Penulis:
Zulfikar Alimuddin
Nikmah Hariati
Kontributor:
Muhammad Zamrony, Mahrus Afif, M Ridho Pahlawan, Maimunah,
Muhammad Mustain, Ali Harun, Randi Ahmad Irwanto,
M Rijali Riyadi, Siti Raudhah, Yudhistira Abdi A
Penyelia naskah:
Nikmah Hariati
Desain sampul:
Ayatullah Humaidi
Desain isi:
Ayatullah Humaidi
Penerbit:
HAFECS Press
Jl. Brigjen Hasan Basri, Handil Bakti, Ray V, Alalak,
Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan, 70581
ISBN 978-623-91167-0-5
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimak-
sud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus
juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cip-
ta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
KATA
PENGANTAR
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
S
EJAK saya pertama setiap siswa tertangani dengan konsep dan metode ini ke para
kali ditugaskan di GIBS, lebih baik. Namun, tetap saja guru di sekolah-sekolah lain.
SMP-SMA berasrama terjadi hambatan dalam proses Saya kemudian mengajak
yang terletak di Kabupaten Barito interaksi komunikasi antara guru para guru di GIBS untuk
Kuala Kalimantan Selatan, pada dan siswa. menuliskan pengalaman mereka
Mei 2015. Sejak saat itu hingga Kami kemudian memberikan mengajar setelah mereka
sekarang, salah satu tantangan pelatih
an bagi para guru baik menggunakan PCK di buku ini
terbesar dalam pengajaran di dalam lingkung an sekolah untuk bisamenjadi tambahan
yang saya amati dalam proses dengan mengundang para ahli referensi bagi guru-guru lain.
pengajaran di kelas adalah pendidikan maupun mengirim Karena ini adalah buku pertama
kesulitan siswa dalam memahami guru ke berbagai seminar dan kami, dan memperhatikan
materi-materi yang diajarkan oleh training. Selain itu saya kemudian banyak nya mata pelajaran yang
para guru. Ketika saya amati lebih memutuskan untuk mengambil harus disampai kan pada siswa,
jauh dalam proses penyampaian program doktoral di bidang People serta kompleksitas PCK itu
materi, umumnya para siswa and Knowledge Management sendiri, kami memutuskan untuk
tidak menunjukkan ketertarikan untuk secara khusus mencari menjabarkan PCK pada mata
pada materi tersebut. Fenomena tau bagaimana meningkatkan pelajaran Matematika dan IPA saja
ini saya kira sama dengan apa kemampuan pengajaran para di buku ini. Karena itulah, dalam
yang terjadi pada kehidupan guru. Dalam proses riset saya inilah buku ini hanya mengangkat
kita sehari-hari di saat kita tidak saya kemudian menemukan istilah kasus-kasus yang terkait dengan
memiliki ketertarikan pada Pedagogical Content Knowledge. mata pelajaran tersebut.
sebuah informasi yang kita Dengan temuan konsep ini saya Untuk memberikan gambaran
terima karena kita tidak mampu kemudian meratifikasi tema penerapan PCK dalam ilmu
menyerap informasi tersebut. disertasi saya dari “peningkatan sosial, di akhir buku ini kami
Pada awalnya, saya berusaha kemampuan pengajaran” menjadi juga mengangkat satu kasus
memperbaiki situasi ini dengan “peningkatan kemampuan PCK berdasarkan pengalaman guru
mengajak para guru untuk para guru”. di kelas sosial. Pembahasan PCK
memilah-milah materi bagi Saya kemudian mencoba secara khusus untuk pelajaran
berbagai kelompok siswa di menerap kan PCK kepada para sosial akan dijabarkan dalam
kelas menurut kemampuan guru di GIBS melalui pelatihan- buku yang akan terbit berikutnya.
daya serap me reka. Cara ini pelatihan internal, dan kemudian
cukup efektif untuk membuat melalui HAFECS memperkenalkan Zulfikar Alimuddin B.Eng., MM.
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
vi
KATA PENGANTAR
46
BAB 3: CARA MEMBANGUN HOTS
MELALUI PERTANYAAN TURUNAN
vi
DAFTAR ISI 52
BAB 4: PROSES BERFIKIR DAN
TAKTIK PENGAJARAN
viii
CARA MEMBACA BUKU INI
60
BAB 5: PENGGUNAAN PCK DALAM
02
PENGANTAR: APA DENGAN
PENGAJARAN HOTS
160
MENGAPA HOTS?
20
PENUTUP
162
BAB 1: PROSES BERFIKIR DALAM
BELAJAR-MENGAJAR
DAFTAR PUSTAKA
32
BAB 2: CARA MEMBANGUN HOTS
DAFTAR ISI
vi
CARA
MEMBACA
BUKU INI
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
Buku ini bisa dibaca dari awal sampai akhir secara berurutan atau:
Bila tidak ada satupun cerita pengalaman di buku ini yang bisa
anda hubungkan dengan pengalaman anda sendiri, maka:
DAFTAR ISI
viii
1
BAB
APA DAN
MENGAPA
HOTS?
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
P
ENGAJARAN di kelas, kehidupan siswa nanti. Namun tersebut. Dalam kegiatan be-
di seluruh dunia, di kalau kita amati lebih jauh, lajar mengajar, siswa berfikir,
semua level , semua semua pengetahuan tersebut namun apakah yang mereka
bertujuan untuk mendidik. seringkali hanya bersifat dida- sedang fikirkan, sudah sampai
Semua memberikan pelajaran ktik, satu arah, dan tidak be- pada tahapan manakah mereka
berupa informasi, norma, mau- nar-benar memfasilitasi siswa berfikir? Inilah yang mungkin
pun keterampilan yang dihara- untuk mencari alasan kenapa seringkali lupa guru klasifi-
pkan akan bermanfaat untuk mereka memerlukan pelajaran kasikan.
Guru, yang telah dilatih se- dikan intelektual siswa yang me- Bloom pun mengalami peruba-
dari persiapan pendidikan di mang dirangkai agar berkem- han yang disesuaikan dengan
tingkat perguruan tinggi tentu bang sesuai dengan tahapan karakter pembelajaran masa kini
nya mengenal istilah taksonomi pembelajaran yang diharapkan. yang direvisi oleh Lorin Ander-
pembelajaran atau lebih dikenal Khususnya pembelajaran masa son dan Krathwohl. Secara sing-
dengan taksonomi Bloom yang kini yang menitik beratkan pada kat, taksonomi revisi menekank-
berikutnya telah direvisi oleh An- penguasaan keterampilan ber- an lebih kepada proses dimana
derson dan Krathwohl (AKT) atau fikir tingkat tinggi demi meres taksonomi yang terdahulu leb-
lebih dikenal dengan istilah RBT pon permintaan lingkungan so- ih berfokus pada produk hasil
(revised Bloom’s taxonomy). Tak- sial maupun dunia kerja selepas berfikir. Ini terkait pula dengan
sonomi ini mengklasifikasikan siswa bersekolah nantinya. kategori proses berfikir yang ter-
tujuan pendidikan sehingga Sekilas tentang taksonomi, masuk ke dalam keterampilan
dapat tercapai hasil belajar yang sesuai dengan dinamika pendi- berfikir tingkat rendah (LOTS)
efisien tepat sasaran. Taksonomi dikan, taksonomi yang awalnya dan keterampilan berfikir ting-
juga menjadi landasan pendi- diperkenalkan oleh Benyamin S. kat tinggi (HOTS).
Sebelum buku ini dibahas lebih jauh. Ada dua perubahan mendasar
yang harus dipahami yang membedakan antara AKT dan Bloom’s Taxonomy (BT)
yang bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Area merah HOTS tersebutlah optimal dalam pekerjaan maupun isar pada LOTS (C1- C3) kini di-
yang menjadi tujuan pembelaja- kehidupan sosialnya (Williams, dorong lebih jauh lagi agara dapat
ran di kelas pada masa kini Lalu 2003; Brookhart, 2010; Moseley, mencapai tahapan keterampi-
apakah HOTS itu sebenarnya? et al., 2005). Ini pula yang men- lan menganalisa hingga mampu
HOTS atau Higher Order Think- dorong pemerintah berbagai neg- menciptakan konsep atau produk
ing Skills yang bermakna ke- ara, melalui pendesain kurikulum berfikir yang baru (C4 - C6).
mampuan berfikir tingkat tinggi nasional dan pembuat kebijakan,
ini adalah kemampuan berfikir menelurkan kurikulum berbasis
secara logis, reflektif, dan kom- HOTS yang dapat merespon kebu-
pleks yang tidak hanya sekedar tuhan zaman yang menginginkan
mengetahui, mengingat, dan para pencari solusi dan pemikir
memahami namun juga bersifat yang efisien untuk menempati po-
analitik, evaluatif, dan kreatif. Da- sisi-posisi strategis di masyarakat.
