Anda di halaman 1dari 55

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ


2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.,
(DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-
KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : Epha Khoiriya Falah
NIM : C1G021084
Prodi/Kelas : Agribisnis/B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

DAFTAR ISI……………………………………………………………………........... i

BAB I. ISTIDRAJ

A. Pengertian Istidraj………………………………………………………….. 1

B. Ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan istidraj……………………………4

C. Ciri-ciri Istidraj………………………………………………………………. 6

D. Cara menghindari Istidraj………………………………………………….. 7

BAB II. HUKUMAN YANG DISEGERAKAN

A. Penjelasan Hukuman yang disegerakan sebagai bentuk kasih sayang kepada


hambanya. …………………………………………………………………. 8

B. Dalil-dalil Hadits qudsi tentang Hukuman Yang disegerakan…………11

C. Maksiat Yang Mendapat Balasannya diDunia………………………….12

BAB III. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW DALAM KITAB AGAMA LAIN

1. Nabi Muhaammad saw telah dijelaskan dalam kitab hindu…………. 14

2. Muhammad telah diramalkan dalam kitab weda…………………….. 16

3. Kehadiran Muhammad telah disebut dalam kitab Taurat dan Injil…. 19

4. Nabi Muhammad SAW dalam kitab agama-agama besar…………..21

BAB IV. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS dan TEKNOLOGI

1. Jacques Yves Costeau…………………………………………………… 27

2. Mauri Ce Bucaille…………………………………………………………. 28

3. Prof. William Brown………………………………………………………. 31

4. Fidelma O’leary…………………………………………………………….33

5. Leopold Werner Ehrenfels………………………………………………34


6. Keith Moore……………………………………………………………….35

7. Masaru Emoto…………………………………………………………….37

8. Tagatat Tejasen…………………………………………………………. 39

9. Carner ……………………………………………………………………. 39

10. Jon Dean………………………………………………………………….40

BAB V. GENERASI SAHABAT, TABI’IN, DAN TABITTABIIN

A. Generasi Sahabat ……………………………………………………….41

B. Tabi’in…………………………………………………………………….. 44

C. Tabittabiin…………………………………………………………………47

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..49
BAB 1. ISTIDROJ

A.Pengertian Istidroj

Mengutip dari jurnal berjudul Istidraj dalam Alquran Perspektif Imam Al-
Qurthubi karya Diana Fitri Febriani, Istidraj adalah nikmat yang diberikan Allah kepada
orang-orang yang membangkang terhadap-Nya. Ini merupakan hukuman dari Allah agar
orang tersebut terus terjerumus dalam kesesatan.

Nikmat yang diberikan bukanlah bentuk kasih sayang Allah, melainkan murka Allah
terhadap mereka. Nikmat tersebut hanyalah alat untuk menghukum mereka, baik di dunia
maupun di akhirat kelak.

Banyak ayat Alquran yang menyebutkan istilah istidraj. Istuhilah tersebut diterjemahkan
oleh ahli tafsir dengan beberapa pengertian. Salah satunya Surat Al-A’raf ayat 182.

َ‫ْث َل يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َوٱلَّذِينَ َكذَّبُوا بِـَٔا َٰيَتِنَا‬


ُ ‫سنَ ْستَد ِْر ُج ُهم ِم ْن َحي‬

Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik
mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka
ketahui.

Ayat ini ditafsirkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Jami’ Li’ Ahkami sebagai
pesan tersirat bahwa Allah akan menghukum hamba-Nya yang durhaka dan maksiat
dengan cara istidraj.

Ia mengatakan bahwa saat orang melakukan kemaksiatan, seketika itu pula Allah
memberikan mereka nikmat sebagai hukuman. Allah SWT berfirman bahwa orang yang
mendustakan ayat-ayat-Nya akan dibinasakan, yaitu dibinasakan dengan cara istidraj.

‫ّللا ت َ َعالى يُعْطِ ي ْال َع ْبدَ مِ نَ الدُّ ْن َيا َما‬ َ َّ َ‫ ِإذَا َرأَيْت‬: “‫س َّل َم َقا َل‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ،ُ‫ع ْنه‬
َ ِ ‫ع ِن ال َّن ِبي‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ض‬ َ ‫ع ْق َب َة ب ِْن‬
ِ ‫عامِ ر َر‬ ُ ‫ع ْن‬
َ
‫سوا َما ذُك ُِروا‬ ُ َ‫فَلَ َّما ن‬: (‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ ث ُ َّم ت ََل َر‬،”‫اصي ِه فَإِنَّ َما ذَلِكَ مِ ْنهُ ا ْستِد َْراج‬ِ َ‫علَى َمع‬
َ ‫يُحِ بُّ َوه َُو ُمقِيم‬
)‫ش ْيء َحتَّى إِذَا فَ ِر ُحوا بِ َما أُوتُوا أ َ َخذْنَاهُ ْم بَ ْغت َة فَإِذَا هُ ْم ُم ْب ِلسُونَ ( (رواه أحمد‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم أَب َْو‬
َ ‫اب ُك ِل‬ َ ‫بِ ِه فَت َ ْحنَا‬

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasulullah saw bersabda: “Bila kamu melihat Allah memberi
pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam
kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa

1
nikmat yang disegerakan) dari Allah.” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat yang
berbunyi, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (Qs
Al-An’am: 44).” (HR. Ahmad)

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad (28/547) dan Al-Tabrani dalam
Al-Mu’jam Al-Kabir (17/330) dan Al-Mu’jam Al-Ausath (9/110). Hadits ini juga di-
hasan-kan oleh al-‘Iraqi dalam Takhrij Al-Ihya’ (4/162). Dua kritikus Hadits modern,
Syu’aib Al-Arnauth menilai Hadits ini hasan dilihat dari jalur lain (hasan li-ghairihi) dan
al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (nomor Hadits 561) menilainya shahih.

Istidraj secara bahasa bermakna naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya. Sedang
istidraj dari Allah kepada hamba dapat dipahami sebagai ‘hukuman’ yang diberikan
sedikit demi sedikit, tidak secara langsung. Allah membiarkan hamba ini dan tidak
disegerakan hukumannya sebagaimana firman Allah:

َ‫ْث لَ يَ ْعلَ ُمون‬


ُ ‫سنَ ْستَد ِْر ُج ُه ْم مِ ْن َحي‬
َ

Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam: 44)

Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan, perkara dunia
yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan kedudukan. Dengan
kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam berbuat maksiat.

Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya pintu
kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan kemaksiatannya
disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi menyesali perbuatannya. Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk kehidupan hamba dalam istidraj ini adalah
dibukanya berbagai pintu rezeki dan sumber penghidupan (kedudukan, jabatan,
kehormatan) hingga terperdaya dan beranggapan diri mereka di atas segala-galanya.

2
Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak mengindahkan ajaran
Islam sebagai sebuah istidraj.

Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan peringatan-peringatan


agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah agama adalah
meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya. AlRaghib al-Asfahani
menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah disertai
dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan berarti tidak tahu, tidak
ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap
ajaran Islam itu tidak sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-alasan
sejenisnya.

Kedua, Fatahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua pintu
kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang
hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia. Hamba
tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang
diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat,
tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa yang
diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati kesenangan
duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di kalangan manusia,
namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari
masjid dan jauh dari majelis ilmu.

Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong).


Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah berkomentar, bahwa
siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah urusan Allah. Dan tidak sekali-
kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak menyadarinya dan dalam
keadaan lalai serta tenggelam dalam kesenangan.

Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa). Maksudnya, mereka
akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah terperdaya dengan
kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa yang diberi keluasan oleh
Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka dia terperdaya.

3
Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari dirinya sedang
diperhatikan oleh Allah, maka dia juga terperdaya.

Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan


puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat
untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua atau
mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang
dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya
agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki
melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak
pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah
sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena
semuanya itu adalah istidraj.

Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran oleh Allah pada hamba yang
sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda segala bentuk azab-Nya. Allah
membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita
dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang
bisa menggunakan kenikmatan duniawi dalam ketaatan.

B. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Istidraj

Ada beberapa ayat Alquran yang berkaitan dengan istidraj, di antaranya adalah:

-Surat Al An’am ayat 44

ُ ‫ش ْيء َحتّٰٓى اِذَا فَ ِر ُح ْوا ِب َما ّٰٓ ا ُ ْوت ُ ّْٰٓوا ا َ َخذْ َٰن ُه ْم َب ْغت َة فَ ِاذَا هُ ْم ُّم ْب ِل‬
َ‫س ْون‬ َ ‫اب ُك ِل‬ َ ‫س ْوا َما ذُك ُِر ْوا ِبه فَت َ ْحنَا‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم اَب َْو‬ ُ َ‫فَلَ َّما ن‬

Artinya:

“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami
pun membukakan semua pintu (kesenangan) bagi mereka. Sehingga ketika mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara
tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”

4
-Surat Ali Imran ayat 178

َ ‫ل ْنفُ ِس ِه ْم اِنَّ َما نُ ْم ِل ْي لَ ُه ْم ِليَ ْزدَاد ُّْٰٓوا اِثْما ۚ َولَ ُه ْم‬


‫عذَاب ُّم ِهيْن‬ َ ِ ‫سبَ َّن الَّ ِذيْنَ َكف َُر ّْٰٓوا اَنَّ َما نُ ْم ِل ْي لَ ُه ْم َخيْر‬
َ ‫َو َل يَ ْح‬

Artinya:

“Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami
berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami
berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka akan
mendapat azab yang menghinakan.”

‫ن م َّ ا ل َّو ب َ ن ِ ي ْ نَ ن ُ س َ ا ِر ع ُ ل َ ه ُ م ْ ف ِ ى ا ل ْ خ َ ي ْ رَٰ ت ِ ب َ لْ َّل‬


ْ ِ‫ا َ ي َ حْ س َ ب ُ ْو نَ ا َ ن َّ م َ ا ن ُ مِ د ُّ ه ُ م ْ ب ِ ه م‬
َ‫ي َ ش ْ ع ُ رُ ْو ن‬

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka
itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka
tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

ُ ‫س ا َٰ ب َ ا ۤ ء َ ن َ ا ا ل ض َّ َّر ا ۤ ء‬ َّ َ ‫ث ُ م َّ ب َ د َّ ل ْ ن َ ا م َ ك َ ا نَ ا ل س َّ ي ِ ئ َ ة ِ ا ل ْ ح َ س َ ن َ ة َ ح َ ت ى ع َ ف َ ْو ا َّو ق َ ا ل ُ ْو ا ق َ د ْ م‬
َ ‫َو ا ل س َّ َّر ا ۤ ء ُ ف َ ا َ خ َ ذ ْ نَٰ ه ُ م ْ ب َ غ ْ ت َة َّو ه ُ م ْ َل ي َ ش ْ ع ُ رُ ْو نَ َولَ ْو ا َ َّن ا َ ْه َل ْالقُ َٰ ّٰٓرى َٰا َمنُ ْوا َواتَّقَ ْوا لَفَتَحْ نَا‬
‫ع َل ْي ِه ْم‬
َ‫ض َو َٰلك ِْن َكذَّب ُْوا فَا َ َخذْ َٰن ُه ْم ِب َما كَانُ ْوا َي ْك ِسب ُْون‬ َ ْ ‫س َم ۤاءِ َو‬
ِ ‫ال ْر‬ َّ ‫َب َر َٰكت ِمنَ ال‬

“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta
mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kamipun
telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan atas mereka
dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.”

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96

‫ْث َل يَ ْعلَ ُم ْونَ َو ا ُ م ْ ل ِ ي ْ ل َ ه ُ م ْ ا ِ نَّ ك َ ي ْ د ِ يْ م َ ت ِ ي ْ ن‬ َ ‫َوالَّ ِذيْنَ َكذَّب ُْوا ِب َٰا َٰيتِنَا‬
ُ ‫سنَ ْستَد ِْر ُج ُه ْم ِم ْن َحي‬

5
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.”
(QS.Al A’raf: 182-183).

-“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu pada hari
ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala kedua pasukan itu
telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata:
“Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa
yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah“. Dan
Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS.Al Anfal: 48).

-“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang
(dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4)

-“Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran
mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka
memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan
(Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam.” (QS.Al Ankabut:
38)

“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan


Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke
arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS.Al Qalam: 44)

6
-“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami
berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu
hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka
itu tidak mengetahui.” (QS.Az Zumar: 49)

C. Ciri-ciri Istidraj

1. Diberikan kenikmatan walaupun tidak pernah beribadah

Hingga pada akhirnya, hatinya akan keras dan mati karena sudah merasa bisa tanpa
bantuan Allah SWT. Contoh dari ciri-ciri ini adalah ketika seorang hamba tidak pernah
sholat, namun karirnya selalu bagus dan diberikan kekayaan dunia.

2. Jarang sakit

Sakit merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan adanya sakit,
Allah SWT menghapuskan dosa-dosa dari hamba tersebut. Hamba tersebut juga akan
selalu mengingat Allah SWT dan meminta kesembuhan.Sehingga hubungannya dengan
Allah bisa semakin dekat. Nah, maka dari itu jarang terkena sakit juga menjadi salah satu
ciri dari istidraj. Hal ini karena Allah SWT tidak mau memberikannya nikmat sakit, dan
enggan untuk menghapuskan dosanya melalui penyakit. Ketika hamba tersebut jarang
sakit dan selalu diberi kemudahan, tentu ia akan menjadi lalai. Dan pada akhirnya
hubungan hamba itu dengan Allah SWT akan semakin jauh.

3. Banyak mengerjakan maksiat namun dilimpahi kenikmatan

Tanda lain tertimpa istidraj adalah dilimpahi ketenangan hidup, sementara diri sendiri tak
lepas dari kegiatan maksiat. Orang-orang yang terjebak dalam istidraj justru
menyombongkan kenikmatan hidup yang dia peroleh.

Dia merasa tenang berbuat maksiat karena gak sedikit pun kenikmatan hidupnya terasa
berkurang.

4. Pekerjaan lancar meskipun tak beribadah

7
D. Cara Menghindari Istidraj

1. Meningkatkan Keimanan

Sebagai umat islam, tentu saja keimanan merupakan sebagai dasar bagi kita dalam
menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang sejati
akan kita dapatkan dalam hidup. Insya Allah, ketika kita beriman kepada Allah, segala
hal yang menimpa baik kesenangan atau kesengsaraan, kita akan senantiasa bersyukur
dan meyakini bahwa apa yang terjadi itulah yang terbaik.

2. Berdoa

Dengan berdoa yang sungguh-sungguh, merupakan cara kita meminta kepada Allah
secara langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan
kenikmatan dunia yang lainnya. Akan tetapi jangan sampai nikmat tersebut melalaikan
kita, menjadikan kita malas untuk beribadah dan bermaksiat kepada Allah. Jangan sampai
terlena dengan kenikmatan dan kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala. Perlu
kita ingat bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita dapatkan di akhirat
kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.

3. Mengerjakan Amal Sholeh

Dengan melakukan beramal sholeh, insya Allah kehidupan kita akan diberi keberkahan
oleh Allah SWT. Allah akan membalas segala amal perbuatan kita, bahkan balasannya
berkali-kali lipat yang tidak kita duga.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

َ‫س ِن َما كَانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫صالِحا مِ ْن ذَكَر أ َ ْو أ ُ ْنث َ َٰى َوه َُو ُمؤْ مِ ن فَلَنُ ْح ِييَنَّهُ َحيَاة‬
َ ‫ط ِيبَة ۖ َولَنَ ْج ِزيَنَّ ُه ْم أ َ ْج َرهُ ْم ِبأ َ ْح‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫عمِ َل‬

“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-nahl ayat 97)

8
BAB II. HUKUMAN YANG DISEGERAKAN

A. Penjelasan Hukuman yang disegerakan sebagai bentuk kasih sayang kepada


hambanya.

Musibah, Bentuk Kasih Sayang Allah

َّ ‫صب ؛ َو َل هَم ؛ َو َل َحزَ ن ؛ َو َل غَم ؛ َو َل أَذى – َحتَّى ال‬


‫ش ْو َكةُ يَشَا ُك َها – َّإل‬ َ ‫ُصيبُ ْال ُمؤْ مِ نَ مِ ْن َو‬
َ َ‫صب ؛ َو َل ن‬ ِ ‫َما ي‬
َ ‫ّللاُ بِ َها مِ ْن َخ‬
ُ‫طايَاه‬ َّ ‫َكفَّ َر‬

“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek,
kekhawatiran (pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang), kesusahan hati atau
sesuatu yang menyakiti, sampai pun duri yang menusuknya, melainkan akan dihapuskan
dosa-dosanya.” (Riwayat Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)SELAMA hidup di
dunia, manusia pasti akan mengalami musibah. Tak ada satupun yang bisa lepas dari hal
tersebut. Mulai dari presiden sampai pengamen, yang kaya maupun orang papa, pasti
pernah mendapatkan musibah. Sebab, hal itu bagian dari kehidupan yang selalu melekat
pada diri manusia.

Dalam menghadapi musibah, terdapat beberapa sikap yang ditunjukkan manusia. Ada
yang mengeluh, sabar, dan berlapang dada. Bahkan, sebagian justru ada yang bersyukur
ketika musibah datang menimpa.

Makna Hadits

Hadits di atas sebagai pendorong bagi umat Muslim agar mengharapkan pahala, ketika
tertimpa musibah-musibah kecil seperti tertusuk duri, terkena sakit ringan (flu, batuk),
ataupun saat mereka lelah karena bekerja seharian.

Faktanya, kebanyakan manusia lalai ketika tertimpa musibah. Bukannya mengharap


pahala dari Allah, tetapi malah tak terima dengan apa yang dialaminya. Padahal, dalam
semua hal, setiap orang memiliki peluang memperoleh kebaikan. Bagi orang beriman

9
yang tertimpa musibah, sekecil apapun, maka Allah akan menghapuskan kesalahan-
kesalahannya.

Bahkan, apabila mereka mampu bersabar dan mengharapkan pahala dari musibah itu,
sesungguhnya akan mendapat tambahan kebaikan. Karenanya, setiap orang beriman
harus selalu menghadirkan niat serta mengharapkan pahala pada setiap musibah yang
dialami, baik kecil maupun besar.

Bentuk Kasih Sayang Musibah dipahami oleh para ulama sebagai sesuatu yang menimpa
atau mengenai seseorang dengan bentuk bermacam-macam. Entah yang berkonotasi baik
atau buruk. Hal itu didasarkan pada firman Allah:

‫ش ِهيدا‬ ِ َّ ‫سول ۚ َو َكف ََٰى ِب‬


َ ‫اّلل‬ ِ َّ‫س ْلنَاكَ لِلن‬
ُ ‫اس َر‬ َ ‫س ِيئ َة فَمِ ْن نَ ْفسِكَ ۚ َوأ َ ْر‬ َ َ ‫ّللا ۖ َو َما أ‬
َ ‫صا َبكَ مِ ْن‬ ِ َّ َ‫سنَة فَمِ ن‬ َ َ ‫َما أ‬
َ ‫صا َبكَ مِ ْن َح‬

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka, dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS: An-Nisa[4]: 79).

Dari ayat ini diketahui, wujud musibah itu ada yang baik dan buruk. Hanya saja,
pengertian secara umum selalu dikonotasikan sesuatu yang tidak baik.

Para ulama menjelaskan, musibah merupakan ujian untuk meninggikan derajat seorang
hamba. Hal ini biasa terjadi pada para nabi maupun rasul. Mereka mendapat musibah,
dimaksudkan selain untuk meninggikan derajat, juga memperbesar pahala. Selain itu,
juga sebagai qudwah (teladan) bagi yang lainnya untuk bersabar.

Dari Mush’ab bin Sa’id—seorang tabi’in—dari ayahnya, ia berkata;

َ َ‫اس أ‬
‫شدُّ بَلَء‬ ُّ َ ‫ّللا أ‬
ِ َّ‫ى الن‬ ِ َّ ‫سو َل‬
ُ ‫يَا َر‬

‫األ َ ْنبِيَا ُء ث ُ َّم األ َ ْمث َ ُل فَاأل َ ْمثَ ُل فَيُ ْبتَلَى‬

10
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau ‫ ﷺ‬menjawab,
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.” (Riwayat Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ad Darimi).

Orang beriman harus yakin, musibah bisa menjadi sebab dihapuskannya dosa.

َ ‫ت أ َ ْيدِي ُك ْم َو َي ْعفُو‬
‫ع ْن َكثِير‬ َ ‫صي َبة فَ ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ ‫َو َما أ‬
ِ ‫صا َب ُك ْم مِ ْن ُم‬

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS: Asy
Syura [42]: 30).

Selain itu, musibah merupakan hukuman yang disegerakan dalam rangka membersihkan
dosa seorang hamba. Dari Anas bin Malik, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda;

‫إذا أراد هللا بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا و إذا أراد بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة‬

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat.” (Riwayat Tirmidzi).

Sebagian salaf berkata, “Andaikata bukan karena musibah-musibah dunia, niscaya kita
akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bangkrut”.

Dengan mengetahui hikmah musibah, seharusnya umat Islam lebih giat dan berusaha
keras untuk bersabar dan meraih pahala lewat musibah tersebut. Sebab, musibah bukan
karena Allah benci dan tidak suka kepada hamba-Nya. Akan tetapi, semua itu hakikatnya
adalah kasih sayang Allah kepada kaum Mukminin.

B.Dalil-dalil Hadits qudsi tentang Hukuman Yang disegerakan

‫يوم القيام ِة‬ َ ،ُ‫ع ْنه‬


ِ ‫ك ُّل ذنوب يؤخِ ُر هللاُ منها ما شا َء إلى‬: ‫ع ِن النَّ ِبي ِ صلى هللا عليه وسلم قال‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ ‫عن أ َ ِبي َب ْك َرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫ت‬ ِ ‫ُعج ُل لصاحبِها في الدُّنيا قب َل ال َمو‬
ِ ‫ ي‬،‫حم‬ َّ َ‫ أو قطيعة‬،‫ين‬
ِ ‫الر‬ َ َ‫َّإل الب‬
ِ َ‫ وعقوقَ الوالد‬،‫غي‬

Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap dosa
akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali al-
baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan

11
menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak No
7345).

. Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. zalim adalah
perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan.

Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan
lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.

Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:

َ ‫ق ۚ أُو َٰلَئِكَ لَ ُه ْم‬


‫عذَاب أَلِيم‬ ِ ‫ض بِغَي ِْر ْال َح‬
ِ ‫اس َويَ ْبغُونَ فِي ْاأل َ ْر‬ ْ َ‫علَى الَّذِينَ ي‬
َ َّ‫ظ ِل ُمونَ الن‬ َّ ‫“ إِنَّ َما ال‬Sesungguhnya dosa
َ ‫سبِي ُل‬
itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka
bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)

Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati serta
tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah
penyebab keberadaan kita di dunia ini.

Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia
ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka.

Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu kewajiban
agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah
SWT:

‫سانا ۚ ِإ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أ َ َحدُهُ َما أ َ ْو ك َِلهُ َما فَ َل تَقُ ْل لَ ُه َما أُف َو َل‬
َ ‫ض َٰى َربُّكَ أ َ َّل ت َ ْعبُدُوا ِإ َّل ِإيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح‬
َ َ‫َوق‬
‫ت َ ْن َه ْرهُ َما َوقُ ْل لَ ُه َما َق ْول ك َِر‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).

12
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang-orang
yang memutuskan tali persaudaraan.

Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin
Muth’im RA:

‫ل َيدْ ُخ ُل ال َجنَّةَ قَاطِ ع‬: ‫ّللا ﷺ قَا َل‬ ْ ‫بن ُم‬


َّ ‫طعِم رضي هللا عنه أ َ َّن رسو َل‬ ِ ‫“ عن أَبي محمد ُج َبي ِْر‬Tidak akan masuk
surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim).

Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang yang
tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan
ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. Sungguh
mengerikan.

C.3 Maksiat Yang Mendapat Balasannya diDunia

1. Durhaka Kepada Orang Tua

Allah SWT telah memberikan hak atas kedua orang tua kita untuk dihormati setelah kita
menyembah kepada-Nya. Kemurkaan Allah juga bergantung pada murkanya orang tua.

Rasulullah SAW bersabda;

" Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia yaitu kedzaliman dan
durhaka (pada orang tua)" . (HR Hakim)

Balasan atas dosa kita kepada kedua orang tua akan semakin disegerakan manakala orang
tua yang didzalimi mengadu kepada Allah SWT. Doa yang mustajab tersebut akan
menembus langit dan akan diamini oleh semua malaikat sehingga Allah pun
mengabulkannya.

Rasulullah SAW bersabda;

" Tiga doa yang tidak tertolak : doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang
yang terdzalimi" .(HR Baihaqi)

2. Berzina

13
Perbuatan selanjutnya yang dirasakan langsung balasannya di dunia adalah berzina.
Berzina dikategorikan dalam dosa besar yang mana Allah SWT sangat membenci
perbuatan ini.

Allah SWT akan melaknat setiap langkah pelaku zina yang dengan sengaja
melakukannya. Allah SWT akan pula menutup setiap pintu rezeki bagi mereka yang terus
melakukan zina dan tidak bertaubat.

Dampak buruk dari zina selain gajaran dosa besar adalah terjangkit penyakit AIDS. Inilah
balasan bagi orang yang melakukan perzinahan. Untuk itu jangan sekali-kali mendekati
perbuatan zina, terlebih lagi melakukan zina jika tak ingin laknat Allah menimpa diri kita.

3. Berlaku Curang Dalam Berdagang

Dalam perniagaan terdapat dosa yang langsung dibalas saat masih di dunia yaitu curang
dalam timbangan. Kecurangan yang umum dilakukan adalah dengan mengurangi takaran
timbangan.

Perbuatan ini akan langsung disegerakan balasannya di dunia. Balasan yang akan diterima
adalah musim paceklik yang berkepanjangan, ketidakbahagiaan hidup dan juga didzalimi
oleh sesama pedagang.

Rasulullah SAW bersabda;

" Barangsiapa menjadikan akhir zaman sebagai orientasi hidupnya, maka Allah akan
jadikan kekayaan dalam hatinya, Allah himpun kekuatannya dan dunia akan
menghampirinya meski ia tidak menginginkannya. Dan sebaliknya barang siapa
menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Allah jadikan kefakiran ada di depan matanya,
Allah cerai beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah
Allah takdirkan untuknya." (HR Tirmidzi)

14
BAB III. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW DALAM KITAB AGAMA
LAIN

1.Nabi Muhaammad saw telah dijelaskan dalam kitab hindu

Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads, and Puranas.
Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa menyebutkan kitab tersebut berasal
dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru-baru ini telah ditemukan bahwa Nabi Muhammad
SAW disebutkan dalam kitab-kitab tersebut. salah satu bukti yang mengejutkan adalah
jazirah Maharshi Vyasa yang merupakan tempat suci umat Hindu, merupakan tanah Arab
yang dirusak setan. Kemungkinan hal itu berasal dari pra-Islam pagan.

Selanjutnya, disebutkan Mahamad, yang diperkirakan maksudnya adalah Muhammad,


dimana dalam kitab tersebut digambarkan sebagai orang yang akan menuntun orang-
orang yang sesat.

Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan membuat
revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, dia akan makan
daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia akan melawan bangsa yang tidak
beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Rasulullah Muhammad SAW.

Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Puranas terpenting, memberikan bukti lain.
Disebutkan bahwa di negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang bernama
Muhammad. Dimana dia akan menjadi penghuni Arabia, dia akan mengumpulkan
kekuatan besar untuk melawan atau membunuh iblis dan Allah akan melindunginya dari
lawan-lawannya.

15
Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak digunakan sebagai
literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad. Karena dalam kitab tersebut
terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang mengajarkan bagaimana
mendekatkan diri kepada sang Khaliq.

Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan kecuali Allah",
dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula deskripsi untuk Allah, yaitu nama
dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu, Raja seluruh dunia, Dia adalah yang Terbesar
dari semua, Terbaik, Paling Sempurna, paling suci dari semua, Memelihara dari seluruh
dunia, yang merupakan pengejawantahan bumi dan ruang, dan Tuhan dari semua ciptaan.

Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia Memelihara dari
semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan mereka yang tidak terlihat oleh
mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan dan bencana, dan Muhammad adalah Rasul
Allah.

Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang harus memujinya,
dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula Muhammad adalah sosok
penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras karena nabi Indian dilarang untuk
menunggang unta. Dan nabi Isa disebutkan mengendarai keledai bukan unta. Sehingga
jelaslah yang dimaksud sang pengendara unta adalah Muhammad.

Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua manusia, dan
Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang dituntun, bukan hanya
bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan seluruh umat.

16
Kemudian pada Mantra keenam berbicara tentang beberapa orang pemberani yang kalah
tanpa pertempuran dan jumlah lawan mereka adalah 10 ribu. Hal itu bisa menjadi acuan
untuk pertempuran sekutu atau parit yang berlangsung pada masa Nabi Muhammad.

Jumlah orang-orang yang melakukan pengepungan di sekitar Madinah memang 10 ribu,


dan mereka kalah tanpa pertempuran karena Allah mengirimkan badai yang akhirnya
setelah pengepungan panjang, memaksa mereka untuk meninggalkan lokasi.

Selanjutnya, dalam Rig Veda, yang berbicara tentang seseorang yang digambarkan
sebagai jujur dan dapat dipercaya, kuat dan murah hati yang akan menjadi terkenal
dengan 10 ribu. Semua ini adalah karakteristik dari Nabi Muhammad, dan jumlah 10 ribu
mungkin dimaksudkan untuk jumlah para sahabat Nabi Muhammad yang masuk dalam
pemenangan Makkah.

2. Muhammad telah diramalkan dalam kitab weda

Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu umat Yahudi
dan umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat
dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi
Muhammad SAW sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya,
seperti Taurat & Injil. Sebagaimana tersebut dalam surat As Shaf (61) ayat 6 “Dan
(ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Tapi jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang juga ditunggu umat
Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat Hindu,
bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak, syariat dari dua agama
itu sangat jauh berbeda.

17
Ternyata berita kedatangan nabi Muhammad SAW tidak saja diberitakan dalam kitab
Taurat & Injil, bahkan ramalan (berita) kenabian Muhammad SAW juga terdapat
dalam kitab suci umat Hindu, Kitab Weda. Benarkah?

Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan lahirnya
namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu:

pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-2000 SM)

kedua: Perkembangan zaman Brahmana tahun (2000-1500 SM)

Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM)

Jadi diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang Islam.

Adalah Pundit Vaid Parkash professor bahasa dari Allahabad University di India yang
juga menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu bukunya berjudul "Kalky
Autar" atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah
pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.

Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut
Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa
oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah
sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.

Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum
Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil
kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui
kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang
disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama
persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah.

Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari kitab
Veda (Weda), kitab suci agama Hindu.

18
Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan menjadi Pembawa Risalah
Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh dunia. Itu hanya
terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan Hindu, 'Kalki autar' akan
lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah Arab yang dikenal sebagai 'jazeeratul
Arab'.

Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu Bhagat"
dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu' berarti Allah (swt)
dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak, dalam bahasa Arab berarti
"Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam bahasa Arab berarti Abdullah (hamba
Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam bahasa Sansekerta berarti damai (aman) dan tentram
yang dalam bahasa Arab berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui bahwa ayah
Nabi Muhammad bernama Abdullah dan ibundanya bernama Aminah.

Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum yang
dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi Muhammad
(saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.

Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh Bhagwan
melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi Muhammad Saw dalam gua
Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan mengajarkannya tentang wahyu Islam
pertama kali.

Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky autar' dengan
kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh dunia dan tujuh langit.
Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.

Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh Bhagwan.
Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat oleh Allah (SWT)
melalui malaikat-Nya dalam perang Badar.

3. Kehadiran Muhammad telah disebut dalam kitab Taurat dan Injil

Kehadiran Muhammad SAW Disebut Taurat dan Injil

19
Seperti dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume 1"
oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW kepada
umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal demikian
sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang berbunyi, "(Yaitu)
orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil."

Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa
Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum
Yahudi dan Nasrani.

Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Jadid dan dalam
bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum
Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa AS,
dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa AS.

Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu, yang
menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut mengutip
bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916.

Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang
Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan
dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."

Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad
SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan
bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang. Selain
itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi pada masa
beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya.

"Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak
jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu
berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22).

20
Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan kedatangan
Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu
Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala
perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan
kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya
apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).

Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah oleh
Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga telah
dinyatakan dalam Alquran.

Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan
sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan
mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada
kaumnya.

Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas dinyatakan.
Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa. Karenanya, Injil
Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa AS. Di dalam
kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula tentang peristiwa
disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan Yahuda. Injil Barnabas
termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama Masehi.

Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS
memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam.
Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa
bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara
mereka.

"Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan
bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini."
(Barnabas, 72:10).

4. Nabi Muhammad SAW dalam kitab agama-agama besar

21
Bulan Rabiul awal adalah bulan nabi. Bulan istimewa ketika Nabi Muhammad SAW
dikenang dengan cinta saat kelahirannya, maupun dikenang dengan rasa kehilangan saat
wafatnya.

Nabi bahkan dikenang dan dicintai oleh orang yang belum pernah bertemu dengannya,
yakni umat yang hidup sesudahnya.

Seperti apa keistimewaannya, bahkan sudah disebutkan jauh sebelum kehadiran beliau di
dunia ini membawa wahyu Allah, yakni Alquran.

Allah berfirman di dalam QS As syu'ara 26:196

"dan sungguh Alquran itu disebut di dalam kitab-kitab terdahulu".

Dua agama samawi lain yang merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim yakni Yahudi dan
Nasrani pernah menyebut tentang nubuat Muhammad SAW dalam versi asli Taurat dan
Injilnya. Namun sebagaimana diketahui, dua kitab umat Nabi Musa as dan Nabi Isa as ini
telah mengalami perubahan di dalam isi dan teksnya, sehingga penyebutan tentang
nubuat Muhammad SAW pun mengalami reduksi.

Namun beberapa penelitian berdasarkan manuskrip kuno menunjukkan keterkaitan teks


dengan berita tentang keberadaan Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman. Beberapa
orang yang menganalisis ini antara lain Ibnu Taimiyah, Paul Davies dari keuskupan di
Washington DC, Profesor Doktor Abdul Wahab Nagar.

Ibnu Taimiyah memperkuat itu dengan mengatakan bahwa: " aku pernah melihat
manuskrip Kitab Zabur dan di dalamnya tersurat sangat jelas ramalan kenabian
Muhammad dengan menyebut namanya".

Dalam Injil Yesaya disebutkan bahwa wahyu akan turun di tanah Arabia.

Di dalam Kitab Taurat yang asli pernah disebutkan ada ayat yang berbunyi " engkau
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismail.
Tuhan akan meluhurkan anak itu dan salah satu dari keturunannya akan memiliki umat
yang banyak”. Namun versi itu sekarang sudah lenyap.

22
Seperti diketahui bahwa sebagian besar Nabi yang diutus Allah merupakan keturunan
Nabi Ibrahim dari jalur Nabi Ishaq. Sedangkan selama berabad-abad dari jalur Nabi
Ismail tidak ada keturunan nabi kecuali nabi akhir zaman, Muhammad SAW.

Sebuah manuskrip Injil kuno yang ditemukan di Laut Mati dan diakui pendeta Paul davies
memuat tentang "Isa adalah Mesias atau juru selamat kaum masehi, namun akan muncul
juru selamat yang lain". Sedangkan Injil yang paling jelas memuat tentang keberadaan
Nabi Muhammad adalah Injil Barnabas.

Sementara di dalam tradisi agama Hindu, disebutkan di dalam bagian Weda yakni,
atharwaweda, nubuat yang menceritakan akan muncul Narashanga (orang yang terpuji).
Istilah ini bercitra futuristik, karena menunjukkan bahwa kala itu narashanga belum
muncul.

Hanya saja identifikasinya mirip dengan profil Nabi Muhammad SAW. Misalnya
gambaran tentang insan terpuji, manusia mulia, bermoral dan pekerti mulia. Beberapa
informasi dalam Atharwaweda juga menyebutkan kilas cerita kenabian Mamaha, yang
kuat kaitannya dengan kisah Muhammad seperti peperangan badar, kisah Isra mi'raj dan
jumlah istri Nabi.

Dalam sejarah, diketahui bahwa Weda ditulis sekitar 3 SM. Jauh sebelum nabi Isa lahir.
Apalagi nabi Muhammad.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa nubuat Muhammad sebagai manusia mulia nyata
adanya, jauh sebelum kehadiran Muhammad sendiri.

Apapun sebutannya, Perygytos, Ahmad, Muhammad, Hamid, Mamaha, Avatar dan


lainnya, semuanya merujuk kepada figur orang mulia karena akhlaknya yang terpuji.

Muhammad SAW dikenang karena kemuliaan akhlaknya, ketinggian budinya, kasih


sayangnya pada semua manusia dan kecintaannya pada makhluk hidup lainnya.

Dialah kekasih semesta. Karenanya, Allah menciptakan langit, bumi dan seisinya.

23
Maka pada bulan mulia ini, pantaslah jika kita memperingatinya dalam tafakkur,
kesyahduan dan pengharapan atas syafaatnya.

BAB IV. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS dan TEKNOLOGI

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi
manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Secara garis besar, al-Qur’an mengandung
ajaran tentang aqidah, syariah, dan akhlak, namun al-Qur’an juga mengandung isyarat-
isyarat ilmiah yakni mengandung ayat-ayat sains dan teknologi. Untuk dapat mengenal,
memahami, dan menafsirkan al-Qur’an tidak hanya berbekal pengetahuan bahasa Arab,
melainkan dibutuhkan berbagai macam ilmu guna untuk mengungkap makna yang
terkandung dalam al-Qur’an. Mata kuliah ini mengkaji tentang ayat-ayat sains dalam al-
Qur’an. Materi ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memperluas pandangan dan
pengetahuan tentang al-Qur’an guna untuk membantu dalam memahami dan
menafsirkannya.

Islam adalah hidayah Allah, agama semua nabi, dan kitab suci Al-Quran adalah sumber
utama ajaran Islam yang dianut oleh hampir seperempat penduduk dunia hari ini. Tidak
ada satu buku dan kitab yang paling banyak dibaca dan dihafal di seluruh dunia serta
dikaji dari berbagai perspektif keilmuwan melebihi Al-Quran. Sumber Al-Quran sama
dengan sumber Taurat, Zabur, Injil dan suhuf-suhuf yang lainnya, yaitu Allah SWT,
Tuhan Yang Esa.

Al-Quran menyuruh manusia belajar dari sejarah dan mengambil perbandingan dari
kejayaan dan kejatuhan umat-umat terdahulu dalam rangka menghadapi masa depan.
Pesan-pesan samawi dalam Al-Quran sejalan dengan semua tingkatan perkembangan

24
ilmu pengetahuan dan peradaban. Umat Islam di masa lalu mencapai zaman kejayaan dan
menjadi trendsetter kemajuan peradaban dunia dalam abad 7 - 13 M adalah karena
mengamalkan Api Islam, menurut istilah Presiden RI Pertama Soekarno, yang bersumber
dari Al-Quran.

Al-Quran mendorong manusia agar mengembangkan kemampuan berpikir seimbang


dengan kemampuan berzikir, mengingat Allah. Al-Quran menginspirasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan mengajarkan peran dan tanggungjawab manusia yang diberi
amanah ilmu. Al-Quran sebagai pedoman hidup (manhaj al-hayah) menuntun umat
manusia agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ada empat fakta seputar Al-Quran sesuai surat Al-Israa [17] ayat 105 dan Al-Hijr [15]
ayat 9 sebagaimana disimpulkan oleh H.S.M. Nasaruddin Latif dalam tulisannya Fakta
dan Data Al Quran (1391 H). Pertama, Kitab Suci Al-Quran adalah benar-benar Wahyu
Ilahi yang diwahyukan-Nya kepada Nabi/Utusan-Nya, Muhammad SAW. Kedua, Kitab
Suci Al-Quran itu berisi kebenaran mutlak dari Allah yang Maha Kuasa dan Maha
Mengetahui.

Ketiga, Nuzul/turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW adalah benar dan tepat,
selaku penerima pertama dan pemegang amanat dari Tuhan SWT yang akan
menyampaikannya kepada umat manusia. Dan keempat, Kitab Suci Al-Quran itu,
senantiasa dipelihara keaslian dan keutuhan (authenticitasnya) dari tangan-tangan yang
hendak merusak keaslian dan keutuhan serta keabadiannya sepanjang kurun zaman,
sampai datang waktunya Iradat Ilahiyah akan mengangkatnya kelak di akhir zaman,
menjelang pergantian kehidupan duniawi yang fana dengan Hari Akhirat yang kekal
abadi.

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama pada 17 Ramadan, 13 tahun sebelum
hijrah/610 M. Turunnya wahyu pertama menandai pengangkatan Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul terakhir. Tidak ada Nabi dan Rasul sesudah Muhammad. Surat Al-Alaq
[96] ayat 1 - 5 sebagai wahyu pertama kepada Nabi Muhammad yang turun di Gua Hira,
Kota Suci Mekkah, membuka wawasan ilmu pengetahuan dan literasi.

"Bacalah (ya Muhammad), dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang amat

25
pemurah. Yang mengajarkan (menulis) dengan pena. Yang mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya." (QS Al Alaq [96]: 1-5)

Mushaf Al-Quran yang ada sekarang tidak berbeda dari yang dibaca oleh Nabi
Muhammad dan para sahabatnya. Susunan 114 surat dan 6.000 ayat Al-Quran diberi tahu
Malaikat Jibril yang datang setiap Ramadan kepada Nabi Muhammad dan Nabi memberi
tahu para sahabat yang ditugaskan sebagai penulis wahyu. Mushaf Al-Quran dicetak di
berbagai negara sesuai naskah induk (Mushaf Al-Imam) di masa pemerintahan Khalifah
III Utsman Ibnu Affan (644 656 M). Copi asli naskah induk dikirim ke Mekkah, Syiria,
Basrah dan Kufah serta satu copi dipegang Khalifah Utsman di ibukota Madinah. Naskah
induk Mushaf Al-Quran kini tersimpan di Museum Istambul Turki. Seni baca Al-Quran
dengan tanda baca dan qiraat-nya, terjemahan dan tafsirnya, menjadi ilmu tersendiri di
dunia Islam.

