Laporan Biologi Lengkap
Laporan Biologi Lengkap
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Oleh :
KELOMPOK 82
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Oleh :
PENGGUNAAN
MIKROSKOP
4
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
oleh daya pisah yang lebih besar yang diperoleh karena berkas –
berkas electron yang digunakan untuk perbesaran dan mempunyai
panjang gelombang yang sangat pendek.
Mikroskop Cahaya
Mikroskop ini meggunakan cahaya putih biasa untuk melihat
mikroorganisme.Cahaya dapat dikeluarkan secara langsung melalui
objek atau disekitar objek atau ditepi objek. Polaritas cahaya dengan
melewatkan cahaya biasa melalui dua filter dapat digunakan untuk
melihat bagian – bagian objek yang lebih jelas.
Mikroskop Ultra – Violet (UV)
Mikroskop ini menggunakan sinar UV dengan panjang gelombang
lebih pendek dari cahaya untuk melihat organisme mikroskop UV
dapat melihat objek yang lebih kecil dari objek yang dapat dilihat.
Mikroskop Akustik
Mikroskop ini menggunakan komponen untuk menghasilkan
gelombang suara untuk melihat objek.Mikroskop akustik menghasilkan
bayangan objek secara objek secara elektronik pada layar televisi dan
bisa memperbesar objek secara elektronik sampai 5000 kali ukuran
sebenarnya.
Mikrometer
Untuk menggerakkan lensa naik turun secara perlahan – lahan.
Menurut Sulistyodiani (2010),ada beberapa bagian – bagian
mikroskop ialah sebagai berikut :
Lensa Okuler
Lensa Objektif
Makrometer
Mikrometer
Revolver
Diafragma
Kondensor
Meja Mikroskop
Penjepit Kaca
Lengan Mikroskop
Kaki Mikroskop
Sendi Ingdinasi
Menurut Purba (1966), bagian – bagian mikroskop ialah
sebagai berikut :
Lensa Okuler
Revolver
Penjepit Preparat
Lensa Objektif
Meja Preparat
Diafragma
Sumber Cahaya
Mikrometer
Makrometer
Pengatur Letak Preparat
10
3. METODOLOGI
Hasil Hasil
Diatur fokusnya
12
Diamati
Hasil
4. PEMBAHASAN
yang akan diamati diletakkan di atas meja preparat pada mikroskop. Setelah
itu objek diamati dan dicatat hasil pengamatannya.
14
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum Biologi Dasar untuk
mikroskop adalah sebagai berikut :
1. Mikroskop merupakan alat yang berfungsi untuk melihat benda-benda
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar.
2. Sifat bayangan yang diperoleh dari mikroskop yaitu maya,terbalik, dan
diperbesar.
5.2 Saran
Dalam Praktikum Biologi Dasar materi penggunaan mikroskop yaitu,
sebaiknya praktikan harus sabar dan teliti untuk mendapatkan gambar objek
yang diamati oleh mikroskop dan menggunakan waktu sebaik mungkin,
karena itu yang membantu agar berjalannya praktikum lancar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Afdhom.2008.Macam-macam mikroskop.http://www.afdhom-mikros.com/
Diakses tanggal 29 September 2011, pukul 21.00 WIB.
Anonymous.2008.Pengertian mikroskop.http://Wikipedia.org/wiki/mikros
Diakses tanggal 29 september 2011, pukul 21.00 WIB.
.2008.Pengertian mikroskop.http://id.shroong.com/
exact/sciences/physic/212570/. Diakses tanggal 29 September 2011,
pukul 21.00.
Jacklet, Alice.1998.Laboratory manual life third Edition.
Kadri.2010.Sejarah mikroskop.http://kadri-blogspot.copm/2010/02/sejarah-
leuwenhoek-dan-mikroskopnya.html. Diakses tanggal 29 September
2011, pukul 21.00 WIB.
Warghor.2000.Bagian-bagian mikroskop.http://service-microcope.blogspot.com
Diakses tanggal 30 September 2011, pukul 07.00 WIB.
Nelson, DL and Cox, MM.2004.Morcular and cellular biologi.4ed. New York :
W.H. Freeman.119P. Diakses tanggal 30 September 2011, pukul
07.00 WIB.
Purba.1999.Sejarah mikroskop.http://www.purba.blogspot.com/
Diakses tanggal 30 September 2011, pukul 07.00 WIB.
