Anda di halaman 1dari 16

PEMANFAATAN LIMBAH KORAN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU

NITROSELULOSA UNTUK PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN INDUSTRI


PROPELAN DI INDONESIA

UTILIZATION OF OLD NEWSPAPER AS AN ALTERNATIVE OF NITROCELLULOSE


RAW MATERIAL FOR DEVELOPMENT OF PROPELLANT INDUSTRIAL
INDEPENDENCE IN INDONESIA

Putry Dessy Primia Khusnul Khotimah1, Timbul Siahaan2, Mirad Fahri3


Program Studi Teknologi Persenjataan, Universitas Pertahanan Indonesia
(putry.primia@gmail.com)

Abstrak - Bagian terpenting dari munisi adalah bahan pendorong (propelan). Jenis propelan untuk
pengisi munisi yaitu Double Base Propellant (DBP). Bahan pembentuk DBP ialah Nitroselulosa (NC)
dan Nitrogliserin (NG). NG yang sensitif terhadap benturan tidak dapat berfungsi optimal sebagai
bahan baku DB jika tidak dikombinasi dengan NC, sedangkan NC yang tersedia belum memenuhi
kadar kriteria kebutuhan militer. Untuk mendapatkan NC dibutuhkan bahan dasar yakni Selulosa,
dan di Indonesia bahan baku selulosa melimpah. Kertas Koran yang berasal dari kayu mengandung
selulosa, sehingga untuk meningkatkan nilai fungsi limbah koran diolah bahan baku NC yang sesuai
kriteria kebutuhan militer. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium dan
bertujuan untuk mengetahui kadar α-selulosa dan cara peningkatan kandungan nitrogen pada
limbah koran sebagai alternatif bahan baku nitroselulosa. Bahan yang digunakan untuk isolasi dan
pemurniaan α-selulosa adalah reagen Schweitzer, proses bleaching (H2O2 dan NaOCl) dan alkalisasi
berulang (NaOH), sedangkan untuk pembuatan NC melalui proses nitrasi dengan bahan
HNO3/H2SO4 dan HNO3/Ac2O. Dari hasil penelitian didapatkan nilai kadar α-selulosa dari hasil
penelitian 91.72% - 93.53%, serta kadar nitrogen dalam NC melalui proses nitrasi berbahan
HNO3/H2SO4 dan HNO3/Ac2O ialah berturut-turut 12.6% dan 12.9%, sehingga peningkatan kadar
nitrogen dapat diperoleh melalui nitrasi dengan menggunakan Ac 2O (acetic anhydride), dilakukan
uji unjuk kerja NC dengan hasil larut dalam aceton, menghasilkan percikan api ketika uji nyala,
terjadi perubahan pada kertas indikator pada uji penguapan, dan pada pengujian FTIR terdapat
gugus –NO2. Oleh karena itu dapat disarankan NC berasal dari limbah koran sebagai alternatif bahan
baku pembuatan propelan.
Kata Kunci : propelan, nitroselulosa, α-selulosa, limbah koran

Abstract - The important part of the munitions is propellant. The type of propellant for filling the
munitions is Double Base Propellant (DBP). Formulation material of DBP are Nitrocellulose (NC) and
Nitroglycerin (NG). NG is sensitive to impact, if it isn’t combined with NC will be not a function optimally
as a raw material for DB, while the available NC doesn’t the criteria for military requirements. We need
a cellulose as raw material for obtained NC and in Indonesia that materials is abundant. Newspaper
originating from wood contains cellulose, so that to increase the function value of old newspaper
processed by NC raw materials that meet the criteria of military needs. This study uses laboratory
experimental methods and aims to determine the levels of α-cellulose and how to increase the
nitrogen content in old newspaper as an alternative raw material for nitrocellulose. The materials used
for isolation and purification of α-cellulose were Schweitzer reagents, bleaching process (H 2O2 and

1
Program Studi Teknologi Persenjataan, Fakultas Teknoogi Pertahanan, Universitas Pertahanan
2
Prodi Teknologi Pertahanan Universitas Pertahanan
3
Prodi Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 63


NaOCl) and repeated alkalization (NaOH), while for NC production through nitration with HNO 3 / H2SO4
and HNO3 / Ac2O. From the result of the study, the value of α-cellulose content from the results of the
study was 91.72% - 93.53%, and nitrogen levels in NC through the nitration process made from HNO3 /
H2SO4 and HNO3 / Ac2O were 12.6% and 12.9%, so that an increase in nitrogen content can be obtained
through nitration using Ac2O (acetic anhydride). NC performance tests were carried out with the
results dissolved in acetone, producing sparks when the flame test, there was a change in indicator
paper in the evaporation test, and in the FTIR test there were groups of –NO2. Therefore, it can be
suggested that NC originates from old newspaper as an alternative raw material for making
propellants.
Keywords: propellant, nitrocellulose, α-cellulose, old newspaper.

Pendahuluan ini akan terwujud dengan terlaksananya 7

K
ebutuhan akan alutsista seperti program industri pertahanan nasional
munisi dan senjata dari tahun ke yakni program pesawat tempur, kapal
tahun terus meningkat, selam, tank (MBT), roket, rudal, radar dan
contohnya pada tahun 2018 kebutuhan propelan5.
munisi TNI AD sebanyak 288.360.000 Bagian terpenting dari munisi
butir sedangkan pengadaan munisi yang adalah bahan pendorong (propelan).
tersedia adalah sebanyak 85.014.641 Propelan merupakan bahan peledak yang
butir4. Hal ini dapat diinterpretasikan terbakar secara kontinu dengan cara
bahwa kebutuhan munisi dengan terkonrol dan menghasilkan gas panas
pasokan bahan baku berbanding terbalik dalam volume besar6. Gas-gas panas yang
yang akan berimbas pada kemandirian dihasilkan ini kemudian dimanfaatkan
industri pertahanan, dalam hal ini adalah tekanannya sebagai zat pendorong
industri propelan. dalam sistem propulsi suatu balistik. Jenis
Kemandirian industri pertahanan propelan untuk munisi yaitu Double Base
merupakan hal atau kegiatan yang Propellant (DBP). Propelan yang
dilakukan oleh industri pertahanan yang digunakan saat ini oleh perusahaan dalam
mampu bertindak sendiri tanpa bantuan negeri berasal dari luar negeri.
berlebihan dari pihak luar. Kemandirian

4
Colonel Chb IGN Wisnu Wardana, “Kebutuhan Munisi/Roket & Nilai Strategis Smokeless Powder
Propellant dari Perspektif Pengguna”, pada National Seminar of Energetic Material – Application of
Smokeless Powder Propellant in Ammunition and Rocket PT.Pi ndad (persero), 8-9 mei 2018, slide 6.
5
Puskompublik, “KKIP Jelaskan Perkembangan Pengelolaan Industri Pertahanan”, website :
https://www.kemhan.go.id/puskompublik/2016/11/10/kkip-jelaskan-perkembangan-pengelolaan-industri-
pertahanan.html, diakses pada agustus 2018.
6
Jai Prakash Agrawal, High Energy Materials-Propellant, Explosives and Pyrotechnics, (Weiheim : Wiley-VCH
Verlag GmbH, 2010), hlm.209

64 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


Bahan pembentuk DBP ialah meningkatkan pula limbah kertas yang
Nitroselulosa (NC) dan Nitrogliserin (NG). dihasilkan, salah satunya adalah limbah
NG yang sensitif terhadap benturan tidak koran atau koran bekas.
dapat berfungsi optimal sebagai bahan Terkait kandungan selulosa koran,
baku DBP jika tidak dikombinasikan maka koran yang tidak terpakai dapat
dengan NC. Sedangkan ketersediaan NC dialih fungsikan sebagai alternatif bahan
saat ini belum memenuhi kadar kriteria baku nitroselulosa sebagai bentuk
bahan baku militer yaitu 12.5 – 13.5 % peningkatan nilai guna dari limbah koran
Nitrogen dalam NC. Di Indonesia, pabrik tersebut. Sedangkan diketahui
pembuatan NG telah dibangun sebelumnya nitroselulosa merupakan
sedangkan pabrik NC khusus kebutuhan salah satu bahan baku propelan.
militer belum tersedia. Sehingga Penelitian mengenai koran sebagai bahan
diperlukan bahan dasar yang banyak baku nitroselulosa telah dilakukan
dalam pembuatan NC. Untuk sebelumnya oleh Ledgard meskipun
memperoleh NC dibutuhkan bahan dasar kadar yang N dalam NC yang dihasilkan
yakni selulosa, sedangkan ketersediaan belum memenuhi kriteria kebutuhan
selulosa di indonesia sangat melimpah. militer yakni hanya 11 - 12%8. Karena belum
Sumber bahan baku selulosa adanya dukungan riil bahan baku
umumnya berasal dari kapas dan kayu. nitroselulosa yang sesuai kebutuhan
Contoh salah satu produk olahan kayu militer bagi pengembangan kemandirian
adalah kertas. Konsumsi kertas terus industri propelan, maka diperlukan
meningkat hingga 220.000 ton per adanya penelitian lanjutan peningkatan
tahun7. Koran yang tersusun dari kadar N dalam NC dengan
beberapa lembar kertas berasal dari kayu memperhatikan kadar selulosa dari
pepohonan, sedangkan di dalam kayu limbah koran/koran bekas.
terkandung selulosa. Konsumsi kertas
tanpa pengendalian penggunaan dapat

7 8
Nurediyanto, Kita dan Environmental Cost Jared B.Ledgard, The Preparatory Manual of
dalam Explosives – A Comprehensive Laboratory
https://www.kompasiana.com/nurediyanto/55 Manual, 2nd Edition, (Seattle – Washington
1877d9a333114f07b664af/kita-dan- USA, 2007), hlm. 217
environmental-cost, di akses pada tanggal 23
juli 2018

