Anda di halaman 1dari 18

1

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN


MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL
(LATIHAN) PADA SISWA KELAS II-C SEMESTER GANJIL SD NEGERI 003 BINTAN
TIMUR TAHUN PELAJARAN 2021/2022

PROPOSAL PENELITIAN KEGIATAN TINDAKAN KELAS(PTK)

Diajukan sebagai Syarat untuk Mengikuti Lokakarya Penelitian Tindakan Kelas


pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan bagi Guru PAI
LPTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

NAMA : RAJA ISMAIL ,S.Pd.I


KELAS : PAI - I

BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah......................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................4
E. Batasan Masalah...................................................................4
F. Definisi Operasional..............................................................4
G. Kerangka Pemikiran.............................................................6
H. Langkah-langkah Penelitian.................................................6
1. Menentukan Lokasi Penelitian..........................................6
2. Sumber Data......................................................................7
3. Menentukan Jenis Data.....................................................7
4. Menentukan Metode dan Desain Penelitian......................7
5. Menentukan Instrumen Penelitian.....................................7
6. Analisis Instrumen Penelitian...........................................7
7. Teknik Pengumpulan Data.................................................12
8. Analisis Data....................................................................,,12
I. Daftar Pustaka........................................................................13
A. Latar Belakang
Dalam menulis latar belakang masalah perlu dipahami kesenjangan
antara kondisi harapan dengan kondisi yang sebenarnya ada di lapangan.
Kondisi harapan terletak pada terjadinya peningkatan yang diupayakan lewat
berbagai cara termasuk pemahaman guru terhadap model yang digunakan.
Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa serta peningkatan potensi spiritual. Peningkatan potensi spiritual
termasuk pemahaman, pengenalan, nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
siswa sehari-hari. Peningkatan potensi spiritual tersebut bertujuan untuk
mengoptimalkan berbagai potensi manusia yang mencerminkan harkat dan
martabat manusia sebagai mahluk Tuhan. Permendiknas RI No. 41 tahun 2007
yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Karena
itu orientasi pembelajaran harus ditekankan kepada peserta didik sebagai
subjek, yang harus aktif dan kreatif melaksanakan proses pembelajaran
dengan arahan dan bantuan dari guru. Guru dalam hal ini harus betul-betul
aktif memerankan dirinya sebagai fasilitator, motivator dan lain-lain
untuk peningkatan prestasi dan mampu mensyukuri karunia Tuhan.
Pendidikan akan lebih bermakna bagi anak apabila pengetahuan
dibangun dengan dasar informasi yang diperoleh secara alami. Untuk tujuan
tersebut, lingkungan belajar harus dibangun sedemikian rupa untuk
memberikan pemahaman dan menjelaskan secara kongkret teori-teori atau
konsep-konsep yang disampaikan kepada anak. Agar bermakna serta dasar
pengetahahuan dapat dimanfaatkan anak dalam kehidupan sehari-hari, ilmu
pengetahuan harus dibangun
secara bertahap dan sedikit demi sedikit sesuai dengan tahap perkembangan
kemampuan anak.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman guru tentang proses
pembelajaran dapat berlangsung aktif, kreatif dan amenarik. Hal ini akan bisa
terjadi bila dalam diri siswa tumbuh rasa ingin tahu, mencari jawaban atas
pertanyaan, memperluas dan memperdalam pemahaman dengan menggunakan
metode yang efektif. Rasa ingin tahu siswa muncul dan terlihat ketika sudah
mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan inilah nantinya yang akan
menjadi bahan pembelajaran untuk dicari jawabannya bersama-sama antara guru
dan siswa. Agar mampu menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan siswa dan
memberikan dampak yang baik terhadap kelangsungan pembelajaran mereka,
seorang guru harus benar-benar memiliki pengetahuan yang mendalam tentang
materi yang diajarkan sehingga dia layak disebut seorang guru yang kompeten.
Kompentensi merupakan perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang di refleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, (Ashan, 1981)
mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman bahwa kegiatan belajar
mengajar pendidikan Agama Islam sering menjadi kurang menarik bagi siswa
karena dianggap sebagai pelajaran yang membosankan yang memerlukan latihan-
latihan banyak yang monoton.
Keadaan di atas membuat peneliti berusaha untuk menemukan dan
memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif
dari pada metode-metoede lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru benar-benar menjadi milik murid. Salah satu metode yang
peneliti gunakan adalah metode pembiasaan.
3

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan


dengan nilai. Pada hasil belajar pendidikan Agama Islam yang sudah diamati
sebelumnya sebelum pelaksanaan tindakan menunjukkan rendahnya tingkat
penguasaan siswa dalam mengenal diri dan lingkungan serta mensyukuri karunia
Tuhan dengan rata-rata 70,54. Rata-rata ini di bawah KKM mata pelajaran Agama
Islam di SD Negeri 003 BINTAN TIMUR yaitu 71 . Hanya 10 orang dari 17
siswa di kelas II-C yang mencapai tingkat panguasaan materi 75 % ke atas. Untuk
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis melaksanakan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan uraian di atas penulis mengangkat masalah tersebut untuk
diteliti dalam suatu penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan
pembelajaran Agama Islam yang diberi judul: “Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Mastery Learning Dengan Menggunakan Metode Drill (Latihan) Pada Siswa
Kelas II-C Semester Ganjil SD Negeri 003 BINTAN TIMUR Tahun
Pelajaran”2021/2022”

B. Rumusan Masalah
Pada latar belakang sudah disampaikan masih rendahnya prestasi belajar
siswa, untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana penerapan mastery learning di kelas II-C semester ganjil SD


Negeri 003 Bintan Timur Tahun Pelajaran 2021/2022?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas II-C setelah penerapan mastery
learning Tahun Pelajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat diselesaikan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui penerapan mastery learning di kelas II-C semester ganjil


SD Negeri 003 Bintan Timur Tahun Pelajaran 2021/2022
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas II-C setelah penerapan mastery
learning Tahun Pelajaran 2021/2022

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, lebih mudah menguasai materi pelajaran dan lebih mudah
mengingatnya, sehingga prestasi belajar anak akan dapat meningkat.
2. Bagi guru, merupakan alternatif strategi penanggulangan permasalahab
pembelajaran di kelas dalam upaya pembelajaran yang tuntas.
3. Bagi sekolah, memperkaya strategi peningkatan kualitas lulusan di sekolah.

E. Batasan masalah
Agar penelitian ini fokus, peneliti membatasi masalah tersebut pada “upaya
meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui penerapan model
pembelajaran mastery learning dengan menggunakan metode drill(latihan)pada
siswa kelas II-C semester ganjil SDN 003 Bintan Timur”

F. Definisi Operasional
Sebagai upaya untuk memperjelas maksud dan tujuan dalam penyusunan
instrumen, maka diperlukan definisi operasional dalam setiap variabel yang akan
diteliti. Definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1. Belajar tuntas (mastery learning)
Dalam pelaksanaan konsep belajar tuntas apabila kelas itu belum biasa
menggunakan strategi belajar tuntas, maka guru terlebih dahulu memperkenalkan
prosedur belajar tuntas kepada siswa dengan maksud memberikan motivasi,
menumbuhkan kepercayaan diri, dan memberikan petunjuk awal. Pelaksanaan
belajar tuntas terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kegiatan orientasi
2. Kegiatan belajar-mengajar
3. Penentuan tingkat penguasaan bahan
4. Memberikan atau melaporkan tingkat penguasaan siswa yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengayaan mereka
5. Pengecekan keefektifan seluruh program Dan satu hal yang diingat dalam
penggunaan belajar tuntas, guru harus lebih sering memberikan feed back
terhadap seluruh siswa dengan tujuan memberikan informasi kepada siswa tentang
kemajuan dalam penguasaan suatu materi yang dipelajari. Tolok ukur yang
digunakan pada pencapaian hasil belajar dengan pendekatan tersebut adalah
tingkat kemampuan siswa per orang, bukan per kelas. Dengan demikian, siswa
yang memiliki tingkat kecerdasan atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan
di atas rata-rata kelas, siswa yang bersangkutan berhak memperoleh pengayaan
materi atau melanjutkan ke unit kompetensi selanjutnya, sebaliknya apabila siswa
tersebut 24 belum mampu mencapai standar kompetensi yang diharapkan maka
siswa tersebut harus mengikuti program perbaikan (remedial) materi.
2. Kualitas Pembelajaran
Secara operasional kualitas pembelajaran dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan antara pengajar, anak didik, kurikulum dan bahan ajar, media,
fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar
yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Sehingga seorang guru dituntut
aktivitas, kreativitas dan sikap profesionalnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa seperti peningkatan disiplin belajar, peningkatan motivasi
belajar dan juga peningkatan aktivitas dan kreativitas siswa baik secara fisik
maupun mental emosional siswa. Dengan pemahaman tersebut di atas, maka dapat
dikemukakan indikator yang memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran siswa dan mutu proses yang terjadi. sebagai berikut : (1) antusias
menerima pelajaran, (2) konsentrasi dalam belajar, (3) kerja sama dalam
kelompok, (4) keaktifan bertanya,
(5) ketepatan jawaban, (6) keaktifan menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya,
(7) kemampuan memberikan penjelasan. Dimana indikator tersebut dapat dilihat
hasilnya dengan cara melihat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, juga
terjadi
peningkatan jumlah siswa yang dapat memahami materi, tertarik melakukan
diskusi, menyukai suasana kelasnya sekarang, 38 dapat meningkatkan
keaktifannya, dan tidak merasa tegang atau tidak terbebani selama pembelajaran

G. Kerangka pemikiran
Kebenaran pelaksanaan tindakan di lapangan sangat ditentukan oleh alur
berpikir yang diterapkan. Alur berpikir yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan model pembelajaran Masteri Learning melalui
metode Drill (Latihan). Mastery Learning merupakan model pembelajaran yang
mampu membantu peserta didik untuk menjadi lebih aktif, betul-betul membuat
persiapan yang matang, serta membantu peserta didik belajar lebih banyak
mengikuti tujuan- tujuan yang dicanangkan dengan menguasai bagian-bagian
kecil terlebih dahulu. Cara pembelajaran dengan Mastery Learning diupayakan
dengan memberikan keleluasaan waktu, yaitu siswa yang pandai atau cepat
belajar bisa maju lebih dahulu pada satuan pelajaran berikutnya, sedang siswa
yang lambat dapat menggunakan waktu lebih banyak atau lebih lama sampai
menguasai secara tuntas topik-topik yang diberikan. Kemampuan yang akan
dihasilkan oleh siswa dituntun dengan baik oleh guru, diberi bimbingan, diberi
penugasan-penugasan secara individu, dan siswa dibiasakan untuk mengulangi
pelajaran di setiap kesempatan. Dasar berpikir seperti inilah yang diharapkan
digunakan dalam penelitian ini.

H. Langkah-langkah penelitian
1. Menentukan Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul penelitian ini adalah “upaya meningkatkan
prestasi belajar pendidikan agama islam melalui penerapan model
pembelajaran mastery learning dengan menggunakan metode
drill(latihan)pada siswa kelas II-C semester ganjil SDN 003 Bintan Timur”.
Maka penelitian ini dilakukan di kelas II-C SDN 003 Bintan Timur.
2. Sumber Data
Penelitian tindakan kelas ini mejadikan siswa kelas II-C
sebagai sumber data dalam mengupayakan terjadinya peningkatan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II-C SDN
003 Bintan Timur.

3. Menentukan Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

4. Menentukan Metode dan Desain Penelitian


Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model
Kurt Lewin. Konsep utama dalam penelitian ini terdiri dari 4 komponen,
yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), mengamati
(observation), dan refleksi (reflecting). Terkait dengan penelitian ini
sebagai berikut.

5. Menentukan Instrumen Penelitian


Instrumen penilaian hasil belajar dalam bentuk pretest dan posttest
yang digunakan berupa soal uraian yang telah diuji oleh validator ahli.
Setelah divalidasi oleh ahli, mendapatkan hasil layak dilakukan
pengambilan data di sekolah. Hasil belajar pretest dan posttest yang telah
diperoleh kemudian dilakukan perbandingan nilai dari siklus I ke siklus II.
6. Analisis Instrumen Penelitian
Tabel Instrumen Observasi Aktfitas Peserta Didik dalam
Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 003 Bintan Timur
Nama Guru : Raja Ismail S.Pd.I
Materi Pelajaran : PAI
Materi Pokok :
Kelas II
Petunjuk Pengisian :

Berilah centang () pada kriteria penilaian yang sesuai untuk


menggambarkan aktivitas guru dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Kriteria
Aspek Yang Diamati Catatan/K
Penilaian
No Pada Kegiatan omentar
K C B
Pembelajaran
B. Pendahuuan
1. Peserta didik menjawab

Salam
2. Peserta didik merespon
guru saat melakukan
absensi
3. Peserta didik menerima
apresiasi guru
4. Peserta didik
mendengarkan guru
saat memberitahukan
tujuan pembelajaran
dan ketercapaiannya
5. Peserta didik siap
menerima pelajaran
C. Kegiatan Pokok
1. Peserta didik

memperhatikan apa

yang dijelaskan oleh


guru
2. Peserta didik menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh guru


dengan baik
3. Peserta didik

menunjukkan reaksi

pemahaman dari materi


yang jelaskan
4. Peserta didik dapat
dibagi menjadi
delapan
Kelompok
5. Peserta didik
memberikan bantuan
kepada teman
sekelompoknya yang
mengalami kesulitan
6. Peserta didik yang
ditunjuk sebagai tutor
atau ketua dalam
kelompok masing-
masing secara aktif
membimbing jalannya
diskusi kelompok
7. Peserta didik bertanya

tentang materi jika


belum jelas
8. Peserta didik
melakukan diskusi
kelompok dengan tertib
9. Peserta didik
mengerjakan lembar
tugas yang diberikan
oleh guru
10. Peserta didik
menunjukkan respon
yang baik dari diskusi
yang dilaksanakan
11. Peserta didik menerima
kesimpulan dan
penguatan terkait
Materi
D. Penutup
1. Peserta didik membuat
Kesimpulan
2. Mengerjakan tugas
tindak lanjut
Jumlah

Tabel Skor Penilaian Aktifitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran


Kategori Nilai Rentang nilai Presente
Baik 3 37-54 67,00 – 100 %
Cukup 2 19-36 34,00 - 66,66 %
Kurang 1 0-18 0,00 – 33,33 %
Tabel Lembar Pedoman Observasi Pemahama
tentang Materi Pembelajaran Peserta didik
Petunjuk pengisian :
Isi kolom penilaian dengan penilaian (B/C/K) pada aspek yang tertera
pada kolom di bawah ini
Aspek Yang Diamati
Mengkalsifikasikan

Membandingkan

Merangkum
Menafsirkan

Mencontohkan

Menjelaskan

Menyimpulkan

No Nama

B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/


K K K K K K K
1
2
Total
Jumlah rata-rata
Skor maksimal
Persentase

7. Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi
Hal-hal yang telah dilakukan dalam observasi atau pengumpulan data
adalah dengan masuk ke kelas dengan mengucapkan salam, berlanjut
dengan memberi penjelasan tentang tes yang harus dikerjakan,
b. Tes
Membagikan tes serta lembar kertas yang digunakan untuk menjawab
soalsoal tes pada siswa. Untuk dapat menggambarkan keberhasilan tindakan
secara jelas, maka hasil tes yang telah didapatkan kemudian direfleksikan
dan hasilnya dikonfirmasikan dengan acuan indikator keberhasilan yang ada
c. Wawancara
Membagikan lembar wawancara pada siswa,dengan mengadakan
wawancara mendalam dapat memahami makna interaksi sosial, mendalami
perasaan dan nilai-nilai yang tergambar dalam ucapan dan perilaku
responden.

8. Analisis Data
Sehubungan dengan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
data dalam bentuk angka maka analisis yang digunakan metode deskriptif.
Untuk data kualitaif dilakukan wawancara,observasi dan tes kepada peserta
didik.
Daftar pustaka
Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dafid Armawan. 2011. Skripsi. Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai


Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas XI-2 Jurusan TKR
Smkn 1 Seyegan.Uny.

Depdikbud.1984/1985.Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar


Kependidikan: Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdikbud.1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta:


Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.

Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.

Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning.Third Edition. New York:


Holt, Reinhart and Winston.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/11/02/pembelajaran-tuntas-
masterylearning-dalam-ktsp/

http://id.wikipedia.org/wiki/Metode

http://pgmionemode.blogspot.com/2012/05/penerapan-pembelajaran-
tuntasmastery.html

Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.


Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/

33

Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik


Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.

Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23


November 2007. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan

Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara


Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius.
Riyanto, H. Yatim. 2010. Paradigma Biru Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama
Offset.

Slamet, PH. 2004. MBS, Life Skill, KBK, CTL dan Saling
Keterkaitannya.Makalah yang Disampaikan pada Semiloka DBEP di NTB dan
Bali.

Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 1995.Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice.


Boston: Allyn and Bacon.

Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan


Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.

Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas.


Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.

Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah.


Jakarta: Depdiknas.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2001.Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta:
Delima Press.

Yamin, H. Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.


Jakarta: Referensi (G. P. Press Group).

Anda mungkin juga menyukai