18
1.PENDAHULUAN
3. METODOLOGI
akan diamati.
e. Ephitelium squamosum pipi : sebagai media pengamatan.
f. Daun hydrilla : sebagai media pengamatan.
g. Larutan biru methylene : untuk memperjelas objek yang
akan diamati.
h. Paramecium : sebagai objek yang akan
diamati.
Hasil
3.3.2 Hydrilla
Hasil
26
3.3.3 Paramecium
Diambil paramecium
dengan pipet tetes
Hasil
Hasil
27
4. PEMBAHASAN
Pengamatan pada
gambar menggunakan
perbesaran sampai 400
1. Ketela pohon x. Pada gambar terlihat
sel ketela pohon seperti
titik-titik buram tidak jelas.
Pengamatan pada
gambar menggunakan
perbesaran sampai 400
x. Pada gambar terlihat
2. Hydrilla sel daun hydrilla berupa
persegi panjang yang
tersusun rapid dan
terdapat garis panjang di
tengah.
Pengamatan pada
gambar meggunakan
perbesaran sampai 400
3. Paramecium x. Pada gambar terlihat
sel paramecium seperti
bintik-bintik merah.
Pengamatan pada
gambar menggunakan
perbesaran sampai 400
4. Ephitelium x. Pada gambar terlihat
squamosum pipi sel ephitelium
squamosum pipi
bentuknya ada yang
panjang dan ada yang
tidak berbentuk.
berbentuk persegi
dan terdapat titik-
titik di
sekelilingnya.
Perbesaran
2. Hydrilla pengamatan
sampai 400 x. Dari
gambar literatur
dapat disimpulkan
bahwa sel daun
hydrilla berbentuk
persegi panjang
dan tersusun rapi.
Perbesaran
3. Paramecium pengamatan
sampai 400 x. Dari
gambar literatur
dapat diketahui
bahwa
paramecium
memiliki bulu atau
rambut dan
terdapat inti sel
ditengahnya.
Perbesaran
4. Ephitelium pengamatan
squamosum sampai 400 x. Dari
pipi gambar literatur
dapat diketahui
bahwa sel
ephitelium
squamosum pipi
berbentuk panjang
dan lonjong. Tak
tentu.
31
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
- Sel merupakan organisasi terkecil dari materiil yang mengandung
kehidupan.
- Bentuk sel bermacam-macam, ada yang pipih, memanjang,
sangat panjang dan bikonkaf.
- Ukuran sel umumnya mikroskopis.
- Sel yang ada pada hewan berbeda dengan sel yang ada pada
tumbuhan.
- Larutan Y-KY digunakan untuk memperjelas karbohidrat.
- Aquades digunakan untuk memfiksasi sel yang bergerak cepat.
- Larutan lugol berfungsi sebagai penyebab difraksi pada
paramecium.
- Larutan biru methylene berfungsi sebagai penyebab difraksi pada
ephitelium squamosum pipi.
5.2 Saran
Diharapkan bagi asisten praktikumdalam menjelaskan jangan terlalu
cepat, supaya praktikan bisa betul-betul memahami materi praktikum dan
lancer dalam mengerjakan posttest.Dan diharapkan tidak jutek terhadap
praktikan supaya suasana tidak tegang dan jenuh.
32
DAFTAR PUSTAKA
SISTEMATIKA,
ANATOMI, FISIOLOGI,
DAN MORFOLOGI
IKAN NILA
(Oreochromis
niloticus)
34
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Klasifikasi
37
duri lunak dan dubur 3 duri serta 8-11 jari-jari.Tubuh ada yang berwarna
kemerahan, kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang
yang makin mengabur pada saat ikan dewasa. Ekor berbentuk rounded
dengan garis-garis tegak, 7-12 sirip punggung dengan warna kemerah-
merahan atau kekuning-kuningan saat musim berbiak (Saputra, 2007).
Ciri khas nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip
ekor, punggung dan dubur.Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk
membulat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi
kematangan gonad.Pada rahang terdapat bercak kehitaman.Sisik ikan nila
juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pula dengan bagian
analnya. Dengan posisi sirip anal di bagian belakang sirip dada (abdominal)
(Suyanto,1994 dalam wibaw 2003).
bagian dari sistem reproduksi terdiri dari kelenjar kelamin atau gonad,
di mana pada ikan betina disebut ovarium sedang pada jantan disebut
testis beserta salurannya (Hoar dan Randall, 1983).
