Anda di halaman 1dari 19

Klebsiella pneumonia

Mata Kuliah
Bakteriologi Klinik
Kelompok 6

 Sana Latifah Ramadhani B. 2013453013


 Alika Rizky Cahyani 2013453023
 Erlyn Arles Tia Nanda P. 2013453028
 Lingga Catur Pamungkas 2013453035
KLASIFIKASI
 Kingdom : Bacteria
 Phylum : Proteobacteria
 Class : Gamma Proteobacteria
 Ordo : Enterobacteriales
 Family : Enterobacteriaceae
 Genus : Klebsiella
 Spesies : Klebsiella pneumonia
Morfologi , Ciri, atau Karakteristik
 Bentuk : batang
 Sifat : Gram –
 Ukuran 0,5 – 1,5 x 1-2 mikron
 Mempunyai selubung yang lebarnya 2-3 kali ukuran kuman
 Spora :-
 Tidak berflagella
 Menguraikan laktosa
 Membentuk kapsul baik invivo atau invotro, sehingga koloni berlendir
(mucoid)
 Kapsulterdiri dari antigen K dan antigen M dapat menutupi antigen O,
berdasarkan ini ditemukan 70 tipe
Klebsiella pneumonia
 Bakteri ini mempunyai sifat sama dengan
Escherichia coli, terdapat di air, tanah, sampah, dan lain
sebaiaginya

 Dibedakan pada tes IMVic :

Escherichia coli : ++--

Klebsiella pneumonia : --++


Sifat-sifat bakteri
 Klebsiella pneumonia dapat memfermentasikan laktosa.

 Pada test dengan indol, Klebsiella pneumonia akan menunjukkan hasil negatif.

 Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat dan banyak ditemukan di mulut, kulit,
dan saluran usus, namun habitat alami dari Klebsiella pneumonia adalah di tanah.

 Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan pneumonia.

 Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

 Pneumonia yang disebabkan oleh Klebsiella pneumonia dapat berupa pneumonia


komuniti atau community acquired pnuemonia.

 Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang di dapatkan dari masyarakat.


 Strain baru dari Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan
pneumonia nosokomial atau hospitality acquired
pneumonia, yang berarti penyakit peumonia tersebut di
dapatkan saat pasien berada di rumah sakit atau tempat
pelayanan kesehatan.
 Klebsiella pneumonia umumnya menyerang orang dengan
kekebalan tubuh lemah, seperti alkoholis, orang dengan
penyakit diabetes dan orang dengan penyakit kronik paru-
paru.
Perjalanan bakteri

 Masuk dalam tubuh per oral, infeksi pada saluran urine


biasanya setelah kateterisasi
 Pada pasien usila atau pasien dengan respon imun rendah,
pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan
seperti pusing, perburukan dari penyakit yang sudah ada
sebelumnya dan pingsan.
 Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang
ditemukan demam.
Patogenitas
 Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme
terhadap fagositosis dan pembunuhan oleh serum normal.
 Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang tidak
berkapsul (pada hewan coba)
 Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi
oportunistik
 Galur klebsiella pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin
(pernah diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip
dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari
E.coli,kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh
plasmid
Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan penyakit karena mempunyai dua tipe
antigen pada permukaan selnya:
 Antigen O
Antigen O adalah lipopolisakarida yang terdapat dalam sembilan varietas.
 Antigen K
Antigen K adalah polisakarida yang dikelilingi oleh kapsula dengan lebih dari 80
varietas.

Kedua antigen ini meningkatkan patogenitas Klebsiella pneumonia.


Selain itu, Klebsiella pneumonia mampu memproduksi enzim ESBL (Extended
Spektrum Beta Lactamase) yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotik.
Hal ini dapat menyebabkan bakteri kebal danmenjadi sulit dilumpuhkan.
CARA INFEKSI

Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumonia dapat melalui 3


cara, yaitu :

 Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman


patogen.

 Penyebaran kuman secara hematogen ke paru

 Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang


mengandung mikroba.
Gejala
 Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumonia adalah
napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak.
 Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per
menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan
40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5
tahun.
 Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai)
kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah
bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai
kurang dari 5 tahun.
Lanjutan . . .

 Gejala yang lain, yaitu apabila pada pemeriksaan fisik


ditemukan suara napas bronkhial, bronchi dan leukosit lebih
dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL.
 Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun
rendah, gejala pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala
non pernafasan seperti pusing, perburukan dari penyakit
yang sudah ada sebelumnya dan pingsan.
 Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang
ditemukan demam.
Pengobatan
 Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik,
khususnya antibiotic yang mengandung cincin beta-laktam.

 Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxicilline, dll.

 Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki


sensitivitas 98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5%
terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 92% terhadap
ampisilin.
Gambaran Epidemiologi
 Bakteri Klebsiella terdapat di mana-mana. Koloninya bisa
ditemukan di kulit, kerongkongan, ataupun saluran
pencernaan. Bahkan, bakteri ini juga bisa ada pada luka
steril dan air kencing (urin).
 Sebenarnya, bakteri golongan ini mungkin saja ada sebagai
flora alami ‘penghuni” usus besar dan kecil.
 Adapun pergerakan bakteri ini ke organ lain dikaitkan
dengan lemahnya daya tahan penderita dan dapat
menyebabkan penyakit bronchitis.
Lanjutan . . .
 Jika bakteri Klebsiella pneumoniae dan Klebsiella oxytoca
beserta penyakitnya tersebar luas di seluruh penjuru dunia,
lain halnya dengan Klebsiella rhinoscleromatis.
 Bakteri penyebab penyakit rhinoschleroma ini tidak ada di
Amerika Serikat. Ia hanya ada di Eropa timur, Asia selatan,
Afrika tengah, dan Amerika latin.
 Hal ini terjadi karena bakteri Klebsiella pneumoniae dan
Klebsiella oxytoca banyak terdapat di negara-negara miskin
yang mempunyai lingkungan jelek.
Pencegahan
• Cuci tangan secara teratur, terutama sehabis dari toilet dan
sebelum makan.
• Konsumsi makanan sehat dengan memperbanyak buah-buahan
dan sayuran.
• Berolahraga secara rutin.
• Tidur yang cukup.
• Berhenti merokok.
• Jaga jarak dengan orang yang sedang sakit, bila memungkinkan.
• Vaksinasi.

Pengobatan
Bila terjadi infeksi saluran urine, obatnya trimethoprimsulfametoksasol.
Obat itu digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifatsinergisnya.

Anda mungkin juga menyukai