lam berbagai studi, HOTS diakui Pada pembelajaran belakan-
sebagai keterampilan yang harus gan ini, HOTS yang awalnya ban-
dimiliki oleh masyarakat abad 21 yak berfokus kepada kemampuan
agar bisa memiliki performa yang menjawab pertanyaan yang berk-
Secara khusus dikaitkan den- nalkan oleh Anderson dan judul Cara Mengajar Lebih Efektif
gan peran guru dalam lingkup Krathwohl yang menetapkan Dengan Menggunakan PCK Bagi
sekolah, kita tentunya memilki dimensi tersebut berupa peng- Guru Matematika dan Sains yang
pengaruh yang sangat besar etahuan faktual hingga metak- telah diterbitkan lebih dulu pada
dalam upaya menyukseskan ognitif. Buku ini juga bertujuan tahun 2019.
penanaman kemampuan ber- membantu guru menemukan
fikir tingkat tinggi ini yang dika- kerangka bagaimana melatih
takan merupakan kunci dari suk- siswa untuk dapat menguasai
sesnya pendidikan (Retnawati et keterampilan berfikir terse-
al., 2018; Tanujaya et al., 2017). but menggunakan taksonomi
Buku ini kemudian bertujuan dan Anderson dan Krathwohl
untuk menjadi referensi praktis (AKT) tersebut. Hal yang tidak
bagi guru dalam rangka mema- kalah penting adalah bagaima-
hami elemen-elemen HOTS, ti- na menggunakan pengetahuan
dak hanya aspek proses kognitif konten pedagogi (Pedagogical
yang diperkenalkan oleh Bloom Content Knowledge) yang dimil-
dari mengingat (C1) hingga ki oleh guru untuk memaksi-
mengevaluasi (C6) namun juga malkan pembelajaran di dalam
dimensi lain di luar pengeta- kelas seperti yang ditulis di buku
huan kognitif yang diperke- HAFECS sebelumnya yang ber-
C1 C2 C3 C4 C5 C6
REMEMBER UNDERSTAND APPLY ANALYZE EVALUATE CREATE
(Retrieve relevant (Construct meaning (Carry out or use (Break material (Make judge- (Put elements
knowledge from instructional procedure in a into constitu- ments based together to form a
from long-term messages, including given situation) ent parts and on criteria and coherent wholes;
memory) oral, written, and determine how standards) reorganize into
graphic communi- parts relate to a new pattern or
cation) one another structure)
and to an over-
all structure or
purpose)
The Cognitive Process Dimension
CONTOH KASUS
8
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
METACOGNITIF
Apa saja langkah Bagaimana cara Pada tanggal 31
yang harus mencatat jurnal Desember 2017,
dilakukan untuk penutup untuk diketahui usaha
membuat jurnal kerugian dan kursus akuntansi
penutup? keuntungan yang milik Nona Fitri
dialami oleh memperoleh
PROCEDURAL
perusahaan? laba sebesar
Rp10.000.000,00.
Ayat jurnal yang
diperlukan untuk
menutup akun
tersebut adalah
CONTOH KASUS
9
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
M
1. Jelaskan proses 1. Mengapa Nabi 1. Berikut ini adalah urutan
turunnya Al- Muhammad SAW proses pengambilan hukum
Qur’an! melarang penu- pada masa Nabi Muhammad
P lisan Hadis pada SAW, tentukan proses mana
masa hidupnya? yang tidak termasuk dalam
proses pengambilan hukum
pada masa Nabi SAW!
1. Apa itu hukum? 1. Jelaskan penger 1. Perhatikan ayat di atas! Ayat
2. Apa itu Islam? tian sumber di atas menjelaskan tentang
3. Apa itu sumber hukum Islam! hukum?
hukum? 2. Jelaskan
C keutamaan hukum
Islam diband-
ingkan dengan
hukum lainnya!
C1 C2 C3 C4 C5 C6
CONTOH KASUS
10
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
CONTOH KASUS
9
DAFTAR
PUSTAKA
HIGH ORDER THINKING SKILLS UNTUK SOCIAL SCIENCES
Daftar Pustaka
ACT Cross Sectoral Assessment Working Party .(2016). The Karaman, A. (2012). The Place of Pedagogical Content
Teachers’ Guide to Assessment http://ais.act.edu.au/wp-con- Knowledge in Teacher Education. Atlas Journal of Science
tent/uploads/2016/02/Teachers-Guide-To-Assessment.pdf Education 2, 56-60..
