Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menyikapi Korupsi Di Indonesia
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menyikapi Korupsi Di Indonesia
Sejak tahun 2002, KPK secara formal merupakan lembaga anti korupsi yang
dimiliki Indonesia. Pembentukan KPK didasari oleh UU No.30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi. Sesuai dengan UU tersebut, KPK memiliki tugas
melakukan tugas kordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi; supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi; penyelidikan, penyidikan dan penuntutan
terhadap tindak pidana korupsi; melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak
pidana korupsi; dan melakukan pemantauan (monitoring) penyelenggaraan
pemerintahan negara. (Badjuri, 2011)
Badjuri mengatakan bahwa, kewenangan yang dimiliki KPK adalah
mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi; meletakkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi kepada instansi terkait; melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan
instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, meminta
laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. Dengan demikian
tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh KPK, maka KPK merupakan ujung tombak
pemberantasan korupsi di Indonesia. (Badjuri, 2011)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Korupsi adalah salah satu tindakan atau penyakit berbahaya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia karena sudah masuk ke dalam berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia baik
masyarakat atas maupun bawah, masuk ke dalam struktur pemerintahan baik eksekutif, legislatif
dan yudikatif. Dengan adanya korupsi dapat menghambat pembangunan sosial, ekonomi,
memperlemah karakter bangsa dan menghasilkan banyak dampak negatif lainnya.
Usaha untuk menghadapi korupsi, rakyat Indonesia harus kembali memperkuat dan
menginternalisasikan nilai Pancasila dalam kepribadian dan sikap kesehariannya. Setiap orang
beragama pasti menolak perbuatan korupsi karena merusak nilai keadilan dan keadaban sebagai
makhluk Tuhan yang memiliki nilai kemanusiaan untuk tidak mudah merampas hak orang lain.
Korupsi juga membuat rakyat tidak percaya kepada pemimpinnya sehingga jelas melanggar
sila keempat. Dengan adanya korupsi pula sisi keadilan sosial masyarakat Indonesia terusik
karena menciptakan kesenjangan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjauhkan kita dari
cita-cita negara adil dan Makmur sebagaimana mimpi para pendiri bangsa ketika
mendeklarasikan negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Badjuri, A. (2011). PERANAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) SEBAGAI
LEMBAGA ANTI KORUPSI DI INDONESIA (The Role of Indonesian Corruption
Exterminate Commission in Indonesia). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 18(1), 84–
96. Retrieved from http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=7671&val=548&title=PERANAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
(KPK) SEBAGAI LEMBAGA ANTI KORUPSI DI INDONESIA
Dewantara, A. W. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam
Kacamata Soekarno). 102. https://doi.org/10.31227/OSF.IO/E7CQK
Saputra, I. (2017). Implementasi Nilai Pancasila dalam Mengatasi Korupsi di Indonesia.
PPKn, 2(1), 9–17.
Suroto. (2015). Terapi Penyakit Korupsi : Peran Pkn. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,
5(10), 766–772.
Waluyo, B. (2014). OPTIMALISASI PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
Bambang Waluyo Kejaksaan Agung Republik Indonesia Email. Jurnal Yuridis, 1(2),
169–182.
Yustisia. (2014). Pemahaman Masyarakat Tentang Korupsi. Yustisia Jurnal Hukum, 3(1), 80–
88. https://doi.org/10.20961/yustisia.v3i1.10124