Dalam rubrik ”Tanya Jawab” di Majalah Gema Islam (1962) yang diasuh Dr. Hamka
(Buya Hamka), seorang pembaca mengajukan pertanyaan: Seorang ulama di tempat saya
menyatakan, jika manusia mendarat di bulan, maka batallah kerasulan Nabi Muhammad
Saw. Bagaimana pendapat Bapak dalam hal ini?

Hamka menanggapi: Jika manusia sudah dapat mendarat di bulan, kami akan bersujud
syukur kepada Tuhan, karena dengan demikian akan bertambah nyatalah ke-Rasulan
Nabi Muhammad Saw. Karena di dalam Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan
kepada Nabi kita Muhammad Saw berjumpa beberapa ayat yang hanya dapat ditafsirkan
dengan ilmu pengetahuan alam yang mendalam berkenaan dengan bulan. Kalau kita tilik
sejarah Islam, penyelidikan tentang ruang angkasa ini, hanyalah lanjutan saja daripada
peneropong bintang dan bulan yang telah didirikan oleh sarjana-sarjana Islam di
Baghdad, di Samarkand, di Mesir dan di Andalusia beberapa abad yang telah lalu. Lalu
disambung sekarang dengan penyelidikan tajribiah (empirisme) orang Barat. Karena kita
tidak mempunyai kesanggupan lagi menyambung rantai pengetahuan itu, lalu kita
sandarkan ketiadaan-tahu kita itu, kepada agama. Padahal karena kekurangan
pengetahuan kita dalam hal ilmu alam, tidak kita sadari bahwa penafsiran kita terhadap
agama pun amat sempit pula. (Prof. Dr. Hamka Tanya Jawab Jilid I tahun 1967).

Dr. Abdurrazaq Naufal dalam buku Baina Dien Wa Ilmi (Antara Agama dan Ilmu
Pengetahuan) mengemukakan tiga pertanyaan dan jawaban ketika mengurai konflik

26
agama dan ilmu pengetahuan di dunia Barat semenjak abad ke-17, yaitu: (1) kapan
dimulainya ilmu dan kapan agama? (2) apa tujuan ilmu dan tujuan agama? (3) dari mana
sumber ilmu dan sumber agama? Abdurrazaq Naufal lalu menjelaskan berdasarkan surat
Al-Baqarah ayat 30-39 yang berbicara tentang sejarah Nabi Adam.

Pertama, ilmu maupun agama dimulai dari nenek-kakek manusia pertama Nabi Adam,
yang diturunkan ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah dengan tugas meramaikan,
memakmurkan dan menguasai bumi dengan segala isinya. Adam dianugerahi ilmu
pengetahuan dan juga diberi agama yang akan menjadi way of life baginya.

Kedua, tujuan ilmu dan tujuan agama adalah satu ialah menciptakan kebahagiaan,
jasmani dan ruhani manusia, sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat Al Quran itu.
Ketiga, sumber ilmu dan sumber agama ialah satu yang tidak terpisahkan yaitu Allah
SWT.

Keempat, karena semuanya satu, maka akhirnya antara ilmu dan agama tidak mungkin
ada konflik. Jika diciptakan pertentangan antara keduanya dan masing-masing menempuh
jalannya sendiri, niscaya hidup manusia akan rusak dan dunia akan kacau.

Kelima, oleh karena itu, Islam memanggil segala macam ilmu pengetahuan supaya
mempersatukan diri dengan agama, dan para ahli, baik ahli ilmu pengetahuan dan ahli
agama agar bersatu mengabdikan diri kepada Tuhan dan mempersatukan tekadnya untuk
kebahagiaan manusia dan alam seluruhnya.

Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung selama 22 tahun. Hal itu
memberi pelajaran tentang metode penetapan hukum secara bertahap (asas at-tadrij fit-
tasyri). Sejarah turunnya ayat-ayat Al-Quran mengandung pelajaran bagaimana
seharusnya membuat undang-undang dan peraturan yang disesuaikan dengan situasi,
kondisi dan kesiapan masyarakat.

Dr. H. Abdoerraoef, S.H. dalam buku Al Quran dan Ilmu Hukum (1970) menjelaskan
bahwa norma-norma hukum dalam Quran merupakan hukum yang minimum harus ada
dalam masyarakat umat manusia di segala masa dan tempat. Hukum yang selebihnya
dapat berbeda menurut waktu dan tempat, dengan syarat tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma hukum Quran dan Hadis. Quran tidak hendak menghapuskan segala rupa
hukum yang ada dalam masyarakat umat manusia, asal saja tidak bertentangan dengan

27
norma-normanya. Salah satu sumber norma-norma itu adalah Quran. Quran bukanlah
buku undang-undang. Dan Quran sendiri pun hanya mengatakan bahwa dia sebagai
petunjuk, bukan suatu sistem perundang-undangan. Menurut Quran, segala hukum positif
yang ada dalam masyarakat semuanya harus berdasarkan kepada norma-norma yang
sudah diberikan oleh Al-Quran, dengan pengertian tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma tersebut. Jadi yang menjadi persoalan bukan siapa yang membuat undang-
undang, tetapi apakah undang-undang itu bertentangan atau tidak dengan norma-norma
Quran. Sumber hukum dalam Islam adalah Quran dan Hadis. Adapun qiyas, ijma dan
sebagainya bukanlah sumber hukum dalam Islam, tetapi cara-cara mencari hukum
(rechtsvinding).

Umat Islam setiap tahun memperingati Nuzulul Quran sebagai tanda syukur atas rahmat
dan karunia Allah kepada umat manusia. Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-
Quran untuk menjadi petunjuk bagi manusia, dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan
furqan (pembeda antara haq dan bathil). (QS Al Baqarah [2]: 185)

Puasa Ramadan dapat dimaknai dalam rangka mengenang dan memperingati Nuzulul
Quran, sebuah tonggak perubahan fundamental dalam sejarah umat manusia dan
peradaban dunia. Mari kita merenungkan pesan Nabi Muhammad dalam Hadisnya,
Wahai ahli Al-Quran. Janganlah kamu perbantal Al-Quran itu, tetapi bacalah ia dengan
sebenar-benarnya baca.

Sejumlah penelitian kasus ditemukan, setelah diteliti, ternyata Al-Qur’an terlebih dahulu
menyatakan hal tersebut, lalu mereka masuk islam. Inilah beberapa peneliti Al-Qur’an
yang masuk islam :

1.Jacques Yves Costeau

Mr. Jacques Yves Costeau, seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari
Prancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai
dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang keindahan alam
dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.Pada suatu hari ketika sedang melakukan
eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-
segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air

28
laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang
membatasi keduanya.Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab
terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.Sampai pada suatu hari ia
bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu
kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat al-Quran tentang bertemunya dua lautan
(surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.

Ayat itu berbunyi, “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”

Kemudian dibacakan surat al-Furqan ayat 53, “Dan Dialah yang membiarkan dua laut
mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat al-Quran itu, melebihi kekagumannya


melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al-Qur’an
ini mustahil disusun oleh Nabi Muhammad SAW yang hidup di abad ketujuh, suatu
zaman ketika belum ada peralatan menyelam yang canggih untuk mencapai lokasi yang
jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita mengenai fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad ke 20. Mr. Costeau lalu berkata bahwa, al-Quran
sesungguhnya memang kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya
mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam. Benar-benar suatu mukjizat,
berita mengenai fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad ke 20.
Mr. Costeau lalu berkata bahwa, al-Quran sesungguhnya memang kitab suci yang berisi
firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun
memeluk Islam.

2. Mauri Ce Bucaille

Maurice Bucaille adalah salah satu ahli bedah termuka Prancis yang memutuskan masuk
Islam setelah meneliti mumi Firaun. Dia terkejut dengan penemuan-pemuan selama

29
meneliti penguasa Mesir kuno tersebut. Maurice Bucaille merupakan ilmuwan cemerlang
yang besar dalam ruang lingkup agama Kristen.

Kecerdasannya tersebut membuat dirinya terkenal sebagai salah satu dokter bedah di
Prancis.

Bahkan, dia dipercaya menjadi pemimpin dan penanggung jawab utama dalam penelitian
mumi Firaun.

Penelitian itulah yang pada akhirnya mengantarkan Maurice Bucaille memutuskan masuk
Islam.

Dr. Maurice Bucaille adalah pemimpin, pakar bedah, dan penanggung jawab sebuah
penelitian mumi Firaun di Prancis.

Ketika masa kepemimpinan Francois Mitterand, Prancis memang tengah menarih


perhatian pada sisa purbakala termasuk mumi Firaun.

Pemerintah Prancis bahkan meminta pemerintah Mesir agar mereka melakukan penelitian
terhadap mumi Firaun untuk menyingkap rahasi didalamnya.

Pemerintah Mesir pun pada akhirnya mengizinkan.

Para petinggi Prancis menyambut kedatangan mumi Firaun tersebut saat pesawat yang
membawanya dari Mesir tiba di bandara.

Kemudian, mumi Firaun itu disimpan di sebuah ruangan khusus di Museum Pusat
Prancis.

Pakar arkeologi dan dokter ahli bedah anatomi bersiap meneliti mumi Firaun tersebut.

Namun, Maurice Bucaille tertegun bagaimana bisa jasad Firaun yang tenggelam di laut
itu tetap utuh dibandingkan dengan mumi yang lain?

“Jangan tergesa-gesa, sebenarnya umat Muslim telah berbicara mengenai tenggelamnya


jasad ini,” ujar salah satu anggotanya pada Bucaille kala itu.

Maurice menghiraukan ucapan itu dan meyakini bahwa penemuan baru tidak akan terjadi
kecuali melalui penelitian ilmu modern dan peralatan yang canggih.

30
Hanya saja, dia makin tertegun ketika seorang dokter bedah mengungkapkan pada dirinya
bahwa Al-Qur’an telah mengisahkan cerita tenggelamnya Firaun serta keutuhan
jasadnya.

Padahal, mumi tersebut belum ditemukan hingga tahun 1898 M atau kurang lebih 200
tahun yang lalu.

Sementara Al-Qur’an, sudah menginformasikan lebih dari 1.400 tahun yang lalu.

“Apakah logis bahwa mumi dihadapanku ini adalah Firaun yang mengejar Musa as?”
tanya dia.

Bucaille juga tahu bahwa Injil Matius dan Lukas menceritakan tentang tenggelamnya
Firaun.

Namun, kitab tersebut tak menjelaskan keutuhan jasad Firaun usai tenggelam di laut
ketika mengejar Nabi Musa as.

Sementara kitab Taurat dan Kitab Keluaran (Exodus) juga tidak membahas tentang
keutuhan jasad Firaun.

Berbekal rasa penasaran, Dr. Maurice Bucaille kemudian menemui sejumlah ilmuwan
autopsi muslim usai meneliti mumi tersebut.

Sang ahli bedah pergi menuju Arab Saudi untuk menghadiri konferensi yang membahas
keutuhan jasad Firaun.

Pada acara itu, Bucaille makin terkejut ketika salah satu ilmuwan muslim membacakan
surat Yunus ayat 52.

“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan
tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”

Bucaille tercengang dan tersentuh dengan isi ayat tersebut.

Dia yakin bahwa Al-Qur’an berasal dari Tuhan yang menciptakan alam semesta.

Pada akhirnya, Maurice Bucaille masuk Islam setelah mendengar isi surat Yunus ayat 92.

Bucaille kemudian menulis buku berjudul Bible, Qur’an dan Sains Modern.

31
“Sejak awal, nilai-nilai ilmiah yang ada dalam Al-Qur’an telah mengherankan. Saya sama
sekali tidak mengira bahwa dalam teks yang telah disusun semenjak 13 abad lalu itu,
ditemukan keterangan tentang segala hal yang bermacam-macam, dan sangat cocok
dengan pengetahuan ilmiah modern.” tulis pendahuluan di buku tersebut.

“Dengan melihat kepada tingkatan pengetahuan di masa Nabi Muhammad saw., tidak
mungkin kebenaran ilmiah yang terkandung dalam al-Quran itu adalah karangan
manusia.” ujar Bucaille.

3. Prof. William Brown

Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal,
Journal of plant Molecular Biologist, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang
mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan
yang tidak biasa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan
direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini
berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat
yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat yang bernama
Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya
elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut
mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas
fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah
menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat
kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menfsirkan fenomena
itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa…

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari
Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India.
Setelah 5 hari mengadakan mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan
dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami

32
umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang
lalu”.

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta
dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.

Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah:

“….Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,tetapi kamu


sekalian tidak mengerti tasbih mereka.Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi
Maha Pengampun” (QS.Al-Israa’: 44)

Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla)
sebagaimana tampak dalam layer (Oscilloscope) .Maka keheningan dan keheranan
luarbiasa menghiasi aula dimana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini!! Segala
sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Jalla wa ‘Ala. Akhirnya orang yang
bertanggung-jawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown menemui sang
ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi
yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka
ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia
menghadiahkan alQur’an dan terjemahnya kepada sang professor.

Selang beberapa hari setelah itu, professor William mengadakan ceramah di universitas
Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan
fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang
ilmuwan pun dari mereka yang melakukan dari mereka yang melakukan pengkajian yang
sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan
kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita
temukan adalah didalam alQur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain
mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”

33
Sang professor ini telah mengumumkan Islam nya dihadapan para hadirin yang sedang
terperangah.

4. Fidelma O’leary

Dr Fidelma Masuk Islam Setelah Meneliti Posisi Sujud

Dr. Fidelma O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia adalah
seorang Professor Biologi di Universitas St. Edward di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas ini,
telah menemukan kedamaian dalam Islam. Dr. Fidelma, yang juga sebagai seorang
Dokter Neurologi di sebuat rumah sakit di AS, terpukau ketika melakukan kajian terhadap
syaraf-syaraf di otak manusia. Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika
mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara
normal.

Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr.
Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki
darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud. Ternyata urat syaraf
itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat.

Setelah penelitian itu, Dr. Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku
keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan
kesadaran penuh, Dr. Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua
kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman.
Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya itu demikian besar.

RAHASIA KETIKA SUJUD

Sujud melibatkan 5 anggota badan yang bertumpu pada bumi, yaitu: dahi, hidung, kedua
telapak tangan, lutut & kedua ujung jari kaki.

34
Sujud adalah konsep merendahkan diri, memuji Allah & meminta segala macam
permintaan kepada Allah swt.

Sekaligus, mengikis sifat sombong, riya’, takabur, dll.

Dr. Fidelma O’Leary, Phd Neuroscience dari St. Edward’s University, telah menjadi
mu’allaf, karena mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesehatan.

Dalam kajiannya ditemukan bahwa

ada beberapa urat syaraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah, & urat ini
baru bisa dimasuki darah ketika manusia bersujud.

Tetapi urat saraf ini hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja.

Yaitu, pada waktu² sholat yang telah ditetapkan Islam (Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib,
‘Isya).

Masya Allah…

Jadi, siapa yang tidak sholat maka urat ini tidak menerima darah sehingga otaknya tidak
berfungsi secara normal.

Salah satu indikasinya adalah timbul macam² gejala sosial di masyarakat yang tidak
bersholat saat ini.

Karena letak otak di atas jantung, maka kata Prof. Hembing, jantung hanya mampu
membekali 20% darah ke otak manusia, maka dibantu lagi dengan sujud yang lebih lama
agar menambah kekuatan aliran darah ke otak.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Rasulullah, supaya kita sujud berlama-lama
pada raka’at terakhir.

Manfaat sujud berlama-lama ini, untuk menolak pening, & migrain, menyegarkan otak,
menajamkan akal pikiran (peka), melegakan sistem pernapasan, membetulkan pundi
peranakan yang jatuh, memperbaiki kedudukan bayi sungsang, dll.*

Dan yang menakjubkan, jika kita perhatikan, bentuk saraf yang ada dalam otak kita
berbentuk seperti orang yang bersujud

Dr. Fidelma, Masuk Islam Setelah Meneliti Posisi Sujud

35
5. Leopold Werner Ehrenfels

Leopold Werner von Ehrenfels merupakan seorang psikiater sekaligus ahli neurologi
berkebangsaan Austria. Ia telah menunjukkan rasa tertariknya terhadap dunia Timur yang
diwujudkan dengan mengunjungi Balkan (Eropa bagian tenggara) dan Turki ketika ia
dewasa.

Saat ia mengunjungi negara-negara tersebut, Leopold kerap kali ikut salat berjamaah
walau ia belum memeluk Islam. Kendati demikian, apa yang dilakukannya direspons
positif dari kaum muslimin setempat.

Inilah yang membuatnya menaruh perhatian terhadap Islam. Sampai kemudian ia


memeluk Islam pada 1927. Ia pun mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von
Ehrenfels.

Perjalanannya menuju Islam juga ditempuhnya dengan meneliti tentang wudhu sebelum
melakukan salat. Dari hasil temuannya, ia menemukan fakta terkait dengan pusat-pusat
syaraf yang paling peka dari tubuh manusia.

Pusat-pusat syaraf yang paling peka itu berada di dahi, tangan, dan kaki, di mana pusat
syaraf ini sangat sensitif bila terkena air. Apabila seseorang senantiasa membasuh dengan
air pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka ini bisa memelihara kesehatan dan keselarasan
pusat syarafnya.

Bahkan, Leopold merekomendasikan agar wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat
Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan. Dalam Surah Al-Maidah Ayat 6
disebutkan bagian tubuh yang terkena air wudhu.“Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur,” bunyi Surah Al-Maidah Ayat 6.

36
6. Keith Moore

Dr. Keith L. Moore, Ph.D yang merupakan seorang presiden American ASSN of Clinical
Anatomist (AACA) Tahun 1989-1991.

Dr. Keith L. Moore lahir pada tanggal 5 Oktober 1925 di Brantford Ontario, Canada.
Beliau juga seorang profesor yang terkenal karena literatur tentang anatomi dan
embriologinya.

Hasil penelitiannya menjadi buku pegangan kedokteran di seluruh dunia dan digunakan
oleh para ilmuwan. Dokter, fisioterapi. Dan siswa seluruh dunia. Karena penemuannya
tersebut ia juga dianugaerahi banyak gelar dan kedudukan kehormatan di bidang ilmu
sains.

Hal yang membanggakan dan suatu kehormatan tentunya saat hasil penelitiannya tersebut
dapat digunakan oleh para ilmuwan, dokter, dan fisioterapi di seluruh dunia.

Namun pada suatu ketika saat ia berada di Arab Saudi, ia pun didekati oleh sekolompok
mahasiswa yang menunjukkan ayat-ayat Al-Qur’an mengenai penciptaan manusia
kepadanya.

Betapa terkejutnya dia saat seorang mahasiswa menunjukkan ayat tersebut dan
menafsirkan maknanya kepada Dr. Keith L. Moore. Ternyata apa yang ada di dalam ayat
tersebut adalah sebuah fakta ilmiah yang baru saja ia temukan.

“Nabi Muhammad pasti pernah menggunakan mikroskop untuk mengarang ayat ini.
Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad ke-7 Masehi karena apa yang berada di ayat
tersebut adalah sebuah fakta ilmiah yang baru saja terpecahkan, berkat ilmu pengetahuan
modern ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop,” ujar Dr. Keith
L. Moore.

Salah seorang mahasiswa berkata, “Prof, bukankah pada abad ke-7 Masehi mikroskop
belum ditemukan?”

37
“Ya saya tahu, saya hanya bercanda,namun bagaimana mungkin Muhammad dapat
mengarang ayat ini dengan akurat, ayat ini pasti bukan Muhammad yang
mengarang,” ujar Profesor.Allah SWT berfirman:

“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling
baik.” (QS. Al-Mu’minun:13-14)

Dr. Keith L. Moore merasa kagum dengan apa yang ditulis di dalam Al-Qur’an yaitu kitab
suci umat Islam.

“Selama tiga tahun terakhir saya telah bekerja sama dengan Komite Embriologi dari King
Abdul Aziz University di Jeddah Arab Saudi membantu mereka menafsirkan banyak
pernyataan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mengacu pada reproduksi manusia dan
perkembangan janin.”

“Pada awalnya saya merasa heran dengan akurasi laporan yang ditulis pada abad ke-7
Masehi sebelum ilmu embriologi ditemukan, apabila kita cermati lebih dalam kata
‘alaqoh’ dalam pengertian etimologi dapat diartikan sebagai segumpal darah dan juga
bermakna penhisap darah yaitu lintah. “

“Padahal kita tahu pada 7 hingga 24 hari tidak ada perumpamaan yang lebih tepat
untuk embrio pada tahap itu selain merumpamakannya dengn lintah. Embrio itu seperti
menghisab darah dari dinding uterus karena demikianlah yang sesungguhnya terjadi.
Embrio itu makan dari aliran darah, hal tersebut serupa dengan lintah yang menhisab
darah seperti halnya janin, ia juga memakan dari sari-sari makanan yang terdapat di dalam
darah ibunya.”

