Seperti halnya jenis kerajinan lain,kerajinan ukiran kayu mulai ada sejalan dengan perkembangan
unsur-unsur seni daerah Riau, yaitu seiring dengan tersebarnya agama Islam di Indonesia. Dalam
perkembangannya dari masa ke masa, kemudian mendapat pengaruh yang sangat kuat dari sisitem
tempatan.
Jenis ukiran kayu sebenarnya sudah dikenal di Riau sejak ratusan tahun yang lalu, yaitu sejak
pemerintahan raja-raja dengaan para pengukir tempatan maupun yang didatangkan dari Jawa dan
Malaysia> Pada zaman itu ukiran kayu dijadikan sebagai bagian dari aksesoris bangunan rumah atau
pun balai. Meskipun demikian, tidak semua bangunan rumah memiliki ukiran, terbatas pada istana-istana
raja, rumah para pembesar kerajaan atau para datuk-datuk bangsawan kerajaan. Disamping untuk
keperluan bangunan, ukiran juga dipergunakan pada perahu atau sampan, mesjid, tiang nisan, jembatan
dll.
Keterangan :
Rebung adalah tunas muda yang tumbuh dari akar bambu. Berbentuk meruncing
ke atas, bagian pangkalnya besar dan semakin keatas semakin kecil. Permukaan yang
dikelilingi oleh daun-daun muda berbentuk segitiga dan bagian ujungnya meruncing
seperti ujung pedang. Motif pucuk rebung selalu ada dalam setiap kain songket sebagai
kepala kain atau tumpal.
Fungsi :
Motif pucuk rebung melambangkan harapan baik, karena bambu adalah pohon
yang tidak mudah rebah oleh tiupan angin kencang. Penggunaan motif pucuk rebung
pada kain songket dimaksudkan agar si pemakai selalu mempunyai keberuntungan dan
harapan baik dalam setiap langkah hidup.
Manfaat :
Manfaat dalam motif ini adalah akan memberikan pesan atau amanat kepada
penikmat seni. Pucuk Rebung di sini di ibaratkan seperti generasi muda. Kemajuan
suatu bangsa kedepannya ditentukan oleh generasi mudanya, apabila generasi muda
dibina dengan baik maka bangsa tersebut masa yang akan datang akan lebih maju.
Fungsi :
Berfungsi untuk hiasan pada ukiran dengan makna yang dalam,yaitu yang dapat
membuat serasi dan saling melengkapi.
Manfaat :
Biasa digunakan sebagai hiasan foto
3. Selembayung
Keterangan :
Selembayung adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung
bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada bagian bawah adakalanya diberi pula
hiasan tambahan seperti tombak terhunus
Fungsi :
Sebagai hiasan atap rumah dan terdapat makna nya masing-masing,salah
satunya sebagai perlambang kebebasan yang tahu batasnya
Manfaat :
4. Awan Larat
Keterangan :
Awan larat merupakan rangkaian dari motif yang tersusun rapi berdampingan
dan berhubungan.
Fungsi :
Untuk hiasan pada dinding rumah dan mengingatkan kita agar selalu kreatif.
Manfaat :
Memiliki makna/manfaat sebagai lambang kelembutan budi dan kearifan.
5. Lebah Bergantung
Keterangan :
Ditempatkan pada bagian atas bidang ukir/tekat/tenun/songket. Motif Lebah
Bergayut mencerminkan tentang rumah lebah madu yang biasanya menggantung di
dahan pohon.
Fungsi :
Sebagai hiasan yang terletak dibawah cucuran atap (lesplang ) dan kadang-
kadang di bawah anak tangga yang disebut “lebah bergantung”
Manfaat :
Hal ini manfaatnya ialah untuk mengingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat
kaya akan pepohonan besar yang sebagian dijadikan tempat menggantungkan rumah
lebah.
6. Itik Sekawan
Keterangan :
Corak Motif Itik Sekawan (Itik Pulang Petang) untuk Ukir Tekat Tenun Songket
menggambarkan tingkah laku hewan Itik yang selalu berjalan beriringan ketika petang
hari akan pulang ke kandang.
Fungsi :
Tingkah laku berjalan beriringan serasi, bersahabat, kompak, bersama-sama,
menjadi contoh bagi manusia akan arti kehidupan.
Manfaat :
Biasa digunakan sebagai hiasan laci
7. Wajik
Keterangan :
Artinya jika kita berteman dengan orang yang beriman kita akan menjadi pribadi
yang bersyukur atas nikmat yang diberi oleh tuhan dan iman kita terjaga maka adat kita
akan terpelihara.
Fungsi :
Untuk membuat kita bersabar dan beriman karena maknanya yang berarti kita
harus menjadi pribadi yang bersyukur
Manfaat :
Bisa dimanfaatkan pada hiasan tudung saji dan bidang memanjang pelaminan