Toaz - Info Makalah Mikrobiologi Algae Protozoa Dan Virus PR
Toaz - Info Makalah Mikrobiologi Algae Protozoa Dan Virus PR
MIKROBIOLOGI
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN FARMASI
PALU
2019
i
KATA PENGANTAR
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. LatarBelakang ........................................................................................... 1
B. RumusanMasalah ...................................................................................... 2
C. TujuanPenulisan ........................................................................................ 3
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron
sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa
adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis
protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa
hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk
mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan
aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas
(soliter).
B. Rumusan Masalah
1. bagaimankah biologi dan siklus hidup algae ?
2. bagaimanakah biologi dan siklus hidup protozoa?
3. BagaiamanakahPeranan algae dan protozoa dalam kehidupan?
4. Jelaskan Morfologi dan klasifikasi virus?
5. Jelaskan Perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui biologi dan siklus hidup algae ?
2. Untuk mengetahui biologi dan siklus hidup protozoa?
3. Untuk mengetahui Peranan algae dan protozoa dalam kehidupan?
4. Untuk mengetahui Morfologi dan klasifikasi virus?
5. Untuk mengetahui Perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat tersusun
atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi. Ada
empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga
koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler. Struktur alga uniseluler
mengandung satu sel. Sebagian besar merupakan organisme akuatik dalam
bentuk fitoplankton, yaitu suatu populasi organisme fotosintetik yang menjadi
dasar rantai makanan. Alga kolonial memiliki struktur yang mengandung
sekelompok sel yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini
memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga
berfilamen memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas
berderet-deret sel yang ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya
memiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur pemegang (holdfast)
yang bercabang dan tertanam pada batuan. Alga multiseluler memiliki thallus
serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk seperti pisau atau silet.
Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus tidak memiliki xilem dan
floem. Serta menyerap nutrisi dari air disekelilingnya. Batang alga tidak
memiliki lignin (tidak berkayu) sehingga tidak berfungsi seperti batang pada
tanaman. Alga mengapung diair dengan adanya struktur daun menyerupai
silet atau pisau yang berisi rongga udara disebut pneumatocyst. ( Pelczar,
Chan : 2008)
1. Reproduksi
Menurut Pelczar, Chan : 2008, algae berkembang biak secara
seksual dan aseksual. Reproduksi avg seksual alga multiseluler adalah
3
dengan jalan fregmentasi thallus atau filamen yang menghasilkan thallus
atau filamen baru. Reproduksi aseksual alga uniseluler berlangsung
dengan cara mitosis (pembelahan inti), selanjutnya kedua inti pindah
sebagian yang berlawanan pada sel dan sel membelah menjadi dua sel
(sitokinesis). Banyak spora aseksual alga aquatik berflagela dan motil,
dinamakan zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora dibentuk oleh
alga yang hidup didarat.
Ciri-ciri Alga
1. Berseleukariotik (sudahmempunyai membrane sel yang sesungguhnya)
2. Uniseluler (berselsatu) danmultiseluler (berselbanyak)
3. Berhabitat di lingkungan air (air lautdan air tawar)
4. Autotrof (dapatmenghasilkanmakanansendiri, karenamemilikiklorofil).
5. Bereproduksisecara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)
KLASIFIKASI ALGA
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston,
sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat
bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
4
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena
naik turunnya air akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Kelompok-kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat,
alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
a. Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat
(fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil
pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain
seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
5
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar
dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp.
atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan
tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi
pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.
6
2) Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak
dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air
tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah
literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di
kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
3) Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang
menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang
menyerupai batang.
7
Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium
yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang
menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu
sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar
dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium
jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan
tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari
setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu
membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu
substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain:
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Phaeophyta memiliki pigmen dominan fukosantin, bertalus terbesar di
antara alga yang ada, dan memilliki pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang
antarsel.
Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga
ini banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik
sebelah barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari
Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan
Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
8
e) konseptakel terdapat di ujung cabang-cabang
f) hidup di daerah literal dan sublitoral
g) hidup melayang di air atau melekat pada substrat.
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat bereproduksi secara seksual tetapi
dapat melakukan fragmentasi (Solomon et al. 2005).
9
kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah
mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
d) Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak
di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat
yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin
dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium
menunjukkan warna kemerah-merahan.
2) Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang
heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat
parasit pada alga lain.
3) Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada
tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui,
hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya
organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik
di lautan maupun di perairan tawar.
4) Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang
talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.
Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang
lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah
membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau
10
benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang
membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara
pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding
perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam
karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian
bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen.
Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam
sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing
memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora.
Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai
protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru
lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora
akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium
jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit
kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta
antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium,
Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
11
kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell
et al. 2003; Solomon et al. 2005).
12
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya
(contohnya pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya
(contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan
memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai
satu flagela atau dua flagela yang sama bentuknya.
c) Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid
yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan
berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di
dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
2) Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
3) Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan
sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang
dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga
fukbsantin.
4) Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil
berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara
membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot
yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada
umumnya.
5) Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan
penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005;
Solomon e( al. 2005).
d. Diatom (Bacillariophyta)
13
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga
yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom
bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.
14
lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel
lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran
tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel
induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan
yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran
minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom
menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur
membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran
normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan
kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
5) Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi
tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan
pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara,
bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al.
2005).
15
1) Ciri-ciri alga hijau
Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai berikut :
a) Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.
b) Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang
menyerupai tumbuhan tinggi.
c) Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok,
busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA.
Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi
yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi,
mitokondria, dan retikulum endo-plasma.
d) Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma
(bintik mata merah).
e) Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil,
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
f) Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang
demikian disebut eukarion.
g) Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.
2) Habitat
16
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada
pula yang hidup di tempat yang kering.
3) Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena
adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis
dengan jamur membentuk lumut kerak.
4) Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora
yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah
pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan
satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya
zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
5) Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di
manapun habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox,
Chlamydomonas, Ulva, dan Stigeoclonium.
17
B. BIOLOGI DAN SIKLUS HIDUP PROTOZOA
1. Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal
dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya
yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena
tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran
tubuhnya antara 3-1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri
dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan sistem
yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa
mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti
bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak
menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia.
2. Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan
salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan
oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain
membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal).
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus).
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
4. Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat
apapun.
5. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
6. Hidup bebas, saprofit atau parasit.
18
7. Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan
berperan penting sebagai indikator polusi.
8. Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
9. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
10. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela.
19
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Protozoa tidak mempunyai
dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan
alga. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si
dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral
untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat
menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam
bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya
dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.Protozoa merupakan sel
tunggal yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu),
flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat
gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke
dalam 4 kelas.
20
Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan
disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah
globigerina.
Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
2. Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu
cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai
alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu
Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.
Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox
globator.Zooflagellata.
Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens,
Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
Golongan phytonagellata
Golongan Zooflagellata, contohnya :
21
-
22
4. Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak
hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara
vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual)
disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ
Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus,
menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya.
Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex)
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya
parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
23
5. SIKLUS HIDUP PROTOZOA
Kebanyakan protozoa memiliki potensi reproduksi yang sangat besar karena
mereka memiliki waktu generasi pendek, mengalami perkembangan sekuensial
cepat dan menghasilkan sejumlah besar keturunan oleh proses aseksual atau
seksual.
24
atau ekstrasel (organ berongga, cairan tubuh atau ruang interstitial antara sel).
Sementara trofozoit ideal untuk modus parasit mereka eksistensi, mereka tidak
sangat tahan terhadap kondisi lingkungan eksternal dan tidak bertahan hidup di
luar panjang host mereka.Untuk berpindah dari host-to-host, parasit protozoa
menggunakan salah satu dari empat mode utama penularan: langsung, fekal-oral,
transmisi vektor dan predator-mangsa.transmisi langsung dari trofozoit melalui
kontak intim tubuh, seperti transmisi seksual (misalnya Trichomonas spp.
flagelata menyebabkan trikomoniasis pada manusia dan infertilitas sapi pada
sapi).
Transmisi fekal-oral dari tahap kista tahan lingkungan disahkan pada
kotoran satu host dan tertelan dengan makanan / air dengan yang lain (misalnya
Entamoeba histolytica, Giardia duodenalis dan Balantidium coli semua
membentuk kista feses yang dicerna oleh tuan rumah baru yang mengarah ke
disentri amuba, giardiasis dan balantidiasis, masing-masing).transmisi vektor dari
trofozoit diambil oleh arthropoda (serangga atau arachnida) penghisap darah dan
diteruskan ke host baru ketika mereka pakan berikutnya (misalnya Trypanosoma
brucei flagelata ditularkan oleh tsetse terbang ke manusia di mana mereka
menyebabkan penyakit tidur, Plasmodium spp. haemosporidia ditularkan oleh
nyamuk dengan manusia di mana mereka menyebabkan malaria).transmisi
predator-mangsa dari zoites encysted dalam jaringan dari hewan pemangsa
(misalnya herbivora) yang dimakan oleh predator (karnivora) yang kemudian
gudang spora ke lingkungan untuk dicerna oleh hewan mangsa baru (misalnya
kista jaringan dari sporozoan Toxoplasma gondii menjadi dicerna oleh kucing,
dan kista jaringan dari microsporan Thelohania spp. dicerna oleh krustasea).
25
1. Algae yang Menguntungkan
Chlorella dimanfaatkansebagaibahanmakanantambahan
(food supplement) karenamengandung protein yang tinggi.
Spirogyra dimanfaatkansebagaibahansayuran,
karenadapatberfotosintesis.
Naviculadimanfaatkansebagaipenyeraptrinitrogliserin
(TNT) padabahanpeledak.
SelainItudimanfaatkansebagaicampuran semen
dansebagaibahanpenggosok.
Laminariadimanfaatkan di bidangindustritekstil
(bahanpembuat gel, seperti hand and body),
bidangmakanan (ice cream),
dandimanfaatkanuntukmembuatobat-
obatankarenamenghasilkangaram sodium, potassium, dan
iodine.
Gelidiumdimanfaatkansebagaibahanpembuat agar-agar
yang dapatdimakan.
Eucheumadimanfaatkansebagaibahanpembuat agar-agar
untukkeperluanlaboratorium.
Gracillariadimanfaatkansebagaibahancampuranuntukesrum
putlaut.
26
a. Peran yang Menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut
merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan
bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang
secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah
dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa
merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah
kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang
bergunasebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya
jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahanpenggosok.
27
menuju ke sel lainnya, Selain itu virus juga memiliki sifat racun, sebab mampu
meleburkan sel yang telah ditularinya. Perlu diketahui bahwa sruktur tubuh virus
sangat sederhana jika dibandingkan dengan mikroorganisme bersel satu jenis
lainnya. Hal ini disebabkan karena virus tidak mempunyai inti sel, membran
plasma, dan sitoplasma.
Virus adalah salah satu mikroorganisme yang tidak mempunyai sel, akan
tetapi virus memiliki suatu kode genetik pada strukturnya. Mahkluk hidup berupa
virus ini hanya hidup sebagai parasit obgliat yang berperan dalam penginfeksian
sel inang. Jika dipandang dari luar sel organismenya, virus berkembang seperti
perumpamaan benda mati yang tidak menunjukkan ciri-ciri khusus mengenai
kehidupannya. Apabila sekali sel terinfeksi oleh virus, maka virus akan berubah
menjadi makhluk hidup berukuran kecil yang ganas dan pada akhirnya dapat
memusnahkan sel inang hingga menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Dengan
demikian virus selanjutnya disebut sebagai patogen, yaikni salah satu jenis
mikroorganisme yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
Morfologi Virus
Bentuk tubuh dari virus sangat bermacam-macam, ada yang memiliki bentuk
seperti bola, tabung, prisma dan huruf T (misalnya bakteriofage). Bakteriofage
adalah virus yang menyerang bakteri. Untuk struktur tubuh dari virus terdiri dari
sebagai berikut.
1.Kepala
28
Kepala merupakan bagian virus yang terbentuk oleh Kapsid. Kapsid
merupakan suatu bagian yang dibentuk oleh subunit berupa monomer berantai
polipeptida yang identik satu dengan yang lain, yang dikenal dengan kapsomer.
Kapsomer berbentuk simetris dan dapat mengkristal. Kapsid bertugas untuk
melindungi asam nukleat yang ada di dalam virus, selain itu Kapsid memberikan
bentuk pada virus. Pada beberapa jenis virus, kapsid dibungkus oleh selubung
(Viral envelope). Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein sel inang serta
protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri. Kebanyakan dari
kapsid yang paling kompleks ditemukan pada virus yang menginfeksi bakteri,
yang disebut bakteriofag.
2.Bagian inti
Bagian inti dari virus merupakan materi genetik berupa asam nukleat
(DNA atau RNA). Kegunaan asam nukleat yang ada di dalam virus adalah untuk
memberikan instruksi pada bagian-bagian virus yang lain, selain itu juga untuk
bereproduksi.
Ada beberapa jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus, diantaranya:
DNA pita ganda berbentuk linear atau circular (dsDNA)
DNA pita tunggal berbentuk linear atau circular (ssDNA)
RNA pita ganda berbentuk linear (dsRNA)
RNA pita tunggal (ssRNA), dan struktur lain.
3.Ekor
Bagian ekor merupakan bagian yang terdiri dari tabung bersumbat yang
dilengkapi serabut halus. Selubung dan serabut ekor merupakan bagian dari
struktur tubuh virus yang digunakan oleh virus untuk melekatkan tubuhnya ke sel
inang.
29
Klasifikasi Virus
klasifikasi untuk jenis – jenis virus didasarkan pada hal – hal tertentu, yaitu
sebagai berikut ini :
30
4. RNA pita tunggal atau ssRNA negatif, di mana pada virus ini ssRNA
sebagai cetakan mRNA. Contoh RNA pita tunggal yaitu Rhabdovirus yang
dapat menyebabkan rabies.
3.Berdasarkan Bentuk Dasarnya
1.Ikosahedral
Sesuai dengan namanya, virus ini berbentuk ikosahedron (bentuk tiga
dimensi yang memiliki 20 sisi). Bentuk ini sangat mudah dikenali karena
bentuknya yang simetris. Contoh virus dengan bentuk kapsid ini adalah virus
demam dengue (DENV) dan virus penyakit kuku dan mulut (FMDV).
2.Helikal
Pada virus ini, genom asam nukleat melilit di dalam kapsid protein berbentuk
silindris. Kapsid ini memiliki struktur seperti untaian benang. Contoh virus
dengan bentuk kapsid ini adalah Tobacco mosaic virus (TMV).
31
3.Kompleks
Virus ini tersusun dari berbagai protein berbeda yang bekerja sama untuk
melindungi genom, menempel pada sel, dan menyuntikkan asam nukleat
kedalamnya. Contoh virus dengan struktur ini adalah Bacteriofage T4, ingat
bahwa bakteriofage memiliki kepala berbentuk prolat, dan struktur lain (leher dan
kaki). Hal ini membuat bakteriofage memiliki struktur kompleks.
32
2. Virus dengan 162 kapsomer. Contohnya herpesvirus
3. Virus dengan 72 kapsomer. Contohnya papovavirus
4. Virus dengan 60 kapsomer. Contohnya picornavirus
5. Virus dengan 32 kapsomer. Contohnya parvovirus
6. klasifikasi virus berdasarkan tempat hidupnya
33
A. Virus Tanaman/Tumbuhan:
Kapsid: hanya pada batas eksternal
Bahan genetiknya berupa RNA
Untaian Asam nukleat biasanya single stranded (ss)
Sifat asam nukleatnya yaitu linear
Infeksi virus tumbuhan biasanya masuk melalui luka atau pori Contohnya :
Virus Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaic Virus, TMV)
B. Virus Hewan:
Kapsid: terdapat bungkusan kapsid juga
DNA merupakan bahan material genetiknya
Untaian asam nukleat biasanya double stranded (ds)
Sifat asam nukleatnya adalah Linear atau Circular
Infeksi biasanya melalui fagositosis (phagocytosis) Contohnya :
Paramyxovirus
Siklus hidup virus memiliki dua jenis siklus yaitu siklus litik dan siklus
lisogenik, berikut penjelasannya
34
A. Silus Litik
Siklus litik adalah replikasi virus yang disertai dengan matinya sel inang
setelah terbentuk anakan virus yang baru. Siklus litik virus yang telah berhasil
diteliti oleh para ilmuwan adalah siklus litik virus T (Bacteriophage), yaitu
virus yang menyerang bakteri Escherichia coli(bakteri yang terdapat di dalam
colon atau usus besar manusia).
Siklus litik Bakteriofag terdiri atas 5 fase, yaitu fase adsorbsi, fase
penetrasi sel inang, fase eklifase, fase replikasi, dan fase pemecahan sel
inang.
1. Fase Adsorbsi
Fase adsorbsi merupakan fase awal dimana ujung ekor Bakteriofag
menempel atau melekat pada bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang
masih dalam keadaan normal. Daerah itu disebut daerah reseptor (receptor
site atau receptor spot). Virus yang menempel kemudian mengeluarkan
enzim lisosim/lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel
bakteri.
2. Fase penetrasi
Fase penetrasi, ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri E. coli
yang telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk saluran dari tubuh virus
T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran ini DNA virus masuk ke
dalam sitoplasma bakteri. (Jika ingin lebih tahu mengenai DNA pelajari
materi subtansi hereditas DNA dan RNA berikut ini)
3. Fase eklifase dan Replikasi
Fase eklifase DNA virus mengambil alih kendali DNA bakteri.
Pengendalian ini terjadi di dalam proses penyusunan atau sintesis protein
di dalam sitoplasma bakteri. Seterusnya DNA virus mengendalikan
sintesis protein kapsid virus., pada proses ini juga terjadi replikasi DNA
virus sehingga jumlah DNA dari virus T bertambah sangat banyak seiiring
terjadinya sintesis protein. (Jika belum paham mengenai apa itu sintesis
protein, pelajari materi mengenai proses sintesis protein dan juga jika
35
belum paham mengenai proses terjadinya replikasi DNA, bisa di pelajari
di materi substansi hereditas bab replikasi DNA)
4. Fase Perakitan
Fase perakitan pada siklus litik merupakan fase dimana bagian-bagian
protein dan DNA yang terbentuk dari proses sintesis protein dan replikasi
DNA terjadi sehingga dihasilkan virus-virus baru yang seutuhnya.
5. Fase Lisis
Fase lisis merupakan fase rusaknya sel bakteri karena aktifitas
enzimatis dari virus T serta jumlah virus T yang sudah tidak muat
ditampung oleh sel bakteri tersebut sehingga dinding sel bakteri menjadi
pecah. Selanjutnya sejumlah virus T yang baru tersebut akan keluar dan
siap untuk menyerang sel bakteri lainnya.
B. Silus Lisogenik
Siklus lisogenik memiliki perbedaan sedikit dengan siklus litik, tetapi
secara umum hampir sama dengan siklus litik. Pembedanya adalah ketika
sudah mencapai fase penetrasi, DNA virus tidak mengalami replikasi dan
sintesis protein melainkan bergabung dengan DNA bakteri sehingga antara
DNA virus dan DNA bakteri menjadi satu.
36
Sebagai contoh ini terjadi pada virus HIV yang menginfeksi sel T
limfosit pada manusia, sehingga pada tahun-tahun awal seseorang yang
terinfeksi HIV tidak menimbulkan gejala-gejala klinis, karena DNA dari virus
HIV bersembunyi dengan bergabung dengan DNA sel T limfosit(lebih
jelasnya pelajari mengenai materi penyusupan virus HIV ke sel T limfosit
disini).
Ketika DNA virus sudah bergabung dengan DNA bakteri, maka yang
terjadi adalah ketika bakteri melakukan pembelahan diri, secara otomatis
DNA virus juga akan ikut mengganda.
Saat kondisi menguntungkan bagi DNA virus maka siklus lisogenik
dapat masuk ke dalam siklus litik lagi yang ditandai dengan fase replikasi dan
sintesis protein dari virus tersebut. untuk lebih jelasnya lihat gambar
37
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai pembahasan dibab sebelumnya, maka dapat di tarik
kesimpulan yaitu:
1. Alga adalahprotista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya
terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang,
dan daun). Alga ada yang menguntungkan (seperti Chlorella, Spirogyra,
Navicula, dll) dan ada yang merugikan (seperti alga hijaudan alga merah).
2. Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama .
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki
ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu berukuran antara 3-1000 mikron.
Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola, memanjang,
lonjong, berflagel, dan bersilia
3. Virus adalah mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki sel dan hanya
mempunyai kode genetik saja. Virus hidup sebagai parasit obligat yang
menginfeksi sel inang. Morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus.
Berdasarkan bentuk tubuh dan bagain-bagain tubuh virus morfologi virus
terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu helix, polihedral, virus kompleks
dan virus bersampul.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI Jateng. (2015). Biologi. Jawa Tengah: Media Karya Putra.
Campble. (Edisi kedelapan jilid 1). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Akin, H.M., 2005, Virologi Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.
Carter, JB.; Saunders, VA., 2007, Virology: Principles and Application, John
Wiley & Sons Ltd, England. Campbell, Recce, Mitchell, 2003, Biologi,
Erlangga, Jakarta.
Wagner, 2008, Basic Virology, Blackwell Publishing, Australia
Prawirohartono,SlametdanHidayati,Sri. 2007. SainsBiologi. BumiAksara; Jakarta.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI
Press.
39