i
PENGESAHAN DOKUMEN RS. ISLAM LUMAJANG
Dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS Direktur RS. Islam 13 Maret 2018
Lumajang
ii
DAFTAR ISI
iii
1. PENDAHULUAN
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) adalah upaya
pelayanan komprehensif di Rumah Sakit untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan
obstetric dan neonatal yang kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) juga harus mampu memberikan transfuse
darah dan bedah Caesar serta perawatan neonatal secara intensif, dimana kegiatan ini sangat
penting dilaksanakan mengingat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
masih yang tinggi.
2. LATAR BELAKANG
Upaya untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan
dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Dua
pertiga dari AKB didominasi oleh AKN, penyebab dari AKN dinegara berkembang maupun di
Indonesia kurang lebih sama. Berdasarkan data Riskesdas 2007, penyebab AKN terbanyak
usia 0-6 hari antara lain gangguan atau kelainan pernafasan (35,9), prematuritas (32,4%),
sepsis (20%). Ketiga hal tersebut diatas seharusnya dapat dihindari. Kendala yang dihadapi
masih berkisar antara keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati,
sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi
(11%) dan abortus (5%), SKRT 2001. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat
dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan
dalam sistem terpadu ditingkat nasional dan regional.
3. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Rumah
Sakit Islam Lumajang
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian
terhadap ibu dan bayi
1
c. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)
d. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Rawat Gabung dan pemberian ASI Eksklusif
f. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada
BBLR
g. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB.
2
Memberikan Edukasi kepada ibu “pentingnya ASI
Eksklusif”. Dan ketika di RS akan di ajarkan
bagaimana memberikan ASI yang benar. Disertai
dengan pemberian leaflet kepada keluarga.
Ditempelkan di dinding mengenai fungsi ASI Eksklusif,
Bagaimana Cara Memberikan ASI yang benar.
4. Bayi-bayi yang kurang Akan di catat bayi yang beratnya kurang dari 2500 g
dari 2500 gr akan Jika bayi yang kurang dari 2500 gr tidak ada keluhan,
dirawat dengan metode maka akan dirawat gabung dengan ibu
kangguru Akan diajarkan kepada ibu bagaimana cara metode
kangguru tersebut.
Jika bayi yang sakit, maka akan dirawat di ruang bayi
dengan tetap diberikan ASI eksklusif kepada bayi
tersebut.
5. Membuat rujukan untuk Jika bayi yang baru lahir mengalami gangguan pernafasan,
bayi-bayi sakit maka bayi tersebut akan di rujuk ke RS Rujukan.
6 Membuat rekapan dan a. Angka kepatuhan penggunaan APD (PPI)
laporan indicator mutu b. Angka kejadian dekubitus
c. Angka kejadian phlebitis
d. Angka kejadian infeksi saluran kencing (ISK)
e. Angka infeksi luka operasi
f. kepatuhan petugas dalam melakukan prosedur
identifikasi pasien
g. kepatuhan penggunaan metode SBAR dalam
komunikasi via telepon
h. Kepatuhan penandatanganan konfirmasi ≤ 24 jam
i. Audit cuci tangan (PPI)
j. Angka insiden pasien jatuh
k. kepatuhan pengisian lembar asesmen ulang risiko
jatuh
l. kepatuhan pemasangan stiker kuning pada gelang
pada pasien risiko jatuh sedang - tinggi
m. Pemasangan bed set rail pada pasien risiko jatuh
sedang – tinggi
n. Kejadian kematian ibu karena persalinan yang
diakibatkan pre eklamsi / eklamsi
o. Kemampuan menangani BBLR 1500-2000 GR
3
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
Pasien yaitu ibu hamil, pertama kali masuk ke rumah sakit melalui 2 jalan, yaitu
melalui pendaftaran ke poli kebidanan dan kandungan apabila tidak ada keluhan kegawat
daruratan atau melalui instalasi gawat darurat (IGD) bila disertai dengan keluhan kegawat
daruratan. Keluhan kegawatdaruratan ini seperti ketuban pecah dini, partus tidak maju dll.
Di poli kebidanan dan kandungan, ibu hamil dapat memeriksakan kondisi
kandungannya dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan
dan merencanakan proses terbaik untuk melahirkan bayinya baik berupa partus spontan
maupun melalui tindakan operasi Caesar. Apabila sudah tiba saatnya untuk melahirkan,
pasien akan dibawa ke ruang Kamar Bersalin untuk observasi lebih lanjut. Begitu pula halnya
bila pasien masuk melalui IGD, pasien akan dibawa ke ruang Kamar Bersalin untuk observasi
lebih lanjut.
Di ruangan Kamar Bersalin, ibu hamil akan diobservasi hingga saatnya melahirkan.
Apabila ibu hamil setelah diobservasi di Kamar Bersalin dan ditemukan adanya penyulit dan
memerlukan tindakan operasi, maka ibu hamil akan dibawa ke ruangan OK untuk dilakukan
tindakan operasi. Bila tidak ada penyulit, maka ibu hamil akan melahirkan di ruangan Kamar
Bersalin dan setelah melahirkan akan dibawa ke ruang pemulihan sebelum dirawat di ruang
rawat inap sedangkan bayinya, setelah mendapatkan inisiasi menyusu dini (IMD) dari ibunya,
akan dibawa ke ruang perinatologi untuk observasi lebih lanjut.
Apabila ditemukan penyulit-penyulit yang membahayakan kondisi ibu dan bayi, maka
ibu hamil dapat dibawa ke ruang HCU untuk observasi yang lebih ketat. Penyulit ini contohnya
apabila ibu hamil disertai hipertensi dalam kehamilan seperti preeklampsia ataupun
eklampsia.
Setelah melahirkan dan kondisi ibu dalam keadaan baik, maka bayi akan dibawa
kepada ibunya agar segera mendapatkan ASI secara eksklusif. Hal ini dilakukan sesegera
mungkin dan sesering mungkin untuk memicu produksi ASI dari ibu dan juga agar bayi dapat
merasakan kehangatan dari ibu sehingga dapat meningkatkan daya tahan bayi.
Bayi-bayi yang sehat akan segera dipertemukan dengan ibu sedangkan bayi-bayi
yang kurang bugar akan tetap diobservasi di ruang perinatologi dan dirawat dalam inkubator
serta dikonsulkan ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik
6. SASARAN
Tercatatnya dan terpantaunya semua pasien –pasien hamil ketika antenatal &
dilakukannya tatalaksana yang sesuai dan tepat terhadapa pasien tersebut. Bayi yang
4
dilahirkannya mendapatkan penanganan yang optimal dan sesuai SOP sehingga
menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Dapat menangani pasien-pasien kebidanan dan
ginekologi yang gawat darurat.
5
- Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat tim PONEK yang berisi jumlah pasien hamil dan ginekologi serta
jumlah bayi yang ditatalaksana.
Evaluasi akan diadakan setiap 3 bulan sekali untuk mengetahui kendala-kendala apa saja
yang terjadi ketika menjalankan program tersebu
Mengetahui
Direktur