“Namun ajaibnya jika embrio diperbesar menggunakan mikroskop pada tahap itu
bentuknya akan sama seperti lintah, dan hal tersebut tak mungkin diketahui Muhammad
yang hidup di masa itu dengan pengetahuan dan teknologi yang terbatas yang jelas itu
adalah wahyu yang datang dari Allah SWT melalui perantara malaikat jibril,” ungkapnya.

7. Masaru Emoto

38
PADA 2003, Masaru Emoto adalah seorang seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo,
Jepang, melalui penelitiannya mengungkapkan suatu keanehan pada sifat air. Ia
menemukan bahwa partikel molekul air ternyata bisa berubah-ubah tergantung perasaan
manusia di sekelilingnya yang secara tidak langsung mengisyaratkan pengaruh perasaan
terhadap klasterisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen.

Emoto juga menemukan bahwa partikel kristal air terlihat menjadi “indah” dan
“mengagumkan” apabila mendapat reaksi positif disekitarnya, misalnya dengan
kegembiraan dan kebahagiaan. Namun partikel kristal air terlihat menjadi “buruk” dan
“tidak sedap dipandang mata” apabila mendapat efek negatif disekitarnya, seperti
kesedihan dan bencana.

Lebih dari dua ribu buah foto kristal air terdapat di dalam buku Message from Water
(Pesan dari Air) yang dikarangnya sebagai pembuktian kesimpulan nya sehingga hal ini
berpeluang menjadi suatu terobosan dalam meyakini keajaiban alam. Emoto
menyimpulkan bahwa partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, doa-doa dan kata-
kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air tersebut.

Sampai sekarang Emoto dan karyanya masih dianggap kontroversial. Ernst Braun dari
Burgistein di Thun, Swiss, telah mencoba dalam laboratoriumnya metoda pembuatan foto
kristal seperti yang diungkapan oleh Emoto, sayangnya hasil tersebut tidak dapat
direproduksi kembali, walaupun dalam kondisi percobaan yang sama.

Dalam kajian Masaru Emoto dengan tekun melakukan penyelidikan tentang perubahan
molekul air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan mengikut tradisi agama
Shinto, lalu didinginkan sehingga -5°C kemudian ia diambil gambar dengan mikroskop
elektron dengan kamera kwalitas tinggi. Ternyata molekul air tersebut membentuk kristal
segi enam yang indah.

Ujicoba Air diulangi dengan membacakan kata arigato (terima kasih dalam bahasa
Jepang) di depan botol air tadi. Kristal yang terbentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan
menghadapkan tulisan huruf Jepang arigato, kristal membentuk dengan keindahan yang
sama.

39
Selanjutnya ditunjukkan kata “syaitan”, maka molekul air berbentuk buruk. Diputarkan
musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal
diperdengarkan, molekul kristal air itu terus hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesanan peace di depan sebotol air, kristal
air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika diuji dengan
dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.
Maha Suci Allah yang telah mencipta makhluk yang bernama air ini. Sesungguhnya ia
adalah makhluk yang paling setia dan amat peka sekali dalam menjalankan perintah
Tuhannya.

Firman Allah Swt: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)

Dari hasil penelitiannya, Masaru Emoto membuktikan air zamzam memiliki struktur unik
dan kemampuan penyembuhan yang luar biasa. Sejarah telah membuktikan khasiat dan
keistimewaan air zamzam dari zaman ke zaman. Karena keistimewaan dan keunikan air
zamzam ini, ia pun kemudian memeluk agama Islam.

8. Tagatat Tejasen

Prof Dr Tagatat Tejasen: Alquran adalah Keajaiban

Ayat-ayat Alquran tak mungkin bersumber dari manusia.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit
mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS an-Nisa:56).

Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam
Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman.
Tetapi, tidak demikian bagi Prof Dr Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang
anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.

40
9. Carner

Kedatangan malam lailatul Qadar sejatinya menjadi rahasia Allah SWT. Hanya sedikit
informasi yang disampaikan Nabi Muhammad terkait kapan datangnya malam mulia ini.
Diantaranya pada 10 malam terakhir Ramadhan dan antara malam-malam ganjil.
Sementara ciri-ciri secara fisik dapat terlihat dari suhu yang sedang, pada malam hari
tidak terlihat bintang, serta pada pagi harinya udara matahari bersinar cerah namun tidak
terasa panasnya.

Ciri-ciri fisik tersebut sebenarnya sudah ditemukan oleh Badan Nasional Antariksa
Amerika (NASA). Namun mereka tidak mempublikasikan kebenaran adanya fenomena
aneh ini. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al- Quran dan
Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid.

Abdul Basith As-Sayyid menegaskan, sekitar 12 tahun lalu NASA pernah menemukan
ciri dari malam Lailatul Qadar sesuai yang diungkapkan Nabi Muhammad SAW. Ia
menyayangkan hal ini tidak langsung ditanggapi cepat oleh para jutawan Arab yang
memiliki sumber dana untuk melakukan kajian mendalam.Pernyataan ini mengutip
ucapan seorang pakar di NASA, Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.
Pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan jabatannya di NASA karena
mengungkapkan kebenaran tersebut kepada harian Al-Wafd Mesir.Menurutnya NASA
menemukan bahwa pada suatu malam terjadi fenomena aneh karena tidak ada meteor
yang jatuh ke atmosfer bumi serta suhu udara sedang. Padahal pada malam-malam biasa,
jumlah meteor yang jatuh ke atmostfer bumi sekitar 20 meteor.

10. Jon Dean

Kisah Jon Dean kembali pada Islam bermula ketika ia memutuskan bekerja di Riyadh,
Arab Saudi. Ia bekerja di industri kesehatan dan nutrisi. Bidang itu kebetulan sedang
membutuhkan individu seperti dirinya.

"Mereka membutuhkan saya guna membangun industri mereka. Saya tahu, negara ini
begitu kaya, banyak uang di sini," kenang pria asal Amerika Serikat itu seperti

41
dinukil onislam.net. Ketika tiba di Riyadh, Jon sebelumnya tidak tahu banyak tentang
Islam. Yang ia tahu, Saudi seperti negara Arab lainnya, kaya minyak, terlibat perang dan
pertikaian. Ia sempat khawatir apakah pilihan ini yang terbaik baginya atau tidak.

Dengan berbekal keyakinan tinggi, dan bermodalkan pemahaman tentang Islam, Jon
memulai petualangnya di Jazirah Arab dengan satu tujuan, tidak terlibat dalam hal buruk,
seperti dipenjara.

Setiap hari Jon membaca buku tentang Islam. Baginya, Islam merupakan hal yang asing
meski ia berteman dengan penganut Hindu, Buddha, Ateis atau Yahudi. Sekelebat
membaca ada ketertarikan. Maklum, ia seorang peneliti biologi yang haus akan rasa ingin
tahu.

Memang, ketertarikan itu lebih kepada ilmu pengetahuan belum sampai menyentuh aspek
spiritual. "Saya memang pribadi yang gemar membaca hal yang menarik, semisal saja,
Muhammad Ali, Bruce Lee," kata dia.

BAB V. GENERASI SAHABAT, TABI’IN, DAN TABITTABIIN

A.Generasi Sahhabat

Kata sahabat menurut lughah jamak dari sahib artinya yang menyertai. Menurut
para ulama yang disebut "sahabat" adalah orang yang bertemu dengan Nabi SAW dalam
keadaan beriman dan meninggal dunia sebagai pemeluk Islam. Maka, orang yang
bertemu dengan Nabi sedang dia belum memeluk agama Islam, maka tidaklah dipandang
sahabat. Orang yang menemui masa Nabi dan beriman kepadanya tetapi tidak
menjumpainya, seperti Najasi, atau menjumpai Nabi setelah Nabi wafat, seperti Abu
Dzu'aib, yang pergi dari rumahnya setelah ia beriman untuk menjumpai Nabi di
Madinah. Setiba di Madinah, Nabi telah wafat. Maka, baik Najasi dan Abu Dzu'aib,
mereka berdua termasuk sahabat Nabi.

42
Ditandaskan oleh al-Hafidl, bahwa pendapat yang paling shahih yang telah
diketemukannya bahwa arti sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi dalam
keadaan dia beriman dan meninggal dalam islam, baik lama ia bergaul dengan Nabi atau
tidak, baik dia turut berperang bersama Nabi atau tidak, baik dia dapat melihat Nabi
meskipun tidak dalam satu majelis dengan Nabi, atau dia tidak dapat melihat Nabi karena
buta.

Menurut Usman ibnu Shalih, yang dikatakan sahabat adalah orang yang menemui
masa Nabi, walaupun dia tidak dapat melihat Nabi dan ia memeluk Islam semasa Nabi
masih hidup.

Sebagian 'ulama Ushul berpendapat bahwa yang dimaksud sahabat adalah orang
yang berjumpa dengan Rasul dan lama pula persahabatannya dengan beliau walaupun
tidak meriwayatkan hadits dari beliau.

Menurut al-Khudlari menerangkan dalam Ushul Fiqhnya: "tidak dipandang


seseorang, menjadi sahabat, melainkan orang yang berkediaman bersama Nabi satu
tahun atau dua tahun". Tetapi an-Nawawi membantah faham ini dengan alasan kalau
yang dmaksud sahabi yaitu orang yang menyertai Nabi satu atau dua tahun, tentulah tidak
boleh kita katakan Jarir al-Bajali seorang sahabat.

Menurut bahasa, sahabat (jama’ dari shahib) berarti yang menyertai atau yang
menemani Sedangkan menurut istilah, ulama’ berbeda pendapat.

1. Jumhur ulama’ berpendapat bahwa sahabat ialah :

‫من لقي رسول هللا ص م مال قة عرفية في حل الحياة حل كونه مسلما ومؤمنا به‬

“Orang yang bertemu Rasulullah saw dengan pertemuan yang wajar sewaktu Rasulullah
saw masih hidup, dalam keadaan Islam dan beriman.”

2. Ibnu Hajar dalam kitab Al Ishabah jilid 1 : 4-5 menerangkan bahwa sahabat ialah orang
Islam yang bertemu dengan Nabi saw dan mati dalam memeluk Islam.

3. Al Jahidl berpendapat bahwa sahabat ialah orang Islam yang berjumpa dengan Nabi,
lama persahabatannya dengan Nabi dan meriwayatkan hadis dari beliau.

43
Adapun pengertian sahabat secara umum yang telah didefinisikan oleh para
ulama’, yaitu :

“Sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi, beriman kepadanya dan
meninggal dalam keadaan Islam”.

Karena jumlahnya yang banyak, urutan dari nama sahabat Nabi tersebut tidak dapat
dirinci satu per satu.

