JURNAL PANJAR
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/panjar/
29
Jurnal Panjar 2(2) (2020): 29-34
30
Jurnal Panjar 2(2) (2020): 29-34
permasalahan sehari-hari yang terjadi di didukung dengan tenaga pengajar yang memiliki
lingkungan, serta bagaimana strategi kompetensi di bidang pendidikan. Namun,
menanganinya, maka diharapkan para remaja ini tenaga pengajar kerap kali mengalami
akan semakin baik dalam menunjukkan perilaku perubahan, karena disebabkan bahwa mereka
yang bijaksana. yang menjadi tenaga pengajar di SRA merupakan
Guna memunculkan dan mengukur tenaga sukarela. Walau demikian, para guru
wisdom related knowledge ini, para peneliti memiliki kecintaan serta minat tinggi dalam
meminta partisipan penelitian memecahkan pendidikan, sehingga mendedikasikan waktunya
dilema kehidupan yang sulit seperti antara lain untuk mengajar di SRA dengan segala
sebagai berikut: tantangannya.
“Bayangkan seorang teman baik anda menelpon Tantangan terbesar bersumber dari
anda dan mengatakan bahwa ia akan orangtua para siswa SRA. Orangtua kurang
melakukan bunuh diri. Apa yang akan anda memiliki perhatian terhadap pendidikan anak.
pikirkan dan bagaimana anda menghadapi hal Hal tersebut didasari oleh faktor keadaan sosial
ini ?” ekonomi ataupun latar belakang sosial dari para
“Kadang-kadang ketika seseorang memikirkan orangtua siswa SRA. Mereka umumnya bekerja
kembali kehidupannya, ia menyadari bahwa ia sebagai buruh atau pekerja serabutan. Selain itu
tidak mencapai apa yang pernah ia rencanakan ada pula anak-anak yang sepertinya kurang
sebelumnya. Apa yang seharusnya ia lakukan mempunyai motivasi belajar, ada juga yang
dan pertimbangkan dalam situasi seperti ini ?” kurang mempunyai ketrampilan sosial yang baik,
Partisipan dalam hal ini diminta untuk atau memiliki pemahaman moral yang kurang,
“think aloud” (mengutarakan langsung secara sehingga tidak jarang mereka kesulitan dalam
lisan dan terbuka) atau bisa juga ditulis (Sahrani, mencari solusi dari permasalahan yang terjadi
2004) mengenai dilema ini. Dua kriteria wisdom sehari-hari.
tadi dipakai untuk mengevaluasi jawaban-
jawaban tersebut (Staudinger, Smith, & Baltes, METODE
1994).
Mengacu pada contoh-contoh di atas, Desain penelitian ini adalah berupa
peneliti merancang topik-topik yang memang Psikoedukasi, yaitu memberikan ceramah yang
berkaitan dengan para remaja di Sekolah Rakyat bersifat mengedukasi, bisa dikatakan sebagai
Ancol (SRA) yang akan diberikan Psikoedukasi semi pelatihan, agar para remaja di Sekolah
mengenai Kebijaksanaan ini. Setelah pengusul Rakyat Ancol (SRA) mengetahui terlebih dahulu
melakukan pendekatan dengan pihak sekolah apa itu konsep kebijaksanaan. Kemudian setelah
dan juga beberapa murid di SRA, guna mengetahui mereka diajak untuk memikirkan
mendapatkan informasi mengenai permasalahan strategi-strategi tertentu untuk mengatasi
apa yang sering muncul di sekolah tersebut. PT. permasalahan yang ada di lingkungan mereka
Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. merupakan sehari-hari dengan cara yang bijak. Adapun
stakeholder utama dari SRA. PT. Pembangunan peserta dari PKM ini adalah siswa-siswi SRA
Jaya Ancol, Tbk. bekerja sama dengan Yayasan berjumlah 44 orang. Para remaja ini masih duduk
Sekolah Rakyat Indonesia (YSRI) memberikan di SMP (Sekolah Menengah Pertama), berusia
kesempatan kepada anak putus sekolah dari 12-18 tahun.
keluarga kurang beruntung secara ekonomi untuk Psikoedukasi mengenai kebijaksanaan
melanjutkan sekolahnya ke tingkat Sekolah akan dilaksanakan di SRA atau di sekolah
Menengah Pertama (SMP). Terdapat dua lokasi mereka. Adapun instrumen PKM berupa PPT
belajar yaitu SRA 1 yang terletak di wilayah mengenai kebijaksanaan dan juga permasalahan-
Kelurahan Pademangan Barat dan SRA 2 yang permasalahan yang akan dibahas dan
terletak di wilayah Kelurahan Ancol, dengan didiskusikan bersama. Selain itu juga diberikan 5
total siswa berjumlah sekitar 120 siswa dan
31
Jurnal Panjar 2(2) (2020): 29-34
soal cerita sebagai soal pre-test dan post-test, keuntungan dan kerugian, mengetahui siapa
sebagai berikut: yang dapat memberikan bantuan.
1. Apabila ada temanmu seringkali mengejek 3. Membuat beberapa perencanaan untuk
kekuranganmu, apakah yang kamu pikirkan masa depan dari tokoh cerita tersebut,
dan rasakan? Bagaimana tindakanmu dalam mengetahui cara untuk mencapai tujuan-tujuan
menghadapi hal tersebut? jangka pendek dan panjang, mengevaluasi dan
2. Apabila kamu melihat ada temanmu yang mengetahui cara untuk memonitor kemajuan dan
suka membully teman kamu lainnya, apa mengkaji ulang tujuan.
yang kamu pikirkan dan rasakan? Apa yang Adapun prosedur pelaksanaan PKM
akan kamu lakukan? adalah pertama peneliti memberikan ceramah
3. Apabila ada temanmu yang suka sekali mengenai Psikoedukasi mengenai Kebijaksanaan
bermain handphone, namun ia baru saja pada remaja/siswa-siswi SRA, terutama
diberitahu gurumu kalau ia terancam tidak mengenai konsep kebijaksanaan itu sendiri,
naik kelas karena nilai raportnya buruk. Apa komponen dari kebijaksanaan (terutama
yang kamu pikirkan dan rasakan? mengenai basic level dari kebijaksanaan), dan
Bagaimana tindakanmu selanjutnya terakhir mengenai permasalahan sehari-hari yang
terhadap temanmu tersebut? dihadapi para remaja. Kemudian diadakan
4. Apabila kamu diminta orangtuamu untuk diskusi mengenai apa saja permasalahan mereka
berhenti sekolah, karena kondisi keuangan sehari-hari di keluarga, sekolah, dan lingkungan
keluarga. Apakah yang kamu pikirkan dan sekitar, serta bagaimana strategi penyelesaian
rasakan? Bagaimana tindakanmu masalahnya. Pelaksanaan PKM ini adalah pada
selanjutnya? tanggal 29 April 2019.
5. Apabila di sekolah kamu menemui kesulitan Teknik analisa data yang dilakukan
dalam suatu pelajaran, sehingga nilaimu peneliti adalah pada awal dan akhir PKM akan
buruk. Apakah yang kamu pikirkan dan diberikan pre dan post test, mengenai beberapa
rasakan? Apa yang akan kamu lakukan pertanyaan mengenai bagaimana/strategi
selanjutnya? pemecahan masalah (studi kasus). Hasil dan post
Dalam menilai jawaban-jawaban yang test ini akan diolah secara kualitatif oleh para
diberikan maka akan diberikan pedoman pengusul, untuk melihat apakah sudah terdapat
mengenai karakteristik jawaban yang perubahan dari pola pikir sebelum dan sesudah
mendapatkan nilai tinggi berdasarkan kriteria psikoedukasi mengenai kebijaksanaan dan cara
wisdom sebagai berikut (Smith & Baltes, 1990). mengatasi permasalahan sehari-hari.
Maka untuk mendapatkan nilai yang tinggi
responden harus : HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Mendiskusikan masalah tersebut dengan
berbagai cara sehingga mengindikasikan bahwa Jumlah siswa yang mengikuti
mereka mempunyai pengetahuan yang dalam psikoedukasi berjumlah 44 siswa, yant terdiri
mengenai persoalan kehidupan. Kedalaman dari: 11 orang siswa laki-laki (25%) dan 33 orang
jawaban ini dicerminkan dengan diskusi yang siswa perempuan (75%). Mereka berusia 12-18
mendetil terhadap masalah dengan tahun, dengan jenjang pendidikan kelas 7, 8, dan
memperhatikan kondisi umum dari kehidupan, 9 (SMP).
contohnya sumber dari kejadian dan keputusan Adapun hasil pre-test mereka antara lain
tersebut; emosi dan kebutuhan individu; adalah: permasalahan penampilan (tubuh terlalu
kesehatan. kurus atau terlalu gemuk, ingin menebalkan alis
2. Memiliki strategi dan prosedur dari mata, ingin meninggikan badan, ingin
pengambilan keputusan dalam masalah menggemukkan badan, ingin menguruskan
kehidupan, contohnya keseimbangan antara badan, ingin memutihkan tubuh, dan lain
sebagainya). Permasalahan lain adalah dari segi
32
Jurnal Panjar 2(2) (2020): 29-34
keluarga dan keuangan (tidak mempunyai uang, tidak memikirkan permasalahan tersebut, dengan
masalah ekonomi keluarga, dan lain sebagainya), cara tidak memikirkan perkataan negatif dari
permasalahan interaksi dengan teman sebaya orang lain. Mereka cenderung berusaha mencari
(dijauhi teman), serta permasalahan emosi atau kesibukan lain, agar pikiran tidak terpaku pada
kepribadian (merasa mudah tersinggung, tidak hal tersebut, selain juga berusaha melupakan
bahagia, kurang percaya diri, kurang mampu permasalahan tersebut. Ada juga siswa yang
mengontrol emosi, dan lain sebagainya. berusaha mendekatkan diri pada Tuhan dengan
Agar dapat menilai jawaban-jawaban yang cara berdoa, agar bisa mengatasi
diberikan maka seharusnya berpatokan pada permasalahannya. Kemudian dari segi afektif,
pedoman mengenai karakteristik jawaban yang mereka merasakan perasaan sakti hati (emosi
mendapatkan nilai tinggi berdasarkan kriteria negatif), namun karena tidak mampu mengatasi
wisdom sebagai berikut (Smith & Baltes, 1990), masalah maka mereka berusaha bersabar saja.
yaitu : Persoalan yang terkait dengan soal factual Namun demikian, beberapa siswa
and procedural knowledge, yaitu sampai sejauh mengalami peningkatan pengetahuan mengenai
mana jawaban responden dapat mencerminkan pemecahan masalah, misalnya ada beberapa
pengetahuan mereka mengenai situasi atau siswa yang sebelumnya mengatakan bahwa
masalah sulit dalam kehidupan dan mengenai mereka cenderung pasrah dan pergi apabila ada
perencanaan masa depan. Maka untuk teman yang cenderung menyakiti hati mereka.
mendapatkan nilai yang tinggi maka responden Setelah psikoedukasi ini, mereka mengetahui
harus (1) mendiskusikan masalah tersebut bahwa mereka seharusnya mengatakan secara
dengan berbagai cara sehingga mengindikasikan terus-terang mengenai perasaan mereka terhadap
bahwa mereka mempunyai pengetahuan yang orang yang menyakiti hati mereka, misalnya
dalam mengenai persoalan kehidupan. dengan mengatakan: “memangnya ada yang
Kedalaman jawaban ini dicerminkan dengan salah ya dengan diri saya, sehingga kamu
diskusi yang mendetil terhadap masalah dengan menyakiti hati saya? Coba tolong katakana
memperhatikan kondisi umum dari kehidupan, sejujurnya.”
contohnya sumber dari kejadian dan keputusan
tersebut; emosi dan kebutuhan individu; SIMPULAN
kesehatan; (2) memiliki strategi dan prosedur dari
pengambilan keputusan dalam masalah Kesimpulan dari PKM ini adalah
kehidupan, contohnya keseimbangan antara pengenalan atau psikoedukasi mengenai
keuntungan dan kerugian, mengetahui siapa kebijaksanaan berlangsung cukup efektif, karena
yang dapat memberikan bantuan; dan (3) siswa menjadi tahu apa itu konsep kebijaksanaan
membuat beberapa perencanaan untuk masa dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan
depan dari tokoh cerita tersebut, mengetahui cara sehari-hari. Namun demikian, baru beberapa
untuk mencapai tujuan-tujuan jangka pendek dan siswa yang tampaknya mengalami peningkatan
panjang, mengevaluasi dan mengetahui cara pengetahuan mengenai pemecahan masalah
untuk memonitor kemajuan dan mengkaji ulang setelah diberikan psikoedukasi kebijaksanaan ini.
tujuan. Beberapa kendala yang terjadi adalah,
Namun demikian, setelah peneliti menkaji masih ada beberapa siswa yang salah mengerti
semua jawaban pre-test dan post-test dari para mengenai soal dan bagaimana cara
siswa, maka jawaban mereka tidak memenuhi menjawabnya. Kepercayaan diri para siswa
kriteria untuk dinilai dengan pedoman seperti di tampaknya masih perlu diperkuat lagi, agar
atas. Maka peneliti menginterpretasi jawaban berani bertanya langsung pada peneliti mengenai
tersebut berdasarkan analisa kualitatif saja. Pada hal tersebut. Selain itu, peneliti berpikir bahwa
dasarnya jawaban mereka dapat dikategorikan diperlukan waktu yang lebih banyak/lama
hampir sama, karena untuk memecahkan dengan cara memberikan psikoedukasi secara
masalah secara kognitif, mereka lebih memilih berulang, agar konsep kebijaksanaan ini dapat
33
Jurnal Panjar 2(2) (2020): 29-34
34