Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

SUPERVISI KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA LANSIA DI WILAYAH


WARAKAS II RT/RW 003/006 KECAMATAN TANJUNG PRIOK JAKARTA
UTARA

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen :
Ns. DiahRatnawati, SKep, M.Kep, Sp. Kep. Kom

Nama Penyusun :
Priskillia Marisa Rory 1710711047

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAKARTA
2020
1. Latar Belakang
Lansia adalah hal yang pasti dan tak terelakkan bagi perjalanan hidup manusia. Dalam
kehidupannya, manusia melewati beberapa tahapan tumbuh kembang. Mulai dari bayi, anak-
anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Jumlah usia lanjut di dunia setiap tahun semakin
bertambah antara tahun 2015 dan tahun 2050, proporsi penduduk dunia lebih dari 60 tahun
hampir akan berlipat ganda dari 12% menjadi 22%.
Laju penuaan populasi jauh lebih cepat daripada di masa lalu dan semua negara
sedang menghadapi tantangan besar ini (WHO, 2015). Seorang mahasiswa S1 Keperawatan
berkunjung untuk melakukan survey di wilayah Warakas II RT/RW 003/006 pada Rabu, 18
November 2020 terhadap 10 KK dengan 30 jumlah anggota keluarga. Didapatkan data
pengkajian bahwa wilayah Rt 009/06 ini didapatkan masalah kesehatan yang sering terjadi
terhadap lansia yaitu, 71% hipertensi, 29% asam urat. Beberapa Lansia sering mengeluh sakit
kepala/ pusing, nyeri lutut, nyeri sendi, mudah lelah dan sulit tidur. 86% lansia tidak pantang
makanan apapun dan 14% lansia ada pantangan makanan karena penyakitnya. Lansia
menyukai makanan jeroan, bersantan, asin dan kacang-kacangan. lansia beranggapan bahwa
sakitnya adalah cobaan dari Tuhan dan faktor usia. 5 anggota Lansia mengatakan tidak
pernah hadir ke posyandu lansia untuk memeriksakan kesehatannya karena di lingkungan
sekitar tidak tersedia posyandu lansia. Lansia juga mengatakan mereka tidak pernah
melakukan olahraga.
Rata-rata lansia juga tidak mengetahui tentang penyakitnya karena tidak pernah mendapatkan
informasi yang detail. 4 anggotakeluarga tidak tahu cara merawat lansia dan 1 anggota lansia
mengetahui cara merawat pasien dengan membawa pasien kerumah sakit.
Lingkungan lansia sangat padat, kepemilihan rumah rata-rata milik sendiri dengan jenis
rumah permanen dan ventilasi dan penerangan yang cukup serta lantai rumah berupa
keramik. Sumber air bersih keluraga berasal dari PDAM dan pengolahan sampah
dikumpulkan oleh RT.
Rata- rata lansia memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dengan penghasian <±3.000.000, 3
orang lansia beragama Kristen dan 2 orang lansia beragama islam. Penduduk wilayah
tersebut juga banyak yang berasal dari luar daerah atau pendatang khususnya suku jawa dan
sulawesi, namun masih terdapat bebarapa penduduk yang merupakan asli wilayah tersebut.
Begitu juga dengan melakukan komunikasi lansia lebih sering menggunakan bahasa
indonesia yang diselingi oleh bahasa daerahnya masing masing. Sarana kesehatan yang
terdekat adalah RSUD Kebon Bawang Tanjung Priok. Kendaran yang digunakan adalah
kendaraan pribadi yaitu mobil/motor. Keamanan di RT 003 terdapat kegiatan pos kamling
dan terdapat ronda malam. Di Rt 003 juga terdapat karang taruna. Rata-rata lansia juga
megatakan berekreasi kadang – kadang. Penggunaan waktu luang terhadap 5 lansia tersebut
adalah nonton tv dan tidur.
Didapatkan Data sekunder : Pak RT mengatakan wilayahnya terdapat 7 lansia,
wilayah ini belumterdapat kader dan posyandu lansia untuk memeriksa kesehatan setiap 1
bulan sekali.

2. Proses KeperawatanKelompok/komunitas

a. Diagnosis keperawatankelompok/komunitas
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pada Lansia Dengan Hipertensi Warakas
II RT/RW 003/006 Kec. Tanjung Priok

Kegiatan yang akan dilaksanakan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan pada
kelompok:

 Lansia(Hipertensi)

3. Tujuan

a. TujuanUmum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 45 menit diharapkan


kelompok lansia mampu memahami dan dapat mempraktikkan terapi
relaksasi otot progresif.

b. TujuanKhusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan kelompok
lansiadapat:

- Menjelaskan kembali pengertian terapi relaksasi otot progresif.

- Menjelaskan kembali tujuan dan manfaat terapi relaksasi otot progresif.

- Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi dari terapi relaksasi otot progresif


- Menyebutkan kembali durasi dan frekuensi yang efektif dilakukan terapi
relaksasi otot progresif

- Redemonstrasikan dari salah satu peserta minimal 5 gerakan dari teknik


relaksasi otot progresif.

4. Implementasi TindakanKeperawatan
SOP (Terlampir)
a. Topik : Penyuluhan Relaksasi Otot Progresif dan Demonstrasi
b. Metode : Ceramah, Demonstrasi, dan Diskusi
c. Media : Power point danleaflet
d. Waktu : 25 November 2020, Jam : 15.30 – 16.15 WIB
e. Tempat : Rumah salah satu lansia di wilayah Warakas II RT/RW 003/006 Kec.
Tanjung Priok

5. Strategi Pelaksanaan

Strategi pelaksanaan adalah sebagai berikut:


No Tahap Waktu KegiatanPenyuluhan Metode
1. Pembukaan 10  Mengucapkansalam
menit  Memperkenalkandiri
 Membagikan Ceramah

kuisionerpretest untuk
diisi oleh peserta
 Menjelaskanpokokbahasa
n dan tujuanpenyuluhan

2. Pelaksanaan 15  Menjelaskanpengertianrel
menit aksasi otot Progresif
 Menjelaskan Tujuan Ceramah dan
relaksasi otot progresif Demonstrasi
 Menjelaskan Indikasi
relaksasi otot progresif
 Mendemonstrasikan
Teknik relaksasi otot
progresif.
3 Evaluasi 10meni Evaluasi validasi :
t  Tanyakan perasaan
peserta setelah dilakukan
tindakan
 Memberikan kesempatan Tanya
peserta untuk bertanya jawab/Diskusi
 Observasi perawat
terhadap peserta setelah
dilakukan tindakan
 Redemonstrasi dari salah
satu peserta minimal 5
gerakan dari teknik
relaksasi otot progresif
 Memberikan
Reinforcement positif
pada peserta
 Membagikan
kuisionerposttest untuk
diisi oleh peserta
4 Terminasi 10  Menyimpulkan materi
menit  Mengucapkan terimakasih
atas peran peserta
 Membagikan leaflet
 Rencana tindak lanjut Ceramah

untuk peserta
 Kontrakwaktu yang
akandatang
 Mencatatkegiatandalamle
mbarcatatanperawatan
 Mengucapkan salam
penutup

6. Kriteriaevaluasi

a. Evaluasistruktur
1. Laporan pendahuluan dan SOP di siapkan
2. Alat bantu dan media disiapkan
3. Lakukan kontrak waktu pada agregat lansia sesuai rencana
4. Minimal 60% Lansia yang hadir dalam kegiatan

5. Didapatkannya permohonan izin penggunaan tempat di salah satu rumah


lansia 2 hari sebelum waktupelaksanaan
6. Persiapan pelaksanaan dapat diselesaikan 1 jam sebelum penyajian.

b. Evaluasiproses

1. Kegiatan berjalan sesuai dengan tahapan dalamperencanaan


2. Perawat berinteraksi dengan peserta

3. Minimal 60% peserta terlibat aktif dalam diskusi


4. Sarana dan prasarana berfungsi dengan baik.

c. Evaluasi Hasil

1. 60% peserta mampu menjelaskan kembali pengertian, tuiuan, manfaat,


dan indikasi, kontraindikasi terapi relaksasi otot progresif

2. Salah satu dari lansia mampu redemonstrasikan minimal 5 gerakan dari


teknik relaksasi otot progresif

3. Dari hasil kuisionerposttest setelah disampaikan materi dan


demonstrasikan tindakan di dapatkan : 80% lansia mampu memahami materi
dengan baik, 60% lansia memilih sikap dan tindakan dengan tepat

4. Setelah dilakukan demonstrasi 60% lansia mengatakan rileks dan otot


tidak menegang
Lampiran 1
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Terapi Relaksasi Otot Progresif


Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam
(Setyoadi&Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi dengan cara
peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang, 2013). Relaksasi
progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan (Sustrani,
Alam, &Hadibroto, 2004).

B. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
1. Membuat tubuh menjadi santai yang dapat menurunkan tingkat hormon stres,
tekanan darah, nadi dan gula darah.
2. Mengatasi berbagai macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan,
insomnia, dan juga dapat membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Manfaat Terapi Relaksasi Otot Progresif


Manfaat dari relaksasi otot progresif ini adalah untuk mengatasi berbagai macam yaitu:
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
b. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokus perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
Membangun emosi positif dari emosi negatif

D. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108) bahwa indikasi dari terapi relaksasi
otot progresif, yaitu:
a. Klien yang mengalami insomnia.
b. Klien sering stres.
c. Klien yang mengalami kecemasan.
d. Klien yang mengalami depresi.

E. Kontraindikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif


1. Klien lansia yang mengalami keterbatasan gerak, misalnya tidak bisamenggerakkan
badannya
2. Klien lansia yang menjalani perawatan tirah baring (bedrest ).

F. Frekuensi dan Durasi Efektif dilakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif


Efektif dilakukan 2 kali seminggu dengan durasi waktu 15-20 menit

G. Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik ini yaitu:
a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu duduk atau berbaring dengan mata tertutup
ataupun terbuka menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di
kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
b. Prosedur
1). Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
c) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
Gambar gerakan 1

2) Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.


a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di
tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
Gambar gerakan 2

3). Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas
pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
Gambar gerakan 3

4). Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.


a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua
telinga.
b) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu
punggung atas, dan leher.
Gambar gerakan 4

5). Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi,
mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata
dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
Gambar gerakan 5 Gambar gerakan 6

6). Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot
rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot rahang.
Gambar gerakan 7

7). Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir


dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar
mulut.
Gambar gerakan 8

8). Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
Gambar gerakan 9
9). Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
Gambar gerakan 10

10). Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung


a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi
lurus.
Gambar gerakan 11

11). Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks
Gambar gerakan 12

12). Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut


a) Tarik dengan kuat perut ke dalam.
b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
Gambar gerakan 13

13). Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
Gambar gerakan 14 Gambar gerakan 15

Sumber :
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku Iedisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadapPenurunan
Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.Malang.
Stuart, G.W&Laraia, M.T (2005). Principlesandpractice of psychiatricnursing. (7th edition).
St Louis: Mosby
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental healthnursing. (3rdedition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.
DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien  Psikogeriatrik.
Jakarta. Salemba Medika.
Alim. 2009. “Langkah-Langkah Relaksasi Otot Progresif”.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin (2005).  Fundamental Keperawatan buku I edisi 7.
Jakarta & Salemba Medika
Hawari, D. (2005). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi . Jakarta : FKUIHerodes,
R. (2010). AnxietyandDepressioninPatiet
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku Iedisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadapPenurunan
Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.Malang.
Stuart, G.W&Laraia, M.T (2005). Principlesandpractice of psychiatricnursing. (7th edition).
St Louis: Mosby
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental healthnursing. (3rdedition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins
Lampiran 2

SOP TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Terapi Relaksasi Otot Progresif

Definisi Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi dengan cara peregangan otot
kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang, 2013). Relaksasi progresif adalah
cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam,
&Hadibroto, 2004).

Tujuan 1. Membuat tubuh menjadi santai yang dapat menurunkan tingkat hormon
stres, tekanan darah, nadi dan gula darah
2. Mengatasi berbagai macam permasalahan dalam mengatasi stres,
kecemasan, insomnia, dan juga dapat membangun emosi positif dari emosi
negatif

Manfaat a. Membangun emosi, menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher


dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
b. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan, dan
g. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

Indikasi 1. Klien yang mengalami insomnia.


2. Klien sering stres.
3. Klien yang mengalami kecemasan.
4. Klien yang mengalami depresi.
5. Klien lansia yang mengalami tekanan darah tinggi

Kontraindikasi 1. Klien lansia yang mengalami keterbatasan gerak, misalnya tidak


bisamenggerakkan badannya
2. Klien lansia yang menjalani perawatan tirah baring (bedrest ).

Durasi dan Dilakukan 2 kali seminggu dengan durasi 15-20 menit


Frekuensi
Alur Proses  Persiapan :
a. Persiapan Alat
1. Musik
2. kursi
2. powerpoint
3. Leaflet
b. Persiapan Pasien
1. Pastikan klien mengalami masalah hipertensi
2. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
3. Perawat menjelaskan tujuan interaksi
4. Perawat membuat kontrak pertemuan dengan klien
c. Persiapan Lingkungan
1. Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.
 Proses : Melaksanakan Prosedur
1. Demonstrasikan cara melakukan terapi relaksasi otot progresif
2. Ajak keluarga untuk ikut bekerja sama
 Evaluasi:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramahBekerja dengan teliti

Prosedur 1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.


a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi. Lakukan selama 10
c) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
f) Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik
g) Ulangi sebanyak 2 kali setiap tangan
Gambar gerakan 1

2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian


belakang.
a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot
di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
c) Tegangkan otot selama 10 detik lalu dirileksasikan selama 10 detik
d) Diulangi sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 2

3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot


besar padabagian atas pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
c) Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik
d) Ulangi sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 3

4. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya


mengendur.
a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh
kedua telinga.
b) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di
bahu punggung atas, dan leher.
c) Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik
d) Ulangi sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 4

5. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot


wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
c) Tegangkan otot selama 10 detik kemudian rileksasikan selama 10 detik
d) Diulangi sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 5 dan 6

6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh


otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot rahang.
Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik, ulangi
sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 7

7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di


sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.
Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik, ulangi
sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 8

8. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian


depan maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
d. Tegangkan selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik, ulangi
sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 9

9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian


depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
c) Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik, ulangi
sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 10

10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung


a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.
e) Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik , ulangi
sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 11

11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks
e) Tegangkan otot selama 10 detik lalu rileksasikan selama 10 detik
f) Ulangi sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 12

12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut


a) Tarik dengan kuat perut ke dalam.
b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
d) Tegangkan otot selama 10 detik kemudian rileksasikan selama 10 detik
e) Ulangi sebanyak 2 kali
Gambar gerakan 13

13. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki


(seperti paha dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) setiap gerakan masing-masing dua kali.
Gambar gerakan 14 Gambar gerakan 15

Dokumentasi Respon klien/pasien setelah dilakukan terapi catat dalam pendokumentasian


Daftar Pustaka Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada
Klien Psikogeriatrik. Jakarta. Salemba Medika.
Alim. 2009. “Langkah-Langkah Relaksasi Otot Progresif”.
Perry, PatriciaA., & Potter, Anne Griffin(2005).  Fundamental Keperawatanbuku
I edisi 7. Jakarta & Salemba Medika
Hawari, D. (2005). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Herodes, R. (2010). AnxietyandDepressioninPatiet.
Lampiran 3. Kuisioner Pre dan Post

Nama :
Usia :

A. PENGETAHUAN

Petunjuk pengisian: Jawablah pernyataan di bawah ini dengan memberikan


tanda check (√) pada jawaban yang Anda anggap benar
N Pernyata Bena Salah
o an r
1 Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah lebih tinggi dari

130/80 mmHg
2 Relaksasi otot progresif memfokuskan pada peregangan otot dan
merileksasikan
3
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi untuk
menurunkan tekanan darah
4
Manajemen emosi positif bukan dengan terapi relaksasi otot
progresif
5
Jika cidera pada kaki maka lakukan relaksasi otot progresif

6
Lansia tidak boleh melakukan relaksasi otot progresif

7
Darah tinggi/hipertensi tidak boleh melakukan relaksasi otot
progresif
8
Relaksasi otot progresif efektif dilakukan 2 kali seminggu selama 15-
20 menit

9
Melakukan setiap gerakan 2 kali

10
Posisi melakaukan relaksasi otot progresif dalam keadaan berdiri
B. SIKAP
Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan
tanda check (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda.
San
San Tid
gat
N Pertanya gat Setuj ak
o an u Tid
Setu Setu
ak
ju ju
Setuju
1 Riwayat hipertensi tidak menyebabkan hipertensi

2
Hipertensi dapat dikontrol

3
Jika cemas, nyeri pada leher dan punggung maka
melakukan teknik relaksasi otot progresif
4 Teknik relaksasi otot progresif sebagai alternatif
untuk tidak meminum obat antihipertensi

5
Meminum obat dan memeriksa tekanan darah
teratur bukan termasuk pencegahan hipertensi

6 Tekanan darah yang meningkat dapat mengganggu


aktifitas

7
Jija saya stress dan cemas membuat saya pusing
dan nyeri pada pundak dan leher
8
Saya melakukan relaksasi otot progresif dalam
keadaan sakit
9 Jika otot-otot menegang saya melakukan relaksasi
otot progresif

1 Saya perlu tenang dan rileks untuk melakukan


0 rileksasi otot progresif
C. Tindakan
Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
check (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda.
Tidak
N Pertanya Selal Serin Kadan
o an u g g Perna
h
1
Jika saya sakut maka saya melakukanterapi
alternatif dengan meminum jamu atau obat warung

2 Saya melakukan teknik relaksasi otot progresif


sesuai gerakan yang ada (15 gerakan)

3 Saya di bimbing oleh keluarga ataupun perawat


untuk melakukan teknik relaksasi otot progresif

4
Jika nyeri pada leher dan punggung saya hanya
melakukan istirahat

5 Saya mengikuti gerakan relaksasi otot progresif


dari video

6 Jika saya emosi maka saya akan melakukannya


dengan relaksasi

7 Jika tekanan darah saya tidak terkontrol dan


menggangu aktivitas maka saya segera ke
pelayanan kesehatan
8
Saya meminum obat antihipertensi secara teratur
9
Olahraga minimal 2-3 kali seminggu
1 Masih mengkonsumsi jamu atau obat warung
0

Anda mungkin juga menyukai