Anda di halaman 1dari 11

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa bagi seseorang. Oleh karena itu, masa ini merupakan

salah satu masa yang penting dalam kehidupan anak. Pada masa remaja, terjadi

beberapa perubahan pada anak, seperti aspek fisik, psikis, dan psikososial. Menurut

Hurlock (1980), masa remaja berlangsung sejak usia 13 tahun hingga 18 tahun. Di

masa ini, remaja mengalami banyak keraguan akan peran yang harus dilakukan.

Pada masa isi, remaja bukan lagi seorang anak, dan bukan juga orang dewasa. Di

sisi lain, status remaja yang membingungkan ini juga dapat memberi ruang bagi

anak untuk mengeksplor jati diri anak.

Setelah memasuki masa remaja yang merupakan masa transisi, remaja

rentan terhadap permasalahan selama tahap pencarian jati diri. Menurut Jessor dan

Jessor (1977), permasalahan pada remaja adalah perilaku yang dipandang sebagai

masalah dalam segi sosial, atau hal yang tidak sesuai dengan norma dan ketentuan

orang dewasa. Terdapat dua kategori permasalahan yang terjadi pada remaja, yaitu

internalisasi dan eksternalisasi (Santrock, 1995).

Masalah internalisasi timbul saat remaja mengarahkan masalah yang

dialami ke dalam dirinya. Beberapa contoh dari internalisasi adalah depresi dan

kecemasan. Sedangkan masalah eksternalisasi timbul ketika remaja mengarahkan

masalah yang dialami ke luar dirinya, yang biasanya berupa berbentuk tindakan

kenakalan remaja. Kenakalan remaja mengacu pada perilaku yang luas, mulai dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, pelanggaran, hingga tindakan-

tindakan kriminal (Santrock, 1995: 402).

Permasalahan internalisasi yang terjadi pada remaja Indonesia dapat dilihat

dari data Riset Kesehatan Dasar 2018 yang menunjukkan bahwa kecenderungan

gangguan mental emosional yang mengacu pada gejala depresi dan kecemasan

pada remaja usia 15 hingga 24 tahun mencapai 6,2%. Permasalahan internalisasi

yang sudah berat dapat menyebabkan korban melakukan tindakan menyakiti diri

sendiri atau bahkan berpikir untuk melakukan bunuh diri. Hal itu didukung oleh

data Riskesdas 2018 yang juga menyatakan bahwa 80 hingga 90 persen kasus

bunuh diri di Indonesia disebabkan karena depresi dan kecemasan.

Sayangnya, banyak anak dan orangtua yang masih belum sadar akan

pentingnya kesehatan emosional serta mental seorang anak. Sehingga, banyak anak

mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah pada mentalnya. Terbukti dari

pernyataan Kementerian Kesehatan Indonesia yang memprediksi setidaknya 90%

orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan akses terhadap

perawatan yang memadai. Peran keluarga dan orang terdekat tentu menjadi faktor

penting dalam kesehatan mental seorang remaja, namun memahami kesehatan

mental itu sendiri juga penting dilakukan oleh para remaja untuk mengendalikan

dan mengantisipasi hal yang terjadi. Maka dari itu, mental awareness harus

diajarkan pada remaja dengan berbagai cara. Saat ini, banyak remaja yang tertarik

untuk membaca cerita bergambar dalam bentuk komik, webtoon, dan sebagainya.

Karena itu, buku ilustrasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mensosialisasikan

kesehatan mental pada remaja dengan cara yang menarik dan relevan dengan

kegemaran mereka. Oleh karena hal tersebut, penulis membuat rancangan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

“Perancangan Buku Ilustrasi Mengenai Depresi dan Kecemasan ‘Blue Buddy’

sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran akan Kesehatan Mental pada Remaja”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang buku ilustrasi mengenai depresi dan kecemasan sebagai

upaya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental pada remaja?

2. Bagaimana merancang media pendukung buku ilustrasi mengenai depresi dan

kecemasan sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental pada

remaja?

C. Tujuan Perancangan
1. Untuk mengetahui cara merancang buku ilustrasi mengenai depresi dan

kecemasan sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental pada

remaja.

2. Untuk memahami cara merancang media pendukung buku ilustrasi mengenai

depresi dan kecemasan sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan kesehatan

mental pada remaja.

D. Manfaat Perancangan
Untuk masyarakat umum, diharapkan dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental kepada

remaja dan dapat mengaplikasikan di kehidupan nyata.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu langkah yang ilmiah guna mendapatkan data

yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu (Sugiyono, 2013: 2). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode

penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

langsung ke sumber data dan bersifat deskriptif sehingga data tidak menekankan

pada angka. Penelitian kualitatif mengutamakan proses daripada hasil untuk

menekankan makna dari data yang terkumpul (Sugiyono, 2013: 13).

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang, tempat, atau benda yang diamati dalam

rangka pembumbutan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862).

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah remaja berusia 12 hingga 21

tahun.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian memiliki arti yaitu hal yang menjadi sasaran penelitian

(Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 622). Menurut Supranto, objek penelitian

merupakan himpunan elemen yang dapat berupa organisasi, orang atau barang yang

akan diteliti oleh peneliti (Supranto, 2000: 21). Sedangkan menurut Dajan, objek

penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti dengan tujuan mendapatkan

data secara lebih terarah (Dajan 1986: 21).

Adapun objek penelitian dalam tulisan ini meliputi pengetahuan remaja

terhadap kesehatan mental dan kondisi kesehatan mental sehari-hari.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan penulis untuk

melakukan proses pengambilan data untuk mendapatkan pemecahan dari

permasalahan yang diambil (Sukardi, 2008: 53). Proses pengambilan data dan

pelaksanaan penelitian dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

4. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dari mana data yang akan digunakan dapat

diperoleh. Data yang diperoleh lewat penelitian harus merupakan data empiris atau

dapat diamati dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2013: 2).

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

penelitian di lapangan yang dilakukan oleh penulis di lokasi yang

telah ditentukan. Data primer dapat dikumpulkan dari narasumber

melalui wawancara baik langsung dan tidak langsung kepada

subjek penelitian (Hasan, 2002: 82). Penelitian ini akan

menggunakan wawancara dan kuesioner kepada subjek penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari luar

lapangan atau lokasi penelitian yang dapat mendukung

kelengkapan data primer (Hasan, 2002: 58). Data ini didapatkan

melalui bahan pustaka, literatur, internet, penelitian terdahulu, foto,

artikel, dan lain sebagainya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Riduwan, teknik pengumpulan data merupakan salah satu metode

yang ada di dalam pengumpulan data untuk penelitian dengan menggunakan teknik

atau cara yang dipilih oleh para peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010:

51).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui studi kepustakaan (metode pengumpulan data dengan cara mencari


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

berbagai referensi dari buku-buku serta literatur) dan studi lapangan (melakukan

wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung atau daring dan

membagikan kuesioner).

Hasan mendefinisikan wawancara sebagai teknik mengumpulkan data

penelitian dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada responden, kemudian

jawaban dari responden tersebut akan didokumentasikan dengan cara dicatat atau

direkam (Hasan, 2002: 85). Wawancara yang akan dilakukan oleh penulis adalah

wawancara terhadap narasumber yang telah memahami secara mendalam mengenai

dunia kesehatan mental yaitu psikiater atau psikolog.

Kuesioner atau angket dapat didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data

dengan cara memberikan berbagai macam utapertanyaan secara tertulis kepada

responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan yang bersifat tertutup

atau terbuka dan dapat dilakukan baik secara luring atau daring (Sugiyono, 2013:

142). Pada penelitian ini, penulis akan membagikan kuesioner secara daring melalui

formulir dan akan ditargetkan pada responden yang sesuai dengan kriteria.

6. Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono, analisis data adalah proses yang mencari

serta menyusun data yang diperoleh secara sistematis agar dapat mudah untuk

dipahami kemudian hasilnya dapat diinformasikan kepada orang lain. Proses

analisis data akan mengkategorikan data-data agar lebih terorganisir sehingga

memudahkan penulis untuk memilah mana data yang penting dan tidak. Kemudian

dari hasil data yang telah dipilah tersebut dapat dibuat sebuah kesimpulan (Bogdan

dalam Sugiyono, 2009: 244).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

Pada penelitian kualitatif, proses analisis data telah terjadi bahkan sebelum

penulis memasuki lapangan. Analisis terlebih dahulu dilakukan terhadap data hasil

studi yang merupakan data sekunder. Analisis data terus dilakukan mulai dari

merumuskan masalah, sebelum memasuki lapangan, dan berlangsung terus hingga

hasil penelitian ditulis. Namun, analisis data difokuskan selama proses di lapangan

bersama dengan proses pengumpulan data (Nasution dalam Sugiyono, 1988: 245).

Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis data Model

Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus

sampai tuntas sehingga didapatkan data yang jenuh (Miles dan Huberman dalam

Sugiyono, 1984: 246). Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman

terbagi menjadi:

Bagan 1.1 Komponen dalam analisis data (Sumber: Sugiyono, 2013: 247)

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang telah dikumpulkan dari lapangan biasanya memiliki

kuantitas yang banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan terperinci.

Karena data yang dikumpulkan ada banyak, maka perlu dilakukan analisis

data melalui reduksi data. Mereduksi data dengan cara merangkum, memilih
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

hal-hal pokok, lalu memfokuskan pada hal-hal yang penting. Setelah

direduksi, data dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti melakukan proses pengolahan data selanjutnya

(Sugiyono, 2013: 247).

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data selesai direduksi, langkah yang harus ditempuh

selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data dapat dilakukan dengan cara membuat bagan, uraian singkat,

hubungan antar kategori, dan flowchart. Namun, Miles dan Huberman

menyatakan bahwa teknik yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data kualitatif adalah dengan teks naratif (Miles dan Huberman dalam

Sugiyono, 2013: 249).

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah membuat

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dibuat di awal bersifat

sementara dan dapat berubah jika tidak ditemukan bukti kuat yang dapat

mendukung tahap pengumpulan data selanjutnya. Namun, jika kesimpulan

yang dibuat di awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat pada saat penulis

kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang didapat merupakan

kesimpulan yang kredibel (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2013:

252).

7. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

Memberikan penjelasan mengenai latar belakang pemahaman judul tulisan,

rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari seluruh materi perancangan.

Bab II: Kajian Teori

Memuat pemahaman mengenai dasar-dasar teori dari literatur yang telah

dikumpulkan berkaitan dengan topik yang diambil.

Bab III: Identifikasi Data

Berisi analisis penulis berdasarkan data-data, informasi, serta dokumen yang telah

dikumpulkan terkait dengan perancangan buku ilustrasi menjaga kesehatan mental

pada remaja.

Bab IV: Konsep Perancangan

Menjabarkan konsep perancangan, konsep karya, teknik pelaksanaan, serta

visualisasi karya. Dalam bab ini akan dijelaskan detail perancangan visual beserta

pengaplikasian pada kehidupan nyata.

Bab V: Visualisasi Karya

Menjelaskan proses eksekusi serta visualisasi dari konsep perancangan menjadi

karya. Pada tahap ini, penulis mulai menciptakan karya berdasarkan penelitian yang

telah dilaksanakan.

Bab VI: Penutup

Berisi kesimpulan dari penelitian dan saran.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

F. Kerangka Berpikir

Bagan 1.2 Flowchart kerangka berpikir


Sesuai dengan diagram yang telah dipaparkan, penulis menemukan adanya

masalah kurangnya pengetahuan remaja akan pentingnya kesehatan mental

sehingga timbul masalah seperti ketidakstabilan pada remaja hingga berujung pada

perbuatan yang beresiko tinggi seperti bunuh diri. Sehingga penulis memutuskan

untuk membuat buku ilustrasi yang mengangkat tema kesehatan mental pada

remaja Untuk mendukung karya tersebut, penulis melakukan riset dan

mengumpulkan data serta referensi yang akan menunjang isi dari buku. Setelah

semua data yang dibutuhkan terkumpul, penulis melakukan analisis data sembari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

memilah data mana yang dapat digunakan dalam proses pembuatan buku ilustrasi.

Langkah yang dilakukan setelah data dipilah adalah menyusun konsep kreatif

perancangan karya sesuai dengan data yang mendukung. Proses terakhir yang

dilakukan penulis adalah membuat karya buku ilustrasi berdasarkan konsep yang

telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai