Anda di halaman 1dari 30

OPTIMISASI KOMBINATORIK

MASALAH TRANSPORTASI

OLEH:
Aulia Binari Pangesti 1903110804

Delly Manja Sintika 1903110878

Hurunia 1903110915

Rahayu Rizki Putri 1903112281

Indri Latifa 1903113741

Al Hafiza Mayritz Zahra 1903124130

Dosen Pengampu:
Dr. Ihda Hasbiyati, M.Si

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

2021/2022
Contoh Masalah Transportasi:

Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke tiga
kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton. Biaya
pengiriman (ribuan) dari dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut:

Kota
Pabrik
A B C
1. 20 5 8
2. 15 20 10
3. 25 10 19

Penyelesaian:

Kota
Pabrik Persediaan
A B C
1. 20 5 8 90
2. 15 20 10 60
3. 25 10 19 50
Permintaan 50 110 40

1. Formulasi dari permasalahan diatas

Misalkan X ij adalah jumlah pesanan barang yang akan dikirimkan dari pabrik i menuju kota j.

Total biaya keberangkatan dari parbrik menuju kota dapat dituliskan:

20 X 11 + 5 X 12 + 8 X 13 (Biaya pengiriman dari pabrik 1)

+ 15 X 21 + 20 X 22 + 10 X 23 (Biaya pengiriman dari pabrik 2)

+ 25 X 31+ 10 X 32+ 19 X 33 (Biaya Pengiriman dari pabrik 3)

Pabrik menghadapi dua jenis kendala. Pertama, total berat yang dipasok oleh setiap pabrik tidak
boleh melebihi kapasitas pabrik. Dan total permintaan tidak melibihi dari persediaan. Sehingga
dapat di formulasikan sebagai berikut:

X 11 + X 12 + X 13 ≤ 90 (kendala persediaan pabrik 1)

X 21 + X 22 + X 23 ≤60 (kendala persediaan pabrik 2)

X 31 + X 32 + X 33 ≤50 (kendala persediaan pabrik 3)


X 11 + X 21 + X 31 ≥50 (kendala permintaan Kota A)

X 12 + X 22 + X 32 ≥110 (kendala permintaan Kota B)

X 13 + X 23 + X 33 ≥ 40 (kendala permintaan Kota C)

Karena semua X ij harus bernilai positif, maka X 11 ≥ 0 (i=1,2,3 dan j=1,2,3)

Maka jika dituliskan kembali menjadi:


Min Z = 20 X 11 + 5 X 12 + 8 X 13 + 15 X 21 + 20 X 22 + 10 X 23 + 25 X 31+ 10 X 32+ 19 X 33

s.t X 11 + X 12 + X 13 ≤ 90 (kendala persediaan pabrik 1)

X 21 + X 22 + X 23 ≤60 (kendala persediaan pabrik 2)

X 31 + X 32 + X 33 ≤50 (kendala persediaan pabrik 3)

X 11 + X 21 + X 31 ≥50 (kendala permintaan Kota A)

X 12 + X 22 + X 32 ≥110 (kendala permintaan Kota B)

X 13 + X 23 + X 33 ≥ 40 (kendala permintaan Kota C)

Kota
A

Pabrik
1

Kota B

Pabrik
2

Kota C

Pabrik
3
2. Dengan Menggunakan Metode Sudut Barat Laut

Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke tiga
kota dengan kebutuhan masing-masing kita adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton. Biaya pengiriman
(ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.

Pabrik Kota
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19

Metode Sudut Barat Laut

Jumlah kapasitas yang dimiliki pabrik 1,2, dan 3 adalah 90 + 60 + 50 = 200 ton, sedangkan
jumlah permintaan di setiap kota A,B, dan C adalah 50 + 110 + 40 = 200 ton. Karena keduanya
sama maka proses iterasi dapat dimulai. Kondisi transportasi tampak pada tabel di bawah. Biaya
pengiriman perunit barang tampak pada ujung kanan atas tiap sel. Disisi kanan tampak jumlah
persediaan barang dari tiap pabrik, sedangkan sisi bawah tabel adalah jumlah permintaan tiap
kota.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
15 20 10
2 60
25 10 19
3 50
Permintaan 50 110 40

