Anda di halaman 1dari 12

“AKU BERGERAK”

(Akuntansi UNCEN Bersama Gerakkan Ekonomi Kerakyatan)

Mama Ketty Sang PPKM

(Pedagang Papua Kreatif dan Modern)

Ditulis Oleh :

Apolanda Kareth (20180411034011)

Brigitte Liony (20180411034195)

Jufri Abdul Gani ((20180411034

Sabatiyan Doloksaribu (20180411034214)

Yanti Daud (20180411034216)

Dosen Pendamping : Klara Wonar SE.M.Ak.

PENDAHULUAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) mandiri tahun ajaran 2021/2022 yang diselenggarakan oleh
Universitas Cenderawasih, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi dengan tema “AKU
BERGERAK” (Akuntansi UNCEN Bersama Gerakkan Ekonomi Kerakyatan), mendorong kami
mahasiswa terutama kami kelompok 21 untuk ikut merasakan bagaimana perjuangan seorang
pedagang UMKM khususnya mama-mama Papua (Mama Ketty).

Waktu yang diberikan kepada kami untuk mengabdi selama 1 sampai 2 minggu, yang
bertempat di dua lokasi. Lokasi pertama di rumah mama Ketty dan lokasi kedua di Jalan Ahmad
Yani, kelurahan Gurabesi, Jayapura Utara.
Di era modern seperti pada saat ini, sangat penting bagi setiap orang memiliki
keterampilan dan kecerdasan guna untuk menunjang kehidupan mereka. Dua diantaranya yaitu
pengetahuan terkait pencatatan keuangan dan teknologi. Dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN)
mandiri ini, kami membantu mama Ketty untuk mengedukasikan aplikasi yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia (BI) yaitu aplikasi “SI APIK”. Dimana aplikasi ini tinggal didownload melalui
mobile phone dan tidak perlu membawa buku ataupun alat tulis lainnya untuk mencatat transaksi
yang akan terjadi. Aplikasi Si Apik dapat membantu beliau untuk mencatat transaksi keuangan.
Kami juga membantu beliau memasarkan produk-produk melalui marketplace dan menawarkan
secara langsung kepada keluarga dan teman-teman kami.

PPKM (Pedagang Papua Kreatif dan Modern)


“PPKM” Tim kami jadikan sasaran sebagai tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri. Tim mengambil
jenis usaha kerajinan tangan yang pelaku usahannya orang asli papua. Perkenalkan beliau bernama Ketty
Wapai sering di panggil Mama Ketty (44 tahun), Mama Ketty membuat berbagai macam aksesoris seperti
gantungan kunci, kalung dari kulit kerang, jepitan rambut, sisir bambu, anting, tusuk konde, dan mahkota
cenderawih. Beliau membuka lapak jualannya di jalan ahmad yani, Jayapura Utara. Tempat beliau bisa
dibilang strategis karena berada pusat kota yang mulai membuka lapak mulai pukul 9:00 sampai jam
12:00 dan melanjutkan di sore hari mulai pukul 16:00 sampai dengan 21:00 WIT. Penghasilan sehari
mama Ketty dalam sehari kadang tidak menentu, terkadang Rp 50.000,- sampai Rp 300.000,- uang yang
bisa dibawa pulang oleh beliau.

Kami sebagai mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri bergerak memberikan edukasi serta
bimbingan kepada Mama Ketty tentang pentingnya media digital di era modern untuk memasarkan
produk-produk yang dijual beliau

ISI

Awal perjuangan kami...

Sebelum pelaksanaan KKN, kami melakukan survey untuk mencari pedagang UMKM
asli Papua yang membuat kerajinan tangan, kami bertemu seorang mama penjual noken di pasar
Youtefa, kami menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami, tetapi kami ditolak dengan
alasan mama sibuk karena persiapan PON. Setelah kami berpamitan, kami melanjutkan
perjalanan kami ke Hamadi mencari pedagang Asli Papua lainnya, tetapi hasilnya nihil. Sehingga
kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai malam dan kami berencana untuk
melanjutkan pencarian dikeesokan harinya. Besoknya, kami pergi ke Kota untuk melanjutkan
pencarian, dan akhirnya kami menemukan pedagang UMKM kerajinan tangan asli Papua (mama
Ketrina Wapai). Kami menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami, dengan senang hati
mama menerima kami.

Profil singkat pelaku UMKM...

Kelompok kami mendapatkan jenis usaha kerajinan tangan asli Papua yang dibuat dan
dijual oleh mama Papua (mama Ketrina Wapai sang PPKM). Beliau berasal dari Serui, berumur
44 tahun. Mama Ketty mulai berjualan sejak 08 maret 2008 sampai sekarang, yang bertempat di
Jalan Ahmad Yani, kelurahan Gurabesi, Jayapura Utara.

Gambar 1. Foto mama Ketty sedang berjualan

Hari pertama kami membantu mama berjualan sambil bercerita mengenai keseharian
beliau. mama bercerita bahwa hari pertama mama berjualan pada 08 maret 2008, mama
berjualan pinang, rokok, dan minuman dingin. Modal awal mama berjualan yaitu sebesar Rp
500.000,-. Motivasi mama berjualan yaitu mama yakin dan percaya mama bisa menghasilkan
uang sendiri.
Gambar 2. Foto mama Ketty sang PPKM

Kenapa harus mama Ketty sang PPKM ?

Alasan kami memilih mama Ketty adalah karena beliau menjual aksesoris kerajinan
tangan khas Papua. Kami melihat mama Ketty memiliki potensi dalam memajukan usahanya.
Kenapa ? karena pada tahun ini bertepatan dengan diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON)
XX 2021 sehingga banyak pengunjung dari segala penjuru daerah di Indonesia datang ke Papua.
Dalam hal ini, kami melihat ini sebagai peluang besar bagi mama Ketty untuk meningkatkan
omzet penjualannya.

Produk-produk yang dijual oleh mama adalah Mahkota, tas noken (asli kulit kayu), 2
jenis sisir (sisir bambu dan sirkam), berbagai jenis anting-anting, kalung dengan berbagai jenis
model, tusuk-tusuk konde, kalung untuk tempat kapur yang berbentuk pinang, dan gantungan
kunci dengan 2 jenis yaitu gantungan berbentuk pinang dan gantungan kunci berbentuk sirih.
Gambar 3. Foto produk-produk jualan mama Ketty

Produk-produk diatas merupakan hasil dari jeri payah mama Ketty sendiri. Beliau
membuat produk-produk tersebut masih dengan cara yang manual dengan proses yang panjang
dan cukup lama. Kami sendiri telah ikut merasakan proses-proses tersebut terutama gantungan
kunci dan tusuk konde pinang, mulai dari mencari bahan dibawah teriknya matahari, kemudian
dilanjutkan dengan proses pembuatan mulai dari perendaman bahan (minimal 1 sampai 2 hari),
dijemur, dikupas dan diamplas satu per satu sampai halus, kemudian di piloks dengan dua warna,
setelah kering kita memvernish dan menjemurnya minimal setengah hari (tergantung cuaca).
Sesudah kering, kita memasang ring gantungan untuk gantungan kunci. Dan membelah bambu
menjadi berbentuk stick, kemudian diamplas untuk dihaluskan, dan memasang buah pinang
sebagai hiasan.

Dampak Covid-19...
Sejak pandemi 2020, pendapatan mama Ketty menurun drastis sehingga beliau
memutuskan untuk menurunkan harga jual produk-produk yang mama Ketty pasarkan. Misalnya,
mahkota yang harga awalnya Rp 150.000,- diturunkan hingga menjadi Rp 100.000,- dan sisir
bambu yang harga normalnya Rp 50.000 per sisir, kini menjadi Rp 30.000,- per sisir, dan juga
produk-produk lainnya ikut turun harga. Pendapatan per hari mama Ketty menjadi tidak
menentu, kadang sehari bisa sampai Rp 300.000 (jika ramai), sehari bisa dapat Rp 50.000 (jika
sepi), dan bahkan tidak dapat sama sekali. Padahal beliau berjualan dari jam 09.00 WIT sampai
jam 12.00 WIT dan kemudian dilanjutkan pada sore hari dari jam 16.00 WIT sampai jam 21.00
WIT. Itulah mengapa kami menjadikan mama Ketty sebagai panutan untuk kami karena beliau
tidak pernah putus semangat, tidak mengenal lelah, dan terus berjuang demi keluarganya.

Cerita kami bersama mama Ketty sang PPKM...

Hari pertama kami membantu mama Ketty berjualan aksesoris khas Papua serta
membantu beliau mengamplas bahan yang akan dijadikan aksesoris. Mama Ketty sangat ramah
terhadap kami.

