Anda di halaman 1dari 30

RANCANGAN AKTUALISASI

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS


BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
ANGKATAN II TAHUN 2021

“OPTIMALISASI PENCATATAN DAN PELAPORAN


PENGENDALIAN LAPANGAN PROGRAM BANGGA KENCANA
DI DESA TEKANA KECAMATAN BUANA PEMACA
KABUPATEN OKU SELATAN”

Disusun oleh :
Nama : Amanah Fitriah, S.Si
NIP : 199410112020122014
Jabatan : Calon Penyuluh KB Ahli Pertama
Instansi : Perwakilan BKKN Prov. Sumatera Selatan

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


PUSDIKLAT KEPENDUDUKAN DAN KELURGA BERENCANA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
ANGKATAN II TAHUN 2021

“OPTIMALISASI PENCATATAN DAN PELAPORAN


PENGENDALIAN LAPANGAN PROGRAM BANGGA KENCANA
DI DESA TEKANA KECAMATAN BUANA PEMACA
KABUPATEN OKU SELATAN”

Nama : Amanah Fitriah, S.Si


NIP : 199410112020122014
Jabatan : Calon Penyuluh KB Ahli Pertama
Instansi : Perwakilan BKKBN Prov. Sumatera Selatan

Jakarta, 13 September 2021 Palembang, 13 September 2021


Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Syaeful Anwar, S.Sos Marhasan, S.E


NIP. 198510262010121001 NIP. 196904201993031007

i
BERITA ACARA
RANCANGAN AKTUALISASI
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
ANGKATAN II TAHUN 2021

OPTMALISASI PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGENDALIAN LAPANGAN


PROGRAM BANGGA KENCANA DI DESA TEKANA

Nama : Amanah Fitriah, S.Si


NIP : 199410112020122014
Unit Kerja/Tempat Magang : Sub Bidang Hubungan Antar
Lembaga dan Bina Lini Lapangan
Bidang Advokasi, Penggerakan, dan
Informasi
Perwakilan BKKBN Provinsi
Sumatera Selatan

Telah diuji di depan Tim Penguji


Pada Hari Rabu tanggal 15 September 2021

Penguji, Coach,

Anita Latifah, S.Si, MH Syaeful Anwar, S.Sos


NIP. 197708142006042016 NIP. 198510262010121001

Mengetahui,
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana

DR. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si


NIP. 196702031992031004

ii
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas segala rahmat
dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan Program Bangga Kencana di
Desa Tekana Kecamatan Buana Pemaca Kabupaten OKU Selatan” sebagai rangkaian
pelaksanaan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III BKKBN Tahun 2021
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari penyusunan rancangan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada :
1. Bapak Marhasan, SE selaku mentor aktualisasi.
2. Bapak Syaeful Anwar, S.Sos selaku coach aktualisasi.
3. Ibu Anita Latifah, S.Si, MH selaku penguji rancangan aktualisasi.
4. Seluruh panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS BKKBN Tahun 2021 Balai Diklat KKB
Bogor.
5. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS BKKBN Tahun 2021 atas
semangat dan kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa penulisan rancangan ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Penulis berharap Rancangan Aktualisasi ini dapat
berkontribusi dalam pencapaian kinerja organisasi.

Palembang 13 September 2021


Peserta

Amanah Fitriah, S.Si


NIP. 199410112020122014

iii
DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PENGESAHAN i
BERITA ACARA ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv

BAB I. PROFIL INSTANSI DAN PESERTA 1


A. Profil Instansi 1
B. Profil Peserta 5

BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI 8


A. Deskripsi Isu 8
1) Isu Ke-1 : 8
2) Isu Ke-2 : 9
3) Isu Ke-3 11
B. Penetapan Core Isu 12
C. Penentuan Penyebab Core Isu 14
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu 14
E. Matrik Rancangan Aktualisasi 16
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (ANEKA) 23

BAB III. RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI 24

REFERENSI 25

iv
BAB I
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi
A.1 Gamaran Umum Organisasi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menurut Undang
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang
berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam
Renstra BKKBN 2020-2024, disebutkan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor
52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
memiliki tugas untuk melaksanakan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Akhir tahun 2019 BKKBN mengemas dan
memperkenalkan istilah Program KKBPK menjadi Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana atau yang disingkat menjadi “Bangga
Kencana”. Perubahan nama dari KKBPK menjadi Bangga Kencana tersebut bertujuan
untuk memudahkan penyebutan program yang seringkali agak sulit untuk diucapkan.
Struktur organisasi BKKBN tertuang pada Peraturan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang
organisasi dan tata kerja seperti dalam website BKKBN (www.bkkbn.go.id) digambarkan
dalam bagan berikut.

