Anda di halaman 1dari 12

ACARA PRAKTIKUM KE-8

KEANEKARAGAMAN HAYATI
Zahra Febi Amanda*
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
*
email penulis: zahrafebi3927@gmail.com

A. TUJUAN
Untuk mengamati keseragaman dan keberagaman sifat pada tumbuhan.
B. DASAR TEORI
Keanekaragaman makhluk hidup atau keanekaragaman hayati adalah suatu
istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan. Secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya yaitu gen, spesies tumbuhan
maupun hewan, mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi di mana
bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi. Wilayah tropis
memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya dan jumlah keanekaragaman hayati
terus menurun semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik adalah sifat dari makhluk hidup itu sendiri yang diperoleh
dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau sifat pembawanya. Faktoe
lingkungan adalah faktor dari luar makhluk yang meliputi lingkungan kimia
lingkungan dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnya suhu kelembaban
cahaya dan tekanan udara, lingkungan kimia misalnya makanan mineral keasamaan
dan zat kimia lain. Lingkungan biotik misalnya mikroorganisme, tumbuhan, hewan
dan manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan atau
persilangan dan kondisi lingkungan perkawinan dapat menghasilkan keanekaragaman
perkawinan yang dimaksud adalah perkawinan antar individu yang berbeda sifat
tetapi tergolong dalam jenis yang sama perkawinan secara Jenis yang berbeda
mungkin dapat menghasilkan keturunan tetapi keturunan yaitu tidak mampu
menghasilkan keturunan yang baru yang mana keturunan yang baru ini merupakan
keturunan yang steril perkawinan antar individu Dalam jenis spesies. yang sama akan
menghasilkan keturunan yang fertil artinya keturunan tersebut mampu berkembang
baik menghasilkan keturunan berikutnya persilangan buatan banyak dilakukan pada
tumbuhan tujuannya untuk mendapatkan sifat baru yang unggul misalnya persilangan
udah memperoleh bibit tebu yang unggul demikian pula dengan mendapatkan bibit
padi, jagung kedelai dan hewan budidaya tertentu keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang ada salah satu contohnya seperti
jenis makhluk hidup yang berada di daerah subur lebih banyak dibandingkan di
daerah gersang jadi keanekaragaman hayati makhluk hidup di daerah subur lebih
tinggi daripada daerah gersang Indonesia termasuk daerah negara yang subur dan
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi(Irnaningtyas, 2016).
beberapa tumbuhan dalam satu spesies dengan susunan genetik tertentu dapat
dideteksi koleksi karena beberapa tumbuhan kelebihannya memungkinkan pula
bahwa beberapa faktor sifat unggul yang dimiliki beberapa jenis tumbuhan sama
dalam satu spesies digabungkan dalam satu tumbuhan baru sehingga akan diperoleh 1
jenis tumbuhan baru yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan bila sifat
sebelumnya. Sementara itu tumbuhan dengan susunan genetik yang tidak memiliki
keunggulan akan punah dalam lingkungan dan kondisi yang tidak mendukung (Abdul
Salim, 1994).
Menurut Irnaningtyas(2016), Keanekaragaman hayati atau biodiversitas
dikelompokkan menjadi tiga yaitu keanekaragaman berdasarkan gen,
keanekaragaman berdasarkan spesies dan keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman tingkat gen mengatakan bahwa setiap makhluk hidup memiliki sifat
pembawa yang menurun. Komponen tersebut tersusun atas aktor yang mengatur
bagaimana sifat-sifat tersebut diwariskan. Faktor yang sekarang kita kenal adalah
sebagai gen-gen terdapat di lokus di mana tempat kromosom berada atau di inti sel
susunan perangkat gen pada masing-masing setiap individu akan berbeda bergantung
pada induk yang menurunkannya. Keanekaragaman tingkat gen adalah
keanekaragaman atau variasi yang dapat ditemukan di antara organisme dalam satu
spesies dalam hal ini faktor lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap
kemunculan ciri atau sifat suatu individu misalnya dua individu memiliki perangkat
gen yang sama tetapi hidup di lingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut
akan memiliki perbedaan.
Keanekaragaman tingkat jenis, kita mengetahui bahwa setiap makhluk hidup
memiliki ciri-ciri khas yang dimilikinya misalnya dengan mengamati sebuah makhluk
hidup berdasarkan morfologi habitat, cara berkembang biak, jenis makanan tingkah
laku dan beberapa cara lain yang dapat diamati. Keanekaragaman tingkat ini
merupakan keanekaragaman yang dapat ditemukan di antara organisme yang
memiliki jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili maupun tidak
termasuk. dalam satu famili misalnya ketika kita membandingkan tanaman melon
pisang nanas dan di antara ikan katak dan kucing akan dihasilkan perbedaan yang
tinggi pada organisme yang berbeda jenis dibandingkan dengan organisme yang satu
jenis organisme yang berbeda jenis mempunyai perbedaan susunan yang lebih baik
dari pada organisme yang tergolong dalam satu jenis.
Suatu makhluk hidup yang tinggal di sebuah ekosistem akan berinteraksi dengan
lingkungannya baik dengan lingkungan biotik maupun dengan lingkungan abiotiknya.
Keanekaragaman tingkat ekosistem merupakan keanekaragaman yang dapat
ditemukan di antara ekosistem. Kondisi lingkungan tempat hidup makhluk hidup
sangat berbeda antara satu dengan yang lain menyebabkan jenis makhluk hidup yang
tinggal pada ekosistem tersebut akan beragam pula. Hal tersebut dapat dibentuk
karena adanya keturunan secara genetik dengan lingkungan tempat hidupnya. Dalam
komponen biotik jenis makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dalam suatu
ekosistem ialah makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya, baik
dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Jika komponen biotik yang
berubah maka akan menghasilkan bentuk interaksi yang berubah dan ekosistemnya
pun akan berubah juga.

C. METODOLOGI
1. Alat
a. Kertas
b. Penggaris
c. Alat tulis
d. dst.
2. Bahan
a. Daun cecendet (Physalis angulata L).
b. Daun kersem (Muntingia calabura)
c. Daun duwet (Syzygium cumini)
d. Daun kats (Carica papaya L)
e. Daun capu (Manihot utilissima)
3. Prosedur Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Diambil sampel daun yang akan diamati.
c. Diukur panjang daun, lebar daun, bentuk daun dan bentuk pertulangan daun.
d. Diamati dan dicatat pada tabel pengamatan yang telah disediakan.

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Sifat dan Ciri Morfologi Makhluk Hidup
No Nama Nama Deskripsi Sifat/Ciri Morfologi Dokume
. Daerah Latin ntasi
Warna Bentuk Panjan Leba Sistem
g r Pertulang
an
1. Cecendet Physalis Hijau Ujung 9 cm 5 cm Menyirip
(Ciplukan) angulata terang daun
L. seperti
tombak,
tepi daun
bergerigi
2. Kersem Muntingi Hijau Ujung 10 cm 4,3 Menyirip
(Ceri) a berbulu daun cm
calabura seperti
tombak,
tepi daun
bergerigi
3. Duwet Syzygium Hijau Oval atau 10,5 7 cm Menyirip
(Jamblang cumini terang lonjong cm
)
4. Kates Carica Hijau tua Ujung 44 cm 24 Menjari
(Pepaya) papaya daun cm
L. meruncing
, sisi daun
bergerigi
5. Capu Manihot Hijau Tepi 13 cm 4,3 Menjari
(Singkong utilissima mengkila daunya cm
) p rata,
dengan
ujug daun
meruncing
dan
benruknya
menyerup
ai telapak
tangan

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada Selasa, 24 November 2020 mengenai
Keanekaragaman Hayati yang bertujuan untuk 1.) Untuk mengamati keseragaman dan
keberagaman sifat pada tumbuhan. Tumbuhan yang diamati merupakan tumbuhan dari daun
singkong(Manihot utilissima), daun pepaya(Carica papaya L.), daun jamblang(Syzygium
cumini), daun ceri(Muntingia calabura), daun ciplukan(Physalis angulata L.).
Perbedaan dari segala bentuk baik dari gen penyusun, spesies maupun ekosistem
merupakan variasi organisme atau makhluk hidup yang mendiami suatu wilayah tertentu.
Keanekaragaman hayati sangat penting untuk kelestarian dan kelangsungan hidup organisme.
Ada banyak sekali keanekaragaman hayati yang ada di Indonsia baik keankaragaman jenis,
gen dan ekosistem. Namun begitu, keanekaragaman hayati bisa menurun kualitas dan
kuantitasnya, agar tidak terjadi hal demikian maka perlulah agar dijaga selalu kelestariannya.
Keanekaragaman hayati menurut UU. No.5 Tahun 1994 adalah keanekaragaman diantara
makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantara merupakan daratan, lautan dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan dari
keanekaragamannya, mencakup keaneka ragaman dalam spesies antar spesies, dengan
ekosistem. Menurut Soerjani (1996), keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu
spesies dan genetik, dimana makkhluk hidup tersebut berada. Keankaragaman hayati disebut
unik karena spesies hdup disuatu habitat yang khusus atau makanan yang dimakannya sangat
khas. Contohnya, komodo(Varanus komodoensis) yang hanya berada di pulau komodo, rinca,
flores, gili motang, gili dasami dan padar ; panda (Ailuropoda melanoleuca) yang hidup di
China hanya memakan daun bambu; dan koala (Phascolarcetos cinereus) ynag hidup di
Australia hanya memakan dau Eucaleptus (kayu putih). Keanekaragaman hayati disebut juga
biodiversitas, kata ini merupakan serapan langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman
hayati terberbentuk karena adanya keseragaman (kesamaan) dan keberagaman (perbedaan)
sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragaman dapat dilihat antara lain dari perbedaan
bentuk, ukuran, warna, jumlah, dan faktor fisiologi (Ferdinand, 2010).
Pengamatan pertama dilakukan pada tumbuhan Cecendet atau bahasa Indonesia nya
ciplukan (Physalis angulata L.). Masyarakat sekitar biasa menyebutnya sebagai buah
cecendet. Tanaman ini dapat ditemukan di semak belukar, tegelan hingga kebun sekalipun.
Sedangkan tanaman ciplukan ini ditemukan praktikan pada lahan kosong disekitar rumah.
Tanama ciplukan ini memiliki buah yang kecil-kecil yang rasanya asam hingga manis. Buah
yang masih mentah biasanya berwarna hijau, sedangkan buah yang sudah matang biasanya
warnanya kuning sampai kemerahan. Januario et al. (2000) telah menguji aktivitas
antimikroba ekstrak murni herba Physalis angulata L. Fraksi A1-29-12 yang terdiri dari
fisalin B, D, dan F menunjukkan KHM (Kadar Hambat Minimum) dalam menghambat
Mycobacterium tubercolosis H37Rv sebesar 32 µg.mL-1. Fisalin B dan D murni
menunjukkan nilai KHM dalam menghambat Mycobacterium tubercolosis H37Rv masing-
masing sebesar >128 µg.mL-1 dan 32 µg.mL-1. Diduga fisalin D berperan penting pada
aktivitas antimikroba yang ditunjukkan.
Daun ciplukan memiiki daun yang tunggal dengan ujungnya yang runcing, bertangkai,
bagian bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang-
lanset dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulat-meruncing),
bertepi rata atau bergelombang-bergigi, Daunnya diamati melalui pengukuran dihsilkan lebar
daun pada ciplukan 5 cm dan panjangnya 9 cm. Tanaman ciplukan ini merupakan sebuah
tanaman tahunan yang memiliki tinggi sekitar 0,1 hingga 1 m. Selain itu, batang pokoknya
memiliki tekstur yang kurang jelas, memiliki cabang, tajam, memiliki rusuk dan berwarna
hijau yang di lapisi rambut-rambut pendek. Berikut merupakan klasifikasi dari tanaman
ciplukan (Physalis angulata L.) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonnae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.
https://sawitplus.co/assets/berita/
o.jpg
Pengamatan kedua dilakukan pada tumbuhan kersen. Kersen adalah pohon yang
memiliki buah kecil yang manis. Di beberapa daerah buah ini disebut ceri. Nama-nama
lainnya di beberapa negara adalah detiles, aratiles, manznitas, khom somz dan kerup siam.
Nama ilmiahnya adalah Muntingnga calabura L. Klasifikasi tanaman kersem ini sebagai
berikut (Kosasih dkk. 2013).
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Muntingiaceae
Genus : Muntingia
Species : Muntingia calabura L.
Pengamatan yang dilakukan dengan melihat dan mengukur daun yang dimiliki tanaman
tersebut, berdasarkan pengamatan daunnya berbentuk seperti bulat telur, panjang antara 10
cm dan lebar 4,3 cm. Dengan tepi daun yang bergerigi dan ujung daunnya yang runcing.
Warna daun dari kersen ini berwarna hijau dimana pada daun tersebut terdapat bulu-bulu
halus diatasnya. Kersen memiliki batang yang bisa tumbuh hingga setinggi 12 m. Walau rata-
ratanya hanya 1 sampai 4 meter. Cabang pohon ini mendatar dan membentuk naungan
rindang. Adapun bunganya berwarna putih terletak di ketiak sebelah atas daun, bertangkai
panjang, bermahkota, benang sarinya berjumlah sebanyak 10 sampai 100 helai. Buahnya ini
berbentuk bulat seperti biji kecil di mana saat masih mentah akan berwarna hijau tetapi ketika
sudah masak berwarna kuning hingga merah. Tanaman kersen ini biasanya tumbuh liar di
tempat terbuka dan perbukitan, ditepi-tepi jalan dan tepi-tepi sungai juga dataran rendah yang
drainasenya baik dan pada tanah liat berpasir. Terbukti, pohon kersem yang ditemukan
praktikkan pun berada di tepi aliran kali. Kersem tumbuh mengelompok dan tersebar banyak
ditanam sebagai pohon buah dan pelindung(Kosasih dkk, 2013)
Pengaatan ketiga dilakukan pada pohon jamblang. Habitat asal pohon jamblang adalah
wilayah subtropis yang berada di sekitar pegunungan Himalaya beberapa kawasan yang
masuk ke dalam wilayah ini antara lain, India dan Srilanka. Tanaman jamblang juga banyak
dibudidayakan oleh masyarakat di kawasan Malaysia Indonesia hingga Australia. Biasanya
pohon jamblang hidup pada ketinggian kurang dari 500 mdpl. Hal yang dapat berpengaruh
pada pertumbuhan penjualan yaitu kondisi curah hujan pada daerah dengan curah hujan 1000
mm per tahun pohon jamblang akan tumbuh dengan baik.
Syzygium cumini L. termasuk ke dalam famili Myrtaceae (jambu-jambuan). Syzygium.
cumini tumbuh hingga 15-30 m, pendek, batang kokoh (40-100 cm). Pada mahkota tidak
teratur / bulat dengan cabang, kulit 1,0-2,5 cm, warna coklat atau abu-abu gelap, cukup halus,
rasa pahit. Daun yang sempit, transparan dengan panjang 5-15 cm, 2-8 cm, luas
bersebrangan, tebal, seperti kulit, gundul, permukaan atas hijau tua, permukaan bawah
kekuningan bentuk daun luas bulat telur, berbentuk bulat panjang atau berbentuk bulat
panjang lonjong, pangkal membundar, puncak pendek, bulat atau tumpul, tepi tidak bergigi,
pada tangkai ramping dan berwarna kuning nyala, panjang 1,52 cm, pelepah terkemuka,
warna kuning nyala (Ramya et al.,2012: 4548-4553)
Klasifikasi dari tanaman jamblang (Sygyzium cumini L.) adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium cumini
Pada tanaman Syzygium cumini adalah nama baru dari nama sebelumnya yaitu Eugenia
cumini. Pada Cirebon sendiri, tanaman ini memiliki nama Duwet. Tanaman ini memeiliki
nama daerah seperti berikut, Jambe kleng (Aceh), Jambe kling (Gayo), Jambu kalang
(Minangkabau), Jambelang (Melayu), Jamblang (Sunda), Duwet (Jawa), Juwet (Jakarta),
jambulang (Ternate), dan jambura (Gorontalo) (Mudiana, Deden, 2006: 39-42).
Pengamatan yang ketiga ini mendapatkan hasil mengenai morfologi pada daun yang
menunjukan bahwa daun dari tanaman Duwet pertulangan daunnya yang menyirip. Bentuk
dari daunnya lonjong atau berbentuk oval dengan panjang yang dimiliki daun 10,5 cm dan
lebar nya 7 cm. Daun buah Duwet memiliki warna yang hijau terang sampai hijau tua,
dimana pada permukaan atas daunnya mengkilap. Buah Duwet ketika muda memiliki warrna
ungu kemerahan, buah Duwet ini memilik ciri khas rasa yang asam manis, tetapi lebih
dominan ke rasa masam.
Diketahui bahwa pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan bagian
Utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini kemudian menyebar ke benua Afrika dan Asia
hingga sampai pada akhirnya menyebar ke negara-negara tropis seperti Indonesia.Menurut
Kelly (1996) sebuah Carica memiliki 4 Marga yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta dan
cylicomorpha. Ktiga marga pertama merupakan tanaman asli Meksiko serta bagian Amerika
Selatan. Sedangkan marga ke-4 merupakan tanaman yang berasal dari Afrika.Marga Carica
memiliki 24 jenis salah satu diantaranya adalah pepaya. Berikut merupakan klasifikasi dari
pepaya menurut Suprapti (2005) adalah :
Kingdom : Plantae
Devisi : Tracheophyta
Sub Devisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
bOrdo : Brassicales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica L
Spesies : Carica papaya L
https://ulyadays.com/manfaat-
getah-pepaya/
Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk tumbuhan yang umur
sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman buah-buahan semusim, namun dapat
tumbuh setahun lebih. Sistem perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang
yang tumbuh mendatar ke semua arah pada kedalaman 1 meter atau lebih menyebar sekitar
60-150 cm atau lebih dari pusat batang tanaman (Suprapti, 2005)
Pohon pepaya biasanya tidak bercabang, batangnya bulat tidak berkayu terdapat
benjolan-benjolan, bekas tangkai daun yang sudah rontok. Daunnya terkumpul di ujung
batang pertulangan daun dari pepaya menjari dengan bentuk daun seperti tangan manusia.
Pepaya memiliki buah yang apabila belum matang buah tersebut berwarna hijau tetapi ketika
sudah masakbuah tersebut berwarna kuning sampai ke orenan. Buah dari pepaya ini disebut
kates orleh masyarakat sekitar. Warna daun dari pepaya yaitu hijau tua dan daunnya licin.
Berdasarkan perhitungan pada daun pepaya memilikk panjang sebesar 44 cm dan lebarnya 24
cm. Didalam daging buahnya, buah pepaya dimiliki biji berwarna hitam di mana biji tersebut
diselimuti dengan lapisan tipis (Muslihah, 2007 )
Pengamatan kelima pada tanaman singkong. Tanaman singkong atau Manihot utilissima
merupakan tanaman yang sangat mudah untuk dibudidayakan. Karena tanaman singkong
yang dapat tumbuh di berbagai tanah bahkan di kondisi
lahan yang kritis. Biasanya tanaman singkong ditemui
pada lahan-lahan pertanian atau perkembunan. Tanaman
singkong mudah ditemui pada tanah yang gembur. Singkong merupakan salah satu tanaman
yang umbi bisa dikonsumsi, terlebih gizi yang dikandung dalam singkong itu sangat tinggi.
Tanaman singkong ini berasal dari Sumatera yang dikenal dengan sebutan ubi kayu pada
Cirebon sendiri tanaman singkong dikenal sebagai tanaman capu.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta

Setelah melakukan pengamatan terhadap manihot utilissima atau tanaman singkong ini.
Tanaman singkong mempunyai batang yang berbentuk panjang dimana pada ruas batangnya
berbuku-buku.Tanaman singkong dapat tumbuh mencapai 2 sampai 3 meter. Ubi yang
dihasilkan dari tanaman singkong ini berbentuk seperti akar raksasa dengan berat berkisar
500 gram atau bahkan ada yang melebihi. Umbi dari tanaman singkong ini memiliki warna
coklat keputihan dengan kulit yang tipis. Adapun pada daun singkong sendiri memiliki
bentuk seperti jari-jari tangan manusia di mana bentuknya lonjong. Pada tepi daun singkong
terlihat bahwa tepinya adalah rata sedangkan di ujung bagian daun terlihat runcing atau
seperti tombak. Pengukuran daun singkong ini dihasilkan tingginya 13 cm dan lebarnya 4,3
cm. Pertulang daunan pada singkong menjari.
Berdasarkan pembagiannya keanekaragaman hayati dibagi menjadi keanekaragaman
gen, keanekaragaan jenis (spesies) dan keanekaragaman ekosistem. Kenankaragaman gen
adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau spsies makhluk hidup.
Contohnya terdapat varietas mangga (Mangifera indica), misalnya mangga manalagi, mangga
cengkir, mangga golek dll. Keanekaragaan sifat geneik pada suatu organisme yang
dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat didalam kromosom yang dimilikinya. Kromsom
tersebut diperoleh dari kedua induknya melalui pewarisan sifat. Peningkatan keberagaman
gen dapat dapat terjadi melalui hibridisasi (perkawinan silang) antara organisme satu spesies
yang berbeda sifat atau melalui proses domestikasi (budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh
manusia). Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru dari organisme-
organismepada satu spesies. Keanekaragaman pada organisme dalam satu spesies disebut
varietas atau ras. Berikut adalah salah satu contoh klasifikasi dari spesies mangga mangga :
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
http://ilmusejarahbiologi.blogspot.com
/2013/11/klasifikasi-tanaman-mangga
manalagi.html
Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada
komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup di suatu tempat contohnya di suatu
halaman terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka.
Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi umumnya ditemukan ditempat yang jauh dari
kehidupan manusia misalnya di hutan di hutan terdapat ciri-ciri hewan dan tumbuhan yang
lebih banyak dibandingkan di sawah atau di kebun.
Beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik
yang sama itu seperti misalnya pada tumbuhan kelompok
palem(palmae) seperti kelapa Pinang Aren sawit yang
memiliki daun seperti pita tetapi tumbuhan-tumbuhan
tersebut merupakan spesies yang berbeda kelapa
memiliki nama spesies Cocus nucifera, pinang Areca
catechu, aren Arenga pinnata dan sawit bernama Elaeis
guineensis. Berikut merupakan klasifikasi dari tanaman
Pinang :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Division : Magnoliphyta
Sub divisi : Spermatophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.

http://equatornusantara.blogspot.c
om/2017/06/budidayapinang.html

Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan


lingkungannya kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara satu spesies
dengan spesies yang lain juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya,
misalnya suhu, udara, air, tanah, kelembaban, cahaya matahari dan mineral. Ekosistem
bervariasi sesuai spesies pembentuknya. Ekosistem alami antara lain hutan rawa, terumbu
karang, laut dalam, padang lamun, mangrove dll. Ada pula ekosistem yang sengaja dibuat
oleh manusia misalnya agroekosistem dalam bentuk sawah, ladang dan kebun.
Agroekosistem memiliki keanekaragaman spesies yang lebih mudah dibandingkan dengan
ekosistem alami yang tetapi memiliki keanekaragaman genetik yang lebih tinggi. Jenis
organisme yang menyusun setiap ekosistem berbeda-beda. Ekosistem hutan hujan tropis,
misalnya di isi pohon-pohon tinggi berkanopi seperti meranti dan rasamala, rotan, harimau,
monyet, ular dll. Pada ekosistem sungai terdapat kepiting, ikan, ganggang air.
Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor penting antara
lain berdasarkan posisi garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya matahari, kelembaban,
suhu dan kondisi tanah. Komponen-komponen ekosistem ini jangan sampai berubah, apabila
susunan komponennya berubah maka interaksi akan berubah dan setiap ekosistem pun
berubah. Berikut merupakan klasifikasi salah satu contoh ekosistem perairan berupa
mangrove :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnolyophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Sonneratiaceae
Genus : Sonneratia
Spesies : Sonneratia sp

https://sahabatnesia.com/hutan-
mangrove-indonesia/

Indonesia terletak diantara benua Asia dan benua Australia hal ini membuat semakin
lengkap keunikan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Karakteristik flora dan
fauna Asia dan Australia maupun yang peralihan dari keduanya dapat ditemukan di Indonesia
sehingga ekosistem pun terbentuk mulai dari pantai hingga dengan puncak pegunungan.
Salah satu dari banyaknya keanekaragaman hayati di Indonesia adalah, Indonesia memiliki
hutan hujan tropis, di mana hutan hujan tropis merupakan salah satu keanekaragaman hayati
berdasarkan tingkat ekosistem. Hutan hujan tropis ini memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia, terlebih hutan hujan tropis ini memiliki banyak sekali manfaat seperti, manfaat
dalam bidang ekonomi, sosial budaya dan ekologi. Manfaat dari ekosistem tersebut
memberikan nilai secara langsung maupun tidak langsung . Hutan di Indonesia ini merupakan
aset pembangunan bangsa sebagai penghasil berbagai produk Seperti kayu, buah-buahan,
obat-obatan dan bahan pangan lainnya. Hutan hujan tropis juga menjadi rumah bagi ribuan
jenis keanekaragaman spesies. Menurut BAPPENAS(2003), angka-angka yang menunjukkan
keanekaragaman hayati Indonesia juga bermacam-macam, misalnya di Indonesia memiliki
lebih dari 38.000 spesies tumbuhan 55% diantaranya tumbuhan endemik, spesies palem juga
paling banyak ditemukan di Indonesia dengan 477 spesies di mana 222 spesies di antaranya
merupakan spesies endemik. Ekosistem hujan tropis juga memberikan manfaat sebagai
pengatur iklim, konservasi tanah dan air. Ekosistem hujan tropis juga berperan penting bagi
penyimpanan karbon baik pada level regional maupun global.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada Selasa, 24 November 2020 mengenai
Keanekaragaman Hayati dengan tujuan untuk 1.) Untuk mengamati keseragaman dan
keberagaman sifat pada tumbuhan. Maka dapat dsimpulkan bahwa :
1. Keeankaragaman hayati dalam ruang lingkup tumbuhan (yang diamati) terdapat
perbedaan gen dan spesiesnya. Seperti daun singkong(Manihot utillisima) dan daun
pepaya(Carica papaya L.) dimana keduanya memiliki kesamaan dalam pertulang
daunan nya yang menjari. Contoh kedua keseragama dari ceri(Muntingia calabura L.)
dan daun(Physalis angulata L.) dimana memiliki bentuk daun yang seragam pada
bagian tepi daunnya yang bergelombang atau bergerigi. Walau bukan dari spesies
yang sama, tetapi keduanya memiliki keseragaman variasi. Dari semua tumbuhan
yang ditemukan dan telah diamati, seluruhnya memiliki perbeaan-perbedaan yang
nampak. Perbedaan inilah yang disebut sebagai keanekaragaman hayati.

DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand, F Dan M. Ariwibowo. 2010. Praktis Belajar Biologi. Erlangga: Jakarta.
Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga: Bandung.
Salam, Abdul. 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutiowati, Tetty. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.
Wolf, L.192. Ekologi Umum. Yogyakarta: Pers Universitas Gadjah Mada.
Kosasih, E., dkk. 2013. Informasi Singkat Benih: Talok/Kersen (Mutingia calabura L). Balai
Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura.
Januario. 2000. Pengaruh Ekstrak Batang Ciplukan (Physalis angulata L) pada Pertumbuhan
Microbacterium Tubercolosis. Departemen Kesehatan RI. hal 56.
BAPPENAS. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-
2020: IBSAP: Dokumen Nasional. Badan Perencanaan Pembangunana
Nasional;  Jakarta.

LAMPIRAN
(Berupa Foto gambar praktikum)

Praktikan mgamati daun Praktikan mgamati daun Praktikan mgamati daun ceri
singkong (Manihot jamblang (Syzygium cumini) (Muntingia calabura L.)
utillisima)

Praktikan mgamati daun Praktikan mgamati daun


ciplukan (Physalis angulata pepaya (Carica papaya L.)
L)
PASCA PRAKTIKUM
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, keanekaragaman apa sajakah yang terdapat
di dalam lingkungan sekitar?
Jawab : Terdapat kanekaragaman tingkat gen dan spesies. Tingkat keanekaragaman gen,
terdapat pada poon mangga yang berbedapada lingkungan. Terdapat mangga arumanis dan
mangga manalagi. Perbedaan spsies, semua ygang ada pada data ini merupakan
keanekaraaman tingkat spesies.
2. Jelaskan peranan keanekaragaman hayati dalam kehidupan?
Jawab : Keanekaragaman hayati dalam kehidupan sangat banyak sekali, seperti yang
disebutkan sebelumnya, keanekaragaman hayati dapat memberikan nilai ekonomi dan
ekologi. Dengan adanya keanekaragamann hayati manusia akan mudah unuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, karena sebagian yang kita konsumsi asalnya dari sana. Dengan adanya
keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai studi literatur.

Anda mungkin juga menyukai