Menurut Harder (1975), tipe reproduksi dibagi menjadi a) Tipe
sinkronisasi total di mana oosit berkembang pada stadia yang sama.
Tipe ini biasanya terdapat pada spesies ikan yang memijah hanya
sekali dalam setahun, b) Tipe sinkronisasi kelompok dengan dua
stadia, yaitu oosit besar yang matang, di samping itu ada oosit yang
sangat kecil tanpa kuning telur dan c) Tipe asinkronisasi di mana
ovarium terdiri dari berbagai tingkat stadia oosit.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi reproduksi
pada spesies ikan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal.Faktor
eksternal meluputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan
adanya ikan jantan. Pada umumnya ikan-ikan di perairan alami akan
memijah pada awal musim hujan atau pada akhir musim hujan, karena
pada saat itu terjadi akan terjadi perubahan lingkungan atau kondisi
perairan yang dapat merangsang ikan-ikan untuk berpijah (Sutisna,
1995).
2.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik
Ikan memiliki jenis sisik yang berbeda-beda, begitu pula dengan
fungsi sisiknya. Berikut adalah jenis dan fungsi sisik pada ikan :
2.7.1 Jenis Sisik
1) Sisik Kosmoid (Cosmoid)
Sisik kosmoid yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan
bangsa Crossopterygi yang telah punah.Sisik ini berlapis-lapis, di
mana lapisan terdalam terbangun dari tulang yang memipih.Di atasnya
berada selapis tulang yang berpembuluh darah, dan di atasnya lagi,
selapis bahan serupa email gigi yang disebut cosmine.Kemudian di
bagian terluar terdapat lapisan keratin.Ikan Coelacanth memiliki
semacam sisik kosmoid yang telah berkembang, yang kehilangan
lapisan kosmin dan lebih tipis dari sisik kosmoid sejati.
2) Sisik Ganoid
Sisik-sisik ganoid ditemukan pada ikan-ikan suku Lepisosteidae
dan Polypteridae.Sisik-sisik ini serupa dengan sisik kosmoid, dengan
42
2) Pointed
(Google Image, 2011)
3) Rounded
(Google Image, 2011)
4) Forked
(Google Image, 2011)
5) Lunate
(Google Image, 2011)
2.8.2 Fungsi
Fungsi ekor pada ikan adalah untuk mempercepat laju ikan di di
dalam air (Fowcett, 1969).
Menurut Suriyana (2010) adalah untuk keseimbangan tubuh ikan
dan membantu dalam pergerakan ikan.
44
3.METODOLOGI
Hasil
Hasil
4. PEMBAHASAN
Keterangan Gambar :
1. Sirip punggung (dorsal)
2. Sirip bawah (ventral)
3. Sirip dada (pectoral)
4. Sirip dubur (anal)
5. Mulut
6. Mata
7. Tutup insang (opercullum)
8. Sisik
9. Sirip ekor (caudal)
10. Pangkal ekor
Keterangan Gambar :
1. Mulut 7. Sirip ekor (ekor)
2. Mata 8. Sisik
3. Tutup insang (opercullum) 9. Anus
4. Sirip bawah (ventral) 10. Ginjal
5. Sirip dubur (anal) 11. Hati
6. Pangkal ekor 12. Kulit dalam ikan
C. Gambar Insang
Keterangan Gambar :
1. Gill filament
2. Gill rakers
3. Gill arch
49
D. Gambar Sisik
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam Praktikum Biologi Dasar
tentang sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) adalah :
52
5.2 Saran
Pada kegiatan Praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika,
Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terdapat
proses awal pre test. Saran kami, waktu menjawab soal-soalnya janganlah
terlalu cepat.Sebenarnya soal-soal dapat dijawab, namun waktu yang terlalu
cepat membuat jawaban tidak dapat ditulis dengan tuntas.
DAFTAR PUSTAKA
707 agkirn
Diakses tanggal 09 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB
Sutisna. 1995. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Gramedia
Suyanto. 1994. Ikan Nila Merah. Jakarta: Erlangga
Wardoyo.1997. Budidaya Ikan Air Tawar. http:// books.google.co.id/books?-
id.kuu
Diakses tanggal 09 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB
Watanabe et all. 1990. Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jakarta: Gramedia
Widiyati et all. 1999. Endonesia Scientific Journal Database.
http://journal.pdii.upi.go.id/
index.php/search.html?aet=tampil&id=51891&idc=33
Diakses tanggal 06 Oktober 2011, pukul 20.00 WIB
55
JARINGAN
TUMBUHAN DAN
HEWAN
1. PENDAHULUAN
e. Jaringan Pengangkut
(Google image,2011)
61
3. METODOLOGI
Hasil
Hasil
62
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
63
4. PEMBAHASAN
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum Biologi Dasar tentang Jaringan Tumbuhan dan Hewan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai fungsi dan bentuk
yang sama
Jaringan pada hewan adalah jaringan epitelium, jaringan otot, jaringan
pengikat, jaringan syaraf, jaringan otot jantung, otot lurik, dan otot polos.
Jaringan pada tumbuhan adalah jaringan meristem, jaringan epidermis,
jaringan parenkim, jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut.
Jaringan bekerja dengan spesifik sehingga jaringan satu dengan
jaringan lainnya tidak ada kesamaan fungsi.
Jaringan adalah unit terkecil pembentuk organ pada tubuh hewan dan
tumbuhan.
5.2 Saran
Dari Praktikum Biologi Dasar tentang Jaringan Tumbuhan dan Hewan
sebaiknya di setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, proses pengamatan objek dengan
menggunakan mikroskop, pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan
pelan-pelan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Fawcett, 1999.Biology Silence.Jakarta : Erlangga
Godam 64.2006. http://organisasi.org/taxonomi-menu/2/16? Page = 1
Diakses tanggal 7 Oktober 2011, pukul 20.00 WIB
Google images.2011.http://google.co.id/images
Hedomenes. 2006. http://hedomenes.blogspot.com
Diakses tanggal 6 Oktober 2011, pukul 07.00 WIB
Patrician, D. Novak. 1998. Kamus Sara Kedokteran Orland. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Rustam. 2009. http:// aquaculture-rustam.blogspot.com/2009/07/biologi.html
Diakses tanggal 6 Oktober 2011, pukul 07.00 WIB
Sriwedani. 2010. http://pengertianimasi.tk/pengertian-jaringan-dalam-biologi-
modern.aspx
Diakses tanggal 11 Oktober 2011, pukul 09.00 WIB
Sastrodinoto. 1980. http://aquaculture.blogspot.com/1980/07/biologi.html
Diakses tanggal 6 Oktober 2011, pukul 07.00 WIB
68
MIKROORGANISME
PERAIRAN
69
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
dapat juga dapat dibentuk secara tidak langsung misalnya dengan metode
penuangan (platting)pada medium padat atau menghitung berat
biomassanya. Dalam metode penuangan, jumlah sel ditentukan dengan
menghitung jumlah kalor yang tumbuh dalam medium padat sehingga yang
terhitung hanya sel-sel yang masih hidup (Yuwono , 2008 ).
Menurut Harmita dan Radjji (2006) , ada empat macam cara yang
umum digunakan untuk memperkirakan besar populasi mikroorganisme ,
yaitu :
- Perhitungan langsung (direct count) : jumlah sel atau biomassa
mikroorganisme , sel dihitung langsung dibawah mikroskop atau dengan
penghitung partikel elektrik (electric perticle counter).
- Pengukuran langsung ( direct measurmen ) :biomassa mikroorganisme,
massa sel ditentukan dengan menimbang / mengukur berat seluruh sel,
biomassa dapat dikorelasikan dengan jumlah sel dengan
membandingkannya pada kurva standart.
- Perhitungan tidak langsung ( indirect count ) jumlah sel , mikroorganisme
dalam sampel di konsentrasikan dan ditanam pada media yang sesuai ,
pertumbuhan mikroorganisme , contohnya pembentukan koloni dalam pelat
agar digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroorganisme yang
terdapat didalam sampel.
- Perkiraan tidak langsung ( indirect estimzte ) biomassa mikroorganisme,
biomassa mikroorganisme diperkirakan dengan mengukur komponen
biokimia sel mikroorganisme yang relatif konstan, seperti protein, adenosin
tripospat (ATP) lipopolisakarida (LPS), murein klorofil.
77
3. METODOLOGI
Cawan
petri
Dicuci
Dikeringkan
Dibungkus Koran
Diikat tali
Dimasukkan autoklaf
Autoklaf
Hasil
79
Dimasukkan
erlemeyer
PCA +
aquadest
Hasil
PCA
hangat
Has
Hasil
80
3.3.3 Penanaman
Media PCA
beku
Dibuka ± 10 Ditutup
menit
Ditutup
Dibalik
Dibungkus
Diinkubasi ± 3 hari
Hasil
Komponen PCA :
Agar : 9 gram
Pepton : 5 gram
Glukosa : 1 gram
+
17,5 gram
5. 4. PEMBAHASAN
4.1.3 Penanaman
Media PCA yang beku, di buka 10 menit lalu di tiup, setelah itu
ditutup kembali dan di balik. Setelah itu di bungkus menggunakan
kertas permanen, dan kemudian di inkubasi.
4.1.4 Perhitungan Koloni
Cawan petri yang terisi medium di keluarkan dari incase lalu di
hitung koloni yang tumbuh dan di catat hasilnya.
83
6. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Biologi Dasar tentang Mikroorganisme Perairan dapat
di peroleh kesimpulan sebagai berikut :
Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme disebut dengan
mikrobiologi
Mikroorganisme adalah organisme mikroskopis yang tidak dapat
di lihat kasat mata atau mata telanjang
Macam-macam kelompok mikroorganisme di lingkungan antara
lain ; bakteri, sianobakteri, virus, khamir, kapang, protozoa dan
algae
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganis
memeliputi supplai gizi, waktu, suhu, air, PH, dan tersedianya
oksigen.
Sterilisasi adalah eliminasi total atau distruksi semua bentuk
krhidupan mikroba
Media merupakan suatu substrat untuk menumbuhkan jamur,
yang digunakan didalam laboratorium
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan
mokulasi diatas permukaan
Perhitungan koloni ada perhitungan langsung( Direct count ) dan
pengukuran tidak langsung ( Direct measurmen )
5.2 Saran
Dalam praktikum ini , banyak praktikan yang tidak paham karna kita
tidak praktikum secara langsung atau praktikum seperti biasanya. Untuk alat-
alat laboratorium mohon dilengkapi.
84
DAFTAR PUSTAKA
PRODUSEN DAN
KONSUMEN DI
PERAIRAN
86
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
(Docudesk, 2010)
Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0,03%. Sumber-
sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi
vulkanik, pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbondioksida di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan
oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk
berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
membentuk batu bara di dalam tanah. Batu bara dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara (Docudesk, 2011).
91
(Legawa, 2011)
Ini diagram siklus karbon cepat menunjukkan pergerakan karbon
antara daratan, atmosfer, dan lautan. Nomor kuning adalah fluks yang alami,
dan merah merupakan kontribusi manusia dalam kisaran karbon per
tahun.Nomor putih menunjukkan karbon yang tersimpan (digram diadaptasi
dari U.S.DOE, Biological dan Enviromental Research Information System)
selama jangka panjang, siklus karbon tampaknya mempertahankan
keseimbangan yang mencegah semua karbon bumi dan memasuki atmosfer
(seperti halnya di Venus) atau agar tidak disimpan seluruhnya dalam batuan,
keseimbangan ini membantu menjaga suhu bumi relatif stabil, seperti
termosfer (Legada, 2011).
3. METODOLOGI
Tabung reaksi A1
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru± 2 tetes
↓
Dimasukkan siput air
↓
Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas
↓
Dicelupkan ke parafin cair
↓
Diletakkan di tempat terang
↓
Diamati selama ± 3 hari
↓
Hasil
95
Tabung reaksi A1
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru± 2 tetes
↓
Dimasukkan siput air
↓
Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas
↓
Dicelupkan ke parafin cair
↓
Diletakkan di tempat terang
↓
Diamati selama ± 3 hari
↓
Hasil
Tabung reaksi A2
↓
96
Tabung reaksi A3
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru ± 2 tetes
97
↓
Dimasukkan hydrilla
↓
Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas
↓
Dicelupkan ke parafin cair
↓
Diletakkan di tempat terang
↓
Diamati selama ± 3 hari
↓
Hasil
Tabung reaksi A4
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru ± 2 tetes
↓
Ditutup tabung reaksi
↓
98
Tabung reaksi B2
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi
↓
Dimasukkan siput air dan hydrilla
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru ± 2 tetes
↓
Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas
↓
100
Tabung reaksi B3
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi
↓
Dimasukkan hydrilla
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru ± 2 tetes
↓
Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas
↓
Dicelupkan ke parafin cair
↓
Diletakkan di tempat gelap
101
↓
Diamati selama ± 3 hari
↓
Hasil
Tabung reaksi B4
↓
Diisi dengan air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi
↓
Ditetesi larutan bromtimol biru ± 2 tetes
↓
Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas
↓
Dicelupkan ke parafin cair
↓
Diletakkan di tempat gelap
↓
Diamati selama ± 3 hari
↓
Hasil
102
4. PEMBAHASAN
tersebut diberi nama A1, A2, A3,A4. Masing-masing tabung diisi dengan
air kran 2 cm dari mulut tabung reaksi, dan ditetesi dengan larutan
bromtimol biru ± 2 tetes.
