Dosen :
Ns. DiahRatnawati, SKep, M.Kep, Sp. Kep. Kom
Nama Penyusun :
Priskillia Marisa Rory 1710711047
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAKARTA
2020
1. Latar Belakang
Lansia adalah hal yang pasti dan tak terelakkan bagi perjalanan hidup manusia. Dalam
kehidupannya, manusia melewati beberapa tahapan tumbuh kembang. Mulai dari bayi, anak-
anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Jumlah usia lanjut di dunia setiap tahun semakin
bertambah antara tahun 2015 dan tahun 2050, proporsi penduduk dunia lebih dari 60 tahun
hampir akan berlipat ganda dari 12% menjadi 22%.
Laju penuaan populasi jauh lebih cepat daripada di masa lalu dan semua negara
sedang menghadapi tantangan besar ini (WHO, 2015). Seorang mahasiswa S1 Keperawatan
berkunjung untuk melakukan survey di wilayah Warakas II RT/RW 003/006 pada Rabu, 18
November 2020 terhadap 10 KK dengan 30 jumlah anggota keluarga. Didapatkan data
pengkajian bahwa wilayah Rt 009/06 ini didapatkan masalah kesehatan yang sering terjadi
terhadap lansia yaitu, 71% hipertensi, 29% asam urat. Beberapa Lansia sering mengeluh sakit
kepala/ pusing, nyeri lutut, nyeri sendi, mudah lelah dan sulit tidur. 86% lansia tidak pantang
makanan apapun dan 14% lansia ada pantangan makanan karena penyakitnya. Lansia
menyukai makanan jeroan, bersantan, asin dan kacang-kacangan. lansia beranggapan bahwa
sakitnya adalah cobaan dari Tuhan dan faktor usia. 5 anggota Lansia mengatakan tidak
pernah hadir ke posyandu lansia untuk memeriksakan kesehatannya karena di lingkungan
sekitar tidak tersedia posyandu lansia. Lansia juga mengatakan mereka tidak pernah
melakukan olahraga.
Rata-rata lansia juga tidak mengetahui tentang penyakitnya karena tidak pernah mendapatkan
informasi yang detail. 4 anggotakeluarga tidak tahu cara merawat lansia dan 1 anggota lansia
mengetahui cara merawat pasien dengan membawa pasien kerumah sakit.
Lingkungan lansia sangat padat, kepemilihan rumah rata-rata milik sendiri dengan jenis
rumah permanen dan ventilasi dan penerangan yang cukup serta lantai rumah berupa
keramik. Sumber air bersih keluraga berasal dari PDAM dan pengolahan sampah
dikumpulkan oleh RT.
Rata- rata lansia memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dengan penghasian <±3.000.000, 3
orang lansia beragama Kristen dan 2 orang lansia beragama islam. Penduduk wilayah
tersebut juga banyak yang berasal dari luar daerah atau pendatang khususnya suku jawa dan
sulawesi, namun masih terdapat bebarapa penduduk yang merupakan asli wilayah tersebut.
Begitu juga dengan melakukan komunikasi lansia lebih sering menggunakan bahasa
indonesia yang diselingi oleh bahasa daerahnya masing masing. Sarana kesehatan yang
terdekat adalah RSUD Kebon Bawang Tanjung Priok. Kendaran yang digunakan adalah
kendaraan pribadi yaitu mobil/motor. Keamanan di RT 003 terdapat kegiatan pos kamling
dan terdapat ronda malam. Di Rt 003 juga terdapat karang taruna. Rata-rata lansia juga
megatakan berekreasi kadang – kadang. Penggunaan waktu luang terhadap 5 lansia tersebut
adalah nonton tv dan tidur.
Didapatkan Data sekunder : Pak RT mengatakan wilayahnya terdapat 7 lansia,
wilayah ini belumterdapat kader dan posyandu lansia untuk memeriksa kesehatan setiap 1
bulan sekali.
2. Proses KeperawatanKelompok/komunitas
a. Diagnosis keperawatankelompok/komunitas
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pada Lansia Dengan Hipertensi Warakas
II RT/RW 003/006 Kec. Tanjung Priok
Kegiatan yang akan dilaksanakan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan pada
kelompok:
Lansia(Hipertensi)
3. Tujuan
a. TujuanUmum
b. TujuanKhusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan kelompok
lansiadapat:
4. Implementasi TindakanKeperawatan
SOP (Terlampir)
a. Topik : Penyuluhan Relaksasi Otot Progresif dan Demonstrasi
b. Metode : Ceramah, Demonstrasi, dan Diskusi
c. Media : Power point danleaflet
d. Waktu : 25 November 2020, Jam : 15.30 – 16.15 WIB
e. Tempat : Rumah salah satu lansia di wilayah Warakas II RT/RW 003/006 Kec.
Tanjung Priok
5. Strategi Pelaksanaan
kuisionerpretest untuk
diisi oleh peserta
Menjelaskanpokokbahasa
n dan tujuanpenyuluhan
2. Pelaksanaan 15 Menjelaskanpengertianrel
menit aksasi otot Progresif
Menjelaskan Tujuan Ceramah dan
relaksasi otot progresif Demonstrasi
Menjelaskan Indikasi
relaksasi otot progresif
Mendemonstrasikan
Teknik relaksasi otot
progresif.
3 Evaluasi 10meni Evaluasi validasi :
t Tanyakan perasaan
peserta setelah dilakukan
tindakan
Memberikan kesempatan Tanya
peserta untuk bertanya jawab/Diskusi
Observasi perawat
terhadap peserta setelah
dilakukan tindakan
Redemonstrasi dari salah
satu peserta minimal 5
gerakan dari teknik
relaksasi otot progresif
Memberikan
Reinforcement positif
pada peserta
Membagikan
kuisionerposttest untuk
diisi oleh peserta
4 Terminasi 10 Menyimpulkan materi
menit Mengucapkan terimakasih
atas peran peserta
Membagikan leaflet
Rencana tindak lanjut Ceramah
untuk peserta
Kontrakwaktu yang
akandatang
Mencatatkegiatandalamle
mbarcatatanperawatan
Mengucapkan salam
penutup
6. Kriteriaevaluasi
a. Evaluasistruktur
1. Laporan pendahuluan dan SOP di siapkan
2. Alat bantu dan media disiapkan
3. Lakukan kontrak waktu pada agregat lansia sesuai rencana
4. Minimal 60% Lansia yang hadir dalam kegiatan
b. Evaluasiproses
c. Evaluasi Hasil
3). Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas
pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
Gambar gerakan 3
5). Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi,
mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata
dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
Gambar gerakan 5 Gambar gerakan 6
6). Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot
rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot rahang.
Gambar gerakan 7
8). Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
Gambar gerakan 9
9). Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
Gambar gerakan 10
13). Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
Gambar gerakan 14 Gambar gerakan 15
Sumber :
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku Iedisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadapPenurunan
Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.Malang.
Stuart, G.W&Laraia, M.T (2005). Principlesandpractice of psychiatricnursing. (7th edition).
St Louis: Mosby
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental healthnursing. (3rdedition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.
DAFTAR PUSTAKA
Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta. Salemba Medika.
Alim. 2009. “Langkah-Langkah Relaksasi Otot Progresif”.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin (2005). Fundamental Keperawatan buku I edisi 7.
Jakarta & Salemba Medika
Hawari, D. (2005). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi . Jakarta : FKUIHerodes,
R. (2010). AnxietyandDepressioninPatiet
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku Iedisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadapPenurunan
Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.Malang.
Stuart, G.W&Laraia, M.T (2005). Principlesandpractice of psychiatricnursing. (7th edition).
St Louis: Mosby
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental healthnursing. (3rdedition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins
Lampiran 2
Definisi Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi dengan cara peregangan otot
kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang, 2013). Relaksasi progresif adalah
cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam,
&Hadibroto, 2004).
Tujuan 1. Membuat tubuh menjadi santai yang dapat menurunkan tingkat hormon
stres, tekanan darah, nadi dan gula darah
2. Mengatasi berbagai macam permasalahan dalam mengatasi stres,
kecemasan, insomnia, dan juga dapat membangun emosi positif dari emosi
negatif
Nama :
Usia :
A. PENGETAHUAN
130/80 mmHg
2 Relaksasi otot progresif memfokuskan pada peregangan otot dan
merileksasikan
3
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi untuk
menurunkan tekanan darah
4
Manajemen emosi positif bukan dengan terapi relaksasi otot
progresif
5
Jika cidera pada kaki maka lakukan relaksasi otot progresif
6
Lansia tidak boleh melakukan relaksasi otot progresif
7
Darah tinggi/hipertensi tidak boleh melakukan relaksasi otot
progresif
8
Relaksasi otot progresif efektif dilakukan 2 kali seminggu selama 15-
20 menit
9
Melakukan setiap gerakan 2 kali
10
Posisi melakaukan relaksasi otot progresif dalam keadaan berdiri
B. SIKAP
Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan
tanda check (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda.
San
San Tid
gat
N Pertanya gat Setuj ak
o an u Tid
Setu Setu
ak
ju ju
Setuju
1 Riwayat hipertensi tidak menyebabkan hipertensi
2
Hipertensi dapat dikontrol
3
Jika cemas, nyeri pada leher dan punggung maka
melakukan teknik relaksasi otot progresif
4 Teknik relaksasi otot progresif sebagai alternatif
untuk tidak meminum obat antihipertensi
5
Meminum obat dan memeriksa tekanan darah
teratur bukan termasuk pencegahan hipertensi
7
Jija saya stress dan cemas membuat saya pusing
dan nyeri pada pundak dan leher
8
Saya melakukan relaksasi otot progresif dalam
keadaan sakit
9 Jika otot-otot menegang saya melakukan relaksasi
otot progresif
4
Jika nyeri pada leher dan punggung saya hanya
melakukan istirahat