Ujung barat laut dari tabel adalah sel dengan C 11 = 20. Sel ini diisi dengan kuantitas sebanyak
mungkin. Pabrik 1 memiliki 90 ton barang sedangkan kota A membutuhkan 50 ton. Maka x 11
diisi sebanyak-banyaknya, yaitu 50 ton. Dengan mengisi X11 = 50 maka otomatis permintaan
kota A sudah terpenuhi sehingga x21 dan x31 tidak boleh diisi lagi.
Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
50
15 20 10
2 60
25 10 19
3 50
Permintaan 50 110 40

Sekarang ujung barat laut adalah sel dengan c 12 = 5 yang akan diisi dengan barang semaksimal
mungkin. Pabrik 1 hanya memiliki 90 ton dan sudah dikirimkan ke kota A sebanyak 50 ton
sehingga tersisa 40 ton. Di sisi lain, kota B membutuhkan sebanyak 110 ton. Maka x 12 = 40.
Dengan pengisian ini maka pabrik 1 sudah kehabisan barang sehingga x13 tidak boleh diisi lagi.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
50 40
15 20 10
2 60
25 10 19
3 50
Permintaan 50 110 40

Karena barang pabrik 1 sudah habis maka sekarang ujung barat lautanya terletak pada sel dengan
c22 = 20. Pabrik 2 memiliki 60 ton barang, sedangkan kota B tinggal membutuhkan 70 ton barang
lagi. Maka x22 = 60 dan x23 tidak boleh diisi lagi.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
50 40
15 20 10
2 60
60
25 10 19
3 50
Permintaan 50 110 40
Karena barang pabrik 2 sudah habis maka ujung barat lautanya terletak pada sel dengan c 32 = 10.
Kota B masih membutuhkan 10 ton barang lagi. Maka x 32 = 10 dan sisanya yaitu 40 ton di x 33.
Sehingga semua barang sudah terdistribusi. Hasil penyelesaian fisibel awal dengan metode sudut
barat laut seperti tabel dibawah ini.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
50 40
15 20 10
2 60
60
25 10 19
3 50
10
Permintaan 50 110 40

Sehingga, diperoleh Biaya total pengiriman dengan metode sudut barat laut adalah

Biaya total pengiriman = Z = 50(20) + 40(5) + 60(20) + 10 (10) + 40(19)

= 1000 + 200 + 1200 + 100 + 760

= 3260 (dalam ribuan).

Tampak bahwa jumlah sel basis (sel terisi) = 5 sel yang sama dengan jumlah baris + jumlah
kolom – 1 = 3 + 3 - 1 = 5. Jadi jumlah basisnya mencukupi dan tidak memerlukan variabel basis
dummy.
3. Dengan Menggunakan Metode Vogel’s

Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke tiga
kota dengan kebutuhan masing-masing kita adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.

Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.

Pabrik Kota
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19

Jawab :

Metode Vogel

Pada baris 1, dua sel yang biayanya terkecil adalah c12 = 5 dan c13 = 8.

Selisihnya adalah = 8 – 5 = 3. Pada baris 2, dual sel yang biayanya terkecil


adalah c23 = 10 dan c21 = 15. Selisihnya adalah = 15 – 10 = 5.
Demikian seterusnya dihitung selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada tiap
baris dan kolom. Hasilnya tampak pada tabel dibawah.

Baris/Kolom 2 Sel dengan Biaya Selisih


Terkecil
Baris-1 c12 = 5 dan c13 = 8 8–5=3
Baris-2 c21 = 15 dan c23 = 10 15 – 10 = 5
Baris-3 c32 = 10 dan c33 = 19 19 – 10 = 9*
Kolom-1 c11 = 20 dan c21 = 15 20 – 15 = 5
Kolom-2 c12 = 5 dan c32 = 10 10 – 5 = 5
Kolom-3 c13 = 8 dan c23 = 10 10 – 8 = 2
Kota
Pabrik
A B C Persediaan Selisih
20 5 8 3
1 90
15 20 10 5
2 60
25 10 19 9*
3 50
50
Permintaan 50 110 40
Selisih 5 5 2

Selisih terbesar (=9) terjadi pada baris ke 3. Biaya terkecil pada baris ke 3 adalah c32 = 10.
Pada sel ini dimasukan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 50 ton. Jadi x 32 = 50 ton. Dengan
pengisian ini maka pabrik 3 sudah kehabisan barang sehingga sel lain pada baris 3 tidak
diikutkan pada iterasi berikutnya. Proses penghitungan selisih 2 sel yang biayanya terkecil
dilanjutkan tetapi dengan menghilangkan baris 3 dari perhitungan sehingga kemudian
didapat :

Baris/Kolom 2 Sel dengan Biaya Selisih


Terkecil
Baris-1 c12 = 5 dan c13 = 8 8–5=3
Baris-2 c21 = 15 dan c23 = 10 15 – 10 = 5
Kolom-1 c11 = 20 dan c21 = 15 20 – 15 = 5
Kolom-2 c12 = 5 dan c22 = 20 20 – 5 = 15*
Kolom-3 C13 = 8 dan c23 = 10 10 – 8 = 2

Kota
Pabrik A B C Persediaa Selisih
n
20 5 8 3 3
1 90
60
15 20 10 5 5
2 60
25 10 19 9* -
3 50
50
Permintaan 50 110 40
5 5 2
Selisih
5 15* 2
Selisih terbesar (=15) terjadi pada kolom 2. Biaya terkecil adalah pada baris 1 adalah c21 =
5. Pada sel ini diisikan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 110 ton, akan tetapi karena
kolom 2 sudah terpenuhi 50 ton pada iterasi sebelumnya maka x12 = 60. Dengan pengisian
ini maka kolom 2 sudah terpenuhi, sehingga sel lain pada kolom 2 tidak dapat diisi lagi.

Pada iterasi berikutnya, selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada baris 1 dan 2 masing-
masing adalah 12 dan 5. Selisih pada kolom 1 dan 3 masing- masing adalah 5 dan 2. Nilai
maksimum terjadi pada baris 1, maka x13 = 30 dan baris 1 tidak boleh diisi lagi.

Kota
Pabrik A B C Persediaa Selisih
n
20 5 8 3 3 12*
1 90
60 30
15 20 10 5 5 5
2 60
25 10 19 9* - -
3 50
50
Permintaan 50 110 40
5 5 2
Selisih 5 15* 2
5 - 2

Karena sekarang sisanya tinggal sel pada satu baris maka isikan mulai dari sel yang
biayanya terkecil, yaitu x23 = 10 dan x21 = 50. Biaya total pengirimannya adalah sebesar
60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10) + 50(10) = 1.890 (ribuan).
Kota
Pabrik A B C Persediaa Selisih
n
20 5 8 3 3 12*
1 90
60 30
15 20 10 5 5 5
2 60
50 10
25 10 19 9* - -
3 50
50
Permintaan 50 110 40
5 5 2
Selisih 5 15* 2
5 - 2
4. Dengan Menggunakan Metode Biaya Minimum

Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke tiga
kota dengan kebutuhan masing-masing kita adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton. Biaya pengiriman
(ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.

Pabrik Kota
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19

Tentukan penyelesaian fisibel awal dengan metode biaya minimum.

Penyelesaian :

Biaya paling minimum yaitu pengiriman dari Pabrik 1 ke kota B dengan c 12 = 5 sel ini diisi
dengan kuantitas sebanyak-banyaknya, yaitu sebesar x12 = 90. Dengan pengisian ini maka Pabrik
1 sudah kehabisan barang sehingga x11 dan x13 tidak bisa terisi lagi.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
90
15 20 10
2 60
25 10 19
3 50
Permintaan 50 110 40

Dari sisa sel yang masih bisa diisi dengan pengiriman biaya minimum adalah dari Pabrik 3 ke
kota B dengan biaya c32 = 10. Jumlah maksimum barang yang dapat diisikan pada sel ini
sebanyak x32 = 110-90 = 20 untuk memenuhi permintaan kota B yaitu 110 ton.
Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
90
15 20 10
2 60
25 10 19
3 50
20
Permintaan 50 110 40

Kita perhatikan bahwa persediaan dari Pabrik 3 yang telah terpakai 20 barang, sehingga sisa dari
persediaan Pabrik 3 yaitu 50-20 = 30.

Dari sisa sel yang masih bisa diisi dengan pengiriman biaya minimum adalah dari Pabrik 2 ke
kota C dengan biaya c23 = 10 sel ini diisi dengan kuantitas sebanyak-banyaknya, yaitu x 23 = 40
untuk memenuhi permintaan kota C yaitu 40 ton.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
90
15 20 10
2 60
40
25 10 19
3 50
20
Permintaan 50 110 40

Kita perhatikan bahwa persediaan dari Pabrik 2 yang telah terpakai 40 barang, sehingga sisa dari
persediaan Pabrik 2 yaitu 60-40 = 20.

Dari sisa sel yang masih bisa diisi dengan pengiriman biaya minimum adalah dari Pabrik 2 ke
kota A dengan biaya a21 =15. Jumlah maksimum barang yang dapat diisikan pada sel ini
sebanyak x21 = 20 untuk memenuhi permintaan kota A yaitu 50 ton. Dengan pengisian ini maka
pabrik 2 sudah kehabisan barang sehingga x22 tidak bisa terisi lagi.
Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
90
15 20 10
2 60
20 40
25 10 19
3 50
20
Permintaan 50 110 40

Kita perhatikan bahwa permintaan dari Kota A yang telah terpenuhi 20 barang, sehingga sisa
dari permintaan dari Kota A yaitu 50-20 = 30.

Untuk memenuhi permintaan 30 barang dari Kota A, maka sisa sel yang masih bisa diisi adalah
dari Pabrik 3 ke kota A dengan biaya a 31 =25 sel ini diisi dengan kuantitas sebanyak-banyaknya,
yaitu x31 = 30 untuk memenuhi permintaan kota A yaitu 50 ton. Dengan pengisian ini maka
Pabrik 3 sudah kehabisan barang sehingga x33 tidak bisa terisi lagi.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
90
15 20 10
2 60
20 40
25 10 19
3 50
30 20
Permintaan 50 110 40

Jadi, hasil akhir penyelesaian fisibel awal dengan metode biaya minimum tampak pada tabel
dibawah:

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
20 5 8
1 90
90
15 20 10
2 60
20 40
25 10 19
3 50
30 20
Permintaan 50 110 40
Biaya total pengiriman dengan metode biaya minimum adalah

Z = 90(5) + 20(15) + 40(10) + 30 (25) + 20(10)

= 450 + 300 + 400 + 750 + 200

= 2100 (ribuan).
5. Dengan Metode Simplex

Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke tiga
kota dengan kebutuhan masing – masing kota adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton. Biaya
pengiriman (ribuan) dari dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut.

Pabrik Kota
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19

Metode Transportasi Simpleks

Berikut merupakan langkah-langkah menyelesaikan masalah transportasi menggunakan


metode transportasi simpleks:

1) Tentukan variabel yang harus dimasukkan ke basis.


2) Cari loop (dapat ditunjukkan bahwa hanya ada satu loop) yang melibatkan entri
variabel dan beberapa variabel basis.
3) Hanya menghitung sel yang ada didalam loop, beri label yang ditemukan pada
lagkah 2 berupa bilangan genap sel yang jauh dari variabel yang masuk sebagai sel
genap. Juga beri label yang merupakan bilangan ganjil sel dari variabel yang masuk
sebagai sel ganjil.
4) Temukan sel ganjil yang variabelnya mengasumsikan nilai terkecil. Misalkan nilai
ini dengan . Variabel yang sesuai dengan sel ganjil akan meninggalkan basis. Untuk
melakukan pivot, turunkan nilai setiap sel ganjil dengan  dan tambahkan nilai setiap
sel genap dengan . Nilai variabel yang tidak ada dalam loop tetap tidak berubah.
Pivot sekarang selesai. Jika ¿ 0, maka variabel yang masuk akan sama dengan 0, dan
variabel ganjil yang sekarang memiliki nilai 0 akan meninggalkan basis. Dalam hal
ini, bfs yang merosot ada sebelum dan akan dihasilkan setelah pivot. Jika lebih dari
satu sel ganjil dalam loop sama dengan , maka dapat dipilih salah satu dari sel ganjil
untuk meninggalkan basis; lagi, bfs yang baru akan dihasilkan.
Penyelesaian :

Setelah diperoleh hasil akhir penyelesaian fisibel awal, dipilih salah satu hasil dari 3 metode
untuk menyelesaikan solusi optimal. Dipilih metode sudut barat laut.
TABEL SUDUT BARAT LAUT

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
1 20 5 8
50 40 90
2 15 20 10
60 60
3 25 10 19
10 40 50
Permintaan 50 110 40

Karena tabel transportasi terdiri dari 5 sel basis, yaitu berasal dari m+n−1=3+3−1=5
dimana m adalah jumlah baris dan n adalah jumlah kolom. Misalkan u1=0 dan ui + v j=cij untuk
setiap variabel dasar untuk mencari [u1 u2 … um v 1 v 2 … v n ] untuk solusi fisibel awal yang baru.
u1=0
u1 + v1 =20
u1 + v 2=5
u2 + v 2=20
u3 + v 2=10
u3 + v 3=19
Diselesaikan persamaan diatas
u1 + v1 =20→ u1=0 , v 1=20
u1 + v 2=5→ u1=0 , v 2=5
u2 + v 2=20 →u2 =15 , v 2=5
u3 + v 2=10 →u3 =5 , v 2=5
u3 + v 3=19 →u3 =5 , v 3=14

sehingga diperoleh
u1=0 ,u 2=15 ,u 3=5 , v 1=20 , v 2 =5 , v 3=14.

Dihitung c´ij =ui + v j−cij untuk setiap variabel non basis sehingga diperoleh :
c´13=u1 + v 3−c 13=0+14−8=6

c´21=u2 + v 1−c 21=15+20−20=15

c´23=u2 + v 3−c 23=15+14−10=19


c´31=u3 + v 1−c 31 =5+20−25=0
Dapat dilihat bahwa nilai positif terbesar dari c´ij berada pada c´22=19. Sehingga x 22 harus
masuk basis. Maka, pada tabel berikut loop yang melibatkan x 22 dan beberapa variabel basis
adalah ( 2,3 )− ( 2,2 )−( 3,2 )−(3,3).

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
1 20 5 8
50 40 90
2 15 20 10
60 60
3 25 10 19
10 40 50
Permintaan 50 110 40

Sel ganjil dari loop adalah (2,2) dan (3,3) dan sel genap dari loop adalah ( 2,3 ) dan (3,2).
Pada sel ganjil, terdapat x 22=60 dan x 33=40 , maka diambil nilai terkecil yaitu 40.
Sehingga pivot akan menurunkan nilai sel ganjil sebanyak 40 dan ditambahkan 40 ke
setiap sel genap.

Kota Persediaan
Pabrik
A B C
1 20 5 8
50 40 90
2 15 20 10
60−40=20 0+ 40=40 60
3 25 10 19
10+ 40=50 40−40=0 50
Permintaan 50 110 40

ui dan v j untuk bfs baru pada tabel diatas diperoleh dengan menyelesaikan
u1=0
u1 + v1 =20
u1 + v 2=5
u2 + v 2=20
u2 + v 3=10
u3 + v 2=10
Diselesaikan persamaan diatas
u1 + v1 =20→ u1=0 , v 1=20
u1 + v 2=5→ u1=0 , v 2=5
u2 + v 2=20 →u2 =15 , v 2=5
u2 + v 3=10 →u2 =15 , v 3=−5
u3 + v 2=10 →u3 =5 , v 2=5

sehingga diperoleh
u1=0 ,u 2=15 ,u 3=5 , v 1=20 , v 2 =5 , v 3=−5.

Dihitung c´ij =ui + v j−cij untuk setiap variabel non basis sehingga diperoleh :
c´13=u1 + v 3−c 13=0+ (−5 )−8=−13

c´21=u2 + v 1−c 21=15+20−20=15

c´31=u3 + v 1−c 31 =5+20−25=0

c´33=u3 + v 3−c 33 =5+ (−5 )−19=−19

Syarat solusi optimal adalah c´ij ≤ 0 untuk setiap variabel non basis. Dapat dilihat bahwa
masih ada c´ij bernilai positif dan nilai positif terbesar dari c´ij berada pada c´21=15. Sehingga
x 21 harus masuk basis. Maka, pada tabel berikut loop yang melibatkan x 21 dan beberapa
variabel basis adalah ( 2,1 )−( 2,2 ) −( 1,2 )−(1,1).

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
50 40 90
2 15 20 10
20 40 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 110 40

Sel ganjil dari loop adalah (2,2) dan (1,1) dan sel genap dari loop adalah ( 2,1 ) dan (1,2).
Pada sel ganjil, terdapat x 11=50 dan x 22=20, maka diambil nilai terkecil yaitu 20.
Sehingga pivot akan menurunkan nilai sel ganjil sebanyak 20 dan ditambahkan 20 ke
setiap sel genap.

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
50−20=30 40+ 20=60 90
2 15 20 10
0+20=20 20−20=0 40 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 110 40

ui dan v j untuk bfs baru pada tabel diatas diperoleh dengan menyelesaikan
u1=0
u1 + v1 =2
u1 + v 2=5
u2 + v 1=15
u2 + v 3=10
u3 + v 2=10
Diselesaikan persamaan diatas
u1 + v1 =20→ u1=0 , v 1=20
u1 + v 2=5→ u1=0 , v 2=5
u2 + v 1=15→ u2=−5 , v 2=20
u2 + v 3=10 →u2 =−5 , v 3=15
u3 + v 2=10 →u3 =5 , v 2=5

sehingga diperoleh
u1=0 ,u 2=−5 ,u 3=5 , v 1=20 , v 2=5 , v 3=15.

Dihitung c´ij =ui + v j−cij untuk setiap variabel non basis sehingga diperoleh :
c´13=u1 + v 3−c 13=0+15−8=7
c´22=u2 + v 2−c 22=(−5 ) +5−20=−20
c´31=u3 + v 1−c 31 =5+20−25=0
c´33=u3 + v 3−c 33 =5+15−19=1

Dapat dilihat bahwa masih ada c´ij bernilai positif dan nilai positif terbesar dari c´ij berada pada
c´13=7 . Sehingga x 13 harus masuk basis. Maka, pada tabel berikut loop yang melibatkan x 13 dan
beberapa variabel basis adalah ( 1,3 )− ( 2,3 )−( 2,1 )−(1,1).

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
30 60 90
2 15 20 10
20 40 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 110 40

Sel ganjil dari loop adalah (2,3) dan (1,1) dan sel genap dari loop adalah ( 1,3 ) dan (2,1). Pada sel
ganjil, terdapat x 11=30 dan x 23=40 , maka diambil nilai terkecil yaitu 30. Sehingga pivot akan
menurunkan nilai sel ganjil sebanyak 30 dan ditambahkan 30 ke setiap sel genap.

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
30−30=0 60 0+30=30 90
2 15 20 10
20+30=50 40−30=10 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 110 40

ui dan v j untuk bfs baru pada tabel diatas diperoleh dengan menyelesaikan
u1=0
u1 + v 2=5
u1 + v3 =8
u2 + v 1=15
u2 + v 3=10
u3 + v 2=10
Diselesaikan persamaan diatas
u1 + v 2=5→ u1=0 , v 2=5
u1 + v3 =8 →u 1=0 , v 3=8
u2 + v 3=10 →u2 =2, v 3=8
u2 + v 1=15→ u2=2, v1 =13
u3 + v 2=10 →u3 =5 , v 2=5

sehingga diperoleh
u1=0 ,u 2=2 ,u3 =5 , v 1=13 , v 2=5 , v3 =8.

Dihitung c´ij =ui + v j−cij untuk setiap variabel non basis sehingga diperoleh :
c´11 =u1+ v 1−c11 =0+13−20=−7 ≤0
c´22=u2 + v 2−c 22=2+5−20=−13 ≤ 0
c´31=u3 + v 1−c 31=5+13−25=−7 ≤ 0
c´33=u3 + v 3−c 33=5+8−19=−6 ≤0

Syarat solusi optimal adalah c´ij ≤ 0 untuk setiap variabel non basis dan sudah terpenuhi
sesuai dengan hasil perolehan c´ij diatas. Sehingga solusi sudah optimal untuk tabel berikut.

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
60 30 90
2 15 20 10
50 10 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 110 40

Solusi optimal dari metode simpleks transportasi adalah

x 12=60 , x 13=30 , x 21=50 , x 23=10 , x 32=50

dan
z=biaya total pengiriman=5 ( 60 ) +8 ( 30 ) +15 ( 50 ) +10 ( 10 )+ 10 (50 )

¿ 300+240+750+100+500

¿ 1890(dalam ribuan)

*Catatan : solusi optimal yang diperoleh dalam metode simpleks transportasi sama dengan solusi
awal metode pendekatan vogel, sehingga dalam soal ini metode pendekatan vogel sudah optimal.
6. Dengan Menggunakan Analisis Sensivitas

Program Linear dari masalah transportasi

Min z= 20 x 11 +5 x12 +8 x 13+15 x 21+20 x 22+ 10 x 23 +25 x31 +10 x32 +19 x33

Kendala : x 11 + x 12+ x 13=90

x 21+ x 22+ x23=60

x 31+ x 32 + x33=50

x 11 + x 21+ x 31=50

x 12+ x 22+ x32=110

x 13+ x 23 + x 33=40

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
60 30 90
2 15 20 10
50 10 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 110 40

Misalkan u1=0 ,ui dan v j untuk bfs baru pada tabel diatas diperoleh dengan menyelesaikan

u1=0
u1 + v 2=5
u1 + v3 =8
u2 + v 1=15
u2 + v 3=10
u3 + v 2=10
Diselesaikan persamaan diatas
u1 + v 2=5→ u1=0 , v 2=5
u1 + v3 =8 →u 1=0 , v 3=8
u2 + v 3=10 →u2 =2, v 3=8
u2 + v 1=15→ u2=2, v1 =13
u3 + v 2=10 →u3 =5 , v 2=5
sehingga diperoleh
u1=0 ,u 2=2 ,u3 =5 , v 1=13 , v 2=5 , v3 =8.

dengan variabel basis : x 12 , x 13 , x21 , x 23 , x 32 dan variabel non basis : x 11 , x 22 , x 31 , x 33

Terdapat 3 aspek dari Analisa sensitivitas untuk masalah transportasi :

1. Mengubah koefisien fungsi tujuan dari variabel non basis

Mengubah koefisien fungsi tujuan dari variabel non basis x ij akan meninggalkan
sisi kanan tabel tidak berubah. Dengan demikian, basis saat ini akan tetap fisibel. Kita
tidak akan mengubah c BV B−1

Misalkan biaya transportasi dari pabrik 1 ke kota 1 berubah dari 20 menjadi 20+Δ
, maka c´11 =u1+ v 1−c11 =0+13−( 20+ Δ )=−7−Δ .

−7−∆ ≤ 0−∆ ≤ 7∆ ≤−7

Selanjutnya,

∆=C baru−C lama ≥−13C baru−20 ≥−13C baru ≥−13+20C baru ≥7

Jadi, solusi optimal yang lama akan tetap optimal jika C 12 ≥7 dan solusi
optimalnya akan berubah jika sebaliknya.

2. Mengubah koefisien fungsi tujuan dari variabel basis

Karena kita mengubah C BV B−1, maka koefisien dari setiap variabel non basis di
baris 0 akan berubah, dan untuk menentukan Ketika solusi tetap optimal untuk basis saat
ini, kita harus mencari nilai ui dan v j yang baru dan gunakan nilai ini untuk menentukan
nilai dari semua variabel non basis. Basis saat ini akan tetap optimal selama nilai variabel
tidak basis non positif.

Misalkan diubah c 13 dari 8 menjadi 8+ ∆. Sehingga

u1 + v 2=5→ u1=0 , v 2=5u1 + v3 =8 →u 1=0 , v 3=8 → v 3 =8+∆ u2 + v 1=15→ u2=2, v1 =13


u2 + v 3=10 ,→ u2=2 , v 3 =8u3 + v 2=10 →u3 =2 , v 3=8
Kemudian,

Ć 11=u1 + v 1−c 11=0+13−20=−7 ≤ 0Ć 22=u2+ v 2−c22=2+5−20=−13≤ 0


Ć 31=u3+ v 1−c31=5+13−25=−7 ≤ 0Ć 33=u3 +v 3−c 33=2+ ( 8+∆ )−19=−9+ ∆ untuk ∆ ≤ 9

∆=C baru−C lama ≤ 9C baru−19 ≤ 9C baru ≤19+ 9C baru ≤28

Jadi, solusi optimal yang lama akan tetap optimal jika C 33 ≤ 28 dan solusi
optimalnya akan berubah jika sebaliknya.

3. Kenaikan persediaan oleh Δ dan permintaan sebesar Δ

Jika basis saat ini tetap optimal, maka


Z baru=Z lama +∆ ui + ∆ v iKasus I

Misalkan kita tingkatkan persediaan Pabrik 1 dan permintaan Kota 2 sebanyak 5 unit.
Maka, biaya Optimal yang baru diperoleh :

Z baru=Z lama +∆ u1 + ∆ v 2 Z baru=1890+ ( 20 )( 0 ) + ( 5 )( 65 ) Z baru=2215

Karena, x 12 adalah basis, maka solusi optimal pada tabel pun berubah :

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
65 30 95
2 15 20 10
50 10 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 115 40

Kasus II

Misalkan kita tingkatkan persediaan Pabrik 2 dan permintaan Kota 2 sebanyak 5 unit.
Karena x 22 merupakan variabel non basis, maka kita harus menemukan loop yang
melibarkan x 22 dengan beberapa variabel basis :

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
65 30 95
2 15 20 10
50 10 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 115 40

Sel hijau = Sel Genap


Sel Jingga = Sel Genap

Loop = ( 1,2 ) → ( 1,3 ) → ( 2,2 ) →(2,3). Sel Ganjil pada loop tersebut salah satunya yaitu x 12.
Jadi, solusi Optimal yang baru akan terpenuhi dengan x 12 dan x 23 ditaambahkan 5 unit
serta x 13 dikurangi 5 unit.

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
70 25 95
2 15 20 10
50 15 60
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 115 40

Sehingga diperoleh :

Z baru=Z lama +∆ u2 + ∆ v 2 Z baru=1890+(5)(5)+(8)(5) Z baru=1955

Dan solusi optimalnya menjadi :

Pabrik Kota Persediaan


A B C
1 20 5 8
70 25 95
2 15 20 10
50 15 65
3 25 10 19
50 50
Permintaan 50 120 40
7. Dengan Menggunakan LINGO
8. Dengan Menggunakan Excel Solver

a) Persiapkan cell. Seperti pada gambar, untuk tabel persediaan sel F11 diisi dengan
=SUM(C11:E11), kemudian diikuti dengan sel F12 dan F12

b) Kemudian untuk tabel permintaan sel C14 diisi dengan =SUM(C11:C13), dan diikuti
dengan sel D14 dan sel D15
c) Kemudian pada tabel Min Cost Solution diise dengan
=SUMPRODUCT(C4:E6*C11:E13)

d) itu, buka solver pada Data, isi masing-masing tabel yang diberikan seperti pada gambar
berikut:
e) Maka hasil akhir menggunakan excel solver adalah 1890

Anda mungkin juga menyukai