Hari Kedua, kami ikut bersama mama Ketty untuk mencari dan mengumpulkan bahan
utama dari aksesoris buatan beliau. Dari pagi sampai siang kami berhasil mengumpulkan
bahannya sebanyak 1 kantong besar. Kemudian, kami mengantar mama Ketty ke rumah beliau
dan melanjutkan pekerjaan beliau untuk mengamplas bahan-bahan yang akan beliau gunakan
untuk berjualan. Setelah jam 13.30 WIT kami pulang untuk beristirahat dan balik pada sore
harinya dijam 17.00 WIT untuk membantu mama Ketty berjualan sekaligus kami membelikan
mama box untuk menyimpan barang dagangan beliau. Pada jam 21.00 WIT kami pulang dan
beristirahat untuk mempersiapkan diri kami keesokan harinya.

Hari ketiga, kami membantu mama Ketty berjualan dari jam 9.30 WIT sampai 17.30
WIT. Dikarenakan mama yang sedang ada urusan mendesak, kami kelompok 21 sebagai
mahasiswa yang mandiri mengambil keputusan untuk berjualan barang dagangan milik mama
Ketty. Pada siang hari, kami membagi tugas, sebagian dari kami menjaga jualan mama Ketty dan
sebagiannya lagi pergi untuk membeli payung karena mama Ketty belum memiliki payung dan
memesan stand banner untuk mempromosikan jualan mama Ketty.
.

Gambar 4. Kelompok kami membeli payung untuk mama Ketty


Gambar 5. Foto kami bersama mama Ketty setelah pembelian payung dan mencetak stand
banner

Hari keempat, kami membantu mama Ketty membuat aksesoris untuk mama berjualan
dari pagi hingga menjelang maghrib. Aksesoris yang kami buat berupa gantungan kunci pinang.
Kami juga membantu mama Ketty dalam menawarkan produk tersebut ke toko-toko khas Papua
yang ada di hamadi. Dan dari hasil penawaran tersebut, kami berhasil mendapatkan pesanan
sebanyak 100 pcs gantungan kunci berbentuk pinang.

Hari kelima kami bersama mama pergi untuk mencari dan mengumpulkan bahan utama
dalam membuat produk gantungan kunci pinang dan kami berhasil mengumpulkan 2 kantong
plastik besar. Setelah dari lokasi pengumpulan bahan, kami menuju rumah mama Ketty untuk
melanjutkan pekerjaan kami dan menyelesaikan pesanan 100 pcs gantungan kunci berbentuk
pinang dari toko yang kami tawarkan di hamadi kemarin. Setelah menyelesaikan pesanan
tersebut, sebagian dari kami mengantarkan pesanan tersebut ke Hamadi, dan sebagian lainnya
tinggal untuk membantu mama Ketty membuat tusuk konde berbentuk pinang sampai jam 19.00
WIT kami pulang.

Hari keenam kami membantu mama Ketty berjualan secara mandiri dari jam 16.00 WIT
sampai jam 20.00 WIT. Pada yang hari yang sama, kami mendapat kunjungan dari dosen
pendamping kami Ibu Klara. Kami bercerita tentang progress kami melakukan pendampingan
bersama mama Ketty.

Gambar 6. Foto kelompok 21 bersama dosen pendamping ibu Klara

Hari ketujuh kami kembali mendapat pesanan dari toko yang sama di Hamadi untuk
membuat gantungan kunci berbentuk pinang sebanyak 150 pcs. Kami membantu mama Ketty
membuat pesanan tersebut dan kemudian sebagian dari kami mengantarkan pesanan tersebut dan
sebagian lainnya lanjut untuk membantu mama membuat tusuk konde. Dan pada jam 19.00 WIT
kami pulang.

Tugas kami...

Dalam turun lapangan kami selama dua minggu berjalan, kami mengajarkan mama Ketty
sebuah aplikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu aplikasi “Si Apik”. Aplikasi Si
Apik merupakan aplikasi yang digunakan untuk pencatatan transaksi keuangan. Kami juga
membantu mama ketty dalam meningkatkan omset penjualannya dan mengajari mama ketty
bagaimana cara menghitung modal dan pengeluaran, agar saat kami pergi mama ketty bisa
melanjutkan jualannya agar bisa berjalan dengan lancar
Respon dari mama Ketty sangat luar biasa, beliau begitu antusias dengan pengedukasian
aplikasi Si Apik kepada beliau. Kami mengajarkan mama Ketty bagaimana cara memasukkan
jurnal penjualan, mencatat pengeluaran, mencatat modal, mencatat utang-utang, dan
memperlihatkan beliau laporan laba rugi.

Gambar 7. Tim (Jufri Abdul Gani) mengedukasi mama Ketty aplikasi Si Apik

Selain mengajar mama Ketty mengenai literasi keuangan dengan menggunakan aplikasi
Si Apik, tugas kami yang lainnya adalah membantu mama Ketty meningkatkan omzet penjualan
beliau. Strategi kami dalam meningkatkan pendapatan beliau ada tiga macam, yang pertama
kami membuat website dari aplikasi Tokko yang kemudian kami sebar luaskan di media sosial
kami masing-masing seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Kemudian yang kedua, kami
membuat e-poster yang didesain oleh kelompok kami sendiri dan menyebar luaskan e-poster
tersebut di media sosial kami (Instagram, Facebook, dan WhatsApp). Dan yang ketiga,
berhubung dengan akan diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua, kami
menawarkan produk-produk buatan mama Ketty secara langsung kepada pedagang-pedagang
yang ada di hamadi. Produk yang kami tawarkan adalah gantungan kunci berbentuk pinang.
Melalui strategi pemasaran yang kami lakukan selama dua minggu, kami kelompok 21 berhasil
mendapatkan omzet sebesar Rp 2.050.000,- dan diberikan kepada mama Ketty. Beliau sangat
berterima kasih karena sudah banyak membantu beliau dari segala sisi
Perincian...

Berikut ini merupakan rincian total penjualan jenis-jenis produk beserta harganya.

1. Gantungan kunci 33 pcs @ Rp 10.000,- = Rp 330.000,-


2. Gantungan kunci 100 pcs @ Rp 5.500,- = Rp 550.000,-
Note : Pesanan pasar hamadi
3. Gantungan kunci 150 pcs @ Rp 4.000,- = Rp 600.000,-
Note : Pesanan pasar hamadi tanpa ring gantungan
4. Sisir bambu 9 pcs @ Rp 30.000,- = Rp 270.000,-
5. Anting-anting 2 @ Rp 20.000,- = Rp 40.000,-
6. Anting-anting cenderawasih = Rp 25.000,-
7. Mahkota = Rp 50.000,-
8. Sirkam 3 @ Rp 15.000,- = Rp 45.000,-
9. Kalung 2 @ Rp 50.000,- = Rp 100.000,-
10. Tusuk konde 4 @ Rp 10.000,- = Rp 40.000,- +
TOTAL = Rp 2.050.000,-
Penutup

Kami memiliki sebuah pengalaman yang sangat menarik :

1. Pedagang Umkm local belum mampu mengatur keuangan mereka sehingga kami
mengajari sebuah aplikasi yang Bernama “ Si Apik” aplikasi pengatur keuangan gratis
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
2. Pedagang Umkm sangat memiliki potensi untuk mengekspor barang kerajinan tangan
mereka ke daerah-daerah di Indonesia
3. Mendapatkan ilmu yang tak ternilai dalam membuat kerajinan tangan dan dapat belajar
membuat kerajinan tangan sendiri

Kelompok 21 Fakultas ekonomi dan bisnis jurusan Akuntansi, mengajak semua Mahasiswa/I,
ibu,bapak serta anak-anak di tanah Papua. mari kita mendukung kerajinan tangan yang dibuat
oleh daerah-daerah masing-masing dari barang bekas agar kita bisa membuat Papua maju dalam
hal meningkatkan kreativitas dan inovasi kita.

Mari kita melestarikan Kerajinan tangan yang dibuat oleh pedagang umkm ( mama kety).
mengunakan bahan yang tidak dipakai dan kemudian dioleh menjadi barang jadi seperti
gantungan kunci, anting’’, sisir bambu, sirkam,noken kayu,mahkota, dan gelang. Secara tidak
langsung kita melestarikan lingkungan sekitar kita agar tetap bersih

Kiranya dalam Esai KKN aku bergerak jurusan akuntasi bisa membawa dampak hal signifkan
untuk semua Kalangan yang ada di tanah Papua terkhusunya pedagang Umkm lokasi Terima
Kasih.

Anda mungkin juga menyukai