Anda di halaman 1dari 3

DHANI MARTHA PURBASARI (232015013)

Pengertian Entrepreneur menurut sumber yang saya dapat dari Wikipedia adalah orang
yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Entrepreneur atau dengan
istilah lain yaitu kewriausahaan sudah sering kita dengar atau bahkan kita pernah pelajari baik di
bangku pendidikan formal maupun informal. Dari pengertian di atas dikatakan bahwa
Entrepreneur adalah orang yang memiliki bakat dibidang usaha. Memang benar Entrepreneur itu
dilahirkan dari individu seseorang atau dengan kata lain bahwa Entrepreneur merupakan taelnta
yang diberikan oleh Tuhan kepada seseorang sejak dia lahir. Namun ada beberapa pandangan
mengatakan bahwa Entrepreneur ini diciptakan atau dibuat oleh manusia sendiri dan bukan
merupakan bakat atau talenta. Lalu manakah dari kedua pandangan di atas yang benar atau
apakah kedua pandangan ini memiliki keterkaitan?

Entrepreneur seperti pandangan orang-orang di Amerika Serikat, sebelum tahun 70an,


masyarakat Amerika Serikat menyebut bahwa entrepreneur adalah bakat atau talenta yang sudah
muncul dalam diri seseorang sejak dia dilahirkan. Jadi jika ada yang membuka usaha, semua
menganggap itu hal yang sangat aneh dan juga bagus, karena menurut mereka entrepreneur
hanya dimiliki oleh orang-orang yang berbakat atau bertalenta sehingga mereka beranggapan
bahwa entrepreneur tidak bisa dipelajari oleh semua orang. Tetapi tidak lama, pemerintah
kemudian menyadari, bahwa kemampuan entrepreneur ini tidak hanya bakat, tetapi juga harus
dikembangkan. Sebagai contoh, jika kita sejak kecil mempunyai keinginan untuk menjual atau
mendistribusikan sesuatu dan memperoleh keuntungan yang merupakan bakat kita. Lalu ketika
selesai kuliah, kita diwajibkan orang tua kita untuk bekerja di perusahaan besar atau menjadi
pegawai negeri sipil (PNS), atau bahkan kita tidak berada dalam lingkup pendidikan khususnya
di bidang ekonomi atau dan karena kesibukan serta peluang untuk belajar serta mengembangkan
diri untuk menjadi wirausahawan tidak ada. Dengan begitu, bakat entrepreneur Anda dimatikan
oleh faktor lingkungan atau bahkan faktor-faktor lainnya. Dari penjelasan ini entrepreneur
memang secara harafiah sudah ada di dalam diri seseorang sejak lahir. Seperti pendapat Ciputra
yang mengatakan bahwa ia yakin sebagian besar generasi muda secara alami telah memiliki
bakat untuk menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan. Yang menjadi masalah, lanjut
Ciputra, adalah seberapa besar peran lingkungan dalam menumbuhkan atau menekan bahkan
menghapus bakat yang sudah tertanam. Semua faktor penghalang tersebut harus diimbangi
dengan peran orang tua, masyarakat atau sekolah yang dengan aktif mendorong dan meyakinkan
anak-anak tersebut untuk bangga menjadi seorang entrepreneur. Diakui oleh Ciputra bahwa
Indonesia akan jauh lebih maju dan makmur daripada sekarang jika persentase jumlah
entrepreneur meningkat.

Sedangkan pandangan yang beranggapan bahwa entrepreneur merupakan ciptaan


manusia juga dapat dibenarkan. Kembali ke contoh nyata di Amerika Serikat, pada tahun 1970 di
berbagai universitas terkenal di Amerika Serikat sudah ada pelajaran tentang berwirausaha atau
minimal ada dasar kewirausahaan. Bahkan di Amerika Serikat pada tahun 1980, konsep
wirausaha sudah ada di kurikulum sekolah dasar. Tidak hanya di Amerika Serikat saja, di Eropa
juga begitu. Pemerintah sana sudah menanamkan kurikulim berwirausaha sejak kecil. Alinea
sebelumnya menjelaskan bahwa entrepreneur awalnya memang merupakan sebuah bakat
seseorang. Semakin berkembangnya zaman, masyarakat menyadari pentingnya ketrampilan atau
pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan bakat atau talenta seseorang. Sebagai contoh,
ada seorang anak yang sejak dilahirkan memiliki bakat atau talenta membuat kue. Tapi semakin
lama, jenis-jenis kue semakin beragam dan semakin rumit dari cara pembuatan, teknik menghias
dan lain-lain. Oleh karena itu si anak ini berusaha mencari dan mempelajari bagaimana membuat
kue yang dia inginkan. Untuk memperoleh hasil yang baik maka anak ini terus melakukan
percobaan dan mempelajari dari berbagai sumber baik dari buku atau media, dan dia juga
mengikuti kelas kursus untuk membuat kue yang baik dan benar. Sehingga dia berhasil membuat
kue yang benar serta dia inginkan. Dari contoh ilustrasi di atas kita tahu bahwa adanya
ketrampilan atau pembelajaran tentang bakat yang dimiliki dalam hal ini yaitu bakat
berwirausaha yang diciptakan oleh masyarakat sendiri seperti yang telah dilakukan negara-
negara maju seperti Amerika dan di negara Eropa dapat meningkatkan bakat berwirausaha
seseorang. Di Indonesia pun hampir semua universitas memiliki pelajaran mengenai wirausaha,
walaupun perkembangan adanya kurikulum berwirausaha di Indonesia belum sebaik yang ada di
negara-negara maju. Oleh karena itu Entrepreneur memang sengaja diciptakan oleh manusia
yang bertujuan untuk meningkatkan bakat yang secara harafiah dimiliki oleh semua orang.
Dari penjelasan yang sudah saya paparkan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
entrepreneur atau kewirausahaan dapat dikatakan dilahirkan dan diciptakan. Dimana
entrepreneur sudah menjadi bakat semua orang sejak dia dilahirkan dan sebagaimana kita yang
memiliki bakat tersebut harus kita kembangkan dengan cara berlatih dan belajar tentang
kewirausahaan. Kewirausahaan diciptakan oleh manusia dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi atau bakat yang sudah dimiliki oleh semua orang yang ingin memperdalam bagaimana
berwirausaha dengan baik dan benar. Di Amerika dan Eropa sudah menciptakan kurikulum
tentang kewirausahaan dimulai sejak sekolah dasar, sehingga banyak pengusaha muda yang
berhasil menjalankan usaha mereka. Tak kalah juga bagi negara kita Indonesia yang juga sudah
memiliki kurikulum khusus kewirausahaan walupun baru sebatas di bangku kuliah. Dengan
adanya kurikulum serta bakat yang sudah ada, kemauan seseorang untuk belajar lebih dalam dan
memahami apa itu kewirausahaan juga tidak lepas dari faktor-faktor yang ada di sekitar mereka.
Faktor dari dalam seperti keluarga dan faktor dari luar seperti tuntutan masyarakat maupun
ekonomi, social, serta budaya juga dapat menentukan apakah bakat yang dia miliki dapat
berkembang atau bahkan dapat terhapus. Oleh karena itu entrepreneur akan dapat dikembangkan
dengan baik dan dapat berhasil semua itu karena bakat yang didukung oleh pembelajaran
(kurikulum yang dibuat) serta adanya motivasi dari lingkungan dimana kita hidup.

Anda mungkin juga menyukai