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. (Eds.). (2001). A taxonomy Karaman, A. (2012). The Place of Pedagogical Content
for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom’s Knowledge in Teacher Education. Atlas Journal of Science
taxonomy of educational objectives. New York: Longman. Education. 2. 56-60
Athreya, B.H., & Mouza, C. (2017). Thinking skills for the Kathirveloo, P & Puteh, M. (2014). Effective Teaching: Peda
digital generation. Switzerland: Springer. gogical Content Knowledge. Proceeding of International
Joint Seminar Garut.
Bacay, MSC. (2006). Teaching Students with Different Learning
Styles. Centre for Development of Teaching and Learning April Behar, LS. & George, PS. (1994) Teachers’ use of curri
2006, Vol. 9 No. 1, p.9. National University of Singapore, Singapore. culum knowledge, Peabody Journal of Education 69:3,
48-69,
Baumert, J., Kunter, M., Blum, W., Brunner, M., Voss, T., Jordan,
A. et al. (2010). Teachers’ Mathematical Knowledge, Cognitive Magnusson, S., Krajcik, J., & Borko, H. (1999). Nature, sour
Activation Ni the Classroom and Student Progress. American ces, and development of pedagogical content knowledge
Educational Research Journal. 47(1), 133 – 180. for science teaching. In J. Gess-Newsome & N. G. Lederman
(Eds.), Examining pedagogical content knowledge: The
Blömeke, S., & Delaney, S. (2012). Assessment of teacher construct and its implication for science education (pp. 95-
knowledge across countries: a review of the state of re- 132). Dordrecht, the Netherlands: Kluwer Academic.
search. ZDM, 44(3), 223-247.
Morine-Dershimer, G., & Kent, T. (1999). The complex na-
Bloom, B., Englehart, M. Furst, E., Hill, W., & Krathwohl, D. ture and sources of teachers´ pedagogical knowledge. In:
(1956). Taxonomy of educational objectives: The classifica- Gess-Newsome, J.; Lederman, N.G. (Eds.) Examining Peda-
tion of educational goals. Handbook I: Cognitive domain. gogical Content Knowledge, Dordrecht, The Netherlands:
New York, Toronto: Longmans, Green. Kluwer Academic Publishers, p. 21-50.
Felder, R. M., & Brent, R. (2005). Understanding Student Dif- Nguyen, J (2016). Why Context Is Just as Important as Con-
ferences. Journal of Engineering Education, 1, 57-72. tent in the Classroom. http://www.edudemic.com/con-
text-in-the-classroom/
Gess-Newsome, J. (1999). Pedagogical Content know
ledge: an introduction and orientation. In: Gess-Newsome, Schwartz, R. & Lederman, N. G. (2002). “It’s the nature of
J.; Lederman, N.G. (Eds.) Examining Pedagogical Content the beast”: the influence of knowledge and intentions on
Knowledge, Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic learning and teaching nature of science. Journal of Re-
Publishers, 3-17. search in Science Teaching, 39(3), 205-236
Gess-Newsome, J., & Carlson J. (2013). The PCK summit con- Shulman, L. S. (1986). Those who understand: knowledge
sensus model and definition of pedagogical content know growth in teaching. Educational Researcher, 15 (4), 4-14.
ledge. In: The Symposium “Reports from the Pedagogical
Content Knowledge (PCK) Summit, ESERAConference 2013, Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: founda-
September, 2013. tions of a new reform. Harvard Educational Review, 57 (1),
p. 1-22.
Gudmundsdottir, S. & Shulman, L. (1987). Pedagogical
Content Knowledge in Social Studies. Scandinavian Jour- The National Council for Excellence in Critical Thinking.
nal of Educational Research 31, 59‐70. (2015). Retrieved September 3, 2018, from http://www.
criticalthinking.org/pages/the-national-council-for-ex-
Guerriero, S. (Ed.) (2017). Pedagogical Knowledge and the Chang- cellence-in-critical-thinking/406
ing Nature of the Teaching Profession. Paris: OECD Publishing.
Voss, T., Kunter, M., & Baumert, J. (2011). Assessing teacher
Hill, C. H., Rowan, B., & Ball, D. L. (2005). Effects of teachers’ candidates’ general pedagogical/psychological know
mathematical knowledge for teaching on student achieve- ledge: Test construction and validation. Journal of Educa-
ment. American Educational Research Journal, 42, 2, 371-406. tional Psychology, 103(4), 952–969.
DAFTAR PUSTAKA
162