Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

BENTUK DAN SUSUNAN PANCASILA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu

Selvianus San.,S.SI.,M.pd.,

OLEH

YULIANUS RONALDY

NPM: 21302064

KELAS:2021 B

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN PRODI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN UNVERSITAS


KATOLIK INDONESIA UNIKA SANTU PAULUS RUTENG
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..2
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

………………………………………………………………………………………..4
1.4 FAKTOR S PENYEBAB KRISIS……………………………………………………5
1.5 DAMPAK KRISIS AMERIKA SERIKAT…………………………………..6
1.6 KELEBIHAN……………………………………………………………7

BAB III PENUTUP

2.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………..8

2.3 SARAN…………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..10
BAB

PEMBAHASA III

A. BENTUK DAN SUSUNAN PANCASILA

Bentuk Pancasila di dalam pengertian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila sebagaimana
tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD’45. Pancasila sebagai suatu sistem nilai
mempunyai bentuk, ciri-cirinya yaitu:
a. Setiap sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Artinya, masing-masing sila dalam Pancasila tidak dapat dipisahkan.
b. Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk
kesatuan, bukan unsur komplementer. Artinya, salah satu sila dalam Pancasila
kedudukannya tidak lebih rendah dari sila yang lain. Sila pertama berkaitan dengan
Tuhan sebagai Causa Prima (sebab pertama) dan sila yang lainnya bukan sebagai
unsur pelengkap.
c. Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau dikurangi.
Artinya, Pancasila tidak dapat diperas menjadi trisila ataupun eka sila.
Susunan sila- sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain
membentuk suatu sistem disebut dengan istilah majemuk tunggal (Notonagoro).
Majemuk tunggal artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu
kesatuan yang berdiri sendiri secara utuh.
Bentuk dan susunan Pancasila hierarkhis-piramidal. Hierarkhis berarti tingkat,
sedangkan piramidal dipergunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat
dari sila-sila Pancasila dalam urutan luas cakupan (teba berlakunya pengertian) dan
juga isi pengertian.
Rumusan Pancasila yang hierarkhis-piramidal yaitu:
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah meliputi serta menjiwai sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah diliputi atau dijiwai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi serta menjiwai sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi serta menjiwai sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi serta menjiwai sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah diliputi atau dijiwai
oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
(Kaelan, 2008:60). Pancasila sebagai satu kesatuan sistem nilai, juga membawa implikasi bahwa
antara sila satu dengan sila yang lain saling mengkualifikasi. Hal ini berarti bahwa antara sila
satu dengan sila yang lain, saling memberi kualitas, memberi bobot isi (Rukiyati, 2008:31 ).
Rumusan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Notonagoro,
1975:43,44).

Anda mungkin juga menyukai