untuk bagian Wrist karena membentuk sudut antara 0-15˚.
Karena Wrist tidak berputar atau bergerak miring, maka nilai Wrist Twist yaitu 1.
Setelah semua nilai dari Grup A diketahui, maka dapat menentukan nilai
Grup A dari Surya yaitu 2 dengan melihat tabel Grup A berikut.
38
Tabel 4.6 Skor Hasil Grup A Surya
Wrist
Upper Lower 1 2 3 4
Arm Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
1 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2
2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Setelah diperoleh nilai dari Grup A maka akan dilakukan penambahan poin
berdasarkan tabel berikut, sehingga surya memperoleh Final Score A yaitu 4.
39
Tabel 4.8 Hasil Skor Surya Penambahan Nilai Beban
Beban Skor Skor Perubahan
< 2 kg 0 -
+1 jika postur statis dan dilakukan
2 kg – 10 kg 1
berulang-ulang
> 10 kg 2 -
Dan untuk nilai pada Grup B, Surya mendapat nilai 1 karena dalam posisi
tegak membentuk sudut 0˚ dan tidak berputar/bengkok ke kanan atau kiri.
Mendapat nilai 2 untuk Neck karena leher membentuk sudut 15˚ (10-20˚)
dan leher tidak menengok atau miring/bending.
40
Tabel 4.11 Hasil Skor Surya Bagian Kaki (Legs)
Pergerakan Skor
Posisi normal/seimbang 1
Tidak seimbang 2
Maka dari itu Surya mendapat nilai 2 yang dapat dilihat pada Tabel Grup B
di bawah ini.
Untuk penilaian Final Score dari tabel B yaitu sama dengan tabel A dengan
menambahkan penambahan nilai berdasarkan aktivitas dan beban yang akan
ditanggung. Sehingga Surya memperoleh nilai 4.
Setelah memperoleh penilaian akhir dari Grup A dan Grup B, maka nilai
dari RULA dapat diketahui dengan mengkombinasikan hasil dari Grup A dan Grup
B tersebut berdasarkan tabel di bawah ini.
41
Tabel 4.13 Skor RULA Surya
Score Score Group B
Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
Untuk penilaian REBA sendiri sama seperti RULA, hanya saja
perbedaannya yaitu terdapat penilaian pada posisi kaki yang lebih spesifik dan
penambahan variabel Coupling.
1 3 2 2 1 5 2 1 1 3
Surya
2 3 2 1 1 4 1 1 1 2
Hadi
42
3
2 2 1 1 4 2 1 1 3
Abdul
4 3 2 1 1 4 3+1 1+1 1 6
Wijianto
5
2 2 1 1 4 1 1 1 3
Ayu (Packer)
2 2 1 1 1 1 1 1 2
6
Hari Suci
43
7 3 2 1 1 1 2 2 1 2
Hariyanto
2 1 1 1 1 1 1 1 2
Burhan
9 2 1 1 1 1 2 2 1 2
Gaguk
10 2 1 1 1 1 1 2 1 2
Ayu (Admin)
44
4.2.1 Hasil Perhitungan RULA
Hasil dari perhitungan RULA dan REBA diatas, didapatnya nilai skor Grup
C yang dapat menentukan resiko - resiko yang diterima oleh pegawai PT. Industri
Kemasan Semen Gresik (IKSG).Grand Score C ini dapat dilihat pada Tabel 4.16.
1 3 2 2 1 5 2 1 1 3
Surya
Pada postur kerja Surya, mendapat skor 5 dari Grup A dan skor 3 dari Grup
A. Maka untuk melihat skor pada Grup C dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Skor RULA Surya
Score Score Group B
Group A 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
45
Berikut merupakan data tabel hasil resiko RULA.
2 Mungkin membutuhkan
Hadi 4 2 3 2 3 sd 4 Sedang
perubahan dan pemeriksaan
Mungkin membutuhkan
3 Abdul 4 3 3 2 3 sd 4 Sedang
perubahan dan pemeriksaan
46
karakter pekerjaan dan penyakit kerja akan menjadi fokus dan bahasan yang
penting. Posisi pada saat melakukan pekerjaan juga perlu perhatian khusus dan
edukasi bagi para pegawai.
2) Material
a. Peletakan alat - alat kerja dalam stasiun kerja.
b. Pada ketinggian kursi hampir seluruh kursi pekerja sudah nyaman untuk
digunakan pada saat bekerja, namun masih terdapat kursi untuk penunjang
yang tidak dapat diatur ketinggian kursinya.
4.2.2 Postur Tubuh Berdasarkan ErgoFellow
Resiko yang diterima oleh setiap pegawai tentu berasal dari kesalahan postur
tubuh yang berbeda dengan yang lain hal ini disebabkan oleh cara pegawai PT.
Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) melakukan aktivitas keseharian saat
bekerja.
Ketidaksesuaian postur kerja pegawai mengakibatkan penyakit kerja atau
kesalahan postur tubuh yang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 4.18 Data Hasil ErgoFellow RULA
Surya
47
2 1. Kaki memijak pijakan kursi 1. Sesuaikan posisi kaki saat
menyebabkan ketegangan duduk menapak lantai
otot paha. dengan sudut 70˚-90˚
Hadi
Abdul
48
1. Sesuaikan posisi kaki saat
duduk menapak lantai
1. Kaki memijak pijakan meja dengan sudut 70˚-90˚.
5
menyebabkan ketegangan 2. Menurunkan tempat duduk
otot paha. sehingga lutut memiliki
2. Tinggi kursi terlalu tinggi. tinggi yang sama dengan
Ayu (Packer) tempat duduk.
1. Sesuaikan sandaran
menggunakan bantal untuk
mempertahankan postur S
1. Pinggang terlalu condong ke
pada tubuh.
6 belakang.
2. Menaikkan tempat duduk
2. Tinggi kursi terlalu rendah.
sehingga lutut memiliki
tinggi yang sama dengan
Hari Suci tempat duduk.
1. Sesuaikan sandaran
menggunakan bantal untuk
49
1. Keyboard diletakkan pada
jarak dan ketinggian yang
1. Tangan ditempatkan terlalu memungkinkan bahu rileks
rendah dan dapat dengan lengan bawah
menyebabkan ketegangan sejajar dengan lantai.
8
bahu. 2. Sesuaikan sandaran
2. Pinggang terlalu condong ke menggunakan bantal untuk
depan. mempertahankan postur S
Burhan pada tubuh.
1. Keyboard diletakkan pada
jarak dan ketinggian yang
1. Tangan ditempatkan terlalu memungkinkan bahu rileks
rendah dan dapat dengan lengan bawah
9 menyebabkan ketegangan sejajar dengan lantai.
bahu. 2. Menaikkan tempat duduk
2. Tinggi kursi terlalu rendah. sehingga lutut memiliki
tinggi yang sama dengan
Gaguk tempat duduk.
1. Keyboard diletakkan pada
jarak dan ketinggian yang
1. Tangan ditempatkan terlalu memungkinkan bahu rileks
rendah dan dapat dengan lengan bawah
10 menyebabkan ketegangan sejajar dengan lantai.
bahu. 2. Menaikkan tempat duduk
2. Posisi keyboard terlalu jauh. sehingga lutut memiliki
tinggi yang sama dengan
Ayu (Admin) tempat duduk.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
Menurut perhitungan REBA didapatkan bahwa pegawai di PT Industri Kemasan
Semen Gresik (IKSG) memiliki tingkat level resiko yang tinggi (sangat beresiko)
akan tetapi, ada 1 tempat di bagian packer yang memiliki level resiko rendah dengan
nilai 2.
5.2 Saran
Saran yang penulis dapat diberikan untuk perusahaan PT Industri Kemasan
Semen Gresik sebagai berikut :
1. Melakukan senam pagi untuk peregangan otot sebelum melakukan
aktivitas.
2. Pemindahan posisi palet diarea packer yang semula di samping dan di
belakang packer diubah menjadi di samping packer.
3. Saat pengisian palet kosong, dilakukan dengan gerakan jongkok untuk
meminimalisir masalah pada punggung jika dilakukan dengan
membungkuk.
4. Menggunakan alat bantu berupa meja palet yang dapat diatur ketinggianyya.
5. Menggunakan alat bantu Hand Stracker maupun LapJack, merupakan alat
bantu untuk menaik turunkan palet sesuai kebutuhan sehingga pada saat
palet kosong seorang packer tidak perlu membungkukkan badan saat
mengisi palet.
6. Menggunakan Robot Palletizer untuk mempermudah proses packing
kantong ke palet.
51
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, S., dkk. 2016. Perancangan Meja Konveyor Sebagai Media Pembelajaran
Untuk Mempertimbangkan Faktor Antrpometri di Laboratorium Analisa
Perancangan Kerja Fakultas Teknik. Universitas Pancasakti Tegal.
52