Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENGELOLAAN DANA ZAKAT MASUK DAN DANA ZAKAT

KELUAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM AKUNTANSI PADA

LAPORAN KEUANGAN DI MASJID NURUL FITTIAN PALEMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Seminar Akuntansi

Dosen Pengampu :

Bapak Alwi S.E.,M.Si

Disusun Oleh :

Belinda Syawaliyyah

NIM: 18.12.001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ABDI NUSA PALEMBANG 2021


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Ekspos dirimu. Sejatinya zona nyaman

akrab dengan kegagalan”

(Belinda Syawaliyyah)

Ku persembahkan proposal ini

kepada :

1. Diriku sendiri

2. Ibu dan Ayah

3. Keluarga Besar

4. Dosen Pembimbing

5. Almamater

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahirrobil’alamin puji syukur

kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesikan proposal penelitian dengan judul “Analisis

Pengelolaan Dana Zakat Masuk dan Dana Zakat Keluar Dengan

Menggunakan Sistem Akuntansi Pada Laporan Keuangan di Masjid Nurul

Fittiyan Palembang.” Dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penulisan proposal ini banyak menemui kesulitan dan

hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak

saya dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Bapak Ir. H. Nasrul Rifai, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Abdi Nusa Palembang.

2. Bapak Alwi, SE, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar

Akuntansi.

3. Ucapan terimakasih kepada yang kedua orang tua ku yang mendidik dan

memberiku nasihat serta wejangan untuk bersikap optimis dalam

menghadapi masalah

3
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah membantu terselesaikannya proposal ini.

Semoga Allah membalas budi baik atas seluruh bantuan yang diberikan guna

menyelesaikan tulisan ini. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

dari pembaca dan berbagai pihak demi kesempurnaan proposal ini, atas perhatian

dan masukkan saya ucapkan terima kasih. Aamiin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palembang, September 2021


Penulis

Belinda Syawaliyyah

4
DAFTAR ISI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
1. Latar Belakang ........................................................................................... 6
2. Rumusan Masalah...................................................................................... 8
3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
4.1 Bagi Penulis ......................................................................................... 9
4.2 Bagi Masjid............................................................................................... 9
4.3 Bagi Almamater ....................................................................................... 9
BAB II .................................................................................................................. 10
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 10
A. Zakat.......................................................................................................... 10
1. Pengertian Zakat .................................................................................. 10
2. Dasar Hukum Zakat............................................................................. 11
3. Tujuan Zakat ........................................................................................ 13
4. Pengelolaan Zakat ................................................................................ 13
5. Macam-Macam Wakaf Di Indonesia .................................................. 16
B. AKUNTANSI ............................................................................................ 18
Tabel Bagan 2.1 ............................................................................................ 22
Penelitian Terdahulu ................................................................................... 22
Gambar 1.1 ................................................................................................... 23
Kerangka Pikir............................................................................................. 23
BAB III ................................................................................................................. 24
METODE PENELITIAN ................................................................................... 24
3.1 Objek Penelitian ........................................................................................ 24
3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27

5
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh

Allah SWT kepada setiap kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran

senantiasa disandingkan dengan perintah shalat. Pentingnya menunaikan zakat

karena perintah ini mengandung misi sosial yang memiliki tujuan jelas bagi

kemaslahatan umat.

Tujuan yang dimaksud antara lain untuk memecahkan problem

kemiskinan, meratakan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan umat dan

negara. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya menunaikan zakat

sebagai salah satu rukun Islam yang ke-4 Zakat menurut syaraʽ adalah

sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat-syarat tertentu yang

diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap orang muslim untuk dikeluarkan

dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu

pula.

Maksud dari sejumlah harta tertentu ialah harta-harta yang wajib

dikeluarkan zakatnya yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadis yakni

harta hasil pertanian, perdagangan, peternakan, emas, perak dan rikāz. Serta

hanya jenis harta tersebutlah yang sudah ada dan menjadi sumber zakat sejak

zaman Nabi Muhammad SAW.

6
Namun seiring berkembangnya perekonomian, sumber zakat pun

mengalami perkembangan seperti, zakat dari kekayaan yang diperoleh dari

upah/ gaji, pendapatan, honorium, atau penghasilan yang dihasilkan dari kerja

tertentu yang telah mencapai niṣāb atau disebut dengan zakat profesi.

Menurut prof. Didin Hafidhuddin zakat profesi adalah zakat yang

dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang

dilakukan sendiri maupun bersama orang atau lembaga lain, yang

mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi niṣāb.

Adapun bentuk penghasilan yang paling sering menghasilkan upah

atau gaji besar pada zaman sekarang yaitu yang diperoleh dari profesi seperti

penghasilan seorang dokter, advokat, insinyur, seniman, motivator, pengacara

(lawyer), designer dan sebagainya. Adanya perintah wajib zakat bukan hanya

sekedar untuk ditunaikan semata, akan tetapi harus disertai dengan

pengelolaan yang baik dan didistribusikan secara merata kepada pihak yang

berhak menerima zakat.

Secara demografik mayoritas penduduk Indonesia adalah umat

beragama Islam, dan secara kultural kewajiban zakat berinfaq, dan shadaqah

di jalan Allah Subhana Wa Ta’ala telah mengakar kuat dalam budaya

masyarakat muslim. Dalam mengelola zakat juga perlu memiliki akuntabilitas

dan transparansi. Oleh karenanya penting bagi lembaga pengelola zakat untuk

bisa menyusun laporan keuangan yang baik dan transparan.

7
Adapun penelitian sebelumnya terkait akuntabilitas pengelolaan dana

zakat adalah merujuk pada penelitian (Endahwati, 2014). Dalam penelitiannya

menyatakan bahwa akuntabilitas pengelolaan dana didasarkan pada

akuntabilitas vertikal dan horizontal. Prinsip yang ditekankan dalam

akuntabilitas vertikal adalah prinsip amanah. Sedangkan prinsip yang

ditekankan dalam akuntabilitas horizontal adalah prinsip profesional dan

transparan. Praktik akuntabilitas pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh

Masjid Nurul Fittiyyan Palembang merupakan sinergi dari akuntabilitas

spiritual, akuntabilitas layanan, akuntabilitas program, dan akuntabilitas

laporan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

bagaimana akuntabilitas pengelolaan dana masuk dan dana keluar zakat di

Masjid Nurul Fittiyyan Palembang . Mulai dari pelaksanaan penghimpunan,

pengelolaan, penyaluran sampai pelaporannya yang berbentuk laporan

pertanggungjawaban kegiatan dan laporan keuangan yang telah diaudit.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latarbelakang diatas, maka pokok

permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana

pelaksanaan pengelolaan dana masuk dan dana keluar Zakat menggunakan

system akuntansi zakat?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan zakat dengan menggunakan

system akuntansi zakat.


8
4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan akan

memberikan transparasi bagi semua pihak, diantaranya :

4.1 Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis secara

empiris tentang Analisis Pengelolaan Dana Zakat Masuk dan Dana

Zakat Keluar Dengan Menggunakan Sistem Akuntansi Pada

Laporan Keuangan di Masjid Nurul Fittiyan Palembang..

4.2 Bagi Masjid

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang

bermanfaat bagi Masjid Nurul Fittiyan Palembang dalam

memahami dan meningkatankan sistem transparasi tentang

pentingnya Pengelolaan Dana Zakat Masuk dan Dana Zakat

Keluar Dengan Menggunakan Sistem Akuntansi terhadap

Pelaporan Keuangan.

4.3 Bagi Almamater

Manfaat yang diperoleh bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Abdi

Nusa Palembang adalah diharapkan mampu memberikan

kontribusi kepada kampus dan hasil penelitian dapat menjadi salah

satu refrensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian

yang memiliki topik relatif sama.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Zakat

1. Pengertian Zakat

Menurut bahasa zakat artinya tumbuh dan berkembang, atau

menyucikan karena zakat akan mengembangkan pahala pelakunya dan

membersihkannya dari dosa. Menurut syari’at, zakat ialah hak wajib dari harta

tertentu pada waktu tertentu. Sedangkan zakat menurut istilah, definisi zakat

dalam kajian fiqih, sebagaimanaditulis oleh beberapa fuqoha’ (ahli fikih),

tercatat beberapa redaksi yang memiliki maksud yang relatif sama. Diantara

definisi yang dikemukakan oleh para fuqoha’ adalah : Menurut Asy-Syaukani,

zakat adalah pemberian sebgian harta yang telah mencapai nishab kepada

orang fakir dan sebagianya dan tidak mempunyai sifat yang dapat dicegah

syara’ untuk mentasharufkan kepadanya.

Menurut Sayyid Sabiq, zakat adalah suatu sebutan dari sutu hak Allah

yang dikeluarkan seseorang untuk fakir miskin. Dinamakan zakat, karena

dengan mengeluarkan zakat di dalamnya terkandung harapan untuk

memperoleh berkah, pembersihan jiwa dari sifat kikir bagi orang ksya atau

menghilangkan rasa iri hati orang-orang iskin dan menumpuknya dengan

berbagai kebajikan.

Menurut Els Kartika Sari, Zakat adalah nama suatu ibadah wajib yang

dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik

sendiri keapda orang yang berhak menerimanya menurut yang ditentukan

10
syariah Islam.

Menurut Ahmad Rofiw, zakat adalah ibadah dan kewajiban sosial bagi

para aghniya’ (hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nishab)

dan rentang waktu setahun (haul). Tujuan untujk mewujudkan pemerataan

keadilan dalam ekonomi.

Menurut Umar bin Al-Khatab, zakat disyariatkan untuk mengubah

mereka yang semula mustahik (penerima) zakat menjadi muzakki (pemberi /

pembayar zakat).

Menurut Didin Hafidhudin, zakat adalah bagian dari harta dengan

persyaratan tertentu yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan terntentu pula.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diamnil kesimpulan

bahwa zakat merupakan harta umat untuk umat, dari orang yang wajib

membayarnya kepada orang yang berhak menerimanya. Zakat dapat

membersihkan jiwa para muzakki dari sifat-sifat kikir, tamak serta membersihkan

jiwa para muzakki dari sifat-sifat kikir, tamak serta membersihkan diri dari dosa

dan sekalius menghilangkan rasa iri dan dengki si miskin kepada si kaya. Dengan

zakat dapat membentuk masyarakat makmur dan menumbuhkan penghidupan

yang serba berkecukupan.

2. Dasar Hukum Zakat

11
Zakat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim yang

berkaitan dengan harta dengan syarat-syarat tertentu. Dasar hukum kewajiban

mengeluarkan zakat adalah:

a. Al- Baqarah: 43 :

َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬


َ‫الرا ِك ِعين‬ ْ ‫الز َكاة َ َو‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلةَ َوآتُوا‬

“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama dengan orang-


orang yang ruku.” (QS. Al-Baqarah: 43)

b. At- Taubah: 103 :

َ ‫ُخذْ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬


َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
‫ط ِه ُرهُ ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم بِ َها‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut engkau
membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)

c. Ar Ruum: 39 :

َ‫اس فَ ََل يَ ْربُ ْوا ِع ْند‬ ِ َّ‫َو َما ْٓ ٰاتَ ْيت ُ ْم ِم ْن ِربًا ِليَ ْربُ َو ۠ا فِ ْْٓي ا َ ْم َوا ِل الن‬
ٰٰۤ ُ
‫ول ِٕى َك هُ ُم‬ ِ ‫ّٰللا َۚو َما ْٓ ٰاتَ ْيت ُ ْم ِم ْن زَ ٰكو ٍة ت ُ ِر ْيد ُْونَ َو ْج َه ه‬
‫ّٰللا فَا‬ ِ‫ه‬
ْ ‫ْال ُم‬
َ‫ض ِعفُ ْون‬
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia
bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh
keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”

d. QS. Al Bayyinah: 5

‫الديْنَ ەۙ ُحنَفَ ٰۤا َء َويُ ِق ْي ُموا‬


ِ ُ‫صيْنَ لَه‬ َ ‫َو َما ْٓ ا ُ ِم ُر ْْٓوا ا ََِّّل ِليَ ْعبُدُوا ه‬
ِ ‫ّٰللا ُم ْخ ِل‬
َّ ‫ص ٰلوة َ َويُؤْ تُوا‬
‫الز ٰكوةَ َو ٰذ ِل َك ِدي ُْن ْالقَ ِي َم ِة‬ َّ ‫ال‬
12
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas
menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus (benar).”

e. QS. Adz Dzariyat: 19

‫س ٰۤا ِٕى ِل َو ْال َم ْح ُر ْو ِم‬


َّ ‫َو ِف ْْٓي ا َ ْم َوا ِل ِه ْم َح ٌّق ِلل‬
“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta
dan orang miskin yang tidak meminta.”

3. Tujuan Zakat

Ajaran islam menjadikan zakat sebagai ibadah maliah ijtima’iyah yang

mempunyai sasaran sosial untuk membangun satu sistem ekonomi yang

mempunyai tujuan kesejahteraan dunia dan akhirat. Tujuan di syari’atkan zakat

adaah sebagi berikut:

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan

hidup dan penderitaan.

b. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh orang yang berutang,

ibnu sabil, dan mustahiq lainnya.

c. Membina tali persaudaraan sesama umat Islam.

d. Menghilangkan sifat kikir dari pemilik harta.

e. Membersihkan sifat dengki dan iri hati dari orang-orang miskin.

4. Pengelolaan Zakat

13
Pengelolaan zakat secara efektif dan efisien , perlu di-manage dengan

baik. Karena itu, dalam pengelolaan zakat memerlukan penerapan fungsi

manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Keempat hal

tersebut perlu diterapkan dalam tahapan pengelolaan zakat.

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah menentukan dan merumuskan segala yang dituntut

oleh situasi dan kondisi pada badan usaha atau unit organisasi. Perencanaan

berkaitan dengan upaya yang akan dilakukan untuk mengantisipasi

kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi yang tepat

untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Dalam perencanaan pengelolaan zakat terkandung perumusan dan

persoalan tentang apa saja yang akan dikerjakan amil zakat. Dalam Badan

Amil zakat perencanaan meliputi unsur-unsur perencanaan pengumpulan,

perencanaaan pendistribusian, perencanaan pendayagunaan. Tindakan-

tindakan ini diperlukan dalam pengelolaan zakat guna mencapai tujuan dari

pengelolaan zakat.

2) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah pengelompokan dan pengaturan sumber daya

manusia untuk dapat digerakkan sebagai satu kesatuan sesuai dengan rencana

yang telah dirumuskan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian berarti mengkoordinir pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber daya materi yang dimiliki oleh Badan Amil Zakat yang
14
bersangkutan. Efektifitas pengelolaan zakat sangat ditentukan oleh

pengorganisasian sumber daya yang dimiliki oleh Badan Amil Zakat.

Pengorganisaian ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan sumber

daya manusia dan sumber daya materi secara efektif dan efisien. Sehingga

dalam pengorganisasian ini yang harus diketahui adalah tugas-tugas apa saja

yang akan dilaksanakan oleh masing-masing divisi yang telah dibentuk oleh

lembaga tersebut, kemudian baru dicarikan orang yang akan menjalankan

tugas tersebut sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya.

Pengorganisasian pengelolaan zakat ini meliputi pengorganisasian

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

3) Pengarahan (actuating)

Pengarahan (actuating) adalah suatu fungsi bimbingan dari pimpinan

terhadap rekan agar suka dan mau bekerja. Penekanan yang terpenting dalam

pengarahan adalah tindakan membimbing dan menggerakkan rekan agar

bekerja dengan baik, tenang dan tekun sehingga dipahami fungsi dan

diferensiasi tugas masingmasing.

Hal ini diperlukan karena dalam suatu hubungan kerja, diperlukan

suatu kondisi yang normal, baik dan kekeluargaan. Maka dari itu seorang

pemimpin harus mampu membimbing dan mengawasi karyawan agar apa

yang sedang mereka kerjakan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Berkaitan dengan pengelolaan zakat, pengarahan ini memiliki peran

strategis dalam memberdayakan kemampuan sumber daya amil zakat. Dalam

konteks ini pengarahan memiliki fungsi sebagai motivasi, sehingga sumber

15
daya amil zakat memliki disiplin kerja yang tinggi.

4) Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah mengetahui kejadian-kejadian yang sebenarnya

dengan ketentuan dan ketetapan peraturan, serta menunjuk secara tepat

terhadap dasar-dasar yang telah ditetapkan dalm perencanaan semula. Proses

kontrol merupakan kewajiban yang harus terus menerus dilakukan untuk

pengecekan terhadap jalannya perencanaan dalam organisasi, dan untuk

memperkcil tingkat kesalahan kerja.

Pengawasan harus selalu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan

dalam pencapaian tujuan dan target kegiatan sesuai dengan ketetapan yang

telah dibuat. Untuk dapat mengklarifikasi dan koreksi apabila terjadi

penyimpangan yang mungkin ditemukan, dan dapat segeraa menemukan

solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan

target kegiatan.

5. Macam-Macam Wakaf Di Indonesia

Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan

waktunya, dan penggunaan barangnya: 22

1) Macam-macam wakaf berdasarkan tujuannya ada tiga:

a) Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi); yaitu apabila tujuan

wakafnya untuk umum

b) Wakaf keluarga (dzurri); yaitu apabila tujuan wakaf untuk manfaat

kepada wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu,

16
tanpa melihat apakah kaya atau miskin, sakit atau sehat, tua atau muda.

c) Wakaf gabungan (musytarak) yaitu apabila tujuan wakafnya untuk

umum dan keluarga secara bersama-sama.

2) Sedangkan berdasarkan batasan waktunya, wakaf terbagi menjadi dua

macam:

a) Wakaf abadi; yaitu apabila wakafnya barang yang bersifat abadi,

seperti tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak

yang ditentukan oleh wakif sebagai wakaf abadi dan produktif, dimana

sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf, sedangkan

sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganti kerusakannya.

b) Wakaf sementara; yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa

barang yang mudah rusak ketika dipergunakan tanpa memberi syarat

untuk mengganti bagian yang rusak. Wakaf sementara juga bisa

dikarenakan oleh keinginan wakif yang memberi batasan waktu ketika

mewakafkan barangnya.

3) Berdasarkan penggunaannya wakaf juga dibagi menjadi dua macam:

a) Wakaf langsung: yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk

mencapai tujuan, seperti masjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan

belajar mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan lain

sebagainya.

b) Wakaf produktif: yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk

kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.

17
B. AKUNTANSI

1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi (accountancy) berasal dari kata to account, yang salah satu artinya

menghitung. Secara teknis, akuntansi diartikan sebagai suatu proses pencatatan,

pengklasifikasikan, pengikhtisaran data transaksi serta kejadian yang berhubungan

dengan keuangan yang di ukur dalam satuan uang, serta pelaporan hasil-haislnya.

Dalam pengartian ini termasuk didalam nya proses perhitungan .

Sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah

dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Secara

sederhana akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam melakukan pencatatan,

penggolongan, pengiktisaran, dan penyajian, yang mana pada akhirnya tercipta

sebuah informasi seluru aktivitas keuangan Masjid.

2. Tujuan Akuntansi

Tujuan Akuntansi yang digambarkan dalam laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para

pemakai. Dengan demikian maka pencatatan akuntansi harus dilakukan secara

tepat dan akurat.

Menurut American Accounting Association, Lembaga yang paling

bertanggung jawab atas pengembangan akuntansi di Amerika Serikat, akuntansi

adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi

ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang

jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakna informasi keuangan tersebut.
18
a. Pengertian Akuntansi Zakat

Pengertian Akuntansi Zakat adalah salah satu rukun islam yang menjadi

wilayah dari hukum Islam yang aturan-aturannya bersumber langsung dari Allah

Subhanahuwata’ala. Penjelasan mengenai pengertian akuntansi zakat terlebih

dahulu membahas pengertian akuntansi dan syariah itu sendiri. Pengertian

Akuntansi secara umum menurut American Accounting Association (AAA)

adalah “proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi

untuk memungkinkan dilakukannya penilaian serta pengambilan keputusan secara

jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang berkepentingan”.

Akuntansi didefinisikan juga sebagai “suatu aktivitas mengumpulkan

informasi tentang berbagai aktivitas kemudian menganalisis informasi tersebut

dengan definisi dan dasar-dasar tertentu untuk selanjutnya menyampaikan

informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Akuntansi syariah dapat

dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya yakni akuntansi dan syariah.

Pengertian Akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accountints

(AICOA) adalah seini mencatat, mengklasifikasikan,dan meringkas dalam bentuk

yang berarti dan dalam unit uang tentang transaksi-trsansaksi dan kejadian-

kejadian yang, paling tidak, memiliki sifat keuangan, dan menginterpretaskan

hasil-hasilnya.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa akuntansi zakat adalah proses

pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi

zakat,infaq/sedekah sesuai dengan kaedah syariat Islam untuk memberikan

informasi pengelolaan zakat, infaq/sedekah oleh Amil kepada pihak-pihak


19
yangberkepentingan untuk mencapai good govermance yang meliputi

transparency,responsibility, accountability, fairness, dan independency.

(Setiariware, 2013).

b. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan sesuai PSAK 101 Komponen laporan keuangan yang

lengkap dari amil menurut PSAK 109 adalah:

a. Neraca (laporan posisi keuangan)

Untuk penyajian aset dan kewajiban tidak berbeda dengan laporan posisi

keuangan institusi lainnya, namun istilah modal diganti dengan “dana” .Ada 4

pengelompokan dana yaitu sebagai berikut :

1. Dana zakat adalah bagian non amil atas penerimaan zakat.

2. Dana infak/sedekah adalah bagian non amil atas penerimaan

infak/sedekah. 34

3. Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/ sedekah serta

dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil

digunakan untuk pengelolaan amil.

4. Dana nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak

sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau

bunga yang berasal dari bank konvensional.

Masjid menyajikan dalam laporan posisi kruangan dengan memperhatikan

ketentuan dalam SAK yang relevan mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos

berikut:

20
a. Kas dan setara kas

b. Piutang

c. Surat berharga

d. Aset tetap Liabilitas

e. Biaya yang masih harus dibayar

f. Liabilitas imbalan kerja Saldo dana

g. Dana zakat h. Dana infak/sedekah

i. Dana amil

b. Laporan Perubahan Dana

Laporan Perubahan Dana perannya sama dengan Laporan Perubahan

Ekuitas. Sebutan Laporan Perubahan Dana karena laporan ini menyajikan

berbagai penerimaan dan penyaluran untuk dana zakat, dana infak/sedekah, dan

dana nonhalal serta penerimaan dan penggunaan dana amil.

Khusus untuk penyaluran dana zakat disajikan secara terpisah untuk

masing-masing mustahiq sesuai ketentuan syariah. Mustahiq adalah orang atau

entitas yang berhak menerima zakat, yaitu : fakir, miskin, riqab, ghorim, muallaf,

fisabililah, ibnu sabil, dan amil. Amil menyajikan laporan peerubahan dana zakat,

dan infak/sedekah, dan dana amil.

Penyajian perubahan dana mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos

berikut: Dana zakat


21
a. Penerimaan dana zakat

b. Penyaluran dana zakat

c. Saldo awal zakat

d. Saldo akhir zakaT Dana infak/sedekah

e. Penerimaan dana infak/sedekah

f. Penyaluran dana infak/sedekah Infak / sedekah terikat Infak / sedekah


tidak terikat

c. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas.Adapun

penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan

dan perbedaannya, antara lain:

Tabel Bagan 2.1


Penelitian Terdahulu

Judul,
Variable Metode
No. Peneliti, Hasil
Penelitian Penelitian
Tahun
1 Analisis Zakat, Deskriptif Sesuai dengan data
Penerapan Infaq/sede Kualitstif yang diperoleh,
Akuntansi kah elZawa tidak
Zajat, Infaq membeuat neraca,
Dan laporan perubahan aset
Shodaqoh serta catatan atas
Berdasarkan laporan keuangan. Oleh
Psak 109 karena itu saran yang
(Studi Kasus kami berikan untuk
pada pusat memperbaiki laporan
kajian zakat keuangan el-Zawa
dan wakaf El- adalah melengkapi
Zawa). Ifa setiap komponen
Ariatus laporan keuangan agar
Sholihah, sesuai dengan PSAK
22
d. Kerangka Pikir

Gambar 1.1

Kerangka Pikir

Masjid Nurul
Fitiyyan
Palembang
(X)

Dana Zakat Masuk Dana Zakat Keluar


(Y1) (Y2)

Laporan Keuangan (Akuntansi)


(X)

23
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Dana Zakat Masuk dan Dana Zakat Keluar

Dengan Menggunakan Sistem Akuntansi jenis penelitian ini secara pendekatan

kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena,peristiwa,aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data deskriptif, yaitu berupa Dana Zakat

Masuk dan Dana Zakat Keluar Dengan Menggunakan Sistem Akuntansi .

Sumber data akan diperoleh dari Masjid Nurul Fittiyyan Palembang yang akan

dijadikan penelitian sumber data tersebut dibagi 2 yaitu :

1.1.1 Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti data

primer disebut juga asli atau data baru. Hal ini dilakukan dengan

pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan,data

primer yang diperoleh memberikan jawaban lisan jenis data melalui

wawancara dan observasi lapangan dengan pengasuh Ustadz Pengurus

Masjid Nurul Fittiyyan Palembang

1.1.2 Sumber Data Sekunder

24
Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang

berasal dari perpustakaan,Data ini berupa dokumen,buku,majalah,website

resmi dan lain sebagainya.

1.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu komponen yang paling

penting untuk menunjang keberhasilan penelitian. Data yang digunakan pun

harus data yang benar-benar baik. Data yang baik akan didapatkan jika

dikumpulkan dengan teknik yang baik. Terdapat dua jenis teknik

pengumpulan data sesuai 9 dengan jenis datanya.

Data sekunder menggunakan teknik pengumpulan data sekunder dan data

primer menggunakan teknik pengumpulan data primer. Proses pengumpulan

data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data yang

telah dikumpulkan pada awalnya belum berarti apa-apa oleh karena itu perlu

dilakukan proses analisis data agar menjadi informasi yang berguna.

Data tidak hanya berupa angka, akan tetapi dapat berupa gambar, suara,

video, teks dan bahkan keadaan. Semua itu dapat disebut sebagai data selama

dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian

ataupun suatu konsep. Ada 2 jenis yang dilakukan peneliti dalam

pengumpulan data yaitu:

3.3 Wawancara

25
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan narasumber.

Seiring perkembangan teknologi, wawancara kini dapat dilakukan melalui

telepon, email atau video. Wawancara sendiri terbagi menjadi dua yaitu

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara struktur merupakan

wawancara yang mana pertanyaanpertanyaannya telah dipersiapkan oleh peneliti.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman berisi pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

3.4 Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang kompleks

dikarenakan melibatkan beberapa faktor dalam pelaksanaannya. Metode

pengumpulan data observasi ini dapat digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi. Teknik ini cocok dilakukan untuk penelitian yang

bertujuan mempelajari perilaku manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam.

Metode pengumpulan data observasi ini terbagi menjadi dua, yaitu participant

observation dan non participant observation.

26
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Dan Terjemahnya,

Dept. Agama RI & CV. Alwaah, Semarang, 1995.

Abdullah Aly,

Buku Pintar Zakat, LAZIS UMS, Surakarta, 2006.

Abdullah Nasih Ulwan,

Hukum Zakat Dalam Pandangan Empat Mazhab, Penerjemah Didin

Hafhiduddin,

Pustaka Litera AntarNusa, Jakarta, 1985.

Ahmad Azhar Basyir K.H, M.A.,

Hukum Zakat, Majelis Pustaka Pimpinan Pusat Muhammadiyah,

Yogyakarta, 1997.

Dewan Syari’ah LAZIS Muhammadiyah,

Pedoman Zakat Praktis, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, 2004.

Didin Hafhiduddin Drs., Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani,

Jakarta, 2002.

Hadari Nawawi,

Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press,

Yogyakarta, 1991.

Hasbi Ash Shiddieqy,

Pedoman Zakat, N.V. Bulan Bintang, Jakarta, 1981.

Instruksi Menteri Agama RI

27
Nomor 5 Tahun 1991 TentangPedoman Pembinaan Teknis Badan

Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah. LAZIS Muhammadiyah, Pelatihan Fikih Dan

Manajemen Zakat (Materi VI: Peraturan Perundang-undangan Zakat), LAZIS

Muhammadiyah, Jakarta, 2003.

Muhammad, Drs., Zakat Profesi:

Wacana Pemikiran Dalam Fiqih Kontemporer, Salemba Diniyah,

Jakarta, 2002. Penjelasan atas Undang -Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang

Pengelolaan Zakat.

Soerjono dan Abdulrahman,

Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003. Surat

Keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Dan Haji Nomor D/291 Tahun

2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Surat Keputusan Menteri

Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

28

Anda mungkin juga menyukai