Buku Saku PUG
Buku Saku PUG
REAL TREASURER
RESPONSIF GENDER
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
REAL TREASURER
RESPONSIF GENDER
3
4 5
D A F TA R I S I
Konsep Gender 6
Pengarusutamaan Gender 22
Data Terpilah 34
Analisis Gender 40
Penutup 52
6 7
didapat bersamaan dengan kelahiran, seperti ciri-ciri kesenjangan laki-laki dan perempuan atau
yang berkaitan dengan fungsi reproduksi, menyusui, ketimpangan gender, yaitu adanya kesenjangan
dan melahirkan bagi wanita. antara kondisi sebagaimana yang dicita-citakan
(kondisi normatif) dengan kondisi gender
sebagaimana mestinya (kondisi subyektif).
JENIS KELAMIN (SEX) GENDER
Penyebab Terjadinya Kesenjangan sebagai manusia terhadap akses dan manfaat dari
1. Nilai sosial dan budaya patriarki serta kesamaan dalam penguasaan sumberdaya
inkonsistensi kaum perempuan sendiri dalam tercipta perlakuan yang adil terhadap laki-laki dan
5. Kekeliruan persepsi dan pemahaman para kebutuhan, kesulitan, kepedulian sebagai perempuan
Kesetaraan gender adalah hasil dari perlakuan berdasarkan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku.
adil gender yang terukur dari kesamaan/ Peran gender tersebut mempengaruhi pembagian
kesetaraan kondisi bagi laki-laki dan perempuan kerja, relasi kuasa, akses terhadap sumber daya,
dalam memperoleh kesempatan dan hak-haknya penerima manfaat, akses terhadap informasi,
12 13
dan pengambilan keputusan antara laki-laki dan melakukan pekerjaab yang lebih nyata terlihat
perempuan. oleh masyarakat seperti pekerjaan ekonomi
maupun politik.
Subordinasi
Subordinasi adalah sebuah posisi atau peran yang
dinilai lebih rendah dari peran yang lain. Ketidakadilan
gender melihat bahwa ada penilaian posisi atau peran
perempuan dalam masyarakat yang dianggap lebih
rendah dari posisi atau peran laki-laki.
Contoh:
• Pendidikan laki-laki lebih didahulukan daripada
anak perempuan karena perempuan dianggap
tidak produktif
• Sedikitnya jumlah perempuan yang duduk
BENTUK-BENTUK sebagai pengambil kebijakan/keputusan dalam
KETIDAKADILAN GENDER ruang publik, baik dalam pemerintahan maupun
dalam kegiatan politik
• Dalam pendapatan per kapita negara, pekerjaan
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
Marjinalisasi
Marjinalisasi adalah peminggiran peran ekonomi
perempuan dengan asumsi bahwa perempuan adalah
pencari nafkah tambahan serta peminggiran peran
politik perempuan dengan asumsi bahwa perempuan
16 17
tidak bisa menjadi pemimpin yang berakibat pada hanya menjadi tanggung jawab perempuan, sehingga
proses pemiskinan terhadap terhadap peran kaum dalam rumah tangga yang mengharuskan perempuan
perempuan. untuk bekerja mencari nafkah di luar rumah tetap
Contoh: mewajibkan mereka bertanggung jawab terhadap
• Komandan di lingkungan militer peluangnya lebih pekerjaan rumah tangganya.
besar untuk kaum laki-laki Contoh:
• Profesi sebagai guru TK, perawat, sekretaris, • Pekerjaan dalam rumah tangga, 90% dikerjakan
pekerja konveksi dan pembantu rumah tangga oleh perempuan
(PRT) dianggap sebagai pekerjaan rendah • Di tempat kerja perempuan menjalankan
sehingga berpengaruh terhadap penggajian peran produksi/publik, sedangkan di rumah
• Revolusi hijau (modernisasi) meminggirkan menjalankan peran reproduksi/domestik
perempuan di bidang pertanian dan perkebunan
membuat perempuan miskin
• Perempuan sebagai pencari nafkah tambahan Kekerasan
di sektor produksi/publik seringkali lebih kecil Kekerasan terhadap perempuan merupakan salah
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
D
esa Sumbersekar terletak kira-kira 20 km dari kota Kabupaten T. Tempat Penitipan Anak (TPA) dan memang
Sebagian penduduk desa bekerja di sejumlah pabrik di sekitar desa lebih menyukai tenaga kerja wanita lajang
itu. Seiring dengan pertumbuhan industri di kabupaten T bertambah pula yang berusia muda atas dasar pertimbangan
pencari kerja di industri elektronika, garmen, dan sepatu di Kabupaten produktivitas kerja mereka lebih tinggi. Cuti
T adalah wanita. Mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan hamil merupakan momok bagi perusahaan,
dibandingkan pria karena dianggap lebih rajin, bertanggung jawab serta dan tenaga kerja wanita yang melahirkan akan
Namun demikian para pengawas (supervisor) dari pekerja wanita ini Karena kedudukan mereka yang lebih tinggi,
adalah pria. Demikian pula para manajer dan pimpinan perusahaan serta pengaruh para pengawas dan pengurus SPSI
para pengurus SPSI di pabrik-pabrik disana. Wanita dianggap kurang terhadap para tenaga kerja wanita cukup besar.
tegas dan kurang mampu memimpin. Mereka menggerakkan pekerja wanita itu
Upah pekerja wanita umumnya lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan upah dan peningkatan kesejahteraan
pekerja pria, walaupun tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan yang tenaga kerja. Tidak jarang pula di perusahaan
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
dilakukan adalah sama. Perusahaan memberikan tunjangan kerja bagi tersebut banyak pimpinan pria yang berani
tenaga kerja pria karena mereka adalah kepala keluarga dan pencari melakukan tindakan pelecehan terhadap
nafkah utama. Sedangkan wanita adalah pencari nafkah tambahan wanita pekerja. Walaupun wanita pekerja
pembangunan
4. Memperoleh manfaat yang sama atas hasil
pembangunan
24 25
Sasaran utama PUG adalah lembaga pemerintah ditujukan bagi perwujudan • Kerangka pemantauan dan
kesetaraan dan keadilan evaluasi
yang bertugas sebagai pelaksanaan pemerintahan gender di berbagai bidang
dari pusat hingga daerah, berperan dalam membuat pembangunan
No Prasyarat yang Diperlukan Komponen Kunci No Prasyarat yang Diperlukan Komponen Kunci
3 Struktur dan mekanisme • Struktur organisasi 4 Sumber daya yang • Sumber daya manusia
pemerintah nasional, pemerintah nasional, memadai yang memiliki kesadaran,
propinsi, kabupaten/ propinsi, kabupaten/ kepekaan, respons,
kota yang mendukung kota yang mempunyai keterampilan, dan
pelaksanaan tugas dan fungsi yang motivasi yang kuat
pengarusutamaan gender mendukung pelaksanaan dalam melaksanakan
pengarusutamaan gender, pengarusutamaan gender
misalnya dalam bentuk unit di unitnya
kerja struktural, seperti: • Sumber dana dan
Badan/Biro/Bagian/ sarana yang memadai
Subbagian; dan dalam untuk melaksanakan
bentuk unit kerja fungsional pengarusutamaan gender
seperti: focal point,
kelompok kerja, forum
5 Sistem informasi dan data Data dan statistik yang terpilah
• Mekanisme pelaksanaan
terpilah menurut jenis menurut jenis kelamin
pengarusutamaan
kelamin
gender diintegrasikan
pada setiap tahapan 6 Alat analisis Alat analisis gender untuk:
pembangunan, mulai • Perencanaan
• Penganggaran
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
Hambatan dalam Pelaksanaan PUG 11. PUG dianggap sebagai pengaruh dari budaya
implementsi PUG antara lain: 12. Adanya stereotype bahwa PUG identik dengan
1. Hambatan perempuan
desa gender
lemahnya aliansi sektor perempuan, dan 4. Fasilitasi dan mediasi mekanisme pelaksanaan
A
ustralia adalah salah satu negara pelopor mengintegrasikan isu-isu perempuan ke dalam
yang melakukan gender mainstreaming dalam pengarusutamaan penyusunan kebijakan, dan telah
pembangunannya. Diawali dengan terpilihnya mempraktikannya ke seluruh departemen. Semua
Elizabeth Reid tahun 1972 sebagai penasihat departemen telah mempertimbangkan perempuan
perempuan bagi Perdana Menteri saat itu, Gough di semua program pengarusutamaan, kebijakan
Whitlam. Posisi tersebut mengarahkan ia mendirikan pembangunan, serta evaluasi, dan pelaporan.
Office for the Status of Women (OSW) pada tahun 1974. Pendekatan ini sudah disahkan oleh Perdana Menteri
OSW mengembangkan alat-alat pengarusutamaan, John Howard. (Office for the Status of Women, 2000).
termasuk konsep pernyataan dampak kebijakan
perempuan, pengembangan anggaran gender, atau Dalam rangka mengukur implementasi
yang dikenal di Australia sebagai Womens Budget pengarusutamaan gender, Australia mengidentifikasi
Statements (WBS). tujuh bidang untuk dianalisis, yaitu struktur
penyusunan kebijakan, konsultasi, political will,
Australia merupakan salah satu negara yang sumber daya, capacity building, serta monitoring, dan
menandatangani Beijing Platform for Action. Sejalan statistic gender. (Donaghy,2003)
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
kelompok orang tidak/berbeda dalam mendapat dengan tujuan, jenis data dari variabel data yang
akses, manfaat, partisipasi, serta penguasaan sumber relevan dan dibutuhkan serta tepat waktu.
daya pembangunan).
Alur pengumpulan data terpilah secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pentingnya Data Terpilah 1. Pusat data dan informasi K/L mengumpulkan
Dari perspektif gender, data yang diperlukan data terpilah dan informasi dari unit pelaksana
khususnya untuk analisis adalah data terpilah (Direktorat) yang ada, dan Kantor Vertikal sesuai
menurut jenis kelamin dan gender statistik yang dengan data yang dibutuhkan dan ada rincian
dapat memberi gambaran tentang posisi, kondisi, dan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
kebutuhan kelompok perempuan dan laki-laki dalam 2. Unit pelaksana (Direktorat) yang ada dalam
berbagai bidang pembangunan dan permasalahan institusi tersebut, serta Kantor vertikal
yang dihadapi dalam upaya mengurangi kesenjangan. mengirimkan data atau informasi sesuai dengan
Pemetaan kebutuhan antara perempuan dan laki-laki jenis data yang ada di institusinya, kepada pusat
penting dalam perumusan perencanaan program dan data dan informasi K/L Pusat.
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
fokus kegiatan, akan dapat lebih mudah menentukan 3. Penghimpunan data dari unit pengumpul data
intervensi yang tepat pada masing-masing dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, secara
kebutuhan. langsung dengan melakukan kunjungan atau
menagihnya dalam pertemuan koordinasi. Kedua,
Teknik Analisis dan Penyajian Data pengumpulan data dapat pula dilakukan secara
Terpilah tidak langsung dengan menggunakan media
Tahap awal penyediaan data terpilah adalah elektronik email atau internet.
menentukan berbagai data yang dibutuhkan sesuai 4. Batas waktu pengumpulan data dilakukan
38 39
responsif gender
Model Gender Analysis Pathway (GAP) b. Metodologi sederhana
dan Policy for Plan of Action (POP) c. Menggunakan data kuantitatif dan kualitatif
1. Model Gender Analysis Pathway (GAP) merupakan secara bersamaan
model yang dikembangkan oleh Bappenas d. Setiap langkah dapat dimonitor dan
dengan bekerjasama dengan Canadian dievaluasi
International Development Agency (CIDA). GAP e. Cocok untuk rencana pembangunan baik di
dikembangkan dengan menggunakan metodologi tingkat pusat maupun daerah
yang sederhana dan mudah dipahami. 5. Kelemahan model GAP:
2. GAP adalah suatu alat analisis gender yang dapat a. Ketergantungan pada data terpilah menurut
digunakan untuk membantu para perencana jenis kelamin
dalam melakukan pengarusutamaan gender b. Umumnya hanya dapat digunakan pada
dalam perencanaan kebijakan/program/proyek/ kebijakan yang dibiayai pemerintah
kegiatan pembangunan. c. Lebih membatasi pada perencanaannya
3. Dengan menggunakan GAP, para perencana
B U K U S A K U P E N G A R U S U TA M A A N G E N D E R
gender
4. Membuat kebijakan yang ditujukan untuk
meningkatkan komitmen segenap jajaran
pemerintah dalam upaya pengarusutamaan
gender
5. Pembentukan kelembagaan dan penguatan
kapasitas kelembagaan pengarusutamaan
gender untuk pemerintah
46 47
adalah:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman
para pengambil keputusan tentang berbagai
isu-isu gender dan pengintegrasiannya
2. Memberikan solusi kegiatan afirmatif
terhadap kebutuhan praktis gender
3. Menyerasikan kebijakan penganggaran
yang lebih responsif gender untuk
48 49
54
55
56