Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Ns. Suntin, S.Kep., M.Kep

KONSEP DAN PROSES KEPERAWATAN MANAJEMEN

DI SUSUN OLEH

RIZAL RIDWAN 219035


INDRI ANGGRAENI 219016
NUR INSANI 219029
RESKY FATIKA SARI 219031
SARMILA 219036

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Konsep Dan Proses Keperawatan”
Penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada  dosen pengampuh

Etika dan Hukum Keperawatan Ns. Suntin, S.Kep., M.Kep. yang telah memberikan

tugas ini kepada penulis sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi

penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang

disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Tidak sedikit kesulitan yang

penulis hadapi baik dari segi waktu maupun tenaga, tetapi penulis menyadari juga

bahwa setiap ikhtiar yang baik harus diiringi dengan doa yang tulus sehingga kesulitan

dapat teratasi. Kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini

tetap penulis harapkan.

Penulis

Makassar, 20 September 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHSAN........................................................................................................3
A. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan...............................................................3
B. Teori-Teori Manajemen...........................................................................................5
C. Teori Birokrasi dari Weber.......................................................................................7
D. Teori Mc. Gorge.......................................................................................................9
E. Teori Scientific Management dari Taylor...............................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan
dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin. Manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional Fungsi manajemen keperawatan sejalan
dengan fungsi manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan,
kepemimpinan, dan pengawasan.
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian
pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja
sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi
Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan manajemen antara
lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan nursing low manager.
Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing low manager yang
mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau ruangan.
Kepala ruang keperawatan yang merupakan bagian dari manajemen keperawatan
berpihak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka untuk memajukan staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional
Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang harus mampu dalam mengutarakan
ide atau gagasan, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ni penting bagi pemimpin
untuk dapat mendorong maju bawahan, memberikan ataupun menerima bagi
kemajuan organisasi dan kepentingan bersama Seorang pemimpin harus
memberikan petunjuk-petunjuk, mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi,
mengajukan gagasan dan menerima saran-saran. Kepala ruang harus memiliki
kemampuan bekerja sama dengan orang-orang dengan berbagai ragam sifat-
sifatnya, sehingga mereka benar-benar dengan penuh kemauan dan kesetiaan di

1
bawah kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang harus pandai
mengadakan pendekatan terhadap orang-orang dan menghargai pendapatpendapat
atau pandangan-pandangan orang lain. Sedangkan kemampuan teknis diperlukan
karena dengan memiliki kemampuan ini seorang pemimpin akan lebih mudah
mengadakan koreksi bila terjadi kesalahan pelaksanaan tugas dari bawahannya.
[CITATION Hasas \l 1033 ]

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan?
2. Apa saja Teori-Teori Manajemen Keperawatan?
3. Bagaimana Teori Birokrasi dari Weber?
4. Bagaimana Teori Mc. Groger?
5. Bagaiamana Teori Scientific Management dari Taylor?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
2. Untuk Mengetahui Teori-Teori Manajemen Keperawatan
3. Untuk Mengetahui Teori Birokrasi dari Weber
4. Untuk Mengetahui Teori Mc. Groger
5. Untuk Mengetahui Teori Scientific Managemen dari Taylor

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
Prinsip manajemen keperawatan dalam ilmu manajemen menurut Henry Fayol
dalam buku [ CITATION NsE19 \l 1033 ] :
1. Pembagian Kerja (Division of Work)
Prinsip manajemen yang pertama adalah division of work atau pembagian
kerja. Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Artinya penempatan karyawan
harus disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki, bukan berdasarkan faktor
emosional atau faktor nonteknis lainnya.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Selanjutnya ada prinsip authority and responsibility atau wewenang dan
tanggung jawab. Prinsip ini menjelaskan bahwa tiap karyawan harus memiliki
wewenang dan tanggungjawab yang seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat
memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dan seimbang dengan wewenang
yang dimilikinya.
3. Disiplin (Dicipline)
Disiplin juga menjadi salah satu prinsip manajemen. Sikap disiplin merupakan
perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang sudah menjadi
tanggungjawabnya. Sikap disiplin ini sangat penting untuk ditanamkan bagi tiap
karyawan agar manajemen perusahaan bisa berjalan dengan baik dan benar.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Unity of command atau kesatuan perintah menerangkan bahwa dalam
melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan kesatuan perintah
dalam perusahaan. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya dalam struktur perusahaan.
5. Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction)
Unity of direction atau kesatuan pengarahan berhubugan dengan prinsip
pembagian kerja dan kesatuan perintah. Seorang karyawan harus diarahkan
menuju sasarannya sesuai wewenang yang diberikan. Hal ini karena bisa saja

3
karyawan memiliki dua perintah yang berlawanan, sehingga harus ada kesatuan
pengarahan yang jelas dalam perusahaan.
6. Mengesampingkan Kepentingan Individu (Subordination of Individual Interest)
Prinsip ini bertujuan untuk mengesampingkan kepentingan individu dan
mendahulukan kepentingan organisasi. Tiap karyawan harus berkomitmen
mengabdikan diri pada perusahaan, sehingga rela untuk mementingkan
kepentingan perusahaan dibanding kepentingan pribadi jika keduanya saling
berbenturan.
7. Penggajian (Remuneration)
Selanjutnya juga ada prinsip penggajian pegawai atau remuneration. Pada
prinsip ini menjelaskan bahwa tiap karyawan berhak mendapat gaji atau upah
sesuai dengan pekerjaannya. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar
menimbulkan kedisiplinan dan antusiasme kerja dari para karyawan untuk
membuat prestasi yang lebih besar.
8. Pemusatan (Centralization)
Prinsip manajemen berikutnya adalah centralization atau pemusatan. Adanya
pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam
suatu kegiatan. Pemusatan juga bertujuan untuk menghindari wewenang yang
berlawanan satu sama lain, sehingga wewenang dan tanggung jawab menjadi
terpusat.
9. Hierarki (Scalar Chain)
Hierarki atau scalar chain dimaksudkan pada rantai hierarki dari atas menuju
ke bawah. Hierarki dalam perusahaan ditentukan berdasarkan wewenang
terbesar sampai yang terkecil. Adanya hierarki membuat tiap karyawan tahu
kepada siapa ia bertanggungjawab dan kepada siapa ia mendapatkan perintah.
10. Ketertiban (Order)
Prinsip ketertiban atau order bertujuan agar tiap karyawan menjalankan
pekerjaannya dengan tertib dan sistematis. Hal ini juga berkaitan dengan prinsip
disiplin. Dua sikap ini harus dimliki oleh tiap karyawan agar terwujud ekosistem
pekerjaan yang tepat, lancar, dan tenang demi kemajuan perusahaan.

4
11. Keadilan dan Kejujuran (Equity)
Prinsip equity diartikan sebagai keadilan dan kejujuran atau kesetaraan.
Prinsip ini sangat penting karena berkaitan dengan moral karyawan. Karyawan
harus bersikap jujur dalam memberi laporan dan melaksanakan pekerjaan.
Sebaliknya manajer juga harus adil pada bawahannya. Kesetaraan harus
diwujudkan dalam ruang lingkup pekerjaan.
12. Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tenure of Personnel)
Stabilitas kondisi karyawan berkaitan dengan kondisi fisik dan mental dari tiap
sumber daya manusia yang terlibat. Manusia merupakan makhluk yang rentan
dan rapuh, serta bisa mendapat guncangan saat bekerja, baik fisik maupun
mental. Untuk kondisi karyawan harus diperhatikan apakah dalam kondisi baik
atau tidak.
13. Prakarsa (Initiative)
Berikutnya ada prinsip prakarsa atau initiative. Dalam prinsip ini, karyawan
didorong untuk mengembangkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif sesuai
dengan inisiatif 9 masing-masing. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk
mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-
beiknya.
14. Kesatuan dan Semangat (Esprit de Corps)
Prinsip manajemen yang terakhir adalah esprit de corps atau kesatuan dan
semangat. Tiap karyawan dan staff lainnya harus memiliki rasa kesatuan dalam
semangat perjuangan yang sama. Sikap saling memiliki ini tentu akan
mendorong relasi baik antar individu dan berdampak positif bagi kemajuan
perusahaan ke depannya.
B. Teori-Teori Manajemen
Teori- teori manajemen menurut Nursalam (2014) yaitu:
1. Teori Kontingensi dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku,
dan situasi. Fokus metode manajemen ini menekankan pada perilaku manajer
yang menekankan pada produksi dan manusia. Dalam sebuah kelompok, perlu

5
adanya komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi; kompetisi
antaranggota kelompok dapat dikurangi; dan komunikasi serta adanya
kebersamaan yang dapat ditingkatkan, sehingga akan dapat dicapai tujuan
organisasi yang optimal.
2. Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)
Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam suatu pengelolaan,
yaitu manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta lingkungan. Dia
menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus
mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Teori Motivasi
Motivasi akan menjadi suatu masalah apabila tiga hal tidak dapat terpenuhi. Tiga
hal tersebut adalah pembagian tugas yang tidak jelas, hambatan dalam
pelaksanaan, dan kurang/tidak adanya penghargaan.
4. Teori Z
Teori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan
Teori Y dari McGregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis.
Komponen Teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan,
menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan
pekerjaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
Teori ini lebih menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas produksi,
sehingga di Amerika teori ini masih banyak yang diperdebatkan.
5. Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia
sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan
berkembang secara dinamis. Sistem tersebut dianggap suatu sistem yang
terbuka jika terjadi adanya perubahan energi dan informasi dengan lingkungan.
Asumsi teori ini sebagai berikut.
a. Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai
motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
b. Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu.
c. Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula

6
d. Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi.
e. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.
Hollander (1978) mendukung teori tersebut. Ia menekankan bahwa antara
peran pemimpin dan staf dipengaruhi oleh peran yang lainnya. Dia menekankan
bahwa pemimpin adalah sebagai proses dua arah yang dinamis. Dia
menekankan tiga dasar komponen yang terlibat dalam perubahan pemimpin,
yaitu:
a. Pemimpin, termasuk personalitas pemimpin, persepsi, dan kemampuannya;
b. Staf, termasuk personalitas, persepsi, dan kemampuannya;
c. Lingkungan/situasi di mana pemimpin dan staf berfungsi, termasuk norma
kelompok baik formal maupun informal, ukuran, kekuatan, dan ciri-ciri yang
lainnya.
Menurut Holander (1978), pemimpin yang efektif memerlukan kemampuan
untuk menggunakan proses penyelesaian masalah, mempertahankan kelompok
secara efektif, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, menunjukkan
kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan
mengembangkan identifikasi kelompok.
C. Teori Birokrasi dari Weber
Teori Biokrasi dari Weber menurut [ CITATION Pro16 \l 1033 ] memandang birokrasi
rasional sebagai unsur pokok dalam rasionalisasi dunia modern, yang baginya jauh
lebih penting dari seluruh proses sosial. Proses ini mencakup ketepatan dan
kejelasan yang dikembangkan dalam prinsip-prinsip memimpin organisasi sosial
sehingga memudahkan dan mendorong konseptualisasi ilmu sosial. Sesuai dengan
teorinya, Weber mengatakan bahwa legitimasi adalah dasar bagi hampir semua
sistem otoritas. Ia mengemukakan lima keyakinannya yang berkaitan dengan
otoritas yang sah bergantung pada kelima legitimasi yang secara singkat diuraikan
sebagai berikut.
1. Bahwa dengan ditegakkannya peraturan (code) yang sah maka dapat menuntut
kepatuhan dari para anggota organisasi tersebut

7
Hal ini dimaksudkan bahwa semua anggota organisasi pemerintah yang
memenuhi syarat sebagai birokrat dapat bekerja dalam organisasi apabila ada
pedoman, berupa aturan yang secara formal harus dipatuhi. Misalnya peraturan
yang dibuat berupa Surat Keputusan oleh yang mempunyai otoritas dan
diundangkan berlaku untuk semua anggota organisasi. Peraturan tersebut juga
berfungsi sebagai alat kontrak bagi organisasi, untuk menilai apakah birokrat itu
bekerja efisien atau tidak, menyimpang dari aturan atau tidak. Semua biro
mempunyai peraturan yang sah dan dinyatakan sebagai peraturan organisasi
yang harus dipatuhi. Dengan demikian, berarti para anggota organisasi dituntut
untuk mematuhi aturan organisasi tersebut.
2. Bahwa hukum merupakan suatu sistem aturan abstrak, yang diterapkan pada
kasus-kasus tertentu, sedangkan administrasi mengurus kepentingan-
kepentingan organisasi yang ada dalam batas-batas hukum
Hal ini dimaksudkan bahwa setelah diterapkannya aturan-aturan organisasi
yang harus dipatuhi oleh para anggota organisasi maka jika ada anggota
organisasi yang tidak mematuhi atau menyimpang dari aturan organisasi harus
dikenakan sanksi. Penerapan sanksi atau hukuman sifatnya berjenjang sesuai
dengan tingkat kesalahannya, oleh karena itu, hendaknya aturan hukum yang
berlaku mencakup sampai halhal yang detail, dapat menjangkau bobot-bobot
kesalahan yang diperbuat oleh anggota organisasi tersebut.
3. Bahwa manusia yang menjalankan otoritas juga mematuhi tatanan impersonal
tersebut.
Hal ini dimaksudkan bahwa semua aturan organisasi termasuk aturan hukum
yang berlaku juga diberlakukan kepada semua anggota organisasi tanpa
pandang kedudukanartinya semua aturan diberlakukan baik bagi atasan yang
mempunyai otoritas maupun bawahan yang tidak mempunyai otoritas. Hal ini
mencerminkan adanya perlakuan yang adil bagi semua anggota organisasi.
Disadari bahwa ketidakadilan akan membuat para anggota organisasi sakit hati,
yang dapat mengakibatkan organisasi tersebut tidak bisa bekerja secara efisien
karena adanya diskriminasi.

8
4. Bahwa tidak hanya qua member (anggota yang taat) yang benar-benar
mematuhi hukum.
Hal ini dimaksudkan bahwa agar semua anggota organisasi seharusnya
menaati aturan hukum yang berlaku, dan tidak hanya sebagian saja dari anggota
organisasi itu yang harus patuh. Jika ini sampai terjadi maka ada ketidakadilan,
ketidakefisienan, dan pada akhirnya akan mengakibatkan pertentangan dengan
birokrasi rasional. Oleh karena itu,, siapa pun yang tidak mematuhi hukum yang
berlaku dalam organisasi harus dikenai sanksi setimpal dengan pelanggaran
yang dilakukan.
5. Bahwa kepatuhan itu seharusnya tidak kepada person yang memegang otoritas
melainkan kepada tatanan impersonal yang menjamin untuk menduduki jabatan
itu.
Hal ini dimaksudkan agar semua anggota organisasi tunduk kepada aturan
yang ada, bukan patuh karena seseorang yang menjadi atasannya. Bekerja
sesuai aturan bukan melihat siapa yang memerintah, ada atau tidak ada
atasannya tetap bekerja sesuai aturan, diawasi atau pun tidak diawasi tetap
bekerja sebaik-baiknya. Mengabdi bukan kepada seseorang tetapi bekerja
sesuai aturan.
D. Teori Mc. Gorge
Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor menjelaskan tentang pandangan yang
berbeda mengenai manusia dalam organisasi. Teori X merupakan pandangan
tradisional, dimana melihat perilaku manusia dalam lingkungan pekerjaan yang telah
membudaya. Pada dasarnya Teori X melihat manusia dalam organisasi dari sisi
negatif, merupakan pengandaian bahwa karyawan tidak menyukai pekerjaan, lari
dari tanggung jawab dan harus dipaksa agar menunjukkan prestasi. Menurut teori X
beranggapan bahwa :
1. Pada umumnya manusia tidak suka bekerja, malas dan bila mungkin akan
menghindari pekerjaan. Hal ini tertanam kuat dalam setiap diri individu.
2. Karena tidak menyukai pekerjaan, malas, maka manusia itu harus dipaksa,
diawasi, dikendalikan, dibina, bahkan diancam dengan sanksi atau hukuman
agar dapat melaksanakan usaha, bergerak dalam mencapai tujuan.

9
3. Pada umumnya manusia dalam organisasi ingin menghindarkan diri dari
tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi, sehingga mereka lebih senang dibina,
diarahkan.
4. Kebanyakan manusia menghendaki keamanan dalam segala hal
Teori Y merupakan kebalikan dari teori X, merupakan cara pandang manusia
yang lebih modern, melihat manusia dari sisi positif. Teori Y beranggapan bahwa :
1. Manusia sebagai anggota organisasi pada dasarnya menyukai dan menikmati
pekerjaan. Mereka tidak memiliki beban karena bekerja sama halnya seperti
bermain, istirahat.
2. Manusia dapat mengendalikan dirinya sehingga tidak perlu diawasi, dan mereka
dapat memberikan pelayanan terhadap tujuan organisasi. Mereka akan menepati
janji sehingga tidak perlu ada sanksi.
3. Rata-rata manusia dapat belajar menerima dengan baik, bahkan mengusahakan
tanggung jawab.
4. Manusia dalam organisasi memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
inovatif, memiliki imajinasi yang tinggi, cakap dan kreatif dalam memecahkan
masalah-masalah dalam organisasi.
5. Dalam lingkungan kehidupan industri modern, potensi intelektual mereka pada
umumnya hanya dimanfaatkan oleh organisasi sebagian saja.
Dari hal tersebut di atas, kita bisa melihat bahwa teori Y lebih bersifat dinamis,
karena menunjukkan kemungkinan pertumbuhan dan pengembangan pada diri
individu. Ia menekankan perlunya penyesuaian yang selektif.
E. Teori Scientific Management dari Taylor
Menurut Rokhayati (2014) manajemen ilmiah atau manajemen yang
menggunakan ilmu pengetahuan dibahas pertama kali pada sekitar tahun 1900an.
Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang
tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah
(scientifick management). Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa
prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih
dikenal dengan nama sistem trial and error. Hakekat pertama daripada manajemen
ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer dan

10
karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan untuk
menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan. Taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu:
1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu
pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4. Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal yang menarik dari pendapat taylor salah satunya adalah mengenai posisi
manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan
dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan
manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (time and a motion
study).
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang
terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Menurut Taylor , jika seorang pekerja memahami scientific management
maka pekerja tersebut akan bekerja dengan optimal serta tidak akan banyak
melakukan kritik terkait atasan dan pekerjaanya. Tulisanya dalam bentuk artikel
terkait yang berjudul “ Scientific Management”. Karyanya yang paling terkenal
adalah sebuah buku yang berjudul “Principles Of Scientific Management” yang terbit
tahun 1911.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi
mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsipprinsip dasar menurut
Taylor mendekati ilmiah adalah:
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asalasalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.

11
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk
tingkat kesejahteraan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip manajemen keperawatan dalam ilmu manajemen menurut Henry Fayol
Pembagian Kerja, Wewenang dan Tanggung Jawab, Disiplin, Kesatuan Perintah,
Kesatuan Pengarahan, Mengesampingkan Kepentingan Individu, Penggajian,
Pemusatan, Hierarki, Ketertiban, Keadilan dan Kejujuran, Stabilitas Kondisi
Karyawan, Prakarsa, Kesatuan dan Semangat.
Teori- teori manajemen yaitu, Teori Kontingensi dan Situasional, Teori
Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen), Teori Motivasi, Teori Z, Teori
Interaktif.
Teori Biokrasi dari Weber menurut memandang birokrasi rasional sebagai unsur
pokok dalam rasionalisasi dunia modern, yang baginya jauh lebih penting dari
seluruh proses sosial.
Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor menjelaskan tentang pandangan yang
berbeda mengenai manusia dalam organisasi. Teori X merupakan pandangan
tradisional, dimana melihat perilaku manusia dalam lingkungan pekerjaan yang telah
membudaya.
Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution,
karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu
penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap
unsur pekerjaan

12
B. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penulis
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami
tentang konsep dasar manajemen keperawatan. Semoga apa yang disampaikan
dalam makalah ini dapat manfaat untuk kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
Erita, N. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan. Jakarta:
Universita Kristen Indonesia.

Hasibuan. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Keempat Belas.


Jakarta: Bumi Aksara.

Ngadisah, P. D. (2016). Modul 1 Pengertian dan Teori-Teori Klasik Birokrasi. Jakarta:


Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Rokhayati, I. (2014). Perkembangan Teori Manajemen Dari Pemikiran Scientific


Management Hingga Era Modern Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Volume 15. Nomor 02.

iii

Anda mungkin juga menyukai