Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

KALORIMETER

Disusun Oleh:

Nama : Rani Taharah

NPM : E1G020073

Prodi : Teknologi Industri Pertanian

Hari/Jam : /19 Desember 2020

Dosen : Drs. Bosman Sidebang, MP

Ko-Ass : 1. Pera Atria, S.T.P

2. Marini Yupita, S.T.P

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
1. Nama Percobaan
KALORIMETER
2. Tujuan Percobaan
Menentukan kalorimeter dan kalor lebur es
3. Teori
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada suatu
perubahan atau reaksi kimia. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik,
yaitu tidak ada kalor yang keluar atau masuk dari kalorimeter. Kalorimetri adalah
proses pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi
kimia dalam suatu eksperimen. ( Anonim, 2020)

(Wahyuni, 2010). Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang
dinyatakan sebagai berikut :
 Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi kontak
maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda setelah
keseimbangan termis tercapai akan sama.
 Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.

Jika sebuah benda melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat
tersebut selain itu juga terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan akan
berubah menjadi es. Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk menjadi es.
Dari cair menjadi padat. Begitu pula yang terjadi pada benda cair yang menguap
menjadi gas (Purwoko, 2007).

Ada beberapa hal yang terkait dengan kalor, yaitu :


 Kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram
atau1 kg zat sebesar 1oC.
 Kapasitas kalor, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan shununya sebesar 1oC.
 Kalor lebur, menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa
zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
 Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat dari
wujud cair menjadi padat pada titik bekuya.
 Titik lebur normal suatu zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan oleh
gaya tarik antar partikel-partikel di dalamnya.
 Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari
wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
 Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
 Titik didih normal dari sebuah cairan merupakan kasus di mana tekanan uap
cairan sama dengan tekanan atmosphere dipermukaan laut. (Sunaryono, 2010).

Jika sebuah benda melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat
tersebut selain itu juga terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan akan
berubah menjadi es. Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk menjadi es.
Dari cair menjadi padat. Begitu pula yang terjadi pada benda cair yang menguap
menjadi gas. (Purwoko, 2007).

Jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat
adalah sebanding dengan perubahan temperatur suatu zat dan massanya
Q=m x c x ∆t =t x ∆t
Dengan :
C adalah kapasitas panas zat.
Kalor jenis c adalah kapasitas panas per satuan massa.
Panas jenis air 1 kal/goC atau 1 kal/kgoC.

Dari definisi Btu panas jenis air adalah 1 Btu/16 oF. Kapasitas panas air sangat
besar dibanding dengan zat lain sehingga air dapat menyimpan energi termis atau
termal dengan baik sekali (Tipler, 2002).
4. Data percobaan
A.

m1 m2 t1 t2 ta
(gram) (gram) (oC) (oC) (oC)

115,7 145,7 24 54 30

B.

m air m es t air L es ta
(gram) (gram) (oC) (oC) (oC)

154,3 36 29 256,3 22

C.

m0 = 94,5
m1= 115,7
m2= 145,7
Suhu air mula-mula= 28 oC

D.

No Waktu (t Menit) Penurunan Suhu, Δt (oC)


1. 30 36
2. 60 34
3. 90 30
4. 120 28
5. 150 22
 Analisa data

1. Hitunglah kapasitas kalor kalorimeter (Percobaan A)


2. Hitunglah kalor lebur es (Percobaan B)
3. Bandingkan nilai kalor lebur es yang diperoleh dari percobaan dengan yang
ada pada buku teks
4. Gambar grafik antara suhu dengan waktu untuk setiap (Percobaan C)
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan suhu minimum pada C5 dan apa anda
hitung dari percobaan C ini.

Pembahsan
1. Hitunglah kapasitas kalor kalorimeter (Percobaan A)
Penambahan air yang berada dalam bejanan yang suhunya lebih rendah
dengan air bersuhu tinggi, Maka pada keadaan setimbang akan berlaku hubungan
sbb:

m1 c ( ta−t 1 ) +C ( ta−t 1 )=m2 c ( t 2−ta )

Keterangan:
m1 = massa air bersuhu lebih rendah (t1)
m2 = masa air bersuhu lebih tinggi (t2)
C = kapasitas kalor bejana
c =kalor jenis air
ta= suhu akhir setelah tercapai kesetimbangan

Perhitungan:
m1 c (ta-t1) + C (ta-t1) = m2 c (t2-ta)
115,7 x 1000 (30-24) + C (30-24) = 145,7 x 1000 (54-30)
115700 (6) + 6C= 145700 (24)
694200 + 6C= 3496800
6C = 3496800 – 694200
6C = 2802600
2802600
C=
6
C = 467100 J/K
2. Kalor lebur suatu zat padat adalah jumlah kalor per satuan massa yang diberikan
pada zat padat tersebut pada titik leburnya.
m1 c ( ta−t 1 ) +C ( ta−t 1 )=m2 c ( t 2−ta )
Keterangan :
m es= massa es (g)
m air = massa air (g)
L es = kalor lebur es (kal/g)
T es= suhu air dalam bejana mula-mula (oC)
C = Kapasitas kalor bejana (kal/oC)

Perhitungan:
mes (Les + ta) = (mair + C) (tair – ta)
36 (Les + 22) = (154,3 + 467100) (29-22)
36 Les + 792 = 467254,3 (7)
36 Les + 792 = 3270780,1
36 Les = 3270780,1 – 792
36 Les = 3269988,1
3269988,1
Les =
36
Les = 90833,00278 J/K

3. Bandingkan nilai kalor lebur es yang diperoleh dari percobaan dengan yang ada
pada buku teks
Jika dibandingkan dengan literatur, ketetapan untuk kalor lebur es adalah
333.000 J/Kg. Hal ini sangat berbeda dengan kalor lebur es yang didapat dari
percobaan. Penyebabnya bisa dikarenakan pada literatur titik beku airnya berada
pada 0˚C (Giancolli, 2014:491-492).
Gambar grafik antara suhu dengan waktu untuk setiap (Percobaan C)

Grafik penurunan suhu

Suhu ( 0C )
40

35

30

25

20

15

10

0
30 60 90 120 150

Waktu ( t )

5. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum ini, antara lain
:
1. Semakin mudah bahan mengahantarkan panas, maka kalor jenis bahan tersebut
semakin besar.
2. Perbandingan kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan, kecuali
pada tembaga yang selisihnya cenderung besar pada percobaan pertama dan
kedua.
3. Hampir semua suhu akhir baik pada percobaan menentukan kalor jenis maupun
kalor lebur menghasilkan hampir setengah dari suhu awal.
4. Praktikum kali ini, tentang kalor dapat dibilang telah sesuai dengan Azas Black.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2020.Kalorimeter.https://www.dosenpendidikan.co.id/kalorimeter/. (Diakses pada 20


Desember 2020 pukul 19.00)

Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember : Universitas


Jember.

Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.

Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.

Tipler, Paul A. 2002. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai