Klmp7 - 1D32 - TTP - Determinan No Penutup Daftar Isi
Klmp7 - 1D32 - TTP - Determinan No Penutup Daftar Isi
Dosen Pengampu :
Ir. Agus Purwoto, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 7 Kelas 1D32
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Matriks ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Bapak Ir. Agus Purwoto, M.Si selaku dosen pengampu
untuk mata kuliah Aljabar Linear. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Matriks” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah permutasi dari himpunan bilangan bulat positif {1,2,3, . . . .,n} adalah
susunan bilangan-bilangan bulat ini menurut aturan tertentu “tanpa
menghilangkan” “tanpa mengurangi” bilangan bulat tersebut.
Contoh 1.
Permutasi dari {1,2} adalan (1,2) dan (2,1).
Permutasi dari {1,2,3} adalah (1,2,3), (3,1,2), (2,3,1), (2,1,3),
(1,3,2), dan (3,2,1).
Dari definisi permutasi,apabila ada 4 bagian,maka banyaknya permutasi
adalah 24 buah. Hal ini dapat di hitung dari rumus n. Dapat dilihat untuk n =
2,maka ada 2 permutasi.Untuk n = 3,maka ada 6 = 3.2.1 permutasi.Untuk n =
4,maka ada 24 = 4.3.2.1 permutasi.
Contoh 2.
Tentukan jumlah inversi dari permutasi berikut :
a. (6,5,3,1,4,2)
b. (2,4,1,3)
c. (1,2,3,4)
Penyelesaian :
Jumlah inversi/pembalik : 5 + 4 + 2 + 0 + 1 + = 12
Jumlah inversi/pembalik : 1 + +2 + 0 =3
Tidak ada inversi/pembalik dalam permutasi ini
Dalam permutasi,di katakan terjadi sebuah inversi apabila sebuah bilangan
bulat yang lebih besar mendahului sebuah bilangan yang lebih kecil.
Contoh 3.
Hitung inversi dalam dalam permutasi (2,4,1,3).caranya sebuah berikut :
vi
Banyak nya bilangan bulat lebih kecil daripada j 1 = 2 dan
mengikuti (yaitu j3 = 1),dapat di lihat pada permutasi
(2,4,1,3).Dalam permutasi tersebut j1 = 2 , j2 = 4, j3 = 1, dan j4 = 3.
Banyak nya bilangan bulat yang lebih kecil daripada j 2 = 4 dan
mengikutinya,ada dua ( yaitu j3 = 1 dan j4 = 3).
Banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil daripada j3 = 1 dan
mengikutinya adalah nol.
Sehingga banyaknya inversi dalam permutasi ini adalah 1 + 2 + 0
=3
Sebuah permutasi di namakan permutasi genap jika banyaknya inversi dalam
permutasi tersebut genap.Sebaliknya sebuah permutasi di namakan permutasi
ganjil jika banyaknya inversi dalam permutasi tersebut ganjil.
Contoh 4.
Permutasi (2,4,1,3) adalah permutasi ganjil karena banyaknya inversi dalam
permutasi tersebut ganjil.sementara itu ,permutasi (1,2,3,4,5,6) adalah permutasi
genap. tabel berikut merupakan klasifikasi berbagai permutasi dari {1,2,3}
sebagai genap atau ganjil
vii
a21 a22 a23 a24
a31 a32 a33 a34
a41 a42 a43 a44
viii
Definisi di atas apabila di notasikan akan berbentuk :
Det(A) = ∑ ± a1j1 a2j2 a3j3 . . .an jn
(j1j2jn)
det A = det At
−6 1 5
[ ]
ix
6 1 5
det A 3 2 7
8 4 1
2 7 3 7 3 2
(6) (1) (5)
4 1 8 1 8 4
6 3 8
det At 1 2 4
5 7 1
2 4 1 4 1 2
( 6) (3) (8)
7 1 5 1 5 7
1 2 1 −2 0 5
[
A= −2 −4 −3
3 5 0 ] [
B= −3 −1 3
4 6 7 ]
x
1 2 1 −2 0 5 −1 2 6
3 5 [
A +B= −2 −4 −3 + −3 −1 3 = −5 −5 0
0 4 6 7 7 11 7 ][ ][ ]
1 2 1
det A 2 4 3
3 5 0
4 3 2 3 2 4
(1) ( 2) (1)
5 0 3 0 3 5
2 0 5
det B 3 1 3
4 6 7
1 3 3 3 3 1
( 2 ) (0) (5)
6 7 4 7 4 6
1 2 6
det( A B ) 5 5 0
7 11 7
5 0 5 0 5 5
( 1) ( 2) (6)
11 7 7 7 7 11
xi
=(−1 )(−35−0 )−(2 )(−35−0 )+(6 )(−55+35 )=−15
1 2 1 5 10 5
kA 5 -2 -4 -3 10 20 15
3 5 0 15 25 0
5 10 5
det(5 A) 10 20 15
15 25 0
2.3.3 Jika A dan B adalah matriks bujursangkar yang ukurannya sama, maka :
xii
1 3 0 3 −1 4
[
A= 4 6 −1
−5 0 2 ] [
B= −2 0 6
1 5 −3 ]
1 3 0 3 −1 4
[
AB= 4 6 −1 −2 0 6
−5 0 2 1 5 −3 ][ ]
(1)(3 )+(3)(−2)+(0)(1) (1)(−1)+(3)(0)+(0 )(5) (1 )(4 )+(3 )(6)+(0)(−3)
[
= ( 4 )(3)+(6)(−2)+(−1)(1) (4)(−1)+(6)( 0)+(−1)(5 ) ( 4)(4)+(6)(6 )+(−1)(−3)
(−5)(3)+(0 )(−2)+(2)(1) (−5)(−1)+(0)(0)+(2 )(5) (−5 )(4)+(0 )(6 )+(2)(−3)
−3 −1 22
]
[
= −1 −9 55
−13 15 −26 ]
1 3 0
det A 4 6 1 6 1 4 1 4 6
5 0 2 0 2 (3) 5 2 5 0
= (1) + (0)
3 1 4
det B 2 0 6 0 6 2 6
1 5 3 5 3 1 3
= (3) (1) (4)
2 0
1 5
xiii
3 1 22
det( AB ) 1 9 55 9 55 1 55
1 9
13 15
+ (22)
2.3.5 Jika matriks A dapat dibalik (invertible) atau mempunyai invers, maka :
xiv
2.3.6 Jika A adalah matriks persegi yang memuat baris nol atau kolom nol,
maka :
det(A) = 0
0 7 −1 0 0 0
[ ]
Contoh : Matriks A = 0 5 3 dan matriks B = 8 −4 1
0 2 4 11 2 −3 [ ]
Maka determinan dari matriks A dan matriks B akan bernilai 0
2.3.7 Jika A adalah matriks persegi dengan memuat baris atau kolom yang
saling berkelipatan, maka :
det (A) = 0
(i) Jika A* diperoleh dari A dengan cara mengalikan satu baris dari A
dengan sembarang bilangan k selain 0, maka
det (A*) = k × det (A)
(ii) Jika A* diperoleh dari A dengan cara menukar posisi baris ataupun
kolom, maka
det (A*) = −det (A)
(iii) Jika A*diperoleh dari A dengan cara menjumlahkan satu baris
dengan kelipatan baris lain, maka
det (A*) = det (A)
xv
2.4 Teknik Perhitungan Determinan
¿abc
[ ]
jika matriks A = ¿ d e f
¿ ghi
¿abc
[ ]
maka det(A) = |A|= ¿ d e f
¿ ghi
xvi
Tanda untuk Cij dapat digambarkan dari posisinya pada matriks berikut
+¿−¿+¿−¿+¿ ⋯
[ −¿+¿−¿+¿−¿ ⋯
+¿−¿+¿−¿+¿ ⋯ ⋮¿⋮¿⋮¿⋮¿¿
