Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH MUKM

‘ANYA COOKIES’

Disusun oleh :

Kezia Sinta Geordina S 041811233096

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2021
Anya Cookies

Usaha UMKM semakin menjamur beberapa tahun ini, banyak yang sudah sukses, masih
berkembang maupun baru memulai. Berbagai macam pengusaha UMKM sedang berjuang untuk
menjalankan usahanya, dari industry fashion, tekonlogi, kosmetik, otomotif, agrobisnis,
cenderamata, serta kuliner. Salah satu industry yang diminati adalah industry kuliner, dan kali ini
saya akan membahas tentang kuliner khususnya kue kering.

Kue kering adalah salah satu jenis makanan ringan/kecil yang sangat digemari
masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan. Bentuk dan rasa kue beragam, tergantung
pada bahan tambahan yang digunakan. Kue kering (Cookies) merupakan biskuit yang berbahan
dasar tepung terigu. Tepung terigu merupakan tepung atau bubuk yang berasal dari biji gandum.
Keunggulan dari tepung terigu dibandingkan tepung yang lain yaitu kemampuannya untuk
membentuk gluten pada saat diberi air. Sifat elastis gluten pada adonan menyebabkan kue tidak
mudah rusak ketika dicetak. Salah satu UMKM yang memproduksi kue kering lezat adalah Anya
Cookies. Usaha Anya Cookies berdiri sejak tahun 2013, menyediakan berbagai kue kering yang
lezat untuk dimakan sehari hari.

Anya Cookies dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga bernama Bu Nita yang berdomisili
di Desa Sajen, Kabupaten Mojokerto. Ibu rumah tangga yang bernama lengkap Yunita Irmawati
ini lahir di kota Jombang pada tanggal 12 Januari 1982. Dahulu ia bersekolah di SD Negeri 2
Mojowarno dan meneruskan di SMP Negeri 1 Mojowarno. Setelah lulus ia memilih untuk
mengambil jurusan secretariat di SMK Negeri 1 Jombang dan lulus dengan nilai yang
memuaskan.

Nama Anya Cookies di piih Ibu Nita di ambil dari nama anak pertamanya yaitu Anya
Irma Damara. Ibu Nita mengatakan suka membuat kue karena neneknya dulu sering membuat
kue kering saat lebaran, dan Bu Nita suka membantu neneknya saat membuat kue sampai
menjadi hobi hingga beranjak dewasa. Sebenarnya tidak ada pikiran untuk menjadi pengusaha
kue kering, tetapi setelah menikah Bu Nita ingin menghasilkan uang tambahan dan mengurangi
rasa bosan ketika dirumah. Pertama kali mencoba membuat kue, hasilnya masih belum bagus,
butuh puluhan kali mencoba resep dan membentuk kue keringnya barulah Bu Nita puas dengan
hasil kue keringnya. Resep kue pertamanya sekaligus favoritnya adalah nastar, lalu ada sagu
keju, chocochips, kastengel, dan almond. Ibu Nita memasarkan kuenya hanya lewat mulut ke
mulut. Harga rata rata kue per toplesnya adalah Rp.25.000 untuk toples kecil, lalu Rp. 45.000
untuk toples sedang dan Rp. 50.000 untuk toples besar, harga tersebut adalah harga per toples
untuk kue standar buatan Ibu Nita.

Ibu Nita pertama kali membuat kue pada tahun 2008, artinya sudah 13 tahun ia
menggeluti bidang kuliner kue kering ini. Sejak tahun 2008 itu pula Bu Nita baru melakukan
pindahan ke Kabupaten Mojokerto, memiliki sedikit teman dan tetangga. Karena inilah Bu Nita
mengalami masalah dalam bidang pemasaran, hanya sedikit orang yang membeli kue nya dan
kebanyakan hanya membeli saat hari hari tertentu seperti hari raya/lebaran, atau natal. Hanya
ramai pesanan di dua waktu itu saja, sehingga hasilnya dirasa kurang untuk Bu Nita. Lalu
masalah kedua yang dimiliki Bu Nita adalah ia kekurangan pegawai untuk dipekerjakan di Anya
Cookies, hanya sedikit orang yang bisa membuat kue kering, jika ada itupun hanya mau
membantuk sebentar lalu keluar karena merasa membuat kue terlalu sulit untuk dilakukan.
Kadang pekerja yang ada malah menimbulkan kerugian saat proses pembuatan kue seperti
menggosongkan kue kering, memecahkan telur di baki, dan hal hal lainnya. Keresahan ini telah
dialami Bu Nita selama bertahun – tahun, hanya memiliki satu orang yang membantunya
mengerjakan kue dan merasa kue keringnya kurang dipasarkan secara baik. Masalah terakhir
yang di miliki oleh Bu Nita adalah kesulitan untuk mencari alat dan bahan untuk kue nya, ada
beberapa kue yang ingin Ibu Nita buat tetapi bahan dan alatnya sulit untuk dicari ataupun terlalu
mahal harganya.

Menurut saya, untuk bisa menangani masalah ketenagakerjaan Bu Nita bisa membuka
training kue kering secara kecil kecilan, orang yang memiliki bakat bisa di rekrut untuk menjadi
pekerja di Anya Cookies. Hal ini bisa dilakukan dengan menempelkan kertas di beberapa spot
baik di desa, mengabarkan training ini ke tetangga, penjual sayur, atau pemiliki toko agar
membantu penyebaran berita itu ke masyarakat luas. Selain bisa mendapatkan kandidat pekerja
yang berbakat, Bu Nita dapat menarik tarif untuk trainingnya dan dapat menambah pemasukan
saat sepi pelanggan. Dan training ini juga dapat membuat lapangan kerja di Desa Sajen semakin
luas, serta menambah pengetahuan warga desa sekitar. Dari kegiatan yang dilakukan diatas maka
harapannya adalah pembelian yang semakin banyak tidak hanya di hari raya, dan dapat
meningkatkan omset Bu Nita. Karena Bu Nita mengalami kesulitan untuk membeli bahan dan
alat, maka hasil dari kenaikan penjualan dapat digunakan untuk membeli alat dan bahan yang
diperlukan, serta dapat digunakan untuk training pegawai yang sebelumnya agar skillnya
bertambah dan kue dari Anya Cookies semakin berkualitas dan penjualannya bertambah.

Yang dapat disimpulkan, Anya Cookies memiliki beberapa masalah, yaitu :

1. Pemasaran yang kurang baik karena hanya melalui words of mouth.


2. Kekurangan pekerja yang memiliki skill baik.
3. Kesulitan dana untuk membeli alat dan bahan untuk membuat kue.

Dan penyelesaiannya untuk masalah pertama adalah dengan membuat selebaran, poster
dan membuat iklan atau promo di media social tentang Anya Cookies, dan membuat akun akun
Instagram, Shopee, Tokopedia dengan system hanya melayani wilayah tertentu karena kue
kering rentan rusak dalam perjalanan, sehingga dapat meningkatkan pembelian dan Anya
Cookies dapat di pasarkan dengan lebih baik. Untuk masalah kedua, saya menganjurkan Ibu Nita
untuk membuat kelas atau training tentang kue kering, membuka pendaftaran dan memungut
biaya agar selain mendapat pekerja yang memiliki skill baik, Ibu Nita juga dapat menambah
penghasilannya. Dan untuk masalah ketiga atau terakhir saya menganjurkan Ibu Nita untuk
menggunakan hasil uang tambahan untuk men upgrade alat dan bahan yang ada agar
penjualannya lebih naik lagi. Dan saran saya untuk Anya Cookies adalah Ibu Nita harus
melakukan training, mengambil banyak kelas kelas agar bisa mendapat lebih banyak
pengetahuan tentang kue kering, serta mengaja salah satu atau beberapa pegawainya untuk ikut
training agar pekerjaan di dapur Anya Cookies dapat di handle oleh banyak orang, bukan hanya
Ibu Nita saja yang mengerjakan pesanan kue tertentu
Lampiran

Saya melakukan wawancara langsung dengan Ibu Nita di Desa Sajen, karena Ibu Nita tinggal di
dekat rumah saya.

Anda mungkin juga menyukai