Tabung reaksi A1 diisi dengan air kran 2 cm kemudian ditetesi
larutan bromtimol biru 2 tetes.Dimasukkan siput air di dalamnya
kemudian mulut tabung ditutup dengan kapas dan dilapisi parafin cair
agar tidak ada udara yang masuk.Diletakkan tabung reaksi di rak
tabung reaksi dan ditaruh di tempat terang.Diamati ± 3 hari dan
dicatat perubahan setiap harinya.
Tabung reaksi A2 diisi dengan air kran 2 cm kemudian ditetesi
larutan bromtimol biru 2 tetes.Dimasukkan siput air + hydrilla di
dalamnya, kemudian mulut tabung ditutup dengan kapas dan dilapisi
parafin cair agar tidak ada udara yang masuk.Diletakkan tabung
reaksi di rak tabung reaksi dan ditaruh di tempat terang.Diamati ± 3
hari dan dicatat hasil perubahan.
Tabung reaksi A3 diisi dengan air kran 2 cm kemudian ditetesi
larutan bromtimol biru 2 tetes.Dimasukkan hydrilla di dalamnya
kemudian mulut tabung ditutup dengan kapas dan dilapisi parafin cair
agar tidak ada udara yang masuk.Diletakkan di rak tabung reaksi dan
ditaruh di tempat terang.Diamati ± 3 hari dan dicatat hasil perubahan.
Tabung reaksi A4 diisi dengan air kran 2 cm kemudian ditetesi
larutan bromtimol biru 2 tetes.Kemudian langsung ditutup dengan
kapas dan dilapisi parafin cair agar tidak ada udara yang
masuk.Diletakkan di rak tabung reaksi dan ditaruh di tempat
terang.Diamati ± 3 hari dan dicatat hasil.
4.2.2. Reaksi Gelap
Tabung reaksi B1 diisi dengan air kran 2 cm kemudian ditetesi
larutan bromtimol biru 2 tetes.Dimasukkan siput air di dalamnya
kemudian mulut tabung reaksi ditutup dengan kapas dan dilapisi
parafin cair agar tidak ada udara yang masuk.Diletakkan tabung
reaksi di rak tabung reaksi dan ditaruh di tempat gelap.Diamati ± 3
hari dan dicatat hasil tiap harinya.
Tabung reaksi B2 diisi dengan air kran 2 cm kemudian ditetesi
larutan bromtimol biru 2 tetes.Dimasukkan siput air + hydrilla di
dalamnya, kemudian mulut tabung ditutup dengan kapas dan dilapisi
106
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Siklus karbon adalah siklus biogeokimia, dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
- Peran zat besi dalam siklus karbon laut adalah meningkatkan pertumbuhan
fitoplankton yang menghasilkan CO2 dari udara melalui fotosintesis.
- Pada percobaan reaksi gelap pada hari ketiga siputnya mati karena tidak
mendapat O2 dari hydrilla, dan hydrilla menjadi layu karena tidak
mendapatkan sinar matahari sehingga tidak dapat melakukan proses
fotosintesis.
- Hubungan siklus karbon dengan perairan adalah semakin banyak plankton,
semakin banyak karbon yang disimpan dalam laut.
- Faktor yang mempengaruhi siklus karbon adalah adanya karbonat yang
berasal dari aeposito terang ditingkat atas laut.
109
5.2. Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya para praktikan memperhatikan
dengan baik dan melakukan pengamatan dengan teliti sehingga dapat
memperoleh hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA