Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning Dengan Menggunakan Metode Drill
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning Dengan Menggunakan Metode Drill
Oleh:
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Pada latar belakang sudah disampaikan masih rendahnya prestasi belajar
siswa, untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat diselesaikan dalam penelitian ini adalah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, lebih mudah menguasai materi pelajaran dan lebih mudah
mengingatnya, sehingga prestasi belajar anak akan dapat meningkat.
2. Bagi guru, merupakan alternatif strategi penanggulangan permasalahab
pembelajaran di kelas dalam upaya pembelajaran yang tuntas.
3. Bagi sekolah, memperkaya strategi peningkatan kualitas lulusan di sekolah.
E. Batasan masalah
Agar penelitian ini fokus, peneliti membatasi masalah tersebut pada “upaya
meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui penerapan model
pembelajaran mastery learning dengan menggunakan metode drill(latihan)pada
siswa kelas II-C semester ganjil SDN 003 Bintan Timur”
F. Definisi Operasional
Sebagai upaya untuk memperjelas maksud dan tujuan dalam penyusunan
instrumen, maka diperlukan definisi operasional dalam setiap variabel yang akan
diteliti. Definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1. Belajar tuntas (mastery learning)
Dalam pelaksanaan konsep belajar tuntas apabila kelas itu belum biasa
menggunakan strategi belajar tuntas, maka guru terlebih dahulu memperkenalkan
prosedur belajar tuntas kepada siswa dengan maksud memberikan motivasi,
menumbuhkan kepercayaan diri, dan memberikan petunjuk awal. Pelaksanaan
belajar tuntas terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kegiatan orientasi
2. Kegiatan belajar-mengajar
3. Penentuan tingkat penguasaan bahan
4. Memberikan atau melaporkan tingkat penguasaan siswa yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengayaan mereka
5. Pengecekan keefektifan seluruh program Dan satu hal yang diingat dalam
penggunaan belajar tuntas, guru harus lebih sering memberikan feed back
terhadap seluruh siswa dengan tujuan memberikan informasi kepada siswa tentang
kemajuan dalam penguasaan suatu materi yang dipelajari. Tolok ukur yang
digunakan pada pencapaian hasil belajar dengan pendekatan tersebut adalah
tingkat kemampuan siswa per orang, bukan per kelas. Dengan demikian, siswa
yang memiliki tingkat kecerdasan atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan
di atas rata-rata kelas, siswa yang bersangkutan berhak memperoleh pengayaan
materi atau melanjutkan ke unit kompetensi selanjutnya, sebaliknya apabila siswa
tersebut 24 belum mampu mencapai standar kompetensi yang diharapkan maka
siswa tersebut harus mengikuti program perbaikan (remedial) materi.
2. Kualitas Pembelajaran
Secara operasional kualitas pembelajaran dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan antara pengajar, anak didik, kurikulum dan bahan ajar, media,
fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar
yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Sehingga seorang guru dituntut
aktivitas, kreativitas dan sikap profesionalnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa seperti peningkatan disiplin belajar, peningkatan motivasi
belajar dan juga peningkatan aktivitas dan kreativitas siswa baik secara fisik
maupun mental emosional siswa. Dengan pemahaman tersebut di atas, maka dapat
dikemukakan indikator yang memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran siswa dan mutu proses yang terjadi. sebagai berikut : (1) antusias
menerima pelajaran, (2) konsentrasi dalam belajar, (3) kerja sama dalam
kelompok, (4) keaktifan bertanya,
(5) ketepatan jawaban, (6) keaktifan menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya,
(7) kemampuan memberikan penjelasan. Dimana indikator tersebut dapat dilihat
hasilnya dengan cara melihat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, juga
terjadi
peningkatan jumlah siswa yang dapat memahami materi, tertarik melakukan
diskusi, menyukai suasana kelasnya sekarang, 38 dapat meningkatkan
keaktifannya, dan tidak merasa tegang atau tidak terbebani selama pembelajaran
G. Kerangka pemikiran
Kebenaran pelaksanaan tindakan di lapangan sangat ditentukan oleh alur
berpikir yang diterapkan. Alur berpikir yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan model pembelajaran Masteri Learning melalui
metode Drill (Latihan). Mastery Learning merupakan model pembelajaran yang
mampu membantu peserta didik untuk menjadi lebih aktif, betul-betul membuat
persiapan yang matang, serta membantu peserta didik belajar lebih banyak
mengikuti tujuan- tujuan yang dicanangkan dengan menguasai bagian-bagian
kecil terlebih dahulu. Cara pembelajaran dengan Mastery Learning diupayakan
dengan memberikan keleluasaan waktu, yaitu siswa yang pandai atau cepat
belajar bisa maju lebih dahulu pada satuan pelajaran berikutnya, sedang siswa
yang lambat dapat menggunakan waktu lebih banyak atau lebih lama sampai
menguasai secara tuntas topik-topik yang diberikan. Kemampuan yang akan
dihasilkan oleh siswa dituntun dengan baik oleh guru, diberi bimbingan, diberi
penugasan-penugasan secara individu, dan siswa dibiasakan untuk mengulangi
pelajaran di setiap kesempatan. Dasar berpikir seperti inilah yang diharapkan
digunakan dalam penelitian ini.
H. Langkah-langkah penelitian
1. Menentukan Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul penelitian ini adalah “upaya meningkatkan
prestasi belajar pendidikan agama islam melalui penerapan model
pembelajaran mastery learning dengan menggunakan metode
drill(latihan)pada siswa kelas II-C semester ganjil SDN 003 Bintan Timur”.
Maka penelitian ini dilakukan di kelas II-C SDN 003 Bintan Timur.
2. Sumber Data
Penelitian tindakan kelas ini mejadikan siswa kelas II-C
sebagai sumber data dalam mengupayakan terjadinya peningkatan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II-C SDN
003 Bintan Timur.
Salam
2. Peserta didik merespon
guru saat melakukan
absensi
3. Peserta didik menerima
apresiasi guru
4. Peserta didik
mendengarkan guru
saat memberitahukan
tujuan pembelajaran
dan ketercapaiannya
5. Peserta didik siap
menerima pelajaran
C. Kegiatan Pokok
1. Peserta didik
memperhatikan apa
pertanyaan yang
menunjukkan reaksi
Membandingkan
Merangkum
Menafsirkan
Mencontohkan
Menjelaskan
Menyimpulkan
No Nama
8. Analisis Data
Sehubungan dengan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
data dalam bentuk angka maka analisis yang digunakan metode deskriptif.
Untuk data kualitaif dilakukan wawancara,observasi dan tes kepada peserta
didik.
Daftar pustaka
Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/11/02/pembelajaran-tuntas-
masterylearning-dalam-ktsp/
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode
http://pgmionemode.blogspot.com/2012/05/penerapan-pembelajaran-
tuntasmastery.html
33
Slamet, PH. 2004. MBS, Life Skill, KBK, CTL dan Saling
Keterkaitannya.Makalah yang Disampaikan pada Semiloka DBEP di NTB dan
Bali.