0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan1 halaman
Teknik refluks digunakan untuk melakukan reaksi kimia pada suhu tetap dengan menggunakan pelarut yang mendidih. Pelarut akan menguap namun kemudian mengembun kembali di kondensor dan jatuh ke dalam wadah reaksi, sehingga pelarut selalu hadir selama proses. Teknik ini melibatkan penggunaan kondensor dan sumber panas seperti penangas atau mantel pemanas untuk mempertahankan suhu didih pelar
Teknik refluks digunakan untuk melakukan reaksi kimia pada suhu tetap dengan menggunakan pelarut yang mendidih. Pelarut akan menguap namun kemudian mengembun kembali di kondensor dan jatuh ke dalam wadah reaksi, sehingga pelarut selalu hadir selama proses. Teknik ini melibatkan penggunaan kondensor dan sumber panas seperti penangas atau mantel pemanas untuk mempertahankan suhu didih pelar
Teknik refluks digunakan untuk melakukan reaksi kimia pada suhu tetap dengan menggunakan pelarut yang mendidih. Pelarut akan menguap namun kemudian mengembun kembali di kondensor dan jatuh ke dalam wadah reaksi, sehingga pelarut selalu hadir selama proses. Teknik ini melibatkan penggunaan kondensor dan sumber panas seperti penangas atau mantel pemanas untuk mempertahankan suhu didih pelar
NIM : 1900072 Deskripsi Teknik Dasar Video Refluks Refluks adalah cara yang paling mudah dilakukan untuk melakukan reaksi pada suhu tetap dari pelarut dalam keadaan mendidih tanpa kehilangan pelarut. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatile yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, selanjutnya akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut dalam bentuk uap tadi akan mengembun pada kondensor dan turun kembali ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan selalu ada selama reaksi berlangsung. Pada video tersebut, dalam melakukan percobaan umumnya menggunakan pelarut umum, dimana suhu reaksi biasanya mulai dari 35 hingga lebih dari 200 oC. Dalam prosedur pelaksanaan refluks, dilakukan penambahan reagen dan pelarut ke dalam labu sebelum dicampurkan. Urutan pencampuran diawali dengan penambahan batu didih selanjutnya ditambahkan reagen dan pelarut cair Beberapa metode pemanasan dapat digunakan untuk mempertahankan titik didih, diantaranya dengan menggunakan penangas air yang cocok untuk pelarut dengan titik didih dibawah 100oC. Adapun penangas minyak dapat digunakan untuk pelarut yang memiliki titik didih lebih tinggi. Metode pemanasan yang paling multifungsi dan sumber panasnya dapat diatur adalah dengan menggunakan mantel pemanas, hal ini diakibatkan karena suhu pemanasan dapat diatur. Mantel pemanas yang digunakan harus memiliki ukuran yang tepat sesuai dengan ukuran labu. Sebelum dilakukan pemanasan, labu dijepit menggunakan klem pada statif agar apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk diangkat dari mantel dalam keadaan panas. Selanjutnya dipasangkan kondensor pada lubang mulut labu. Jika perlu, digunakan adaptor untuk menghubungkan kondensor. Ketika menghubungkan antara kondensor dengan labu saat menggunakan mantel pemanas, tidak perlu dilumasi. Akan tetapi apabila akan menghubungkan antara kondensor dengan labu saat menggunakan penangas air, maka perlu dilumasi. Kondensor tidak perlu dijepit dengan kencang, akan tetapi cukup dijepit dengan posisi kondensor vertical agar tidak jatuh ke samping. Pastikan juga air mengalir melalui kondensor dari bawah ke atas. Hal ini bertujuan agar air pada bagian bawah lebih dingin sehingga uap dari pelarut yang mendidih langsung menjadi embun. Pada saat mulai melakukan refluks, mantel pemanas diatur pada pemanasan maksimum selanjutnya setelah pelarut mulai mendidih, turunkan suhu tingkat pemanasan. Ketika cairan mendidih, terdapat uap embun dengan jarak beberapa sentimeter pada kondensor dan pelarut mencair kembali jatuh ke labu. Jika uap embun terlihat lebih tinggi pada kondensor, maka dapat dilakukan peningkatan aliran air atau jika masih kurang efektif maka dapat digunakan kondensor dengan ukuran yang lebih panjang. Di akhir reaksi, matikan pemanas dan lepaskan labu dari sumber panas untuk mempercepat reaksi pendinginan.