Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENYULUHAN ONLINE KEPERAWATAN KOMUNITAS

TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA MASYARAKAT DI PULAU


JAWA DAN SUMATERA

Dosen Pengampu:  Ns. Sang Ayu M.A., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

Kelompok Komunitas Agregat Dewasa

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2020
I. LATAR BELAKANG
Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup
masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik
sehingga mudah menderita berbagai penyakit salah satunya hipertensi. Perubahan gaya
hidup dan perkembangan masyarakat merupakan salah satu pengaruh terjadinya
hipertensi (Dalimartha, 2008).
Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan
darah sistolik dan atau diastolik (Mashud Ibnu, 2012). Hipertensi dapat diketahui melalui
pemeriksaan tekanan darah menggunakan Sphygnomanometer. Hipertensi juga mendapat
julukan “The Silent Killer” karena banyak pasien tidak sadar telah mengidap penyakit ini.
Hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga setelah stroke dan tuberkulosis (Adib,
2009, dalam Hamarno, 2010).
Hipertensi saat ini bukan hanya terjadi pada usia lanjut (60–80 tahun) melainkan
terjadi juga pada usia produktif (18–59 tahun) yang menyebabkan menurunnya kualitas
harapan hidup usia produktif, sebagian besar hipertensi primer terjadi pada usia 25-45
tahun dan hanya 20% atau dua per tiga persen terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50
tahun (Dhianningtyas & Hendrati 2006, dalam Anggara & Prayitno, 2013). Usia rawan
hipertensi biasanya berada pada kisaran 31 tahun sampai 55 tahun. Penyakit hipertensi
semakin meningkat ketika seseorang memasuki usia sekitar 40 tahun bahkan bisa
berlanjut hingga usia 60 tahun apabila tidak dilakukan penanganan (Ridwan, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 972 juta orang atau 26,4%
penduduk dunia menderita hipertensi. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
dan sisanya yaitu 639 juta berada di negara berkembang termasuk Indonesia (Anna, 2007,
dalam Anggara & Prayitno, 2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2013) di Indonesia hipertensi merupakan masalah
kesehatan dengan pengukuran pada umur lebih dari 18 tahun sebesar 26,5%. Angka
kejadian hipertensi di Jawa Timur pada tahun 2013 sebesar 26,2% (Riset Kesehatan
Dasar, 2013). Menurut Dinkes Surabaya (2014), dalam 10 penyakit terbanyak di
Surabaya, hipertensi menempati urutan kedua pada tahun 2013 dengan prevalensi sebesar
13,6% (Riset Kesehatan Dasar, 2013).
Salah satu upaya penanganan pada penderita hipertensi yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara terapi komplementer. Salah satu bentuk terapi komplementer yang
menggunakan teknik relaksasi adalah terapi relaksasi otot progresif. Terapi relaksasi otot
progresif adalah terapi yang terpusat pada suatu aktivitas otot untuk menurunkan
ketegangan pada otot dengan melakukan teknik relaksasi agar rileks (Purwanto, 2013).
Menurut Maryam (2010), terapi relaksasi otot progresif ini termasuk metode terapi
relaksasi yang termurah, mudah dilakukan, tidak terdapat efek samping, dapat membuat
pikiran terasa tenang dan tubuh menjadi rileks.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Valentine et al. (2014), terbukti bahwa terapi
relaksasi otot progresif dapat menurukan tekanan darah pada hipertensi primer. Sama
halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumutha et al. (2014), bahwa terapi
relaksasi otot progresif dapat menurunkan stres dan tekanan darah pada lanjut usia dengan
hipertensi.
Hasil penelitian dari Isnaini (2016) menyatakan setelah dilakukan relaksasi otot
progresif terdapat penurunan pada tekanan sistolik maupun diastolik pada penderita
hipertensi primer. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kumutha (2014) menjelaskan
bahwa latihan relaksasi otot progresif secara teratur dapat menurunkan tingkat stres dan
tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi. Teknik tersebut dapat merangsang
pikiran dengan peregangan otot yang menghasilkan respon relaksasi yang ditandai dengan
menurunnya detak jantung sehingga tekanan darah akan menurun.

II. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan melalui Zoom selama 60 menit
diharapkan sasaran mampu mengenal dan mengetahui tentang teknik relaksasi otot
progresif.
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan melalui Zoom selama 60 menit
diharapkan sasaran dapat:
1. Mengetahui dan memahami pengertian hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami pengertian teknik relaksasi otot progresif
3. Mengetahui dan memahami tujuan teknik relaksasi otot progresif
4. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi teknik relaksasi otot
progresif.
5. Mengetahui dan memahami tahapan teknik relaksasi otot progresif
6. Melakukan demonstrasi teknik relaksasi otot progresif

III. SASARAN
Masyarakat Hipertensi di beberapa daerah di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera

IV. MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian Hipertensi
2. Pengertian Terapi Relaksasi Otot Progresif
3. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif
4. Indikasi dan Kontra indikasi
5. Tahapan Terapi

V. METODE
1. Penyuluhan melalui webinar
2. Pemberian link gform Pre dan Post test

VI. PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode
1 10 menit Pembukaan Menjawab salam, Ceramah,
1. Membuka kegiatan menyimak serta tanya jawab
dengan mengucapkan menjawab pretest
salam yang diberikan oleh
2. Memperkenalkan diri penyuluh
3. Menjelaskan tujuan
dari melakukan
webinar
4. Menyebutkan langkah-
langkah yang akan
peserta lakukan
5. Menyampaikan kontrak
waktu durasi
pengerjaan pre test,
pemaparan materi, serta
durasi untuk pengerjaan
post test
6. Memberikan dan
meminta peserta
mengisi link pretest
2 40 menit 1. Pemberian materi oleh Memperhatikan Ceramah,
mahasiswa materi yang tanya jawab
disampaikan oleh
2. Membuka sesi tanya mahasiswa
jawab di grup whatsapp Menanyakan
massanger pertanyaan tentang
pemaparan materi
yang diberikan
3 10 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan Ceramah,
1. Menanyakan perasaan yang diberikan oleh tanya jawab
peserta mahasiswa serta
2. Membagikan proses menjawab post test
terapi yang telah yang diberikan oleh
diberikan dan penyuluh
Memberikan
reinforcement kepada
peserta yang menjawab
pertanyaan
3. Memberikan dan Menyimak pesan
meminta peserta penyuluh dan
mengisi link post test menjawab salam.
4. Menjelaskan
kesimpulan dari proses
terapi
5. Ucapan terima kasih
6. Salam penutup
VII. MEDIA
1. Link zoom untuk webinar
2. Link gform pre dan post test

VIII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan tentang teknik relaksasi
otot progresif sudah di susun.
b. Program sudah direncanakan sebelumnya.
c. Semua orang dewasa yang memenuhi kriteria dapat mengikuti pendidikan
kesehatan tentang hipertensi.
d. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan yang dirumuskan di SAP

2. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 100 peserta.
b. Proses pelaksanaan sesuai rencana.
c. Peserta aktif dalam diskusi dan tanya jawab.
d. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Evaluasi Hasil
a. 90% peserta menjawab memiliki perasaan senang setelah diberikan pendidikan
kesehatan tentang teknik relaksasi otot progresif.
b. 90% peserta dapat memahami tentang teknik relaksasi otot progresif.
c. 75% peserta dapat mengikuti pendidikan kesehatan tentang teknik relaksasi otot
progresif dengan baik.
d. Hasil dari pre test memiliki kriteria:
 Baik : score 8 – 10
 Cukup : score 5 – 7
 Kurang : score <4
e. Hasil dari post test memiliki kriteria:
 Baik : score 8 – 10
 Cukup : score 5 – 7
 Kurang : score <4
LAMPIRAN 1: MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu peningkatan darah sistolik dan
diastolik secara tidak normal. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg.

B. Pengertian Terapi Relaksasi Otot Progresif


Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang
tidak me-merlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi dengan cara peregangan otot
kemudi-an dilakukan relaksasi otot (Gemilang, 2013). Relaksasi progresif adalah
cara efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam, &
Hadibroto, 2004).

C. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
Kushariyadi (2011)
 Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
 Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
 Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokus perhatian seperti relaks.
 Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
 Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
 Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan,
gagap ringan,
 Membangun emosi positif dari emosi negatif.

D. Indikasi dan Kontra indikasi


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108)
 Klien yang mengalami insomnia.
 Klien sering stres.
 Klien yang mengalami kecemasan.
 Klien yang mengalami depresi.
 Klien dengan Cidera akut atau ketidaknyamanan muskuloskeletal, infeksi,
inflamsi, dan penyakit be-rat atau akut.
 Klien dengan PMR (Progressive Muscle Relaxation) tidak dilakukan pada otot
yang sakit

E. Tahapan Terapi
1. Persiapan
 Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
sunyi.
 Perkenalan Diri Pemberi Terapi
 Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur.
 Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
mengguna-kan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan
kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
 Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
 Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat

2. Langkah Kerja
a. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
 Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
 Buat kepalan semakin kuat, merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
 Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
 Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
 Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

b. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang


 Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot
di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang.
 Jari-jari menghadap ke langit-langit.

c. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada


bagian atas pangkal lengan).
 Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
 Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang

d. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.


 Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh
kedua telinga.
 Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di
bahu punggung atas, dan leher.

e. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti


dahi, mata, rahang dan mulut).
 Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa kulitnya keriput.
 Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

f. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami


oleh otot rahang.
 Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot rahang.

g. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut.


 Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan
di sekitar mulut
h. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan mau-
pun belakang.
 Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagi-an depan
 Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
 Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung
atas.

i. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.


 Gerakan membawa kepala ke muka.
 Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka

j. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung


 Angkat tubuh dari sandaran kursi.
 Punggung dilengkungkan
 Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
 Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.

k. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


 Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
 Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
 Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.

l. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut


 Tarik dengan kuat perut ke dalam.
 Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
 Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
m. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis).
 Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
 Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
 Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
 Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
LAMPIRAN 2: KUESIONER

1. Link kuesioner Pre Test


http://bit.ly/PretestWebminarTROP

2. Link Kuesioner Post Test


http://bit.ly/PosttestWebminarTROP
LAMPIRAN 3: RUNDOWN ACARA

Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Pengisi Metode


10.00 – Pembukaan 1. Menjawab salam, MC Ceramah,
10.10 1. Membuka kegiatan menyimak serta tanya jawab
WIB menjawab pretest
dengan mengucapkan
yang diberikan
salam oleh penyuluh
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari
melakukan webinar
4. Menyebutkan langkah-
langkah yang akan
peserta lakukan
5. Menyampaikan kontrak
waktu durasi pengerjaan
pre test, pemaparan
materi, serta durasi untuk
pengerjaan post test
6. Memberikan dan
meminta peserta mengisi
link pretest
10.10 – 1. Pemberian materi oleh 1. Memperhatika Pemateri Ceramah,
10.50 tanya jawab
mahasiswa n materi yang
WIB
2. Membuka sesi tanya disampaikan
jawab di grup whatsapp oleh
massanger mahasiswa
2. Menanyakan
pertanyaan
tentang
pemaparan
materi yang
diberikan
10.50 – Evaluasi Ceramah, tanya jawab MC
11.00
1. Menanyakan perasaan Menjawab pertanyaan
WIB
peserta yang diberikan oleh
2. Membagikan proses mahasiswa serta
terapi yang telah menjawab post test
diberikan dan yang diberikan oleh
Memberikan penyuluh
reinforcement kepada
peserta yang menjawab
pertanyaan
3. Memberikan dan
meminta peserta mengisi
link post test
4. Menjelaskan kesimpulan Menyimak pesan
penyuluh dan
dari proses terapi menjawab salam.
5. Ucapan terima kasih
6. Salam penutup
LAMPIRAN 4: NASKAH ROLEPLAY

Role Play Webinar Komunitas

Pada Hari Kamis Tanggal 3 Desember 2020, mahasiswa keperawatan Universitas


Pembangunan Nasional Veteran Jakarta melakukan penyuluhan kepada masyarakat di
wilayah Pulau Jawa dan Sumatera pada pukul 10.00 WIB.

Mahasiswa : “Assalamualaikum, selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu semuanya.”


Masyarakat : “Waalaikumsalam, pagi juga mbak”
Mahasiswa : “Bagaimana kabar bapak dan ibu-ibu?”
Masyarakat : “Alhamdulillah baik mbak “
Mahasiswa : “Alhamdulillah baiklah pak bu, sebelumnya terimakasih atas kehadiran
bapak dan ibu yang telah hadir menyempatkan waktunya pada hari ini,
perkenalkan nama saya Chaerani. Sesuai dengan janji yang telah kita sepakati
kemaren kami akan memberikan penyuluhan kepada bapak-bapak dan ibu-ibu
yang berjudul “Terapi Relaksasi Otot Progresif“. Jadi di sini pak, bu kita akan
membahas mengenai apa itu terapi relaksasi otot progresif, tujuan terapi
relaksasi otot progresif, indikasi dan kontra indikasi serta langkah-langkah
melakukan terapi relaksasi otot progresif. Kami akan melakukan sekitar 60
menit ke depan ya bapak-bapak dan ibu-ibu semuanya.“
Masyarakat : “Iya mbak “
Mahasiswa : “Baiklah kita mulai ya bapak ibuk semuanya. Sebelumnya bapak ibu disini
ada yang tau apa itu terapi relaksasi otot progresif?“
Masyarakat : “(mengangkat tangan) terapi yang dilakukan untuk relaksasi dan mengurangi
kecemasan.”
Mahasiswa : “Terimakasih atas jawaban bapak, apakah ada pendapat lain?”
Masyarakat : “terapi yang dilakukan dengan cara peregangan dan relaksasi otot”
Mahasiswa : “Iya benar ya bu ya , terimakasih atas jawaban ibu.
Mahasiswa : “Menjelaskan materi”
Mahasiswa : “(Perawat memperhatikan apakah masyarakat paham dan evaluasi) jadi
bagaimana bapak-bapak dan ibu-ibu? Apa saja tujuan terapi relaksasi otot
progresif ini?”
Masyarakat : “menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung serta
tekanan darah tinggi.”
Mahasiswa : “terimakasih atas jawabannya pak, lalu apa lagi tujuannya, ada yang bisa
menambahkan?”
Masyarakat : “Untuk mengatasi stress, meningkatkan rasa bugar, konsentrasi serta dapat
mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, dan spasme (tegang) otot.”
Mahasiswa : “ Wah bagus, Bapak dan Ibu tampaknya sudah memahami materi kita pada
hari ini. Sekarang kita langsung masuk ke materinya saja ya”
*penyaji memaparkan materi dan mendemonstrasikan relaksasi otot progresif*
Mahasiswa : “Oke kalau begitu cukup sekian ya Bapak dan Ibu, penyuluhan dari kami
pada hari ini. Semoga apa yang kita bahas tadi dapat bermanfaat untuk Bapak
dan Ibu ya. Amiin. Jangan lupa dipraktekkan di rumah ya Pak Bu. Terima
kasih atas partisipasi Bapak dan Ibu semua dan waktu yang tealah Bapak dan
Ibu sempatkan. Assalamualaikum Wr. Wb “
Masyarakat : “Waalaikumsalam Wr. Wb “

Anda mungkin juga menyukai