−¿+¿−¿+¿−¿ ⋯
¿
]
Teorema dari cara ekspansi kofaktor adalah Apabila diberikan matriks
A yang berukuran nxn, maka determinan matriks A dapat dihitung dengan
menggunakan:
Expansi kofaktor sepanjang
kolom j:
det(A) = a1jC1j + a2jC2j +...+ anjCnj
Expansi kofaktor sepanjang
baris i:
det(A) = ai1Ci1 + ai2Ci2+...+ ainCin
Contoh:
¿ 12 1
[
Diketahui A = ¿−1 3−3
¿ 2−2 1 ]
¿ 12 1
Maka M32 = det ¿−1 3−3
¿ 2−2 1 [ ] = det
¿1 1
[ ¿−1−3 ]
= (1)(-3) – (1)(-1)
= -3+1 = -2
xvii
suatu matriks dapat dihitung dengan mereduksi matriks tersebut dalam
bentuk eselon baris. Minor aij adalah determinan submatrik yang tetap
setelah baris ke – i dan kolom ke – j dicoret dari A . Dinyatakan dengan |
Mij|.Sedangkan bilangan (-1) i+j |Mij| dinyatakan oleh Cij disebut Kofaktor.
Cara ini bertujuan untuk mengubah matrik tersebut menjadi matrik
diagonal/segitiga atas/segitiga bawah agar mudah dihitung determinannya.
Untuk mengaplikasikan teknik penghitungan determinan dengan cara
reduksi baris/ kolom maka perlu diketahui beberapa teorema dan sifat terkait
determinan.
Jika A adalah matriks persegi yang mengandung sebaris bilangan nol,
maka det(A) = 0
det(A) = a11a22...ann
(c) Jika A’ adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A
ditambahkan pada baris lain, maka det (A’) = det (A)
| a 21
a 31
a22
a32 ||
a23 =k a 21 a22 a23
a33 a 31 a32 a33 |
a11 a12 a 13 a11 a12 a 13
|
a31 a32 a 33
a 21 a22 a 23 ||
=− a21 a22 a 23
a31 a32 a 33 |
xviii
a11 +k a31 a12+ k a32 a13 +k a 33 a11 a12 a13
| a21
a31
a22
a32 ||
a23 = a 21 a22 a 23
a33 a 31 a32 a33 |
k a11 k a12 k a13 a11 a12 a13
||
k a21 k a22 k a23 =k a21 a22 a23
a31 a32 a33 |
Anggap A, B, dan C adalah matriks nxn yang berbeda hanya pada salah
satu barisnya, katakanlah beris ke –r, dan anggap baris ke-r dari C bisa
diperoleh dengan menambahkan anggota-anggota yang berpadanan pada baris
ke-r dari A dan B. Maka:
1
det ( A−1 ) =
det ( A)
xix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
xx
DAFTAR PUSTAKA
Fauzijah, A., Ira Fitriani W (2004) "Visualisasi Aljabar Matriks sebagai Alat
Bantu Pembelajaran", Proceedings Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi, Yogyakarta, 19 Juni, hal. B57-B62.
Nur, A.S., 2014. Konsep Determinan Pada Matriks Nonbujur Sangkar. Jurnal
Magistra. Vol. 2 No. 1. Hal 176 – 185.
Profematika. 2019. 10 Sifat Determinan dan Reduksi Baris Beserta Contohnya.
Rizal. 2021. Determinan Matriks. https://kabarkan.com/determinan-matriks/.
Diakses pada 5 September 2021 pukul 19.10.
Suherman. 2010. Pendekatan Geometri untuk Determinan. Jurnal Mutiara Ilmu.
Vol. 5. No. 1. Hal 30 – 34.
https://www.profematika.com/10-sifat-determinan-dan-reduksi-baris-beserta-
contohnya/. Diakses pada 5 September 2021 pukul 19.27
xxi