Social Anxiety of Youth Prisoners and Guidance and Counseling Services for Prevention
Disusun Oleh Nama : Istijanah NIM : 19301241018 Kelas : Pendidikan Matematika C
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta 2019 REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Judul Social Anxiety of Youth Prisoners and Guidance and
Counseling Services for Prevention Jurnal Jurnal Internasional Volume dan Halaman Vol. 3, Hal 30-36 Tahun 2017 Penulis Alizamar, Miftahul Fikri, Afdal Reviewer Istijanah Tanggal 17 Desember 2019
No Kajian Jurnal Keterangan
1. Abstrak Jurnal yang berjudul “Social Anxiety of Youth Prisoners and Guidance and Counseling Services for Prevention” ini berisi tentang seorang narapidana remaja yang mengalami kecemasan saat memasuki kehidupan baru setelah bebas dari tahanan. Sehingga dibutuhkan berbagai pemahaman dan program yang sesuai untuk mengatasi kecemasan sosial narapidana remaja yang bisa dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling.
Abstrak yang digunakan oleh penulis adalah Bahasa inggris
yang harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Secara keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topik bahasan yang dibahas dalam jurnal ini, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami jurnal ini.
2. Pendahuluan Penulis menegaskan bahwa Perkembangan sains dan
teknologi tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga memunculkan berbagai dampak negatif, baik dampak langsung atau tidak langsung. Dampak negatif ini termasuk meningkatnya kejahatan yang disebabkan oleh keinginan untuk mengikuti tren teknologi kemajuan. Masalah kejahatan pada awalnya disebabkan oleh peningkatan kualitas dan kuantitas kenakalan remaja dan terjadinya perubahan / degradasi nilai-nilai moral remaja yang semakin mengkhawatirkan (Puspitawati, 2006). Remaja mungkin mengalami beragam penyimpangan dan tindakan kriminal karena pada saat ini waktu remaja masih dianggap tidak stabil dan mengalami berbagai perubahan besar pada aspek fisik, kognitif, dan psikososial.
Penulis juga menjelaskan tentang Ketentuan yang berkaitan
dengan tindak pidana untuk remaja yang melanggar hukum diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pidana Sistem Peradilan Anak. Penjelasan dari hukum menunjukkan bahwa warga negara yang melakukan kejahatan, berusia 12-18 tahun, masih dikategorikan sebagai anak-anak dan menerima perlakuan khusus seperti dalam sistem peradilan anak, dan khusus lainnya pengobatan. Batas usia yang ditentukan oleh hukum secara psikologis dapat dikatakan pada masa remaja, di mana lebih jauh jika mereka dihukum karena perbuatan yang disebut sebagai Narapidana Remaja.
3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan strategi
mengenai kecemasan narapidana remaja setelah bebas dari tahanan dan perlunya layanan bimbingan dan konseling bagi narapidana tersebut.
Bimbingan dan konseling narapidana (tahanan) remaja
berfungsi untuk mengatasi rasa takut yang berlebihan narapidana dengan menumbuhkan kesiapan psikologis dan ketahanan ketika mereka dihadapkan dengan kondisi ketika mereka berada di penjara dan setelah mereka pergi.
4. Analisis Pada pokok pembahasan penulis membagi sub pokok bahasan
menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Kecemasan social Kecemasan sosial dapat dikatakan sebagai ketakutan konstan terhadap satu atau lebih situasi social di mana itu dapat menyebabkan rasa malu, depresi dan cenderung menarik diri dalam situasi social. Kecemasan sosial yang tinggi akan cenderung : a. Respons cemas seperti keringat dingin, gemetar dll., b. Kesulitan berkomunikasi c. Menghindar kontak dengan situasi sosial baik secara fisik maupun psikologis d. Perilaku penutup Kesan diri (self-image) akan cacat (Nainggolan, 2011).
2. Tahanan Muda
Anak-anak yang melakukan pelanggaran melanggar hukum
diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pidana Anak Sistem Peradilan yang isinya, warga negara yang melakukan kejahatan, berusia 12-18 tahun, masih dikategorikan sebagai anak-anak dan menerima khusus perlakuan seperti dalam sistem peradilan anak-anak, dan perlakuan khusus lainnya. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk melindungi hak narapidana remaja sehingga bahkan di masa dewasa, remaja tidak kehilangan haknya sebagai manusia.
3. Kecemasan Sosial Pada Narapidana Remaja Dan Peran
Bimbingan Dan Konseling
Bantuan psikologis itu bisa dilakukan dengan membina
penjara adalah melalui bimbingan dan layanan konseling. Bimbingan dan konseling menjadi salah satu kebutuhan paling komprehensif saat ini mengingat meningkatnya kebutuhan manusia yang dipengaruhi oleh faktor filosofis dari sifat manusia, terkait secara psikologis dengan proses pembangunan, budaya social interaksi antar individu, kemajuan sains dan teknologi, demokratisasi dalam pendidikan dan perluasan pendidikan program (Nurihsan, 2007: 1) yang membantu individu dalam memanifestasikan dirinya.
5. Metodologi Metode yang digunakan adalah pengumpulan data (kualitatif).
Dan wawancara dengan narasumber. Dalam penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan terhadap data- data yang sudah diperoleh. Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari penelitian itu sendiri.
6. Kesimpulan Pada kesimpulan penelitian penulis bahwa perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh remaja bisa berakibat pelanggaran hukum bahwa itu dipenjara. Meskipun seorang remaja sudah di penjara, mungkin sekali dia bebas akan menjadi orang yang berguna di masyarakat nantinya. Salah satu masalah yang terjadi pada remaja narapidana adalah kecemasan sosial yang mengakibatkan narapidana remaja menghindari interaksi sosial dengan masyarakat setelah bebas.
Kondisi kecemasan sosial yang terjadi pada narapidana remaja
yang disebabkan oleh remaja telah begitu lama tidak ada interaksi dengan luar komunitas, dan merasa telah ditangkap dengan buruk oleh Komunitas. Narapidana yang mengalami ini kecemasan sosial perlu meningkatkan sosialisasi dengan lainnya Satu strategi yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi remaja narapidana dengan layanan bimbingan dan konseling. Layanan konseling dan konseling mungkin modul media.
Dalam hal ini, diharapkan untuk melatih penjara / konselor
dapat berperan aktif dalam mengurangi kecemasan sosial narapidana remaja. pelatih penjara / konselor dapat berkembang dan berkembang program dan layanan untuk mengurangi kecemasan sosial narapidana remaja dengan tepat dan demikian
7. Keunggulan Menurut pendapat saya :
Teori dan analisis yang tepat Bahasa yang digunakan oleh penulis adalah sederhana dan dapat dimengerti oleh pembaca, sehingga mudah dipahami. 8. Kekurangan Kekurangan dalam jurnal ini yaitu pemaparan metodologi yang digunakan dalam penelitian kurang jelas, sehingga pembaca sulit untuk memahami metode penelitian yang digunakan. Sebenarnya jurnal ini cukup jelas pola penulisan yang runtut sehingga pembaca tidak kebingunan. Namun, pemilihan kata yang digunakan terkadang masih ambigu yang mengakibatkan penalaran yang berbeda dari tiap pembaca.