Gambar 1. Struktur Organisasi BKKBN Pusat

1
A.2 Visi Misi BKKBN
Visi BKKBN adalah “Terwujudnya keluarga berkualitas dan pertumbuhan penduduk
yang seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Dalam penjabaran upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi BKKBN tersebut diatas, maka dirumuskan
Misi (BKKBN, 2020: 19-20) sebagai berikut :
1. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas dan
struktur penduduk seimbang.
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara
komprehensif.
3. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus
hdup.
4. Membangun kemitraan jejaring kerja, peran serta masyarakat dan kerjasama global.
5. Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan komunikasi.
6. Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan SDM
aparatur.

A.3 Brand Values BKKBN


BKKBN dalam melaksanakan tugasnya selalu memegang Brands values. Brands values
(BKKBN, 2020) yang dianut oleh BKKBN saat ini terdiri dari KRN yang merupakan
akronim dari :
a. Kerja Tuntas
Perilaku yang menunjukkan sikap kerja tuntas adalah bertanggung jawab, disiplin,
efisien & efektif, transparan, memberikan hasil terbaik, dapat bekerja sama, tepat
waktu, serta inovatif & kreatif.
b. Responsif
Perilaku yang menunjukkan sikap responsif adalah selalu siap saat dibutuhkan,
memberikan pelayanan terbaik, memiliki komunikasi yang baik, cepat beradaptasi
dengan perubahan, dapat diandalkan, dan proaktif.
c. Nilai Luhur
Nilai Luhur dicerminkan melalui bersikap empati, dapat menjadi tauladan, optimis,
berani mengambil tindakan yang benar, memiliki jiwa kepemimpinan, dapat
dipercaya, memiliki integritas tinggi, dan melaksanakannilai-nilai Pancasila.

2
A.4 Tugas Pokok dan Fungsi
A.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi BKKN
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72 Tahun 2011 pasal 2, BKKBN
mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Menurut Peraturan Kepala BKKBN
Nomor 72 Tahun 2011 pasal 3, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2, BKKBN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan dibidang
KKB;
2. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KKB;
3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk danKB;
4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KKB;
5. Penetapan perkiraan pengendalian penduduk secara nasional;
6. Penyusunan desain Program KKBPK;
7. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);
8. Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhanPasangan
Usia Subur (PUS) nasional;
9. Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga;
10. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
nasional dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaanber-KB dan
Kesehatan Reproduksi (KR);
11. Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
12. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
nasional dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan
keluarga;
13. Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/petugas lapangan
KB (PKB/PLKB);
14. Penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan
keluarga berencana;
15. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi di bidang KKB.

Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:


1. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB;
2. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan
BKKBN;
3
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN;
5. Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB.

A.4.3 Tugas Pokok dan Fungsi Perwakilan BKKBN


Gambar 2 menjelaskan susunan organisasi BKKBN Provinsi Sumatera Selatan.

Gambar 2. Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Sumatera Selatan

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan sebagian tugas dan


fungsi BKKBN di provinsi sesuai dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 82 Tahun 2011
yang tercantum dalam pasal 3, yaitu:
a. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional di
bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
b. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan
keluarga;
c. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk,
penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, penggerakan hubungan
antar lembaga, bina lini lapangan serta pengelolaan data dan informasi di bidang
pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan
4
reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
f. Pelaksanaan tugas administrasi umum;
g. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
h. Pembinaan dan fasilitasi terbentuknya Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

B. Profil Peserta
Penulis merupakan salah satu CPNS BKKBN yang diterima pada formasi Penyuluh
Keluarga Berencana Ahli Pertama Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan.
Saat ini Penulis ditempatkan di Kecamatan Buana Pemaca, Kabupaten OKU Selatan dan
memegang empat desa binaan, yaitu Desa Tekana, Desa Sinar Danau, Desa Bandar dan
Desa Tunas Jaya. Pada Permenpan RB Nomor 21 Tahun 2018 pasal 3 dijelaskan bahwa
penyuluh keluarga berencana merupakan pelaksana teknis fungsional dalam program
bangga kencana di lingkungan BKKBN. Tugas penyuluh keluarga berencana menurut
Permenpan RB Nomor 21 Tahun 2018 pasal 5 yaitu melakukan pengelolaan Program
KKBPK yang meliputi penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan di
bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 21 Tahun 2018 Pasal 7 ayat 2a, Uraian kegiatan
tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Pertama meliputi:
1. Menyusun perencanaan Program KKBPK melalui musyawarah perencanaan
pembangunan (musrenbang) di tingkat desa/kelurahan;
2. Merancang instrumen pendataan;
3. Melakukan uji instrumen pendataan;
4. Mengolah hasil pendataan keluarga di tingkat daerah kabupaten/kota;
5. Melakukan sarasehan hasil pendataan di tingkat kecamatan;
6. Membuat peta pendataan IMP di tingkat daerah kabupaten/kota;
7. Merancang kegiatan pameran KKBPK di tingkat kecamatan;
8. Melakukan KIE melalui media massa;
9. Melakukan penilaian lomba Program KKBPK di tingkat kecamatan;
10. Menyusun materi rakor/raker KKBPK di tingkat daerah kabupaten/kota;
11. Melakukan evaluasi Program KKBPK di tingkat daerah kabupaten/kota;
12. Melaksanakan pembinaan Poktan BKB di tingkat daerah kabupaten/kota;
13. Melaksanakan pembinaan Poktan BKR di tingkat daerah kabupaten/kota;
5
14. Melaksanakan pembinaan Poktan BKL di tingkat daerah kabupaten/kota;
15. Melaksanakan pembinaan Poktan UPPKA di tingkat daerah kabupaten/kota;
16. Melaksanakan pembinaan Poktan PIK-R di tingkat daerah kabupaten/kota;
17. Melaksanakan pembinaan Poktan kegiatan sosial lainnya di tingkat daerah
kabupaten/kota;
18. Menyusun rencana kerja mingguan Program KKBPK di wilayah binaan;
19. Menyusun rencana kerja bulanan Program KKBPK di wilayah binaan;
20. Menyusun rencana kerja tahunan Program KKBPK di wilayah binaan;
21. Monitoring dan evaluasi Program KKBPK di tingkat kecamatan;
22. Melakukan persiapan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat kecamatan;
23. Melaksanakan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat kecamatan;
24. Melakukan advokasi ke tokoh formal di tingkat kecamatan;
25. Melakukan advokasi ke tokoh informal di tingkat kecamatan;
26. Melakukan fasilitasi kemitraan dengan organisasi formal di tingkatkecamatan;
27. Melakukan fasilitasi kemitraan dengan organisasi informal di tingkat kecamatan;
28. Mengembangkan media KIE berbasis teknologi informasi di tingkat daerah
kabupaten/kota;
29. Menyajikan hasil pengembangan media KIE berbasis teknologi informasi;

Posisi penyuluh KB berada dibawah Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi;


Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan. Berdasarkan Peraturan
Kepala BKKBN Nomor 82 Tahun 2011 pasal 22, Bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, penggerakan, dan informasi.
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 82 tahun 2011 pasal 23, dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 22, Bidang Advokasi,
Penggerakan, dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan
teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di
bidang advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi;
b. Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan
teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, dan pemantauan, evaluasi di bidang
hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan, serta fasilitasi pembentukan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah;
c. Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan
6
teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di
bidang data dan informasi.

Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 82 Tahun 2011 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Perwakilan BKKN Provinsi pasal 25 ayat 2, Sub bidang Hubungan Antar
Lembaga dan Bina Lini Lapangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar,
prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang hubungan antar lembaga
dan bina lini lapangan, serta penyiapan fasilitasi pembentukan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Daerah.

7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu
1) Isu Ke-1 : Kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan pengendalian
lapangan program bangga kencana di Desa Tekana
a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Sistem Pencatatan dan Pelaporan diperlukan dalam rangka kepentingan
operasional di lapangan dan sebagai dasar untuk perencanaan, pengendalian dan
penilaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(BKKBN, 2014). Menurut Direktorat Pelaporan dan Statistik (BKKBN, 2014), dalam
rangka menunjang tersedianya data dan informasi Program Bangga Kencana perlu
dilakukan sistem pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan guna memonitor
keseluruhan rangkaian kegiatan dan hasil kegiatan program secara berkelanjutan.
Namun, berdasarkan hasil konsultasi penulis dengan Koordinator Wilayah
Kecamatan Buana Pemaca ditemukan bahwa di Desa Tekana pencatatan dan
pelaporannya masih belum optimal. Program bangga kencana yang berjalan di Desa
Tekana masih dilaporkan secara verbal saja, belum terorganisir secara baik dalam
bentuk catatan dan laporan. Hal tersebut diakibatkan oleh masih kurangnya tenaga
lapangan yang ada. Diketahui bahwa sebelum penulis ditugaskan ke Kecamatan
Buana Pemaca, hanya ada satu penyuluh KB di Kecamatan Buana Pemaca yang
bertanggung jawab atas 8 desa binaan.

b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.


Jika isu ini tidak diselesaikan maka bisa mengakibatkan BKKBN tidak dapat
melakukan perencanaan dan penilaian akan kinerja program bangga kencana secara
tepat dan benar. Hal ini juga bisa mengakibatkan masyarakat tidak bisa
mendapatkan manfaat dari progam bangga kencana dikarenakan perencanaan yang
tidak tepat.

C) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.


Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III yang relevan adalah
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG). Pengertian
Manajemen ASN (LAN, 2017) merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
8
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul dan selaras
dengan perkembangan zaman. Untuk mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan di
Desa Tekana dapat dilakukan dengan mempelajari petunjuk teknis pencatatan dan
pelaporan pengendalian lapangan program bangga kencana sehingga bisa
menghasilkan ASN yang profesional. Pelayan publik (LAN, 2017) merupakan segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. BKKBN sebagai badan kependudukan
memiliki tugas untuk menyediakan data kependudukan kepada masyarakat sebagai
bentuk pelayanan publik, jika data pencatatan dan pelaporan dari desa tidak
optimal maka akan berdampak pada data kependudukan secara nasional. WoG
(LAN, 2015) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Pencatatan
dan pelaporan pengendalian penduduk membutuhkan kerjasama dengan mitra
seperti PPKBD, Sub PPKBD, Kader Poktan, dan Kepala Desa agar bisa mendapatkan
data yang aktual dan benar.

2) Isu Ke-2 : Kurang optimalnya kelompok kegiatan BKR di Desa Tekana


a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Bina Keuarga Remaja (BKR) bertujuan untuk meghindari TRIAD KRR yakni
hindari pernikahan dini, hindari seks bebas, serta hindari narkoba, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya. BKR juga dapat menjadi wadah untuk memberikan pengetahuan
kepada orang tua bahwa remaja perlu mengetahui tentang PKBR (Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja) sehingga bisa tercipta keluarga sejahtera di
kemudian hari. Terlihat pada gambar 3 bahwa telah ada 2 kelompok BKR di
Kecamatan Buana Pemaca, salah satunya adalah BKR di Desa Tekana.
Namun, berdasarkan hasil konsultasi penulis dengan Koordinator Wilayah
Kecamatan Buana Pemaca ditemukan bahwa belum ada kegiatan pembinaan yang
dilakukan kepada kelompok kegiatan BKR di Desa Tekana sehingga kelompok
kegiatan BKR tersebut menjadi pasif atau hanya ada SK nya saja tetapi tidak ada
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok kegiatan BKR tersebut. Menurut mentor,
kelompok kegiatan BKR ini perlu mendapatkan pembinaan karena salah satu tugas

9
pokok dan fungsi penyuluh KB adalah melakukan pembinaan kelompok kegiatan
BKR.

Gambar 3. Laporan Dallap Kecamatan Buana Pemaca

b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.


Jika isu ini tidak diselesaikan maka akan berdampak pada meningkatnya
permasalahan-permasalahan remaja seperti pernikahan dini, kelahiran usia remaja
dan pergaulan bebas yang akan berdampak juga pada perubahan perilaku dari
reamaja itu sendiri. Hal ini juga berdampak pada tidak akan tercapainya visi BKKBN
untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas karena
banyaknya pernikahan yang tidak terencana akibat dari remaja yang masih belum
siap membina rumah tangga.

C) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.


Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III yang relevan adalah
pelayanan publik. Pelayan publik (LAN, 2017) merupakan segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Penyuluh KB sebagai pelayan publik memiliki
tugas untuk memberikan pelayanan terbaik keapada pelanggannya, dalam hal ini
adalah kelompok BKR. Sasaran dari program BKR ini ditujukan bagi keluarga yang
memiliki anak remaja sebagai wadah dan sumber informasi bagi orangtua untuk
memperoleh pengetahuan tentang remaja. BKR merupakan program strategis
dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam lingkungan
10
masyarakat seabagai modal pembangunan. Pada isu ini, PKB selaku penyelenggara
kurang menjalankan fungsi dan perannya sehingga pihak yang terlibat dalam
program BKR (penerima layanan) tidak mendapat manfaatnya.

3) Isu Ke-3 : Rendahnya Kepesertaan MOP di Desa Tekana


a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
MOP merupakan metode kontrasepsi permanen bagi pria menggunakan
prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan
melakukan pengikatan/ pemotongan saluran sperma. MOP mempunyai tingkat
efektivitas 99,5%.
Berdasarkan hasil konsultasi dengan Koordinator Wilayah diketahui bahwa
sampai dengan saat ini hanya terdapat 1 peserta KB MOP di Kecamatan Buana
Pemaca dan itu bukan di Desa Tekana. Tidak ada peserta MOP di Desa Tekana
dikarenakan masih banyaknya anggapan bahwa MOP dapat menyebabkan impoten.
Menurut bidang KB Dinas P2KBP3A OKU Selatan, target PPM MOP adalah 50 orang
setiap tahunnya.

b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.


Jika isu ini tidak diselesaikan maka target BKKBN untuk MOP tidak dapat
tercapai. Efektivitas MOP tergolong tinggi, jika banyak pria yang ikut serta dalam
MOP maka akan mempercepat pencapaian pengendalian jumlah penduduk dan
terciptanya keluarga yang sejahtera.

C) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.


Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III yang relevan adalah Whole of
Government (WoG) dan Pelayanan Publik. WoG (LAN, 2015) merupakan sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Dibutuhkan kerjasama dengan beberapa pihak
untuk bisa meningkatkan jumlah peserta MOP, seperti pemerintah daerah, tenaga
kesehatan, dinas kesehatan, rumah sakit, serta akseptor yang berpengalaman.
Pelayanan Publik (LAN, 2017) merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. BKKBN mempunyai tugas memberikan pelayanan publik berupa
11
informasi tentang seluruh jenis pelayanan kontrasepsi modern termasuk MOP dan
juga memberikan pelayanan MOP.

B. Penetapan Core Isu


Untuk menyelesaikan isu yang muncul, perlu dilakukan analisis untuk menentukan
isu prioritas. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan isu prioritas
adalah USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG menggunakan teknik scoring.
USG dilaksanakan dengan memerhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah, dan
kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin besar (LAN, 2019).
a. Urgency, dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
untuk diselesaikan.
b. Seriousness, yaitu tingkat keseriusan dari masalah dengan melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, serta
membahayakan sistem atau tidak.
c. Growth, yaitu tingkat perkembangan masalah, apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah atau tidak.
Untuk menentukan core isu, perlu digunakan skor dengan skala 1- 5. Semakin tinggi
tingkat urgency, seriousness, dan/atau growth, maka semakin tinggi skor untuk masing-
masing komponen.

Tabel Penetapan Core Isu dengan Analisis USG


Kriteria Jumlah Peringkat
No Isu
U S G Nilai Kualitas
1 Kurang optimalnya pencatatan dan 5 5 4 14 1
pelaporan pengendalian lapangan
program bangga kencana di Desa
Tekana
2 Kurag optimalnya kelompok kegiatan 4 4 4 12 2
BKR di Desa Tekana

3 Rendahnya Kepesertaan MOP di 4 4 3 11 3


Desa Tekana

Tabel Deskripsi Kriteria URGENCY

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Mendesak Isu sangat mendesak diartikan sangat memengaruhi kualitas


pelaksanaan program di unit kerja

4 Mendesak Isu mendesak diartikan memengaruhi kualitas pelaksanaan


program di unit kerja

3 Cukup Mendesak Isu cukup mendesak diartikan cukup memengaruhi kualitas


pelaksanaan program di unit kerja

12
2 Kurang Mendesak Isu kurang mendesak diartikan kurang memengaruhikualitas
pelaksanaan program di unit kerja
1 Tidak Mendesak Isu tidak mendesak diartikan tidak terlalu memengaruhi
kualitas pelaksanaan program di unit kerja

Tabel Deskripsi Kriteria SERIOUSNESS

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Serius Isu sangat serius diartikan sangat memengaruhi kualitas


pelaksanaan program di unit kerja
4 Serius Isu serius diartikan memengaruhi kualitas pelaksanaan
program di unit kerja
3 Cukup Serius Isu cukup serius diartikan cukup memengaruhi kualitas
pelaksanaan program di unit kerja

2 Kurang Serius Isu kurang serius diartikan kurang memengaruhi kualitas


pelaksanaan program di unit kerja

1 Tidak Serius Isu tidak serius tidak terlalu memengaruhi kualitas


pelaksanaan program di unit kerja

Tabel Deskripsi Kriteria GROWTH

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Cepat Memburuk Isu sangat cepat memburuk diartikan sangat


memengaruhi kualitas pelaksanaan program di unit
kerja

4 Cepat Memburuk Isu cepat memburuk diartikan memengaruhi kualitas


pelaksanaan program di unit kerja

3 Cukup Cepat Memburuk Isu cukup cepat memburuk diartikan cukup


memengaruhi kualitas pelaksanaan program di unit
kerja

2 Kurang Cepat Memburuk Isu kurang cepat memburuk diartikan kurang


memengaruhi kualitas pelaksanaan program di unit
kerja

1 Tidak Cepat Memburuk Isu tidak cepat memburuk tidak terlalu memengaruhi
kualitas pelaksanaan program di unit kerja

Berdasarkan Analisis USG diatas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut:
“Optimalisasi pencatatan dan pelaporan Program Bangga Kencana di Desa Tekana”,
dengan rumusan isu : “Kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan pengendalian
lapangan Program Bangga Kencana di Desa Tekana”.

13
C. Penentuan Penyebab Core Isu
Untuk menyelesaikan permasalahan “Kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan
pengendalian lapangan program bangga kencana di Desa Tekana”, maka harus dilakukan
identifikasi penyebab masalah. Adapun penyebab masalah tersebut akan dianalisis
menggunakan teknik fishbone. Fishbone diagram atau diagram tulang ikan (LAN, 2019)
merupakan teknik analisis isu yag lebih menekankan pada hubungan sebab akibat.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu masalah, dan
menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.

Belum adanya juknis


pencatatan dan
Rendahnya partisipasi
pelaporan di desa PPKBD dan SUB PPKBD

Kurang
optimalnya
pencatatan dan
pelaporan
program bangga
kencana di Desa
Tekana
Kurangnya monitoring
dan evaluasi
Jumlah PKB yang ada
kurang banyak

Gambar 4. Analisis fishbone core isu

Isu “Kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan program


bangga kencana di Desa Tekana” disebabkan oleh empat hal. Pertama adalah rendahnya
partisipasi PPKBD dan Sub PPKBD. Hal itu disebabkan karena ketidak tahuan PPKBD
dan Sub PPKBD bahwa mereka perlu membuat pelaporan. Kedua, belum adanya
petunjuk teknis pencatatan dan pelaporan di Desa Tekana. Hal ini disebakan oleh
kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh kordinator wilayah terkait pencatatan dan
pelaporan pengendalian lapangan program bangga kencana. Ketiga, Jumlah PKB yang
ada kurang banyak. Sebelum penulis ditempatkan di Kecamatan Buana Pemaca, hanya
ada satu orang PKB di kecamatan tersebut. Beliau mempunyai 8 desa binaan. Keempat,
kurangnya monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas P2KBP3A OKU Selatan
yang merupakan penanggung jawab program bangga kencana di tingkat kabupaten.

D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu


Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut diatas dengan merujuk pada akar
penyebabnya adalah “Optimalisasi pencatatan dan pelaporan program bangga kencana

14
di Desa Tekana”. Gagasan tersebut berkaitan dengan Mata Pelatihan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG). Pengertian Manajemen ASN (LAN,
2017) merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan zaman. Optimalisasi pencatatan
dan pelaporan program bangga kencana ini dapat menghasilkan ASN yang profesional
mengerjakan tugasnya dalam melakukan pencatatan dan pelaporan yang selama ini
belum dilakukan. Pelayanan publik (LAN, 2017) merupakan segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam bentuk barang
dan/atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Memberikan laporan dan akses
informasi serta data terkait kependudukan merupakan salah satu bentuk pelayanan
publik yang harus dilakukan oleh BKKBN. Optimalisasi pencatatan dan pelaporan ini
dapat memberikan data kependudukan yang benar dan aktual kepada masyarakat. WoG
(LAN, 2015) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Pencatatan dan pelaporan
pengendalian penduduk membutuhkan kerjasama dengan mitra seperti PPKBD, Sub
PPKBD, Kader Poktan, dan Kepala Desa agar bisa mendapatkan data yang aktual dan
benar.
Untuk mewujudkan gagasan kreatif tersebut, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
selama masa habituasi adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan aturan dan tatacara pencatatan dan pelaporan pengendalian
lapangan program bangga kencana di tingkat desa.
2) Melakukan pembinaan kepada PPKBD dan Sub PPKBD.
3) Melakukan pengisian formulir.
4) Merekap laporan tingkat desa dan menyerahkannya ke koordinator wilayah.

15
E. Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Calon Penyuluh KB Ahli Pertama, Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan, Kab. OKUS, Kecamatan Buana Pemaca, Desa Tekana.
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan Program Bangga Kencana di Desa Tekana
2. Kurang optimalnya kelompok kegiatan BKR di Desa Tekana
3. Rendahnya kepesertaan MOP di Desa Tekana
Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan program bangga kencana di Desa Tekana
Gagasan Pemecahan : Optimalisasi pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan program bangga kencana di Desa Tekana. Gagasan tersebut terkait
Isu dengan MP. Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government

Kontribusi Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Mengumpulkan peraturan 1) Konsultasi dan 1) Kumpulan MP. Etika Publk Dengan pemahaman Tahapan kegiatan
“memngumpulkan
dan tata cara pencatatan koordinasi peraturan Saya akan mengawali kegiatan ini dengan terhadap aturan dan
peraturan dan tata
dan pelaporan dengan mentor tentang berkonsultasi bersama koordinator wilayah tata cara pencatatan cara pencatatan dan
pelaporan
pengendalian lapangan dan koordinator pencatatan dan untuk mendapatkan informasi mengenai dan pelaporan
pengendaian lapangan
program bangga kencana wilayah pelaporan keadaan wilayah dan menyampaikan rencana pengendalian program bangga
kencana di tingkat
di tingkat desa 2) Mengumpulkan pengendalian kegiatan yang akan dilakukan. Saya lapangan program
desa” berkaitan
aturan dan lapangan m enghubungi rekan kerja dengan sikap sopan bangga kencana dengan nilai
Kerja Tuntas. Yaitu
tatacara 2) Formulir dan pada jamkerja sesuai dengan etika publik. ditingkat desa dapat
bertanggung jawab
pencatatan dan pengendalian MP. Komitmen Mutu berkontribusi pada
dalam mengumpulkan
pelaporan lapangan Saya membaca dan mempelajari peraturan dan Tusi BKKBN, yaitu
16
Kontribusi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
pengendalian 3) Foto/ tatacara pencatatan dan pelaporan dengan penyelenggaraan formulir dan
lapangan dokumentasi sungguh-sungguh selama 1 hari agar efektif pemantauan dan menggunakan waktu
3) Mengumpulkan dengan dan efisien sesuai dengan MP. Komitmen Mutu. evaluasi di bidang secara efektif dan
formulir koordinator MP. Nasionalisme. efisien dalam
pengendalian
pengendalian wilayah & mentor Berkoordinasi dengan koordinator wilayah mempelajarii aturan
pendudukdan
lapangan mengenai rencana kegiatan menggunakan dan tata cara yag ada.
keluarga
bahasa indonesia yang baik dan benar dan Responsif
berencana. Karena
menggunakan baju batk. Memiliki komunikas
MP. Akuntabilitas pencatatn dan yang baik dan
Memgumpulkan peraturan dan tata cara pelaporan proaktif saat
pencatatan dan pelaporan serta semua berfungsi sebagai berhadapan denngan
formulirnya merupakan bentuk tanggung jawab bahan evaluasi. koordinator wiayah
saya sebagai PKB yang sebenarnya memang ketika menyampaikan
bertugas mengerjakan hal tersebut. Ini rencana kegiatan
merupakan wujud aktualisasi MP. Akuntabilitas. yang akan dlakukan
MP. Anti Korupsi
Dalam menyusun draft laporan kegiatan yang
dilakukan terkait dengan koordinasi dengan
koordinator wilayah dan mentor, saya

17
Kontribusi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
menyusunnya dengan jujur dan disiplin
merupakan wujud aktulisasi MP. Anti Korupsi.
2. Melakukan pembinaan 1. Koordinasi dengan 1. Daftar hadir MP. Akuntabilitas Kegiatan pembinaan Kegiatan pembinaan
kepada PPKBD dan pihak desa 2. Notulensi Sebagai langkah untuk mengawali kegiatan PPKBD sesuai kepada PPKBD dan

Sub PPKBD 2. koordinasi dengan 3. Dokumentasi peminaan, saya mempelajari terlebih dahulu dengan visi BKKBN Sub PPKBD dapat
Mentor Pembinaan bagaimana mekanisme pengisian form untuk menjadi membangun
3. koordinasi dengan pengendalian lapangan. Hal tersebut merupakan lembaga yang handal integritas dan etos
PPKBD untuk bentuk pertanggung jawaban terhadap tugas dan dipercaya dalam kerja yang sesuai
menyepakati waktu yang akan dilaksanakan dan integritas tinggi mewujudkan dengan nilai
pembinaan dalam melaksanakan tugas agar tidak terdapat penduduk tumbuh organisasi Kerja
4. Menyiapkan materi kekeliruan dalam pembinaan. Kegiatan tersebut seimbang dan Tuntas dan Nilai
pembinaan merupakan wujud aktualisasi MP. Akuntabilitas. keluarga berkualitas. Luhur.
5. Melakuakan MP. Nasionalisme Selain itu, juga sesuai
pembinaan Saya membuka kegiatan pembinaan dengan dengan fungsi yang
membaca do’a yang merupakan pengalaman diselenggarakan
dari sila ke-1 dari pancasila, selain itu, saya oleh BKKBN yang
menyampaikan materi pembinaan dengan termuat dalam
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan PERKA No. 72 tahun
benar. Melalui kegiatan tersebut, dapat terlihat 2011 yaitu

18
Kontribusi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
wujud aktualisasi MP. Nasionalisme. pembinaan,
MP. Etika Publik pembimbingan, dan
Di dalam penyampaian pendapat pada saat fasilitasi di bidang
diskusi, saya menggunakan bahasa yang santun pengendalian
dan sopan. Sesuai dengan wujud aktualisasi nilai penduduk dan
MP. Etika Publik. penyelenggaraan
MP. Komitmen Mutu keluarga berencana.
Saya memberikan materi pembinaan sesuai
dengan peraturan dan tata cara yang berlaku dan
disampaikan dengan bahasa yang jelas dan
mudah dimengerti agar peserta dapat menerima
maeri dengan efektif. Hal tersebut sesuai dengan
wujud aktualisasi MP. Komitmen Mutu.
MP. Anti Korupsi
Secara subtansi, pelaksanaan pembinaan
dilakukan secara tepat waktu, disiplin,
tanggung jawab, dan kerja keras. Hal tersebut
sesuai dengan wujud aktualisasi MP. Anti
Korupsi

19
Kontribusi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3 Melakukan pengisian 1. Melakukan 1. Terisinya kartu MP. Nasionalisme Kegiatan pengisian Kegiatan yang
formulir pengendalian pembagian tugas k/0/Sub PPKBD/13 Sebelum pelaksanaan kegiatan pengisian formulir formulir pengendalian dilakukan

lapangan program pada PPKBD dan 2. Terisinya kartu pengendalian lapangan saya berdoa kepada Allah lapangan sesuai Visi menyiratkan inovatif
Sub PPKBD k/0/PPKBD/13 SWT agar kegiatan yang dilakukan berjalan BKKBN untuk menjadi dan kreatif,
bangga kencana
2. Melakukan 3. Terisinya kartu dengan lancar. Sesuai dengan MP. Nasionalisme lembaga yang handal bertanggung jawab,
Pendataan R/I/PUS/13 pencerminan sila pertama. dan dipercaya dalam disiplin, serta efisien
3. Monitoring 4. Terisinya kartu MP. Komitmen Mutu mewujudkan dan efektif yang
Pendataan R/I/Toma-Toga/13 Saya akan mengawali kegiatan pengisian form penduduk tumbuh merupakan
4. Melakukan dengan melakukan pembagian tugas. Dalam seimbang dan keluarga representatif dari
verifikasi data pembagian tugas saya menetapkan jangka waktu berkualitas. Dengan nilai organisasi
pengerjaan agar dalam pelaksanaannya efektif adanya pencatatan dan BKKBN yaitu Kerja
dan efisien sesuai dengan wujud aktualisasi MP. pelaporan ini maka Tuntas.
Komitmen mutu. data yang diberikan
MP. Akuntabilitas bisa dipertanggung
Pembagian tugas pada PPKBD dan Sub PPKBD jawabkan dan
dilakukan secara adil dan dalam kegiatan menjadikan BKKBN
pendataan dan monitoring dilakukan dengan menjadi lembaga yag
bertanggung jawab, sesuai dengan perwujudan handal. serta sesuai
aktualisasi MP. Akuntabilitas. dengan Misi BKKBN

20
Kontribusi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
MP. Etika Publik yaitu memfasilitasi
Pada saat melakukan pendataan, dilakukan pembangunan
dengan bersikap sopan, santun dan ramah keluarga. pelaporan
kepada masyarakat desa, sesuai dengan yang seseuai dengan
perwujudan aktualisasi nilai MP. Etika Publik. keadaan aktual ini
MP. Anti Korupsi akan menjadi dasar
Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, maka bagi BKKBN untuk
saya akan menyimpan dan merekapnya dengan mengambil keputusan
jujur, tanpa adanya data yang saya ubah. Hal terkait fasilitasi
tersebut sesuai dengan wujud aktualisasi MP. pembangunan
Anti Korupsi. keluarga
4. Merekap laporan 1. Membuat rekap 1. C/I/Des-Dal/13 MP. Nasionalisme pencatatan dan Kegiatan melakukan

tingkat desa dan laporan pengendalian 2. F/I/Dal/13 Sebelum mengawali kegiatan merekap data pelaporan pencatatan dan

mengumpulkan ke lapangan laporan pengendalian lapangan saya berdoa pengendalian pelaporan


2. Mengisi memohon kelancaran dan kemudahan kepada lapangan program pengendalian
koordinator wilayah
C/I/Des-Dal/13 Allah SWT. Sesuai dengan implementasi bangga kencana lapangan program
3. Mengisi F/I/Dal/13 aktualisasi MP. Nasionalisme perwujudan nilai ditingkat desa dapat bangga kencana
4. Menyerahkan sia pertama. berkontribusi pada dilakukan secara
laporan ke koordinator MP. Akuntabilitas Tusi BKKBN, yaitu bertanggung jawab,

21
Kontribusi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Organisasi
Tusi/Tujuan
Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
wilayah Penyerahan laporan pengendalian lapangan penyelenggaraan efisien dan efektif,
dibuat dengan penuh tanggung jawab, pemantauan dan transparan, dan tepat
integritas, dan transparansi. Hal tersebut sesuai evaluasi di bidang waktu sesuai dengan
dengan wujud aktualisasi MP. Akuntabilitas. nilai BKKBN Kerja
pengendalian
MP. Komitmen Mutu Tuntas.
pendudukdan
Rekap laporan diberikan dalam bentuk hard copy
keluarga
dan soft copy agar efektif dia terjadi kerusakan
berencana. Karena
pada fie hard copy. Hal itu menunjukkan
implementasi aktualisasi MP. Komitmen Mutu. pencatatn dan
MP. Anti Korupsi pelaporan
Setelah melakukan rekap data, saya berfungsi sebagai
menyampaikan hasil kegiatan kepada mentor bahan evaluasi.
dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,
sesuai dengan MP. Anti Korupsi.
MP. Etika Publik
Dalam penyampaian hasil kegiatan kepada
mentor menggunakan bahasa santun, sopan, dan
sesuai etika yang baik. Sesuai dengan MP. Etika
Publik.

22
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (ANEKA)
Kegiatan
Jumlah Aktualisasi per
No Mata Pelatihan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 MP

1. Akuntabilitas 1 2 2 2 7

k Nasionalisme 1 2 1 1 5

3. Etika Publik 1 1 1 1 4

4. Komitmen Mutu 1 1 1 1 4

5. Anti Korupsi 1 1 1 1 4

Jumlah Aktualisasi per 5 7 6 6 24

Kegiatan

23
BAB III
RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Tabel Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi


September Oktober
No Kegiatan III IV V I II III
1. Mengumpulkan aturan dan tata cara
pencatatan dan pelaporan pengendalian
lapanngan program bangga kencana
2. Melekukan pembinaan kepada PPKBD dan
Sub PPKBD
3. Melakukan pengisian formulir

4. Merekap laporan tingkat desa dan


menyerahkannya kepada koordinator
wilayah

24
REFERENSI

[BKKBN]. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2020. Brand Book BKKBN.
Jakarta: BKKBN.
[BKKBN]. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2020. Rencana Strategis
2020-2024. Jakarta: BKKBN.
[LAN] Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Nilai-nilai PNS.
Jakarta: LAN.
[LAN] Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Kesiapsiagaan
Bela Negara. Jakarta : (ID) ISBN : 978-602-7594-38-8.
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2020-2024
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/Per/B5/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Kependudukan Dan
Keluarga Berencana Nasional
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
82/Per/B5/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.
Permenpan RB No 21 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

25

Anda mungkin juga menyukai