333 15788 1 PB
333 15788 1 PB
Abstrak
adalah admlnlstratif dan evaluatif, (2) Tidak ada proses komunikasl, (3) A/at
ukur yang digunakan tidak mempunyai standar yang je/as dan tidak mampu
tidak mempunyai ketrampilan sehingga timbu/ bias yaitu leniency. (5) Tidak
ads tlndak lanfut hasil penilaian kinerja untuk pengembangan potensi pegawai,
(6) Tldak ada umpan balik dari atasan. Berdasar ana/is/s terhadap masa/ah
penflafan kinerja tidak hanya untuk promosi atau kenaikan gaji tetapl juga
kepada pegawai, (3) Alat ukur yang digunakan mempunyal standar yang
berprestasJ, yaitu Skala Peni/aian Grafik dan Peringkatan AltemasJ, da.n metode
penilalan 36(1' yaitu peni/ai ada.lah atasan, rekan sekerja, diri sendiri, dan
bawahan, (4) mengadakan rater Error Training dan Frame of Reference Train·
kepada bawahan.
PENOAHULUAN
niversitas Islam Indonesia (UII) Yogya 4 program Maglster, dan Jenjang Program
yang tertua di Indonesia. Sampai tahun dan llmu Hukum. Anlmo masyarakat untuk
pendidikan yang ada di UII adalah jenjang ini dari tahun ke tahun semakln meningkat.
Program 03 dengan 1 program studi Lebih dari 10.000 calon mahasiswa dari
dengan 7 Fakultas meliputi 18 jurusan, siswa dari luar negeri) setiap tahun bersaing
20.084 mahasiswa yang tersebar dalam sistem pen ilaian kinerja pegawai admin s i
berbagai fakultas yang ada. Adapun jumlah tra tif tetap yang ada setama ini i
d nila i belum
sarjana/magister/dip!oma yang diluluskan efektif dan aku rat ka rena selama inl
Pengerrbangan UII sudah te,muat secara dalam program yang erencana karena
t da ta
an (RIP) UII mengenai rencana jangka Pen ilaian kinerja memang me rupakan
panjang, yang mencakup aspek-aspek pe ngembangan su mber daya manus ia. Oresler
ngembangan akadem� maupunpengerrt,ang ( 1997) men yatakan bahwa penilaian k nei rja
jurusan dan program studi; pengembangan berfungsi untuk mengelola kinerja dengan
strata pendidikan $1, 82, 83; pengembang· memberikan dasar ba gi suatu analisis
dengan prioritas utama pada sektor sumber dan harus bersain g di iklim yang kompetitif
daya manusia terutama bagian admisnit ratif. maka Universitas Islam Indonesia perlu
Selama ini pega wai administ ratif konon terus merancang dan melaksanakan pro
memang menjad i persoalan yang cukup gram pen gembangan sumber daya manusla.
standar kualitasnya (Warta Kampus, 2 001). Universitas Islam Indonesia per1u di kaji lebih
Pegaw ai admin st i ratif di UII te rbagi men adi j jauh dengan be rtitik tolak pada evaluasl
2 i
ya tu yang tetap dan kontrak. Pe gawai terhadap sistem penilaian kinerjanya.
i
adm n stra i til yang dimaksud d i atas adalah
i
n st ratif tetap U II i
d mulai pada s sti em A. Proses den Manfaat Penllalan
i
adm snistratif tetap merupakan tulang
aktlvitas yang panting dalam mana emen J
punggung p roses adminlst rasl karena me reka
sumber day a manusia. Dipboye, Smith, dan
Sebagai suatu proses maka penilaian Demings dalam Dresler (1997) menyata
saling berkaitan satu dengan yang lain. kinerja karena organisasi adalah satu
Dresler (1997) mengemukakan proses ststem dari bagian-bagian y ang saling ber
penilaian kinerja adalah sebagai berikut (1) hubungan sehingga sulit untuk menyimpul
Mendefinisikan pekerjaan yaitu memastikan kan bahwa kinerja se orang pe gawai aoatan
bahwa atasan dan bawahan sepakat ten baik atau buruk. W ataupun demikian, d ia
(2) Menilai kinerja yaitu membandingkan tentang ba gaimana keadilan tertladap orang
formulir penilaian, dan (3) Umpan balik yaitu S ebenamya banyak sekali manfaat pe
ngembangan lebih tanjut. Konsep lain masih digunakan untuk formalitas, rutinitas,
G omez -M ei ja , dkk (2001) yang me H asil dari proses penilaian kinerja lalu
Identification ->Measurement-> Management hubungan kerja (Diptx> ye, Smith, dan How ell,
kerja untuk dinilai. Measurement yaitu daya manu sia dalam arti yang l uas. O resler
yang baik atau buruk. Management yaitu berf ungsi untuk promosi dan keputusan
dengan orientasi ke masa depan di mana berf ungsi untuk peran menge1ola kinerja
pihak manajemen mendorong pegawai untuk dengan memberikan dasar yang jelas untuk
menjadikan potensinya menjadi prestasi dan suatu analisis terhadap kinerja sesorang
menyusun ststern yang kondusif untuk peg awai dan langkah-langkah yang hendak
mengelola kinerja dan sesungguhnya btsa kinerja tampaknya lebih besar danpada
kinerja tidak memotivasi pegawai, juga tidak proses penilaian kinerja tidak serta merta
konfllk antara atasan dan bawahan dan organisasi. S esuai dengan yang dikemuka
dan orang tidak menyukai untuk dinilai yang efeklif sehingga memungkinkan untuk
kejujuran, i ntegritas, kerja tim, kerja mengelola kinerja datam lingkungan yang
najemen masa depan. Masalahnya adalah Pegawai diberitahu tentang proses dan alat
logrolling yang terjadi ketika semua rekan ukur dari model penilaian 360°. (5) Model
kerja kompak untuk menilai tinggi terfladap penilaian 360° dilaksanakan uji coba di salah
yang lain. (3) Komite penilaian. Komite ini satu bagian organisasi. (6) Manajemen
biasanya terdiri dari atasan langsung dan 3 secara kontinyu mengarahkan aktivitas
atau 4 supervisor lainnya. Dasar organisasi kepada tujuan penilaian 360° dan
Unggi dari keadaan yang sebenamya. (5) tersendiri yang dapat menganggu pihak
Menilai kinerja atasan langsung sering kinerja untuk mencapai hasil yang optimal.
disebut dengan um pan balik dari bawah. Hat Dipboye, Smith, dan Howell (1994) me
ini akan membantu manajer puncak men nekankan masalah utamanya yaitu: Apa
tensial, dan mengambil tindakan perbaikan an yang harus dilakukan adalah reliabilitas,
dengan para pimpinan sehingga lebih praktis, relevansi, keadilan, dan mampu
daripada tujuan evaluatif. (6) Umpan balik kinerja baik dan yang buruk.
360°. Penilaian kinerja dengan um pan balik Konsep yang lebih terperinci dikemuka
360° menggunakan informasi kinerja yang kan oleh Dresfer (1997) yang menyatakan
pegawai, yaitu dari para atasan langsung, kinerja adalah (1) Tidak memiliki standar.
bawahan, rekan kerja, dan pelanggan inter Penilaian kinerja yang tidak menggunakan
nal atau ekstemal. Umpan balik umumnya standar akan membuat hasil penilaian yang
lebih digunakan untuk pelatihan dan tidal< objektif karena hanya berdasar dugaan
pengembangan dari pada untuk peningkatan saja. (2) Standar yang subjektif. Standar
Saat ini penilai yang dipillh adalah umpan hasil pekerjaan untuk memastikan bahwa
lebih diutamakan daripada sekedar tujuan pekerjaan. (3) Standar yang tidak realistis.
administratif dan evaluatif. Secara lebih ter Tujuan dari penetapan standar adalah
perinci penilaian kinerja dengan umpan balik potensi memotivasi pegawai agar berpres
360° ditakukan dengan cara (Millman, dkk tasi. Standar-standar yang masuk aka I dan
dalam Dipboye, dkk, 1994): (1) Top menantang itu paling berpotensi untuk
kebutuhan terfladap model penilaian 360°. jelek. Contoh-contoh tentang ukuran kinerja
(2) Pegawai dan para atasan ter1ibat dalam yang dapat diukur baik kuantitatif, misalnya
pengembangan kriteria penilaian dan proses penjualan peibula.n, maupun ukuran kua.litatif,
penilaian. (3) Pegawai dilatih tentang cara seperti proyek yang diselesaikan dan tidak
memberi dan menerima umpan ballk. (4) diselesaikan. {5) Kesalahan penilai.
kinerja antara lain bias, efek halo, kesalahan masalah dan hambatan yang timbul dalam
ketakutan akan konfrontasi dari pthak yang masalah dan hambatan dapat disimpull<an
dinilai. (6) Umpan baik yangjelek terhadap bahwa hal tersebut terjadi pada alat atau
pegawai. Standardan atau penilaian harus metode yang digunakan, penilai, komuni
dikomunikasikan kepada pegawai agar kasi, atau budaya organisasi; dan teriadl
evaluasi itu dihalangi oleh komunikasi yang Berdasar l<omponen yang dapat menjadi
negatif, seperti kaku, pembelaan diri, dan hambatan dan masa1ah dalam penilaian
pendekatan yang tidak bersifat me· kinerja maka cara untuk mengoptimalkan
ngembangkan. (8) Kegagalan menerapkan proses penilalan kinerja adalah (1) Menentu·
gunakan evaluasi dalam pengambilan penilaian dengan tepat. Dipboye, Smith, dan
pegawai menjadikan tujuan utama penilaian penilaian yang bertujuan untuk eksperl
juga muncul dalam penilaian. Pem,asalahan lebih akurat daripada tujuan yang ad·
ini berada dalam pelaksanaan pengukuran. mnistratif, misalnya kenaikan gaji. Penilaian
adalah (1) Standar kinerja yang tidakjelas lebih besar daripada untuk menentukan
sedang. (2) Efek halo yang terjadi bila menambahkan bahwa untuk meningkatkan
penilaian seorang atasan terhadap bawahan efektivitas penilaian kinerja maka perlu
di satu aspek membuat bias pada aspek mengubah dari tujuan dokumentasl dan
lain. (3) Kecenderungan sentral di mana evaluasi kine�a pegawai menjadi mengukur
pegawai dengan cara yang sama, seperti (2) Memi1i h alat penilaian yang tepat. Rlyono
pegawai dinilai negatif dan /eniencyadalah parison standard di mana standar kinerja
positit. (4) Terla1u keras atau longgar k urang mempunyai definisi operasional. (b)
seorang atasan cenderung untuk menilal stander klnerja diba ndingkan de nga dirinya
semua bawahan terlalu tinggi atau rendah. sendiri. (c) Absolute comparison standard
yang dipengaruhi perbedaan individual dengan ukuran objektif. (d) Relative com·
seperti usla, ras, dan jenis kelamin, yang parison standard i mana standar
d ki nerja
darddi mana standar kinerja menggunakan mendeteksi dan pengaruh persepsi terhadap
lebih dari satu standar. (f) Hasil yang terbaik peristiwa-peristiwa perilaku yang spesifik.
bi1a menggunakan absolute comparison Dalam petannan ini, pengukuran bukan pada
standard dan multiple comparison standard. akurasi rating tetapi pada akurasi observasi.
(3) Memberikan pelatihan untuk meng· Lebih akurat observasi maka lebih efeklif
bahwa beberapa metode pelatihan dapat pegawai. Gomez-Meija, dkk (2001) menge·
mengurangi kendala dalam proses penilaian meningkatkan kinerja secara efektif dengan
kinerja yaitu (a) Rater error training. Berguna memanfaatkan penilaian kinerja akan
untuk mengurangi efek penilaian seperti bertindak sebagai berikut (a) Mengeksplo
peserta untuk mengenali efek penilaian dan Memberikan perhatian langsung terhadap
proses penilaian. (b) Performance dimen kerja dan memberdayakan pegawai untuk
sion training. Berhubungan dengan aspek memperoleh sotusi yang tepat. (d) Memberi
kinerja yang digunakan dalam penilaian. umpan balik yang efektif. (5) Menghilangkan
Jika penilai mengenali dan menggunakan faktor eksternal, seperti keterkaitan pe
dimensi yang penling dan dibutuhkan, akan nitaian dengan upah, tekanan serikat
mendorong keakuratan dalam penilaian. (c) pekerja, kondisi poHtik organisasi, dan
tadi, dan memberitahu kepada atasan apa adalah metode kualilatif dengan pendekatan
yang seooiknya terjadi dan cilakukan (Gomez· studi kasus. Lokasi penelitlan dilakukan di
Meija, dkk, 2001). (d) Behavioral observa organisasi tingkat universitas dan di tingkat
tion training. Fokus pelatihan ini adalah fakultas, yaitu Fakultas Psikologi UII. Hal
mengurangi efek on-finedari evaluasi. Penilai ini disebabkan kedua organisasi tersebut
dilatih untuk membedakan antara observasi dapat mewakili seluruh organisasi di tingkat
dan mengambil catatan pada perilaku yang Rektor II, Kepala Biro Pengembangan SDM,
dinilai, atau disebut proses pengumputan Pembantu Dekan II F. Psikologi UII, Kepala
data. Setelah data dikumpulkan, lalu proses Bagian Akademik F. Psikologi UII, dan
dan memutuskan kualitas dan kuantltas yang digunakan adalah lembar penilaian
perilaku yang berhubungan dengan kinerja. kinerja pegawai admisnitratif tetap Ul1 dan
Prose pelatihan juga menggunakan peng· dokumen Sistem ISO 9002 UII.
oleh Pembantu Dakan atau Kepata Biro dan intervensi yang dllakukan maka dapat
kerja masing;nasing.
sebab-sebab permasalahan
sedangkan tlndak lanjut penilaian
kinerja dan menyusun program
kinerja dilakukan dengan meng
pengembangan potensi pegawai
analisa sebab-sebab permasalahan
dengan menggunakan hasil
kinerja, menyusun rencana kerja
penilaian kinerja. .
dan memberdayakan pegawai untuk
kepada bawahan.
pemberian umpan balik.
3. Penelitian berikutnya dapat menelaah Dipboye, A.L., Smith, C.S. Howell, W.C.
lebih Ianjut proses pengururan clan pasca 1994. Understanding Industrial and
__ . 2002. http://www.uii.ac.id.
Pumamasari, A. 2001. Laporan Praktek
5, halaman 5-12.
+ + +