Beberapa di antaranya sempat ditulis Ibnu Hisyam yaitu seseorang yang memperbaiki
biografi Muhammad. Ibnu menulis 40 nama pemeluk Islam pertama (as-sabiqun al-
awwalun) yaitu:

• Khadijah binti Khuwailid


• Zaid bin Haritsah
• Ali bin Abi Thalib
• Abu Bakar Al-Shiddiq
• Bilal bin Rabah
• Ummu Aiman
• Hamzah bin Abdul Muthalib
• Abbas bin Abdul Muthalib
• Abdullah bin Abdul-Asad
• Ubay bin Ka'ab
• Abdullah bin Rawahah
• Abdullah bin Mas'ud
• Mus'ab bin Umair
• Mua'dz bin Jabal
• Aisyah
• Umar bin Khattab
• Utsman bin Affan
• Arwa' binti Kuraiz
• Zubair bin Awwam bin Khuwailid
• Abdurrahman bin Auf

44
• Sa'ad bin Abi Waqqas
• Thalhah bin Ubaidillah
• Abdullah bin Zubair
• Miqdad bin Aswad
• Utsman bin Mazh'un
• Sa'id bin Zaid
• Abu Ubaidah bin al-Jarrah
• Waraqah bin Naufal
• Abu Dzar Al-Ghiffari
• Umar bin Anbasah
• Sa'id bin Al-Ash
• Abu Salamah bin Abdul Asad
• Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
• Yasir bin Amir
• Ammar bin Yasir
• Sumayyah binti Khayyat
• Amir bin Fuhairah
• Ja'far bin Abi Thalib'
• Khabbab bin 'Art
• Ubaidah bin Harits
• Ummu al-Fadl Lubaba
• Shafiyyah binti Abdul Muthalib
• Asma' binti Abu Bakar
• Fatimah bin Khattab
• Suhayb Ar-Rummi
• Qudamah bin Mazh'Jun

40 nama tersebut memang tidak berurutan karena secara pribadi mereka memiliki
sejarah perjalanan masing-masing dalam memeluk agama Islam. Kemudian, ke-40
orang itu juga berasal dari berbagai kaum di antaranya Muhajirin, Anshar, dan masih
banyak lagi.

45
B.Tabi’in

Tabi’in menurut bahasa adalah jama’ dari kata tabi’ yang artinya pengikut. Menurut
istilah, tabi’in adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat, iman kepada Nabi saw
dan meninggal dalam keadaan Islam. Tentang hal ini al-Khatib al-Baghdadi
mensyaratkan adanya persahabatan dengan sahabat, jadi bukan hanya bertemu.

Menurut Ibnu Katsir, yang dinamakan tabi’in tidak cukup hanya pernah melihat sahabat,
sebagaimana yang dinamakan sahabat cukup pernah melihat Nabi saw saja. Yang
membedakan adalah keagungan dan kebesaran dari melihat Nabi saw. Namun menurut
kebanyakan ahli hadis, yang dinamakan tabi’in ialah orang yang pernah bertemu sahabat
dalam keadaan beriman dan meninggal dunia dalam keadaan beriman meskipun tidak
pernah bersahabat dengan sahabat dan tidak pula pernah meriwayatkan hadits dari
sahabat.

Masa tabiin dimulai sejak wafatnya sahabat nabi terakhir, Abu Thufail al-Laitsi, pada
tahun 100 H (735 M) di kota Makkah; dan berakhir dengan wafatnya Tabiin
terakhir, Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H (812 M).[1]

Setelah masa tabiin berakhir, maka diteruskan dengan masa tabiut tabiin atau generasi
ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat.[1]

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam karyanya Taqrib at-Tahdzib membagi para tabiin
menjadi empat tingkatan berdasarkan usia dan sumber periwayatannya, yaitu:[2]

● Para tabiin kelompok utama/senior (kibar at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 95
H/713 M. Mereka seangkatan dengan Said bin al-Musayyab (lahir 13 H - wafat 94 H),

● Para tabiin kelompok pertengahan (al-wustha min at-tabi'in), yang telah wafat sekitar
tahun 110 H/728 M. Mereka seangkatan dengan Al-Hasan al-Bashri (lahir 21 H - wafat
110 H) dan Muhammad bin Sirin (lahir 33 H - wafat 110 H),

●Para tabiin kelompok muda (shighar at-tabi'in) yang kebanyakan meriwayatkan hadis
dari para tabiin tertua, yang telah wafat sekitar tahun 125 H/742 M. Mereka seangkatan

46
dengan Qatadah bin Da'amah (lahir 61 H - wafat 118 H) dan Ibnu Syihab az-Zuhri (lahir
58 H - wafat 124 H),

● Para tabiin kelompok termuda yang kemungkinan masih berjumpa dengan para sahabat
nabi dan para tabiin tertua walau tidak meriwayatkan hadis dari sahabat nabi, yang telah
wafat sekitar tahun 150 H/767 M. Mereka seangkatan dengan Sulaiman bin Mihran al-
A'masy (lahir 61 H - wafat 148 H).

Mayoritas ulama penulis biografi para periwayat hadis (asma ar-rijal) juga membagi para
tabiin menjadi tiga tingkatan berdasarkan Sahabat Nabi yang menjadi guru mereka,
yaitu:[3]

Para tabiin yang menjadi murid para sahabat yang masuk Islam sebelum peristiwa Fathu
Makkah,

Para tabiin yang menjadi murid para Sahabat yang belum berusia dewasa ketika Nabi

Muhammad saw. wafat.

• Di bawah ini adalah daftar beberapa tokoh tabiin yang ternama:


• Abdullah bin Muhammad bin al-Hanafiyah
• Abubakar bin Abdurrahman
• Abu Muslim al-Khaulani
• Abu Hanifah
• Abu Ja'far al-Madani
• Ahnaf bin Qais
• Ali bin Abdullah
• Ali bin Husain
• 'Alqamah bin Qais
• Al-Qasim bin Muhammad
• Atha bin Abi Rabah
• Hammam bin Munabbih
• Hasan bin Muhammad bin al-Hanafiyah
• Hasan al-Bashri

47
• Ibnu Abi Mulaikah
• Ibnu Juraij
• ibnu Katsir al-Makki
• Ibnu Syihab az-Zuhri
• Ibnu Sirin
• Ja'far ash-Shadiq
• Ka'ab al-Ahbar
• Kharijah bin Zaid
• Malik bin Dinar
• Masruq bin al-Ajda'
• Muhammad al-Baqir
• Muhammad bin Abu Bakar
• Muhammad bin al-Hanafiyah
• Muhammad bin Sa'ad
• Mujahid bin Jabir
• Munzir bin Sawa at-Tamimi
• Nafi Maula Ibnu Umar
• Salim bin Abdullah
• Said bin al-Musayyib
• Sa'id bin Jubair
• Sulaiman bin Yasar
• Syuraih al-Qadhi
• Rabi'ah bin Farrukh
• Thawus bin Kaisan
• Ubaidillah bin Abdullah
• Umar bin Abdul Aziz
• Urwah bin az-Zubair
• Uwais al-Qarny
• Wahb bin Munabbih

48
C.Tabittabiin

Tabi'ut tabi'in atau Atbaut Tabi'in (bahasa Arab: ‫ )تابع التابعين‬adalah generasi setelah
Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para
Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut tabi'in adalah di antara
tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah Islam, setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut
tabi'in disebut juga murid Tabi'in. Menurut banyak literatur Hadits : Tab'ut Tabi'in adalah
orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya
beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih
dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terahir wafat sekitar 110-120
Hijriah

Daftar Imam-Imam Mahdzab yang Mashyur

Sisa dari pembakaran Hanifah namun diasumsikan oleh sebagian ulama sebagai Tabi'in,
karena dia berjumpa dengan Sahabat Anas bin Malik (jangan bingung dengan Imam
Malik bin Anas) dan meriwayatkan hadits darinya juga dari beberapa shahabat yang lain.

• Malik bin Anas


• Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i
• Ahmad bin Hanbal
• Ulama Tabi'ut tabi'in lainnya
• Ja'far al-Sadiq
• al-Qassim bin Muhammad bin Sisa dari pembakaran Bakr as-Siddiq (w. 108 H)
• Sufyan al-Tsauri (97–161 H)
• Sufyan bin ‘Uyainah (107-198 H)
• Al-Auza'i (w. 158 H)
• Al-Laits bin Saad
• Abdullah bin Al-Mubarak
• Waki'
• Abdurrahman bin Mahdi
• Yahya bin Said Al-Qathan
• Yahya bin Ma'in

49
• Ali bin Al-Madi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/amelia-putri/apa-itu-arti-istidraj-
dalam-agama-islam

https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-232529598/dalil-dan-ciri-ciri-
istidraj-azab-terbesar-dari-allah-berwujud-kenikmatan

50
https://www.republika.co.id/berita/qqt25n366/berhatihatilah-pemberian-dari-allah-bisa-
jadi-istidraj

https://kalbar.kemenag.go.id/id/opini/karena-sayang-allah-swt-berikan-tiga-nikmat-ini-
kepada-makhluknya

https://www.hidayatullah.com/none/read/2020/04/03/181036/musibah-bentuk-kasih-
sayang-allah.html

https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan-
disegerakan-allah-swt-di-dunia

https://m.dream.co.id/news/3-maksiat-yang-langsung-mendapat-balasannya-di-dunia-
151127o.html

https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telah-diramalkan-
dalam-kitab-weda

https://www.republika.co.id/berita/q0a6df320/ternyata-kehadiran-muhammad-saw-
disebut-taurat-dan-injil

https://www.republika.co.id/berita/qpcblg320/kemunculan-muhammad-saw-yang-
diakui-kitab-dan-nabi-terdahulu

https://kelanadelapanpenjuruangin.wordpress.com/2013/08/28/berita-kedatangan-nabi-
muhammad-tertulis-dalam-kitab-suci-wedhabudha-persi-dan-injil/

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/sumbula/article/view/3976/2943

https://elearning.uinsu.ac.id/course/info.php?id=1206

https://palembang.tribunnews.com/2020/02/22/10-ilmuwan-ini-langsung-bersyahadat-
masuk-islam-jadi-mualaf-saat-penelitiannya-terjawab-di-
alquranhttps://palembang.tribunnews.com/2020/02/22/10-ilmuwan-ini-langsung-
bersyahadat-masuk-islam-jadi-mualaf-saat-penelitiannya-terjawab-di-
alquranhttps://palembang.tribunnews.com/2020/02/22/10-ilmuwan-ini-langsung-
bersyahadat-masuk-islam-jadi-mualaf-saat-penelitiannya-terjawab-di-alquran

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-sahabat-tabiin-dan-
tabiit-tabiin.html?m=1

51
https://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Tabi-Ut-Tabi-In_108478_p2k-unkris.html

52

Anda mungkin juga menyukai