Anda di halaman 1dari 4

PERMASALAHAN DALAM PERIKLANAN

Dunia periklanan memang merupakan dunia glamour dalam bisnis modern saat ini,

selain sebagai alat promosi kepada konsumen, iklan merupakan salah satu alat komunikasi

interaktif antara konsumen dan produsen. Iklan-iklan yang tayangkan secara massal dan

intensif kepada masyarakat pada umumnya tidak mendidik, selain itu periklanan

memamerkan suatu suasana hedonis dan meterialistis yang pada akhirnya menumbuhkan

ideologi konsumerisme. Etika bisnis merupakan penjabaran etika dalam artian

seseorang/individu atau kelompok organisasi bertindak secara benar sesuai dengan moral

yang dimilikinya.

Penayangan suatu iklan pada ruang publik seharusnya menyandarkan diri pada

prinsip utama serta fungsi utama sebuah iklan. Tentunya kita telah mafhum bahwa iklan

berfungsi sebagai alat informatif dan persuasif. Iklan yang sesuai dengan etika binis adalah

iklan yang penyampaiannya kepada masyarakat sesuai dengan kebenaran, artinya apa-apa

yang diinformasikan melalui iklan tersebut memang pada kenyataannya adalah benar. Jika

suatu produk memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, namun dalam pengiklanan kepada

masyarakat di manipulasi sehinga seolah terlihat sempurna, maka jenis iklan seperti ini

adalah iklan yang tidak etis.

Selain itu, manipulasi dalam periklanan juga merupakan hal yang cukup merugikan

nbagi konsumen. Manipulasi disini diartikan sebagi tindakan yang dilakukan oleh si

pengiklan terhadap si konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tanpa si konsumen

itu hendak membelinya. Contoh riil pada kasus ini adalah apa yang dinamakan subliminal

advertising. Subliminal advertising adalah teknik periklanan yang secara sekilas menyampaikan
suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal
dibawah ambang kesadaran. Teknik ini dipakai dibidang visual maupun audio.

Dalam dunia visual, suatu pesan dimasukkan sebentar saja dalam film, sehingga

penonton tidak melihatnya dengan sadar pada layar, namun demikian pesan tersebut akan

diingat oleh penonton. Subliminal advertise yang lain adalah mempengaruhi konsumen

melalui iklan dengan memanfaatkan faktor-faktor psikologis seperti status, gengsi, seks dan

lainnya. Kedua jenis advertise subliminal tersebut secara etis telah mempengaruhi

keindependenan konsumen, walau tidak dipungkiri bahwa fungsi sebuah iklan adalah untuk

mengajak sebanyak mungkin konsumen untuk membeli suatu produk.

Beberapa permasalahan yang telah disebutkan dimuka terkait periklanan oleh dunia

bisnis yang bersinggungan dengan nilai-nilai dan etika, dapat kita perinci sebagai berikut :
1. Iklan yang ditampilkan tidak mendidik

Dari sisi content, suatu iklan terkadang malah sering menampilkan sisi-sisi

yang sama sekali tidak mendidik terhadap konsumen, taruhlah iklan tersebut secara isi

adalah benar, namun dalam visualisasi terhadap konsumen dapat tidak mendidik. Kita

dapat melihat beberapa tayangan iklan ditelevisi seperti iklan mobil kijang yang

menggunakan anak-anak sebagai model, sekilas penulis tangkap sebagai didikan kepada

anak untuk bergaya hidup konsumeris.

Iklan-iklan yang tidak logis seperti seorang anak dapat tumbuh besar serta

pintar karena mengkonsumsi produk-produk tertentu dan sebagainya. Belum, lagi iklaniklan

yang menonjolkan kekerasan serta sensualitas dalam penayangannya, secara etis

iklan-iklan seperti ini tidak layak untuk ditampilkan. Jika boleh penulis

merekomendasikan iklan “internet masuk desa” sera “telepon masuk desa” sebagai

contoh iklan yang mendidik baik secara content maupun visualisasi terhadap

masyarakat.

2. Iklan yang ditampilkan cenderung menyerang produk lain

Selain beberapa iklan yang kurang atau bahkan tidak mendidik, terdapat pula

seberapa iklam yang dalam pengiklanannya saling menjatuhkan produk yang lain,

tentunya ini secara etis merupakan suatu bentuk persaingan yang tidak dibenarkan,

karena tindakan tersebut merugikan pihak lain

3. Iklan berupa spammer merugikan pengguna internet

Penggunaan internet yang akhir-kahir ini sangat pesat perkembangnya ternyata

telah mengundang kalangan bisnis untuk terjun kedalamnya, tentunya dalam bentuk

iklan. Spam, yakni suatu pesan dalam jumlah yang banyak dan berulang ke dalam

email, atau secara terus menerus terakses walaupun kita tidak hendak mengaksesnya

ketika kita mengunjungi sebuah situs merupakan sebuah bentuk baru pengiklanan yang

tentunya bagi beberapa pihak menguntungkan, namun untuk sebagian pihak lain hal

tersebut amat menjengkelkan dan menyusahkan. Prilaku seperti ini, dalam kajian etika

bisnis merupakan suatu tindakan yang tidak etis karena telah mengganggu kebebasan

orang lain.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI

Dalam teori ekonomi dijelaskan seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai

tujuannya dan kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut.
Beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk bisa hidup secara wajar, yaitu: (1)

Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan, (2) Kebutuhan sandang atau pakaian, (3)

Kebutuhan papan atau tempat berteduh, (4) Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia

bermoral dan berbudaya, (5) Kebutuhan tersebut diatas merupakan kebutuhan primer yang

harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup, kita membutuhkan uang atau penghasilan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mempunyai peranan penting

dalam mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat, baik itu konsumsi barang tidak

tahan lama, barang tahan lama, dan jasa.

C. PERBEDAAN PROMOSI DENGAN IKLAN

Banyak yang bertanya apa sih bedanya iklan dengan promosi ? inilah pertanyaan

yang sering timbul dibenak orang orang yang belum mengerti dalam dunia periklanan

terutama orang orang yang bekerja di advertising agency, Nah untuk itu disini saya akan

menjelaskan serta memberikan perincian antara iklan denga promosi.

Banyak orang yang belum mengetahui perbedaan promosi dengan periklanan, berikut adalah

beberapan perbedaan/karakteristik dari iklan dan promosi periklanan :

Untuk Iklan sendiri dapat diartikan sebagai berikut :

1. Iklan atau Advertising, adalah kegiatan untuk mengumumkan keberadaan sebuah

product atau business kepada publik, sebagai bagian dari kegiatan untuk menaikkan

angka penjualan

2. menawarkan suatu produk kepada konsumen dengan cara mengemukakan alasan

supaya membeli.

3. Berupaya untuk mengkomunikasikan pesan penjualan.

4. Seringkali digunakan untuk membangun citra merk produk.

5. Senantiasa menambahkan nilai persepsi pada suatu merk.

6. Dari segi aksinya, periklanan umumnya lebih baik digunakan dalam membangun

kesadaran (awareness) akan merk, dan dalam memposition merk diantara para

pesaingnya.

7. Hasilnya tidak bias diukur secara pasti

Sedangkan untuk promosi dapat diartikan sebagai berikut :

1. Adanya pemberian incentive atau rewards untuk merangsang pasar bergerak dan

bertindak (membeli) product yang di kampanyekan dalam ajang promosi tersebut saat
itu juga.

2. Promosi selalu menggunakan rewards dan limited offers (penawaran dalam kondisi

terbatas)

3. Promosi memberikan hadiah bagi semua orang yang mau membeli product yang

dipromosikan tersebut saat itu juga atau dalam tenggang waktu masa promosi.

4. Promosi selalu ada Tenggang waktu yang diberlakukan sebagai alat stressing bagi

kegiatan tersebut

5. Menambahkan nilai sebenarnya dalam upaya menciptakan penjualan.

Promosi lebih kuat dalam menstimulasi pembelian produk baru, dan jauh lebih efektif dalam

mengembangkan distribusi suatu produk, serta membantu membujuk konsumen untuk

‘menyetok’ merk tertentu.

D. HUKUM ENGEL

Hukum Engel tidak menunjukkan bahwa pengeluaran makanan tetap tak berubah

saat pendapatan meningkat: hukum ini menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran konsumen

untuk produk makanan (dalam persenan) meningkat lebih kecil daripada peningkatan

pendapatan.

Salah satu penerapan hukum Engel adalah untuk melihat standar hidup suatu negara.

Apabila "koefisien Engel" meningkat, maka negara ini lebih miskin, dan jika koefisiennya

lebih kecil maka negara tersebut punya standar hidup yang tinggi.

Hubungan antara hukum Engel, perkembangan teknologi, dan proses perubahan

struktural juga penting untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi jangka panjang seperti

yang diusulkan oleh Paolo Leon(1967) dan Luigi Pasinetti(1981).

Pemikir komunis mengutip koefisien Engel sebagai pengukuran kuantitatif

penderitaan kelas buruh. Beberapa pemikir Marxis menambah definisi koefisien Engel

menjadi persentase pendapatan yang dihabiskan untuk membeli makanan, rumah, dan

pakaian, atau dalam kata lain persentase pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan dasar dan tetap hidup.

Anda mungkin juga menyukai