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 65


Gambar 1. Model Alat Percobaan Nitrasi
Sumber : olahan peneliti, 2018

Metodologi Penelitian Bahan – bahan yang digunakan


Penelitian ini dilaksanakan di dalam penelitian ini adalah limbah
Laboratorium Kimia Dinas Penelitian dan koran/koran bekas, larutan HNO3 70%,
Pengembangan TNI-AU. Metode H2SO4 95-97% dan Ac2O sebagai
penelitian yang digunakan adalah dehydrating agent pada nitrasi, Reagen
eksperimen laboratorium. Waktu Schweitzer : CuSO4.5H2O, Amonia 29%,
penelitian yang dilakukan dari bulan Juli Aquadest, NaOH, HCl, pelarut Bleaching
2018 hingga Februari 2019 dengan proses (H2O2 dan NaOCl), kertas saring, aseton,
penyusunan judul penelitian hingga dan larutan KI.
sidang akhir penelitian. Variabel Penelitian
Alat Penelitian Penelitian ini memiliki variabel
Alat – alat yang digunakan dalam kontrol yaitu limbah koran/koran bekas,
penelitian ini adalah seperangkat alat larutan HNO3, dan serta suhu dan tekanan
gelas laboratorium seperti labu leher tiga, ruang laboratorium. Variabel bebas pada
termometer, magnetic stirer atau batang penelitian ini adalah H2SO4 dan Ac2O
pengaduk yang terpasang pada motor sedangkan variabel terikatnya ialah
pengaduk, kondensor atau pengaduk kandungan kadar α-selulosa dan kadar
refluks, statif dan klem, ice bath, buret, total nitrogen (%) dalam NC.
pipet dan corong buchner. Prosedur Penelitian
Bahan Penelitian Tahapan penelitian ini terdiri dari
preparasi pulp selulosa dari limbah

66 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


koran/koran bekas, isolasi selulosa dari schweitzer) dan disimpan ke dalam botol
pulp limbah koran (proses solvasi, kedap cahaya9.
bleaching, ekstraksi dan penentuan kadar Reagen Schweitzer yang tersedia
α-selulosa), pembuatan nitroselulosa selanjutnya dapat digunakan sebagai
melalui proses nitrasi, dilanjutkan uji pelarut selulosa dalam proses isolasi
unjuk kerja NC (uji nyala, uji kelarutan, uji selulosa dari limbah koran. Sebanyak 10 gr
kestabilan, dan uji FTIR). sampel pulp limbah koran di larutkan
Proses Isolasi Selulosa dalam pelarut Schweitzer, kemudian
Proses awal isolasi selulosa dari aduk homogen, campuran larutan
limbah koran dengan berbantuan pelarut selanjutnya di saring menggunakan
khusus yaitu reagen Schweitzer. Hal corong buchner, dan larutan hasil
pertama yang perlu dilakukan adalah saringan di bilas dengan larutan asam
menyiapkan bahan pelarutnya dengan kuat (HNO3 15%).
cara sebagai berikut : Sampel selulosa yang diperoleh
Melarutkan 60 gr kristal kemudian di bilas, dikeringkan dan
CuSO4.5H2O ke dalam air panas 1 L, ditimbang bobotnya. Setelah di timbang
menambahkan beberapa tetes larutan selanjutnya sampel di bleaching dengan
H2SO4 dengan kondisi temperatur di atas pelarut H2O2 5% (70oC, 40 menit) dan
50oC, selanjutnya tambahkan beberapa NaOCl 5% (60oC, 2 jam) untuk
tetes larutan amonia, hingga terbentuk menghilangkan kadar lignin yang tersisa.
endapan sempurna (biru tosca). Endapan Sampel yang telah di bleaching
yang dihasilkan kemudian dicuci dan kemudian lanjut ke tahapan berikutnya
dibilas dengan air panas, setelah endapan yakni ekstraksi dengan menggunakan
bersih tambahkan larutan NaOH 20% pelarut NaOH 17.5%. larutan NaOH 17.5% di
sebanyak 200 mL, aduk homogen dan olah dari 17,5 gr NaOH yang dilarutkan
kemudian saring kembali. Endapan yang homogen kedalam 100 mL aquadest.
tersaring kemudian ditambahkan larutan Proses ekstraksi dilakukan selama ± 30
amonia 800 mL hingga terbentuk larutan menit. Endapan sampel yang tersisa
warna biru keungua n (reagen kemudian di bilas dan di keringkan serta
di timbang bobotnya. Penentuan kadar α-

9
L. J. Wolfram. Action of Cuprammonium Washington. Harris Research
Hydroxide (Schweitzer Reagent) on Keratin. Laboratorium,Inc.1964. hlm.68-71

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 67


selulosa dalam pulp menggunakan memastikan kadar asam yang tersisa
metode SNI 14-0444-1989. pada sampel hilang, maka ditambahkan
Pembuatan Nitroselulosa 500 mL NaHCO3 10%, aduk homogen, bilas
Pembuatan nitroselulosa dengan dengan aquadest dan saring dengan
menggunakan metode nitrasi pada corong buchner. Hasil saringan sampel di
selulosa dilakukan dengan menggunakan keringkan serta ditimbang10.
2 bahan dehydrating agent yang berbeda.
Sehingga prosedur pembuatan nitrasi Nitrasi dengan HNO3/Ac2O
dibagi dengan 2 tahapan berbeda yaitu: Sediakan labu bundar ukuran 250ml
yang telah didinginkan hingga -10oC dan
Nitrasi dengan HNO3/H2SO4 diisi dengan 50 mL HNO3 (69-71%).
Sediakan 2000 gr HNO 3 70% ke Kemudian tambahkan 75 mL Ac2O secara
dalam gelas kimia dan tambahkan perlahan kedalam labu bundar dengan
perlahan dan hati-hati 1000 gr larutan corong tambahan hingga diperoleh
H2SO4 98% ke dalam gelas kimia tersebut, campuran larutan bening. Selanjutnya
aduk menggunakan magnetik stirer (1 campuran larutan ini dipanaskan hingga
jam, 10oC), setelah 1 jam panaskan suhu 0oC dalam penangas air dan
campuran larutan asam tersebut hingga tambahkan perlahan sampel selulosa
suhu 40oC dengan pengadukan konstan, hingga mencapai dispersi yang seragam
yang selanjutnya diamkan campuran (0oC, 3 jam), kemudian didinginkan
asam tersebut hingga dingin pada suhu dengan menuangkan campuran ke dalam
ruang. 1,5 L air es. Endapan putih yang dihasilkan
Masukkan sampel selulosa ke dalam kemudian disaring dengan corong pisah
campuran asam tersebut yang telah dan dibilas dengan aquadest hingga pH
didinginkan, aduk dan pertahankan netral, keringkan dan timbang endapan
campuran larutan tersebut pada suhu - tersebut11.
10oC selama ± 2 jam. Setelah 2 jam bilas Sampel NC yang diperoleh melalui
dengan es batu 1000 gram hingga pH nitrasi HNO3/H2SO4 maupun nitrasi
sampel mendekati netral. Untuk HNO3/Ac2O selanjutnya di hitung kadar

10
Jared B.Ledgard, op.cit., Materials”, A thesis of master of science
11
Clement Cheung, “Studies of Nitration of program, University of British Columbia, 2014,
Cellulose – Application in New Membrane hlm.23

68 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


Gambar 2. Rumus Struktur Kimia Nitroselulosa
Sumber: Jai Prakash Agrawal, op.cit., hlm.74

nitrogen dengan menggunakan metode gugus –NO2 maka akan semakin baik
Kjeldahl serta uji unjuk kerja NC. nitroselulosa yang dihasilkan. Serapan
bilangan gelombang gugus –OH ialah
Metode Kjeldahl 3350 – 3250 cm-1, sedangkan serapan
Metode Kjeldahl banyak digunakan bilangan untuk gugus –NO2 ialah 1500 –
untuk oleh laboratorium di seluruh dunia 1600 cm-1.
dalam mengukur dan analisis nitrogen
berasal dari makanan, minuman, produk- Hasil dan Pembahasan
produk pertanian, sampel lingkungan, Propelan disebut juga sebagai low
bahan kimia, biokimia dan obat-obatan12. explosive13. Prinsip dari proses
Prinsip kerja metode ini terbagi dalam pembakaran pada propelan terjadi dalam
tiga langkah yaitu digesti, destilasi, dan keadaan adiabatik, serta dengan adanya
titrasi. kandungan gas oksigen akan membantu
proses pembakaran propelan.
Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Berdasarkan fasenya, propelan
Infrared )
terbagi menjadi 2 jenis yaitu propelan
Analisis spektroskopi FTIR pada
padat dan propelan cair. Propelan padat
nitroselulosa sebagai indikator dari
terbagi menjadi beberapa macam yaitu
keberhasilan proses nitrasi pada selulosa,
Single Base (SB), Double Base (DB), Triple
dengan ditandai adanya pergantian
Base (TB), Nitramine-Base (NB) dan
gugus –OH dengan gugus –NO2. Semakin
Composite Propellant14.
hilang gugus –OH yang tergantikan oleh

12
Purificacion saes-plaza, et.al., “An Overview of Article in Critical Reviews in Analytical Chemistry
the Kjeldahl Methode of Nitrogen No.43. Oktober 2013, Hlm.224
13
Determination.Part II. Early History, Chemistry Jai Prakash Agrawal, op.cit.,
14
of the Procedure, and Titrimetric Finish”., Ibid.,hlm.210

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 69


Nitroselulosa (NC) memiliki rumus peledak memiliki komposisi NC bervariasi
molekul (C6H7O5(NO2)3)n. Berikut rumus dari 10 – 13.5% N.
struktur nitroselulosa : Selulosa merupakan polimer linier
Menurut Fengel dan Wegener glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-
(1995), NC adalah polimer komersial pada 1.4 glikosidik17. Selulosa yang digunakan
abad ke-19 yang digunakan dalam dalam pembuatan nitroselulosa untuk
pembuatan film foto grafik, bahan militer memiliki satuan anhidroglukosa
peledak, serat tekstil dan beberapa 1000 – 1500 (hartaya,2009). Banyaknya
aplikasi percetakan lainnya15. rantai ikatan atom H pada selulosa
Nitroselulosa dibuat dengan melakukan menyebabkan kestabilan kristal
reaksi nitrasi pada selulosa yakni proses selulosa18.
penggantian gugus –OH dengan gugus – Selulosa dapat dibedakan menjadi 3
ONO2. Stabilitas termal NC akan jenis berdasarkan derajat polimerisasi
berkurang seiring dengan (DP) dan kelarutannya dalam pelarut
peningkatannya nitrogen serta NaOH 17.5% yakni sebagai berikut:
tergantung pada penghilangan semua 1) α-selulosa, merupakan
jejak asam dalam proses pembuatannya. selulosa berantai panjang,
Jumlah gugus nitrat yang terdapat dalam tidak larut dalam NaOH 17,5%
NC dapat dihitung dengan persamaan dengan DP 600 – 1500, serta
berikut16 : sebagai penentu tingkat
162N kemurnian selulosa
y=
1400-45N
2) β-selulosa, adalah selulosa
Suatu produk dengan kandungan berantai pendek, larut dalam
tiga gugus nitrat, yaitu [C6H7O2(ONO2)3] NaOH 17.5% dengan DP 15 - 90.
maka akan terkandung nitrogen sebesar
14.14% walaupun dalam praktek bahan

15 17
Raissa Desriani, Padli, dan Yelmida, “Proses Dietrich Fengel dan Gerd Wegener, “Wood-
Pembuatan Nitroselulosa dari Limbah Pelepah Chemistry, Ultrastructure, Reaction”, (New
Sawit”, Jurnal Teknik Kimia, Universitas Riau, York : de Gruyter,1989), Hlm.26
18
2012 Tongye Shen, et.al., “Conformational
16
Jacquen Akhavan, The Chemistry and Flexibility of Soluble Cellulose Oigomers :
Technology of Explosive – Vol.2, 1st, Pergamon Chain Length and Temperature Dependence”,
Press, (Warszawa : Polish Scientific Article of J.Am.Chem.Sochlm, Vol.131, No.41,
Publisher,1965), hlm.33 2009, hlm.14793

70 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


3) ɣ-selulosa, adalah selulosa menghancurkan kertas koran menjadi
yang larut dalam NaOH 17.5% serpihan-serpihan yang seragam dengan
dan memiliki DP kurang dari 15. cara di blender. Perendaman kertas
Proses pembuatan nitroselulosa dengan aquadest yang telah dipanaskan,
diperlukan bahan baku selulosa dengan sebelum akhirnya di blender bertujuan
kandungan α-selulosa minimal 90% untuk membantu proses pemutusan
(Siahaan,2009). Proses isolasi α-selulosa ikatan hidrogen pada selulosa secara
melalui proses kimiawi, yakni dilarutkan mekanis. Aquadest ini bertindak sebagai
dalam pelarut khusus. Contoh pelarut
tersebut ialah Reagen Schweitzer19,
[Cu(NH3)4](OH)2.
Limbah koran ialah lembaran –
Gambar 3. Cacahan Koran Basah (kiri); Pulp
lembaran kertas berisi berita namun tidak
Koran seperti Kapas (kanan)
digunakan kembali akibat berkurangnya Sumber: olahan peneliti, 2018
media swelling. Pulp yang dihasilkan
nilai.
berwujud padatan seperti kapas.
Nitrasi dapat diartikan sebagai
Perhatikan Gambar 3.
masuknya gugus nitro (-NO2) pada suatu
Tinta pada koran tidak dapat di
senyawa melalui proses kimiawi dengan
hilangkan sepenuhnya karena tinta koran
menggunakan pelarut khusus. Salah satu
tergolong pewarnaan jenis Dye.
pelarut yang digunakan dalam proses
Pewarnaan terdiri dari dua jenis yaitu Dye
nitrasi adalah larutan asam nitrat (HNO 3).
dan Pigmen20. Perbedaan jenis
Namun proses nitrasi akan optimal
pewarnaan ini terlihat dari kemampuan
dengan menambahkan bahan
zat pewarna berikatan dengan media
dehydrating agent yakni H2SO4 (asam
substratnya, jenis Dye merupakan jenis
sulfat) atau Ac2O (Acetic anhydride).
yang mampu berikatan dan terserap ke
Sebelum limbah koran/koran
dalam media substrat, sehingga untuk
bekas diolah menjadi selulosa langkah
memisahkan zat pewarna dengan media
yang harus dilakukan adalah

19
Carina Olsson dan Gunnar Westman, “Direct -fundamental-aspects/direct-dissolution-of-
Dissolution of Cellulose : Background, Means cellulose-background-means-and-
and Applications”, Intech, Journal of Cellulose applications, chapter 6, 2013, hlm. 144-178
20
– Fundamental Aspects, website : R.M.Christie, “Colour Chemistry”, (Cambridge
https://www.intechopen.com/books/cellulose : RSC Paperbacks, 2001), hlm.23

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 71


substrat membutuhkan metode dan
pelarut khusus. Pulp yang dihasilkan
kemudian dikeringkan dengan oven
selama 24 jam (temperatur 50oC).
Proses isolasi selulosa dari pulp Gambar 4. Selulosa mengalami autoignition
Sumber: olahan peneliti, 2018
limbah koran, melalui proses solvasi,
adalah jenis α-selulosa. karena serat yang
bleaching dan ekstraksi. Proses solvasi
panjang dan sebagai acuan kemurnian
dengan menggunakan reagen
dari selulosa yang akan digunakan
Schweitzer. Sampel pulp koran yang
sebagai bahan baku nitroselulosa.
digunakan sebanyak 10.0758 gr kemudian
Selulosa yang diperoleh melalui proses
dilarutkan ke dalam reagen schweitzer
solvasi selanjutnya dibilas hingga pH
yang terkandung ion asam dan basa dari
normal, karena jika sampel dibiarkan
H2SO4 dan NaOH bertujuan untuk
dalam kondisi masih terdapat kandungan
melindungi selulosa dari proses oksidasi
asam nitrat (HNO3) akan mudah terjadi
selama pelarutan. Kondisi reagen
autoignition (terbakar dengan
schweitzer perlu diperhatikan pada saat
sendirinya), berikut gambar selulosa yang
penggunaan yakni harus dalam kondisi
mengalami autoignition :
larutan berbentuk koloid (tidak encer).
Hal ini dikarenakan masih adanya
Selulosa yang diambil pada proses solvasi
gugus nitro (-NO2) yang bersifat mudah

Persentase kadar kandungan pulp


koran (%)

(7.6026 gram ) yield


selulosa
25%
75% (2.4732 gram) non-selulosa

Gambar 5. Diagram Kandungan Pulp Koran


Sumber: Olahan Peneliti, 2019

72 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


meledak atau pengapian21 sehingga warna putih yang lebih baik dibandingkan
terjadi autoignition. sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa
Dari hasil proses solvasi pulp koran zat non selulosa seperti lignin telah
sebanyak 10.0758 gr diperoleh selulosa berkurang atau menghilang. Karena
dengan total yield sebesar 7.6026 gr, lignin merupakan senyawa yang
mengalami pengurangan bobot sekitar menyebabkan warna kuning pada kertas.
24.5459%. Untuk lebih jelasnya perhatikan Sampel yang telah di bleaching
diagram kandungan pulp koran berikut. kemudian akan di ekstraksi dengan
Endapan sampel hasil dari solvasi menggunakan bahan pelarut NaOH 17.5%,
selanjutnya di bleaching dengan H2O2 5% proses ini dikenal dengan proses
di peroleh endapan 7.0704 gr dan NaOCl alkalisasi. Alkalisasi yang dilakukan juga
5% dengan endapan 6.5221 gr. berulang dengan harapan dapat
Berdasarkan data grafik di atas memperoleh α-selulosa dengan kadar
meningkatnya nilai total yield zat-zat non lebih dari 90%. Berikut tabel hasil alkalisasi
selulosa yang dihasilkan akan berimbas ulang pada Tabel 1.
pada meningkatnya kemurnian selulosa Tabel 1. Pengaruh Alkalisasi Terhadap
Hasil Pengukuran Kadar α-selulosa
yang di hasilkan, meskipun massa Sampel Massa α-selulosa
selulosa yang di hasilkan semakin selulosa selulosa (g) (%)
Awal 10.0758 -
berkurang. Sampel yang dihasilkan Alkalisasi I 6.0005 59.55
Alkalisasi II 5.6123 93.53
setelah proses bleaching memiliki tingkat
Alkalisasi III 5.5041 91.72

12
10.0758
10
7.6026
8 7.0704
6.5221
gram

6
m selulosa
3.5537
4 3.0054
2.4732
2 Δm (non selulosa)
0
0
Tanpa Setelah Bleaching Bleaching
perlakuan solvasi H2O2 NaOCl

Gambar 6. Perbandingan Massa Sampel Setelah di Bleaching


Sumber: Olahan Peneliti, 2019

21
Rafal Madaj, Halina Kalinowska, Elzbieta Journal of Biotechnol Food Science,
Sobieka, “Utilisation of Nitrocompounds”, http://www.bfs.p.lodz.pl/, 2018, hlm.63-73

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 73


Sumber: olahan peneliti, 2019 dibandingkan HNO3/H2SO4. Masing-
masing bobot NC yang dihasilkan dari
Dari tabel tersebut terlihat bahwa
nitrasi dengan H2SO4 dan Ac2O adalah
dengan proses alkalisasi berulang
3.1354 gr dan 4.1863 gr.
diperoleh kadar α-selulosa yaitu 91.72 -
93.53%, yang memenuhi kadar minimal NC yang diperoleh kemudian di
selulosa sebagai bahan baku pembuatan lakukan uji lanjutan yakni uji kualitatif
nitroselulosa. seperti uji kadar N sebagai persyaratan
Sampel sebanyak 5.5041 gr untuk bahan energetik material dan uji
kemudian di bagi dua dengan masing- unjuk kerja NC (uji nyala, uji penguapan
masing sampel akan dilakukan proses (kestabilan), gugus –NO2 dengan FTIR,
nitrasi dengan bahan dehydrating agent dan uji kelarutan).
yang berbeda yaitu H2SO4 dan Ac2O untuk Uji kadar Nitrogen (N) dalam NC
menghasilkan produk nitroselulosa (NC). dengan menggunakan metode kjeldahl
Sediaan sampel selulosa yang telah diperoleh hasil kadar N dalam NC dengan
dinitrasi dengan H2SO4 dan Ac2O adalah nitrasi berbahan HNO3/H2SO4 dan
serbuk hablur warna putih kekuningan, HNO3/Ac2O berturut-turut adalah 12.6%
meskipun warna yang dihasilkan dari dan 12.9%. Dari hasil uji nyala, uji
nitrasi HNO3/Ac2O lebih putih penguapan, uji kelarutan dan uji gugus –

Gambar 7. Hasil Uji FTIR Nitroselulosa dari Nitrasi dengan HNO3/Ac2O


Sumber: Olahan peneliti, 2018

74 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


Gambar 8. Hasil Uji FTIR Nitroselulosa dari Nitrasi dengan HNO3/H2SO4
Sumber: Olahan Peneliti, 2018

NO2 pada FTIR, menunjukkan hasil yang menunjukkan adanya ikatan antara atom
positif. Grafik gugus fungsi pada sampel karbon dengan atom nitrogen yang
hasil uji FTIR dapat dilihat pada Gambar 7 berasal dari gugus nitro (ikatan C-N).
dan 8. Sama halnya dengan nitroselulosa
Nitroselulosa (kadar N = 12.9%) yang (kadar N = 12.6%) hasil dari nitrasi
berasal dari proses nitrasi HNO3/Ac2O HNO3/H2SO4 pada Gambar 9, terdapat
setelah di uji dengan FTIR diperoleh hasil serapan bilangan gelombang dominan
nilai serapan dominan yakni 1633.90; pada titik 1632.03; 1262.77; 817.01 cm-1. Hal
1266.18; 823.92 cm-1, dari uji FTIR tersebut ini menunjukkan adanya pergantian
tertera serapan bilangan gelombang gugus –OH dengan gugus –NO, bilangan
1633.90 cm-1 yang menunjukkan adanya gelombang yang ditampilkan akan
pergantian gugus –OH dengan gugus – dibandingkan dengan bilangan
NO2, puncak dominan dari serapan gelombang standar masing-masing gugus
bilangan gelombang tersebut fungsi. Perbandingan tersebut akan
dikarenakan adanya vibrasi pada molekul membantu dalam mengidentifikasi gugus
sampel NC. Gugus –OH tergantikan oleh fungsi yang terdapat pada suatu sampel
gugus –NO2 karena pada hasil grafik tidak sehingga dapat diketahui senyawa dari
terdapat vibrasi oleh molekul pada sampel tersebut. Sedangkan serapan
bilangan gelombang dengan range 3350 – panjang gelombang pada angka 817.01
3250 cm-1, dapat dilihat pada Gambar 8. cm-1 menunjukan pula adanya ikatan atom
Serapan bilangan 823,92 cm-1 C-N meskipun tidak terlalu kuat, dimana

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 75


range ikatan ini berada pada 920 – 830 Selulosa sebagai bahan baku
cm-1. Hal ini bisa disebabkan pada saat nitroselulosa memiliki gugus –OH yang
mengolah pelet sampel dengan KBr terikat, namun karena adanya proses
belum tercampur dengan baik, sehingga reaksi nitrasi, maka gugus tersebut
ketika dilakukan pengujian data yang diganti oleh gugus nitro. Penggantian
ditampilkan angkanya kurang tinggi. gugus inilah yang mencirikan dari adanya
Angka 1633.90 cm-1 (Gambar 8) dan komponen nitro dalam suatu material,
1632.03 cm-1 (Gambar 9) menunjukkan terutama untuk bahan baku energetik
gugus nitro dengan kriteria vibrasi material kelompok nitro. Terdapat
regangan (streching) asimetri yakni pada variabel lain pula yang menentukan
range 1500 – 1600 cm-1, sedangkan kriteria proses nitrasi yaitu nilai Derajat Subtitusi
vibrasi simetri gugus nitro berada pada (DS), nilai DS akan menunjukkan
range gelombang 1300 - 1390 cm-1 kompatibilitas sampel yang dihasilkan
kekuatan tampilan gugus asimetri lebih dengan komponen garam lainnya dan
kuat dibandingkan tampilan gugus akan berpengaruh pada nilai
simetri22. viskositasnya. Diantara kedua bahan
Tabel 2. Perbandingan Hasil Nitroselulosa dehydrating agent tersebut nitrasi dengan
(NC)
NC dari NC dari menggunakan Ac2O memiliki nilai DS lebih
HNO3/H2SO4 HNO3/Ac2O tinggi dibandingkan nilai DS dari nitrasi
Kadar N 12.6% 12.9%
Serapan I (cm- 1632.03 1633.90 dengan menggunakan H2SO4 yaitu 2.55,
1
)
sedangkan dari H2SO4 hanya bernilai 2.41.
Serapan II 1262.77 1266.18
-1
(cm ) Meskipun demikian selisih perbedaan dari
Serapan III 817.01 823.92
(cm-1) kedua sampel tersebut tidak terlalu jauh.
Kelarutan + + Dari identifikasi ini dapat diidentifikasi
dalam aceton
Uji nyala + + sebagai nitroselulosa, karena adanya
Uji + +
gugus alkohol (-OH) tergantikan oleh
penguapan
Massa NC 3.1354 4.1863 gugus Nitro (-NO2). Untuk lebih jelas
(gram)
DS 2.55 2.41 perbedaan antara nitroselulosa yang
Sumber: olahan peneliti, 2019 diperoleh melalui nitrasi dengan
HNO3/H2SO4 dan nitrasi dengan

22
Anonim ,”Spectroscopy Tables”, dalam : c_ir_nmr_spectra_tables.pdf, diakses pada
https://www.cpp.edu/~psbeauchamp/pdf/spe tanggal 1 Januari 2019

76 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019


HNO3/Ac2O secara kualitatif, terlihat pada fase koloid larutan, jika pelarut
Tabel 2. tidak memiliki viskositas
(kekentalan) tinggi, maka akan
Simpulan sukar untuk solvasi sampel
1. Melalui proses isolasi selulosa selulosa.
pada pulp koran dengan metode 2. Penelitian ini memerlukan
solvasi, bleaching¸dan ekstraksi dana dan sarana prasarana
(alkalisasi berulang) diperoleh laboratorium yang memadai
kadar α-selulosa sebesar 91.72% - terutama terkait safety
93.53%, yang memenuhi praktikan mengingat bahan
persyaratan bahan baku yang digunakan bersifat volatil
pembuatan nitroselulosa dalam (mudah menguap) dan
pengembangan material kestabilan kondisi
energetik. laboratorium seperti
2. Kadar N dalam NC hasil nitrasi temperature.
HNO3/H2SO4 dan hasil nitrasi 3. Industri propelan dapat
HNO3/Ac2O berturut-turut 12.6% mempertimbangkan bahan
dan 12.9% menunjukkan baku kertas limbah koran
pemenuhan syarat sebagai bahan sebagai alternatif bahan baku
baku material energetik nitroselulosa dengan
(propelan) yaitu dalam rentang memperhatikan kembali
kadar N 12.5% – 13.5%, diperkuat kesediaan bahan baku limbah
dengan data positif hasil uji nyala, koran di era media internet
uji kelarutan, uji penguapan lebih meningkat dibandingkan
(kestabilan), keberadaan gugus – media cetak.
NO2 pada uji FTIR.
DAFTAR PUSTAKA
Saran Buku
1. Dalam proses solvasi dengan Agrawal, Jai Prakash. 2010. High Energy
Materials-Propellant, Explosives and
menggunakan pelarut reagen Pyrotechnics, Weiheim : Wiley-VCH
Schweitzer, perlu Verlag GmbH

memperhatikan kestabilan

Pemanfaatan Limbah Koran Sebagai Alternatif... | Khotimah, Siahaan, Fahri | 77


Akhavan, Jacquen. 1965. The Chemistry Madai, Rafal, Halina Kalinowska, Elzbieta
and Technology of Explosive – Vol.2, Sobieka. 2018. “Utilisation of
1st, Pergamon Press, Warszawa : Nitrocompounds”, Journal of
Polish Scientific Publisher. Biotechnol Food Science,
http://www.bfs.p.lodz.pl/,
Fengel, Dietrich dan Gerd Wegener. 1989.
“Wood-Chemistry, Ultrastructure, Shen, Tongye. et.al., 2009.
Reaction”, New York : de Gruyter. “Conformational Flexibility of
Soluble Cellulose Oigomers : Chain
Ledgard, Jared B. 2007. The Preparatory
Length and Temperature
Manual of Explosives – A
Dependence”, Article of
Comprehensive Laboratory Manual,
J.Am.Chem.Sochlm, Vol.131, No.41.
2nd Edition, Seattle – Washington
USA Wolfram, L.J. 1964. Action of
Cuprammonium Hydroxide
Purificacion saes-plaza, et.al., “An
(Schweitzer Reagent) on Keratin.
Overview of the Kjeldahl Methode
of Nitrogen Determination.Part II. Washington. Harris Research
Early History, Chemistry of the Laboratorium,Inc.
Procedure, and Titrimetric Finish”., Internet
Article in Critical Reviews in Anonim ,”Spectroscopy Tables”, dalam :
Analytical Chemistry No.43. Oktober https://www.cpp.edu/~psbeaucha
2013, Hlm.224 mp/pdf/spec_ir_nmr_spectra_table
R.M.Christie,R.M., 2001. “Colour s.pdf, diakses pada tanggal 1 Januari
Chemistry”, Cambridge: RSC 2019
Paperbacks Olsson, Carina dan Gunnar Westman.
Jurnal/artikel 2013. “Direct Dissolution of
Cellulose : Background, Means and
Desriani, Raissa, Padli, dan Yelmida. 2012.
“Proses Pembuatan Nitroselulosa Applications”, Intech, Journal of
Cellulose – Fundamental Aspects,
dari Limbah Pelepah Sawit”, Jurnal
website :
Teknik Kimia, Universitas Riau
https://www.intechopen.com/book
Seminar/Kuliah s/cellulose-fundamental-
Cheung, Clement. 2014. “Studies of aspects/direct-dissolution-of-
Nitration of Cellulose – Application cellulose-background-means-and-
in New Membrane Materials”, A applications, chapter 6.
thesis of master of science program, Puskompublik, “KKIP Jelaskan
University of British Columbia. Perkembangan Pengelolaan
Colonel Chb IGN Wisnu Wardana, Industri Pertahanan”, website :
“Kebutuhan Munisi/Roket & Nilai https://www.kemhan.go.id/puskom
Strategis Smokeless Powder publik/2016/11/10/kkip-jelaskan-
Propellant dari Perspektif perkembangan-pengelolaan-
Pengguna”, pada National Seminar industri-pertahanan.html, diakses
of Energetic Material – Application of pada agustus 2018.
Smokeless Powder Propellant in
Ammunition and Rocket PT.Pindad
(persero), 8-9 mei 2018, slide 6.

78 | Jurnal Teknologi Persenjataan | Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai