Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA
TENTANG KESATUAN SILA SEBAGAI SATU KESATUAN
SISTEMATIS, HIERARKIS DAN LOGIS
UNSUR-UNSUR PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
INTI DARI SILA KE-1 SAMPAI SILA KE-5

Di Susun Oleh :
Maria Dina Mariana Malau : (2223240137)
Niken Aprilia Azari : (2223240125)

Dosen Pengampuh :
Bismi Fernandes, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " KESATUAN SILA SEBAGAI SATU
KESATUAN SISTEMATIS, HIERARKIS DAN LOGIS UNSUR-UNSUR PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT INTI DARI SILA KE-1 SAMPAI SILA KE-5" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pancasila. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB I..............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................................................2
A. KESATUAN SILA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEMATIS, HIERARKIS, DAN
LOGIS.........................................................................................................................................................2
B. UNSUR-UNSUR PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT...........................................3
C. INTI DARI SILA PERTAMA SAMPAI KELIMA......................................................................5
BAB III...........................................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................8
B. SARAN............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila selain sebagai dasar negara, juga merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia
yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh
bangsa-bangsa yang beradap. Pancasila juga sebagai sistematis, yang dalam kehidupan
berbagsa mengedepankan kejujuran, amanah, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian,
sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai
warga bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila yang
kita gunakan sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan aktivitas dalam segala bidang.
Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai Pancasila itu perlu diusahakan secara
nyata dan terus menerus penghayatan dan pengalaman nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya, oleh sebab itu setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta
lembaga kenegaraan, dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah harus
sama-sama mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan kelestariannya. Oleh karena itu, sebagai
upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur pancasila, perlu ditanamkan atau perlu ada
pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya lewat pendidikan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber nilai
bagi bangsa dan negara Indonesia. Maka seluruh aspek dalam penyelenggaraan negara
didasarkan dan diliputi oleh nilai-nilai pancasila. Sehingga Pancasila sebagai filsafat negara
pada hakikatnya merupakan asas kerohanian negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kesatuan sila sebagai satu kesatuan sistematis, hierarkis, dan logis?
2. Apa saja unsur -unsur pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Apa saja inti dari sila ke-1 sampai ke-5?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mendeskripsikan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan sistematis,
hierarkis, dan logis.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur pancasila sebagai sistem filsafat
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui inti dari sila ke-1 sampai ke-5

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KESATUAN SILA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEMATIS, HIERARKIS, DAN


LOGIS

Arti Pancasila Sebagai Satu Kesatuan


Menurut Irwan Gesmi, S.Sos., M. Si dan Yun Hendri, S.H., M.H., dalam buku Buku Ajar
Pendidikan Pancasila, Pancasila dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Artinya, Pancasila memiliki sila-sila yang saling mengikat sehingga menjadi keseluruhan yang
bulat.

Kesatuan sila sebagai satu kesatuan sistematis

Menurut Notonagoro (1983:59-60) susunan pancasila adalah hierarkis dan mempunyai


bentuk piramidal. Kalau dilihat dari inti isinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang di belakang sila lainnya merupakan
penghususan dari sila-sila yang di mukanya. Dalam sususan hierarkis dan piramidal ini,

2
maka Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari pada Kemanusiaan (peri kemanusiaan),
Persatuan Indonesia (kebangsaan), kerakyatan dan keadilan sosial.
Dalam susunan yang demikian, menurut Effendi (1995: 106-107) maka sila yang ada di
belakangnya merupakan pengkhususan dari sila yang ada dimukanya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa :
1. Sila kelima merupakan pengkhususan dari sila keempat dan pelaksanaannya tergantung
pada pelaksanaan sila keempat.
2. Sla keempat merupakan pengkhususan dari sila ketiga dan pelaksanaannya tergantung
pada pelaksanaan sila ketiga.
3. Sila ketiga merupakan pengkhususan dari sila kedua pelaksanaannya tergantung pada
pelaksanaan sila kedua.
4. Sila kedua merupakan pengkhususan dari sila pertama pelaksanaannya tergantung pada
pelaksanaan sila pertama.
Secara filosofis, pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki beberapa dasar
seperti dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis. Dasar-dasar tersebut
berbeda dengan dasar-dasar sistem silsafat lainnya seperti materialisme, liberalisme,
pragmatisme, komunisme, idealisme, dan lain-lain.
Maksud dari sistematik hierarkis dari sila-sila dalam Pancasila adalah kelima sila
pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana
tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu
sehingga tidak dapat dipindahkan.

B. UNSUR-UNSUR PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai
Ketuhanan (theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang
berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan keadilan
(hakekat keadilan).
a. Unsur Ketuhanan :
Secara ontologik adanya manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya
pencipta yaitu Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna,
mempunyai sifat sebagai individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah
sempurna maka manusia tidak sempurna. Namun diantara makhluk, manusia adalah
Yang paling sempurna.Berdasarkan pengalaman sejarah sebelum datangnya agama
Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan.
Karena keadaan alam sedemikian rupa maka bangsa Indonesia berusaha
mempertahankan dan mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan
alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa pandangan hidup atau
kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan. Karena pengalaman hidup
mereka sehari-hari dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk
kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam
ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada

3
waktu itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama Hindu
dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak memeluk agama-agama
tersebut. Demikian pula agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa
Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama dalam kehidupan
sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti
adanya peninggalan, tulisan dan adat istiadat
b. Unsur Kemanusiaan :
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita
mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah
bawaan kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada
nilai kemanusiaan. Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa
yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut
sebenarnya semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa
Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah adil dan beradab.
Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa
haknya sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun,
mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati
pandangan pendirian dan sikap Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu
menerima bangsa lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup
sendirian terlepas dari bangsa lain.
c. Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak
bukan semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan
pribadi. Oleh karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan
masyarakat Indonesia bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka.
d. Unsur Kerakyatan :
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat.
Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos
yang berarti Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru
bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia
belum pernah ada pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun
sebenarnya unsur-unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan
secara Nasional formal.
e. Unsur Keadilan :
Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa
yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya
kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja,
tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi
berbuat untuk kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti
bekerja sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa
arti Keadilan Sosial.

4
C. INTI DARI SILA PERTAMA SAMPAI KELIMA
a. Arti Penting Keberadaan Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah harga mati yang tidak boleh di tawar lagi.
Bukan tidak mungkin, apabla ada oknum yang ingin mengganti ideologi pancasila dengan
yang lainnya maka akan timbul permasalahan atau kesalahan yang memecah-belah
eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil
yang berbasis agama dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan.
Indonesia awalnya merupakan kumpulan kerajaan yang berbasis agama dan suku. Pancasila
yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui
jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku.

b. Bentuk Dan Susunan Pancasila


Pancasila sebagai suatu dasar negara adalah terdiri dari lima sila, tetapi sila-sila tersebut
saling ada hubungannya satu dengan lainnya secara keseluruhan, tidak ada satupun sila
yang terpisah satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dapat diistilahkan “Eka
Pancasila”, lima sila dalam satu kesatuan yang utuh, dalam proses pembentukan
pancasila banyak yang berpendapat bahwa pancasila dalam pembentukannya terdapat
bentuk pancasila dan susunan pancasila. Berikut ciri-ciri bentuk pancasila dan susunan
pancasila.
1. Bentuk Pancasila
Bentuk pancasila didalam pengertian ini diartikan sebagai rumusan pancasila
sebagaimana tercantum dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai
suatu sistem ini mempunyai bentuk yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Merupakan kesatuan yang utuh
 Setiap unsur pembentuk pancasila
 Sebagai satu kesatuan yang mutlak
2. Susunan Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan yang logis
keberadaan unsur-unsur yang terkandung dalam pancasila terdiri dari lima dasar
yang mencangkup segala aspek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Berikut ini inti dari sila pertama sampai sila kelima.
 Sila Pertama Yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini ditempatkan paling pertama karena bangsa indonesia meyakini segala
sesuatu asalnya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tuhan nama lain
dalam filsafat disebut dengan causa prima artinya sebab yang disebabkan oleh
segala sesuatu.
 Sila Kedua Yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Sila ini ditempatkan kedua setelah sila pertama karena yang akan mencapai
tujuan dan nilai-nilai yang didambakan oleh negara adalah manusianya.

5
Apabila manusianya hidup rukun, kreatif dan bertanggung jawab maka negara
Indonesia akan mencapai tujuan keinginan yang didambakan. Manusia yang
bersifat monodualis yaitu memiliki susunan kodrat yang terdiri atas jasmani
dan rohani.
 Sila Ketiga Yatu Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini erat kaitannya dengan nasionalisme, persatuan atau nasionalsme
Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama, bahasa,
tetapi dilatar belakangi oleh sejarah (historis) dan etika (etis). Sejarah (historis)
artinya karena senasib sepenanggungan akibat penjajahan.
 Sila Keempat Yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Atau Perwakilan
Dalam sila keempat ini djelaskan bahwa bangsa Indonesia sejak jaman selalu
melakukan permusyawaratan bila akan melawan atau mempertahankan daerah
bangsa Indonesia dari para penjajah dan dari dulu segala sesuatu peraturan
yang menyangkut soal rakyat Indonesia pasti ditangani oleh pemerintah.
 Sila Kelima Yaitu Keadilan Sosial Bagi Eluruh Rakyat Bangsa Indonesia
Sila kelima merupakan sila terakhir karena sila ini merupakan untuk selalu
menggambarkan dalam bentuk bertindak supaya bersikap adil kepada setiap
warna negara Indonesia. Tanpa membedakan status sosial, suku, ras, dan
bahasa sehingga tujuan dari bangsa Indonesi akan tercapai dengan keikutan
serta semua rakyat bangsa Indonesia dalam memujudkan suatu negara yang
adil dalam segi hal.
3. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah merupakan pandangan
hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan. Berikut adalah bentuk-bentuk
pengalaman dari setiap sila pancasila yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
 Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan
YME.
 Membina kerukunanan hidup di antara sesama umat bergama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
 Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
b. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

6
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap oeang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
c. Persatuan indonesia
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan dan bertanah air Indoesia.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
 Tidak boleh memaksa kehendak kepada orang lain
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima an melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan
 Keputusn yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepda Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Mengembangkkan perbuatan yang luhur, mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotoroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

7
 Menghormati hak orang lain
 Suka memberi pertolongan kepda orang lain agar dapat berdiri sendiri
 Suka bekerja keras dan suka menghargai karya otrang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu
tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia.
2. Secara filosofis, pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki beberapa dasar
seperti dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis. Dasar-dasar tersebut
berbeda dengan dasar-dasar sistem silsafat lainnya seperti materialisme, liberalisme,
pragmatisme, komunisme, idealisme, dan lain-lain.
3. Fungsi utama Flsafat Pnacasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia, sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, dan sebagai
sumber dari sumber hukum Indonesia.

B. SARAN
Didalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara, hendaknya kita menyadari
dengan sungguh-sungguh bahwa kita sangat membutuhkan Pancasla sebagai pedoman
hidup, acuan pegangan di segala aktivitas kita, terutama dalam mengahadapi persoalan-
persoalan bangsa yang cukup pelik serta multi dimensi di berbagai sendi kehidupan.
Sehingga atas nama permasalahan yang dihadapi, kita dapat menyelesaikan dan
mengatasinya secara lebih dewasa, arif dan bijaksana demi untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan anak-anak bangsa Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Kaelan, M.S.2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta. Paradigma Yogyakarta


Departemen Pendidikan Nasional.2013.Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila.

M. Syamsuddin, dkk. 2011. Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila dalam Konteks


Keislaman dan Keindonesian, Yogyakarta, Total Media.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pncasila%200K.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/buku%ajar%20Konsep%20Dasar%20PKn.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pancasila%20dan%20UUD%201945.pdf

Anda mungkin juga menyukai