Anda di halaman 1dari 2

Notulensi - PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA IKTERIK

Presentan : dr. Abdullah Shidqul Azmi

Moderator : Prof Dr. dr. Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH

1. Rury

Q: Mengapa jaundice pada kanker pankreas hanya muncul pada tahap akhir saja?

A: Penekanan CBD adalah mekanisme utama dari ikterik pada kanker pankreas, khususnya bagian kaput.
Pada stage awal, ukuran kanker belum besar, sehingga CBD belum tertekan oleh pankreas tersebut,
sehingga jaundice belum terjadi.

Narsum: karakter dari jaundice pada kanker pankreas adalah painless jaundice. Painless jaundice 
biasanya keganasan

2. Feigan

Q: Bagaimana peran dari pemeriksaan fungsi hati Alkalin Fosfatase & Gama GT pada asesemen awal
pasien dengan jaundice?

A: Alkalin fosfatase sangat sensitive terhadap kejadian jaundice, terutama yang extrahepatic. ALP hanya
fokus pada extrahepatic. Gama GT akan meningkat jika ada ‘gangguan’ pada hati, namun tidak spesifik
hanya pada gangguan hati & kolestatis saja. Jika diperiksaan bersamaan dengan ALP, akan meningkatkan
sensitivitas dari pemeriksaan untuk kolestatis ekstrahepatik.

Q: Bagaimana mekanisme terjadinya pruritus pada pasien kolestatis?

A: Patofisiologinya sebetulnya belum begitu jelas. Dipikirkan bahwa deposisi garam empedu di kulit,
sehingga menimbulkan rasa gatal. Deposisi terjadi akibat ada backflow ke sistemik, karena obstruksi

Narsum: kolestiramin akan mengikat garam empedu, sehingga menghambat sirkulasi enterohepatic dari
bilirubin, untuk mengurangi level bilirubin dalam darah. Tapi belum tentu bermanfaat besar untuk setiap
kejadian jaundice. Modalitas lan yang dapat digunakan pada ikterus obstruksi: rifampicin. Modalitas
pemeriksaan tambahan yang dapat digunakan untuk pemeriksaan icterus curiga keliainan sistem bilier
adalah menggunakan endoskopi ultrasonografi, dan dapat digunakan pula sebagai modalitas terapetik
jika digunakan bersamaan dengan ERCP. Kolangioskopi intraductal juga digunakan untuk diagnostic
penyebab obstruksi di duktus biliaris, dapat dilakukan perkutaneus melalui dinding dada atau melalui
endoskopi.Kolangioskapi dapat digunakan jika pemeriksaan yang lain tidak memberikan informasi yang
cukup. Laparoskopi kolesistektomi perkembangannya saat ini sudah baik, bahkan bisa dengan one hole.

Dalam melakukan ercp, perlu dipertimbangkan juga kondisi pasien dan perkiraan lokasi kelainan. Jika
dirasa saat melakukan ercp tidak akan membuahkan manfaat, jangan menimulkan komplikasi yg tidak
perlu pada pasien.
3. Cindy

Q: Apakah jika pasien ada gejala obstruksi, walaupun belum jaundice, apakah bisa dilakukan tindakan
diagnostic? Atau tatalaksana farmakologi terlebih dahulu?

A: Dilakukan Sebuah tindakan pada pasien ikterik jika adanya gejala yang membuat prognosis pasien
jelek: berat, menimbulkan komplikasi; sehingga membutuhkan tatalaksana invasive segera. Namun
tetap sesuai menggunakan algoritme diagnosis yang sesuai. Jika diketahui ada batu namun belum ada
gejala (mungkin ukuran masih sangat kecil), bisa dicoba tatalaksana farmakologi terlebih dahulu.

Narsum: tatalaksana penyakit hari perlu seger. Karena jika mengalami delay, akan membuat fungsi hati
semakin buruk dan malah semakin menyulitkan untuk dilakukan tindakan interventive/operatif.
Sehingga penilaian awal yang baik sangatlah penting.

4. Akmal

Q: Apakah indikasi dari pemberian obat UDCA? APakah seluruh jenis batu empedu? Dan Seberapa
efektif?

A: UDCA diberikan jika batu empedu berukuran <10mm, karakteritik batu radiolusen. Jika batu
ukurannya sudah besar, menimbulkan gejala, bahkan komplikasi, sudah perlu tindakan intervensi tidak
menggunakan UDCA lagi

5. Yudha

Q: Apakah ada tempat untuk memberikan antihistamin pada pasien pruritus pada ikterik?

A: pemberian antihistamin tidak memberikan perbaikan yang signifikan, karena dari patofisiologinya
memang tidak sesuai.

Narsum: menurut pengalaman, kadang antihistamin diberikan di awal, namuan memang kurang
memberikan efek pada pasien, perlu menggunakan modalitas yang sesuai

6. Cynthia

Q: Apakah pada dewasa dapat terjadi kejadian kern iktrus seperti anak-anak

A: Kejadian kern icterus sangat jarang terjadi pada dewasa. Kalaupun terjadi ensefalopati hepatikum
pada dewasa, penyebabnya adalah biasaya krn penyakit dasarnya bukan karena kolestasisnya.

Take home message: ikuti alur diagnosis dengan baik. Agar dari awal dapat ditentukan dengan baik arah
diagnostik dan terapinya, supaya tepat dan tidak terlambat intervensi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai