Potensi Grafena Sebagai Material Masa Depan
Potensi Grafena Sebagai Material Masa Depan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh
Oleh :
Kevin Faza Wikrama – 21030234039
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini sehingga makalah dapat terselesaikan
tanpa hambatan. Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami
dikemudian waktu mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era revolusi industri 4.0 banyak sektor yang mulai mengalami kemajuan, tidak
terkecuali pada sektor material. Kemajuan tersebut dapat dirasakan melalui banyaknya
perubahan penggunaan material yang digunakan. Di era revolusi industri sebelum-
sebelumya banyak industri yang lebih menggunakan material berbahan fosil yang tidak
ramah lingkungan dan sulit untuk diregenerasi kembali. Tidak hanya itu, material-
material tersebut menghasilkan ribuan ton residu yang menumpuk sehingga
menyebabkan kerusakan alam. Akibatnya, banyak industri yang mulai memilih untuk
menggunakan material masa depan yang dirasa lebih mendatangkan banyak manfaat.
Oleh karena itu, banyak penelitian yang mulai dikembangkan untuk menemukan
material masa depan yang ramah lingkungan dan dapat diproduksi dalam jumlah besar.
Grafena menjadi salah satu material futuristik yang potensinya masih terus
dikembangkan oleh para peneliti. Sebab, grafena merupakan material yang ringan
tetapi sangat kuat karena tersusun atas lembaran karbon yang sangat tipis. Selain itu,
grafena memiliki sifat mekanis yang cukup baik dan dapat dihasilkan dari bahan grafit
(Huss, 2010). Seperti yang kita tahu, grafit banyak diproduksi serta telah dijual secara
komersil dengan harga yang relative terjangkau. Grafit dapat disintesis menjadi grafena
dengan metode Hummers, yaitu mengubah grafit menjadi grafena oksida yang
kemudian direduksi untuk menghasilkan serbuk grafena murni (Changzou, 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas diperlukan suatu diskusi lebih dalam untuk
mengetahui awal ditemukannya grafena, konsep dan prinsip dasar grafena, material-
material yang digunakan untuk membuat grafena, dan penerapan grafena dalam
berbagai fasilitas penunjang kehidupan manusia. Semua hal tersebut dilakukan agar
kita dapat megetahui setiap solusi dari permasalahan tersebut.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal dari ditemukannya grafena?
2. Bagaimana konsep dan prinsip dasar grafena?
3. Apa saja material-material yang digunakan sebagai bahan penyusun grafena?
4. Bagaimana penerapan grafena dalam berbagai fasilitas penunjang kehidupan
manusia?
1.3.Sistematika Penulisan
PEMBAHASAN
Penemuan grafena merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh dua
peneliti Institut Mikroelektronika Universitas Manchester, Inggris, Konstantin
Nosovelon yang berkebangsaan Inggris dan Rusia serta Andre Geim yang
berkebangsaan Belanda. Berkat penemuan mereka mengenai grafena, keduanya
terpilih untuk mendapat hadiah nobel dalam bidang fisika di tahun 2010. Penelitian
mereka terfokus dalam mengisolasi grafena dari unsur karbon atau grafit. Dari
penelitian ini diketahui bahwa jejaring unsur karbon setebal satu atom ternyata dapat
direkayasa. Oleh karena itu, material ini memiliki sifat mekanis dan elektrabilitas yang
sangat bagus.
Konsep dasar dari grafena sendiri menurut Andre Geim dapat dianalogikan
melalui sebuah coretan pensil. Bagian inti dari pensil terbuat dari graphit atau arang
yang biasa disebut kimiawan sebagai karbon. Ketika kita menulis menggunakan pensil,
terdapat kemungkinan bahwa kita hanya menorehkan satu atom di atas kertas. Konsep
inilah yang digunakan oleh Geim dan Nosovelov untuk mengisolasi grafena dari grafit
yang telah dicoretkan secara berulang di atas sebuah selotip transparan. Akhinya
ditemukan sebuah trobosan ilmiah yang membuat Geim segera menyederhanakan
gagasan awal risetnya. Namun ada catatan bahwa kita harus membayangkan satu
milimeter unsur graphit mengandung sekitar tiga juta lapisan grafena yang menumpuk
satu sama lain dalam ikatan yang lemah. Atom grafena sendiri memiliki sifat transparan
dan sangat rapat sehingga kemungkinan adanya atom gas yang dapat menembus
sangatlah kecil, bahkan hamper tidak ada. Selain itu, konduktivitas listrik grafena
sendiri amatlah bagus. Dari semua komponen inilah yang membuat kedua ilmuan
tersebut terpilih sebagai peraih hadiah nobel bidang fisika tahun 2010.
Proses produksi grafena dalam jumlah besar dapat melalui metode penumbuhan
kimiawi dengan mereduksi dari oksida grafena. Konsepnya mirip dengan metode
pengelupasan graafena. Saat ini, terdapat banyak reagen yang dapat digunakan untuk
proses reduksi, seperti sulfid, hydrogen, sodium hydride, dan masih banyak lagi. Proses
reduksi grafena menggunakan hydrazine murni dalam fase larutan dapat menghasilkan
reduced graphene oxide yang mengandung sedikit unsur hydrogen dan oksigen.
Saat ini, grafena banyak digunakan untuk material baterai. Para peneliti dari
UCLA berhasil mengembangkan baterai ramah lingkungan berbahan dasar grafena.
Tidak hanya itu, Ketika baterai ini digunakan pada ponsel dapat mengisi daya lebih
cepat daripada baterai biasanya. Selain baterai, grafena juga dimanfaatkan pada
pembuatan night vision. Pembuatannya dilakukan dengan cara mencampurkan grafena
dengan sulfida timbal. Hal tersebut membuat gambar atau citra yang dihasilkan
menjadi lebih halus meskipun dalam kondisi cahaya yang cukup rendah. Terobosan ini
nantinya juga mendukung proses produksi kamera ultra ringan dan kacamata night
vision. Dalam bidang militer, grafena digunakan sebagai material penyusun rompi anti
peluru yang memiliki kualitas sangat tinggi.
Baru-baru ini peneliti juga berusaha memetik manfaat dari sifat unik yang
dimiliki graphene lainnya. Misalkan plastic bersifat isolator yang dapat direkayasa
sedemikian rupa hingga menjadi semi konduktor atau konduktor jika dalam
produksinya dicampurkan satu persen grafena. Selain itu, dalam bidang otomotif
grafena digunakan dalam campuran karoseri mobil yang mengakibatkan terjadinya
stabilitas terhadap beban dan panas. Sementara, pada bidang sensor peneliti mulai
mengembangkan sensor dengan kepekaan yang lebih tinggi daripada sensor-sensor
sebelumnya. Sensor tersebut mampu melakukan registrasi cepat unsur beracun dalam
kadar amat kecil sekalipun. Sebab, molekul tersebut nantinya akan terperangkap pada
jaring-jaring atom grafena. Kemudian, sensor akan segera menyala dengan cepat
Ketika molekul asing tersebut terperangkap pada jaring-jaring atom grafena.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penemuan awal grafena oleh Giem dan Konstantin ternyata bermula dari
sebuah konsep sederhana yakni coretan pensil pada sebuah kertas. Namun, dari hal
sederhana tersebut ternyata mereka mampu menemukan material masa depan dengan
segudang manfaat. Hal tersebut membuat mereka berhasil mendapatkan nobel pada
bidang fisika di tahun 2010. Grafena dapat disintesis melalui metode penumbuhan
kimiawi dengan mereduksi dari oksida grafena. Potensi grafena sebagai material masa
depan yang dapat digunakan dalam jumlah besar sangatlah mungkin. Hal tersebut dapat
terjadi karena melihat beragam sifat-sifat unggul yang dimiliki grafena membuat
grafena dapat dimanfaatkan secara fleksibel.
3.2. Saran
China : Jurnal Nature Communications DOI : 10.1038/ ncomms 2555 Geim,A.A.K. 2009. “The
Rise of Graphene”.
Nature Materials. Vol.6, No.3, hal: 183- 191. Min, Z.dkk.2014. ”Electromagnetic Properties of
Co/Co3O4/Reduced Graphene Oxide Nanocomposite”.