IIIA
Oleh Kelompok I
Andi Aulia Huseng
Nayla
Muhammad Ainur Afdal
Tria Afrilia
Rafi’ah Reski Indah
Sumber-Sumber Golongan IIIA
Sumber Boron
Senyawa boron (Arab: Buraq, Persia: Burah) telah diketahui sejak ribuan tahun
yang lalu, tetapi unsur ini tidak ditemukan sampai tahun 1880.
Boron ditemukan oleh ahli kimia Prancis yaitu Joseph-Louis Gay-Lussac dan
Louis-Jaques Thénard, French chemists, dan seorang ahli kimia inggris yaitu Sir
Humphry Davy pada tahun 1808. Boron terisolasi dan terdapat dalam asam borat
(H₃BO₃). Kata Boron berasal dari bahasa arab yaitu Buraq´ dan bahasa Persia yaitu
Burah´ dan akhirnya disebut dengan Borat. Pada tahun 1909 William Weintraub
mampu memproduksi boron dengan kemurnian 99% dengan mereduksi boron halida
dengan hidrogen.
Pada tahun 2004 Jiuhua Chen dan Vladimir L. Solozhenko memproduksi bentuk baru
boron, tetapi tidak yakin dengan strukturnya. Tahun 2009, sebuah tim yang dipimpin oleh
Artem Oganov memperlihatkan bentuk baru boron yang terdiri dari dua struktur, B12
icosohedra dan pasangan B2 disebut dengan gamma boron, hampir sekeras intan dan lebih
tahan panas dari pada intan.
Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi timbul sebagai asam othorboric dan
biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai borat di dalam
boron dan colemanite.
Sumber-sumber penting boron adalah rasorite (kernite) dan tincal (bijih borax).
Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun Mojave. Tincal merupakan sumber penting boron
dari Mojave. Deposit borax yang banyak juga ditemukan di Turkey.
Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B sebanyak 19.78%
dan isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan dengan cara
reduksi fase uap boron triklorida atau tribomida dengan hidrogen pada filamen yang
dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak murni (amorphous boron) menyerupai
bubuk hitam kecokelatan dan dapat dipersiapkan dengan cara memanaskan boron
trioksida dengan bubuk magnesium. Boron dengan kemurnian 99.9999% telah
diproduksi dan tersedia secara komersil. Boron bukan konduktor listrik yang bagus
pada suhu ruangan, tetapi pada suhu yang lebih tinggi.
Sumber Aluminium
Aluminium adalah logam yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit,
Al₂O₃.nH₂O, dan kryolit, Na₃AlF₆.
Logam aluminium mempunyai banyak kegunaan dan beberapa garamnya seperti sulfat
(kira-kira 108 kg) dibuat dalam skala besar. paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis
logam berat, tetapi merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan
paling berlimpah ketiga. Aluminium banyak terdapat dalam bijih bauksit (Al₂O₃.2H₂O) dengan
kadar 35-60%, granit, dan tanah liat.
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam
batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti
bauksit, Al₂O₃.nH₂O, dan kryolit, Na₃AlF₆. Logam aluminium mempunyai banyak kegunaan
dan beberapa garamnya seperti sulfat (kira-kira 10 8 kg) dibuat dalam skala besar.
Sumber Galium
“
Sebelum ditemukannya galium, keberadaan dan sifat utamanya diprediksi oleh
ahli kimia Rusia Dmitri Mendeleev. Dia menamai elemen hipotesis eka-aluminium,
Mendeleev meramalkan unsur tersebut akan duduk di bawah aluminium pada tabel
periodik. Galium ditemukan oleh ahli kimia Prancis Paul E. Lecoq de Boisbaudran
melalui sebuah spektroskop pada tahun 1875 di Paris. Ciri khasnya adalah dua garis
”
ungu.
De Boisbaudran mengekstraksi galium dalam contoh pertama dari bijih seng
dari Pyrenees dan awalnya diperoleh hanya 0,65 gram dari 430 kilogram bijih. Paul
mengisolasi galium dengan elektrolisis hidroksidanya dalam larutan kalium
hidroksida. Asal namanya berasal dari kata Latin ‘Gallia’, yang berarti Prancis.
Galium tidak berada bebas di alam dan tidak ada mineral dengan kandungan galium
yang substansial. Secara komersial, kebanyakan galium diekstraksi sebagai produk
sampingan dari produksi aluminium dan seng. Dalam jumlah rendah, kita bisa
menemukan galium dalam berbagai mineral, seperti sphalerite, bauksit, dan batu bara.
Gallium juga diekstraksi dari debu cerobong batubara.
Galium sering ditemukan sebagai elemen yang terkandung di dalam diaspore,
sphalerite, germanite, bauksit dan batubara. Analisa debu dari hasil pembakaran batubara
pernah menunjukkan kandungan galium sebanyak 1.5%.
Sumber Indium
Indium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang In
dan nomor atom 49. Indium adalah logam pasca transisi yang menyusun 0,21 ppm (part
per million) dari kerak bumi. Indium sangat lembut dan lunak, memiliki titik lebur lebih
tinggi daripada natrium dan galium, tetapi lebih rendah daripada litium dan timah. Secara
kimiawi, indium mirip dengan galium dan talium, dan sebagian besar sifatnya berada di
antara galium dan talium. Indium ditemukan pada tahun 1863 oleh Ferdinand Reich dan
Hieronim Theodor Richter dengan metode spektroskopi. Mereka menamainya sesuai garis
indigo dalam spektrumnya. Indium juga ditemukan di bijih besi, timbal dan tembaga.
Sumber Talium
Talium adalah unsur kimia yang ditemukan oleh ahli kimia, William Crookes
dan Claude-Auguste Lamy secara terpisah pada tahun 1861 dengan metode
spektroskopi. William Crookes, mengamati garis hijau terang selama spektroskopi
yang belum pernah ada sebelumnya. Dia menamai unsur baru yang diproduksi garis
hijau dengan talium. Jumlah atom talium adalah 81 dan diwakili oleh simbol TI.
Talium juga diperoleh sebagai hasil sampingan dari zinc dan pemurnian timah. Bentuk
murni talium tersedia di kerak bumi dan merupakan logam putih kebiruan.
Talium merupakan unsur tidak berwarna dan tidak berbau dalam bentuknya
yang murni. Talium adalah logam yang sangat lembut yang bisa dipotong dengan
pisau pada suhu kamar. Talium mudah dikombinasikan dengan oksigen di atmosfer
dan menghsilkan lapisan oksida. Oleh karena itu, untuk menghindari pembentukan
oksida, talium disimpan dalam minyak. Talium akan bergabung dengan uap air di
atmosfer untuk membentuk hidroksida. Talium larut dengan cepat dalam asam
sulfat dan asam nitrat dan membentuk garam sulfat dan nitrat.
Sumber Ununtrium
Ununtrium (Uut) merupakan unsur ke-113 pada sistem periodik. Pada tanggal
9 Juni 2016, nama unsur ke-113 resmi dan disepakati menjadi Nihonium. Unsur
Nihonium merupakan unsur sintetis, yang berarti unsur yang dibuat
dilaboratorium dan tidak tersedia di alam bebas. Tidak tersedia di alam bebas
disebabkan oleh ketidak stabilannya. Unsur ini pertama kali diciptakan oleh grup
riset Nishina Center for Accelerator-Based Science yang dipimpin oleh Prof.
Kosuke Morita, dari Universitas Kyushu di Jepang pada tahun 2004.
Grup Riken bukanlah grup yang pertama menemukan unsur ke 113 tersebut,
grup Joint Institute for Nuclear Research di Dubna, Rusia telah menemukannya
satu tahun lebih dulu daripada grup Jepang. Namun karena grup Rusia tidak dapat
menentukan secara pasti golongan unsur yang mereka temukan golongan empat
atau golongan lima, dan setahun kemudian grup Riken menciptakan unsur yang
sama dengan metode yang berbeda dan grup Jepang dapat menentukan golongan
unsur tersebut dengan tepat. Para ilmuan sepakat bahwa penemu unsur 113 adalah
grup Riken Jepang yang dipimpin oleh Prof. Morita. Prof. Morita dan grupnya
memberi nama unsur tersebut dengan Nihonium (Nh).
Reaksi yang Terjadi pada
Golongan IIIA
Reaksi Boron
a. Reaksi boron dengan udara
4B(s) + 3O₂(g) → 2B₂O₃(s)
Hingga saat ini belum ditemukan reaksi ununtrium dengan air, udara, halogen, asam,
maupun basa.
Senyawa Golongan IIIA
Senyawa Boron