Anda di halaman 1dari 10

LKM PRAKTIKUM LARUTAN

TITRASI ASAM BASA

Oleh :

Kelompok 6

1. Wulan Rahayu (15030654041)


2. Nia Puspita (15030654050)
3. Rifqi Anifatussaro (15030654051)
4. Mada Adi Sasena (15030654077)

PENDIDIKAN SAINS 15-B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2017
A. Judul : TITRASI ASAM BASA
B. Tujuan :
1. Menentukan konsentrasi sampel larutan tunggal NaOH
2. Menentukan konsentrasi sampel larutan tunggal HCl
3. Menentukan persentase asam dari jus jeruk
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan konsentrasi sampel larutan tunggal NaOH?
2. Bagaimana menentukan konsentrasi sampel larutan tunggal HCl?
3. Bagaimana menentukan persentase asam dari jus jeruk?
D. Hipotesis
1. Jika larutan C2H2O4 telah diketahui konsentrasinya ditetesi indikator
phenolptalein timbul perubahan warna menjadi merah muda maka titik akhir
titrasi telah tercapai sehingga dapat menentukan konsentrasi NaOH
2. Jika larutan HCl ditetesi indikator phenolptalein timbul perubahan warna
menjadi merah muda maka titik akhir titrasi telah tercapai sehingga dapat
menentukan konsentrasi HCl
3. Jika jus jeruk ditetesi indikator phenolptalein timbul perubahan warna menjadi
merah muda maka titik akhir titrasi telah tercapai sehingga dapat menentukan
persentase asam jus jeruk

E. Kajian Teori
Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui dan
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah volume
tertentu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya yang diperlukan untuk
bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
Untuk mengetahui bahwa reaksi berlangsung sempurna, maka digunakan larutan
indikator yang ditambahkan kedalam larutan yang dititrasi. Titrasi asam-basa
merupakan salah satu teknik analisis kimia yang mereaksikan larutan analit dengan
titran, dimana larutan asam dapat bertindak sebagai analit dan basa sebagai titran,
atau sebaliknya. Titrasi ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan asam atau basa. Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan untuk
menentukan persentase kandungan asam atau basa dari suatu sampel. Zat yang
ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam
erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
“titer” dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya
berupa larutan. Jika suatu zat dititrasi dengan menggunakan asam, hal tersebut
dinamakan asidimetri sedangkan alkalimetri adalah suatu zat dititrasi dengan suatu
basa. Titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan pada perubahan pH pada titik
ekivalen. Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis
bereaksi dengan jumlah mol basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang
mempunyai warna tertentu pada pH tertentu. Indikator tersebut berfungsi untuk
menentukan titik akhir titrasi asam basa. Fenolftalein sering digunakan sebagai
indikator dalam titrasi asam–basa. Pada lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak
berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral
tidak berwarna. (Haris, 2010)
Titrasi asam basa didasarkan atas reaksi netralisasi asam dengan basa. Pada
titik ekuivalen, jumlah yang di titrasi ekuivalen dengan jumlah basa yang dipakai.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat
dinetralkan oleh sejumlah basa. Untuk menentukan titik ekuivalen ini biasanya
dipakai suatu indikator asam basa, yaitu suatu zat yang berubah warnanya
tergantung pada pH, larutan pH pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah
garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Macam indikator yang dipilih
harus sedemikian rupa sehingga pH titik ekuivalen titrasi terdapat pada daerah
perubahan warna indikator. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit untuk
diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi
tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak
selelu berhimpit dengan titik ekuivalen. Titik akhir adalah titik di mana titrasi
selesai, yang ditentukan dengan indikator. Idealnya indikator akan berubah warna
pada saat titik ekivalensi dimana volum dari peniter yang ditambahkan
dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang dititer. Dalam titrasi
asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir
mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah
muda karena adanya indikator pH fenolftalein. Titik ekivalensi diidentifikasikan
pada saat munculnya warna merah muda yang pertama (akibat kelebihan
permanganat) dalam larutan yang sedang dititer.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Kebanyakan asam dan basa organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi
sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun
demikian umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu
senyawa organik itu dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert.
Untuk menentukan asam digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl,
sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (
artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik
ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau
titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan
cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik
akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati
titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik
ekuivalen.
F. Alat dan Bahan
Alat
1. Buret 1 buah
2. Labu Erlenmeyer 250 mL 1 buah
3. Gelas kimia 100 mL 1 buah
4. Gelar ukur 1 buah
5. Pipet Gondok 25 mL 1 buah
6. Pipet Tetes 1 buah
7. Botol Semprot 1 buah
8. Statif dan Klem 1 buah
9. Corong 1 buah

Bahan
1. NaOH 250 ml
2. C2H2O4 0,1 M 10 ml
3. HCl 10 ml
4. Phenolptalein 6 tetes
5. Jus Jeruk 10 ml
6. Aquades secukupnya
G. Rancangan Percobaan

H. Variabel
1. Variabel Kontrol : Tetesan indikator, volume titrant, volume analit
DOV : Jumlah tetesan indikator yang digunakan sebanyak 2
tetes PP, volume titrant sebanyak 10 ml dan volume analit yang dikontrol
hingga tepat skala nol pada buret
2. Variabel Respon : Perubahan warna, volume analit, volume analit
DOV : Dari hasil percobaan akan diketahui perubahan warna,
volume analit sehingga akan didapatkan konsentrasi maupun persentase asam
larutan yang dicari
I. Langkah Kerja
Penentuan Konsentrasi NaOH
1. Memasukkan NaOH ke dalam buret sampai skala nol, kemudian turunkan
larutan sampai tepat skala nol
2. Mencatat keadaan kolom buret dan catat volume keadaan awalnya
3. Memasukkan larutan asam oksalat ke dalam labu erlenmeyer menggunakan
pipet gondok sebanyak 10 ml dan menambahkan 2 tetes phenolptalein
4. Teteskan NaOH dari buret ke dalam asam oksalat dengan hati-hati sampai
terjadi perubahan warna menjadi merah muda (pink)
5. Mencatat volume akhir NaOH yang tertera pada buret
6. Menghitung konsentrasi NaOH

Penentuan Konstrasi HCl

1. Memasukkan larutan HCl 10 mL ke dalam erlenmeyer dan menambahkan 2


tetes phenolptalein
2. Memasukkan larutan NaOH yang telah diketahui konsentrasinya berdasarkan
percobaan pertama ke dalam buret
3. Mencatat volume awal larutan NaOH yang tertera pada buret
4. Teteskan NaOH dari buret ke dalam asam oksalat dengan hati-hati sampai
terjadi perubahan warna menjadi merah muda (pink)
5. Mencatat volume akhir NaOH yang tertera pada buret
6. Menghitung konsentrasi HCl

Penentuan Persentase Jus Jeruk


1. Memasukkan jus jeruk 10 ml ke dalam erlenmeyer dan menambahkan 2 tetes
phenolptalein
2. Memasukkan larutan NaOH yang telah diketahui konsentrasinya berdasarkan
percobaan pertama ke dalam buret
3. Mencatat volume awal larutan NaOH yang tertera pada buret
4. Teteskan NaOH dari buret ke dalam jus jeruk dengan hati-hati sampai terjadi
perubahan warna menjadi merah muda (pink)
5. Mencatat volume akhir NaOH yang tertera pada buret
6. Menghitung persentase asam dari jus jeruk
J. Alur Percobaan
Penentuan NaOH
NaOH

- Dimasukkan ke buret sampai skala nol, kemudian


turunkan larutan sampai tepat skala nol
- Dicatat keadaan kolom buret dan catat volume keadaan
awalnya
C2H2O4

- Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer menggunakan


pipet gondok sebanyak 10 ml
- Ditambahkan 2 tetes indikator phenolptalein
NaOH
- Diteteskan NaOH dari buret ke dalam larutan asam
oksalat dengan hati-hati sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah muda (pink)
- Dicatat volume akhir yang tertera pada buret

Konsentrasi NaOH
Penentuan konsentrasi HCl
HCl

- Dimasukkan 10 mL ke dalam erlenmeyer


- Ditambahkan 2 tetes indikator phenolptalein
-
NaOH

- Dimasukan ke dalam buret yang telah diketahui


konsentrasinya
- Dicatat volume awal yang tertera pada buret
- Diteteskan dari buret ke dalam larutan HCl dengan
hati-hati sampai terjadi perubahan warna menjadi
merah muda (pink)
- Dicatat volume akhir yang tertera pada buret

Konsentrasi HCl

Penentuan persentase asam jus jeruk


Jus jeruk

- Dimasukkan 10 mL ke dalam erlenmeyer


- Ditambahkan 2 tetes indikator phenolptalein
-
NaOH

- Dimasukan ke dalam buret yang telah diketahui


konsentrasinya
- Dicatat volume awal yang tertera pada buret
- Diteteskan dari buret ke dalam larutan jus jeruk
dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah muda (pink)
- Dicatat volume akhir yang tertera pada buret

Persntaseasam jus
jeruk
K. Tabel Percobaan
Penentuan Konsentrasi NaOH
No Volume NaOH Volume C2H2O4 Konsentrasi Konsentrasi
C2H2O4 NaOH

Penentuan Konsentrasi HCl

Volume NaOH Volume HCl Konsentrasi Konsentrasi HCl


No
NaOH

Penentuan Prsentase asam Jus Jeruk

Volume jus jeruk Volume NaOH Persentase asam jus jeruk


No

L. Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Titrasi Asam Basa. http://rismakan.wordpress.com /tag/titrasi-asam-
basa/ (Online) diakses pada tanggal 6 April 2017 21.38 WIB

Darwindra, Haris Dianto. 2010. Titrasi Asam Basa.


https://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/titrasi-asam-basa.pdf
(Online) diakses pada tanggal 6 April 2017 pukul 19.30 WIB
Nanl. 2012. Titrasi Asam Basa.
http://www.kimia.upiedu/staf/nuril/web.2012/0909466/titrasi-asam-
basa/.html (Online) diakses pada tanggal 6 April 2017 pukul 18.16 wib.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia.UI-Press. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai