Anda di halaman 1dari 6

UPEJ 3 (2) (2014)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

ANALISIS KONSEPSI DAN PERUBAHAN KONSEPTUAL SUHU DAN


KALOR PADA SISWA SMA KELAS UNGGULAN

P. P. Lestari , Suharto Linuwih


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,
Indonesia, 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Untuk mengetahui konsepsi dan perubahan konseptual siswa pada materi suhu dan kalor, dilakukan penelitian
Diterima April 2014 kualitatif pada siswa SMA N 4 Magelang tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dimulai dengan pengumpulan
Disetujui April 2014 data dan observasi terhadap siswa. Tahap selanjutnya yaitu melakukan uji coba soal tes tulis pada kelas regular.
Hasil dari uji coba soal kemudian dijadikan bahan untuk melakukan tes tulis pada kelas X dan XII IPA
Dipublikasikan Agustus
unggulan. Soal tes tulis merupakan soal essay berupa soal konseptual. Setelah itu, dilaksanakan tes wawancara
2014
dengan sampel siswa yang jawabannya memiliki banyak peluang/kemungkinan. Konsepsi siswa berbentuk
________________ konsepsi ilmiah, alternatif, dan paralel. Konsepsi paralel siswa merupakan perpaduan antara konsepsi ilmiah dan
Keywords: alternatif serta perpaduan dua konsepsi alternatif. Faktor yang melatarbelakangi munculnya konsepsi pada siswa
Conception, Conceptual meliputi pemahaman kurang mendalam, apresiasi konseptual, intuisi kehidupan sehari-hari, dan pengetahuan
sebagai struktur teoritis. Bentuk perubahan konseptual siswa signifikan pada perubahan menuju konsepsi ilmiah
Changes, Temperature and
sedangkan perubahan konsepsi alternatif dan paralel terjadi meski dengan jumlah yang sedikit.
Heat.
_____________________

Abstract
___________________________________________________________________
In purpose to know the students’ conception and also their conceptual changes in learning materials of temperature and heat, a
qualitative research was conducted in SMAN 4 Magelang in academic year 2013/2014. The reseach was started by collecting
data dealing with the research and observing the students. The next step was the trial of written test to regular class. The result
of the trial was used as the test given to the superior class of ten and twelfth graders. The given written test is conceptual in the
form of essay. After conducting the written test, interview test was conducted. The samples are the students who had many
possibilities in answering the written test. Based on the research result, the students’ concepts are scientific concept, alternative
concept, and parallel concept. The parallel concept is the combination between scientific concept and alternative concept and
also the combination between two alternative concepts. Factors influencing and triggering the students’ conception are shallow
understanding, conceptual appreciation, daily intuition, and knowledge as the theoretical structures. The conceptual changes
significantly approach the scientific conception while the changes of alternative conception and parallel took place although in
small precentage.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamatkorespondensi: ISSN 2252-6935
Gedung D7 Lantai 2 Kampus UNNES,Semarang, 50229
E-mail: puputputrilestari3@gmail.com
P.P Lestari,dkk/ Unnes Physic Education Journal 3 (2) (2014)

PENDAHULUAN memiliki lebih dari satu konsepsi atau konsepsi


Fisika merupakan ilmu yang mempelajari ganda yang bersaing dalam pikiran individu
berbagai fenomena alam dan erat hubungannya tersebut sehingga akan menyulitkan untuk
dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. menentukan konsepsi manakah yang benar.
Oleh karena itu, dalam mempelajari fisika tidak Konsepsi ganda tersebut disebut dengan konsepsi
lepas dari pengetahuan awal atau anggapan dasar paralel. Konsepsi paralel dapat berupa perpaduan
yang didapatkan dari pengalaman sehari-hari. antara konsepsi ilmiah dan konsepsi alternatif
Salah satu konsep fisika yang sering dijumpai maupun perpaduan antara dua konsepsi alternatif.
dalam kehidupan sehari-hari adalah suhu dan Konsepsi ilmiah merupakan konsepsi seseorang
kalor. Misalnya saja, peristiwa mendidihnya air yang sama dengan konsepsi para pakar atau ahli.
setelah dipanaskan di atas kompor. Dengan adanya berbagai konsepsi inilah yang
Suhu dan kalor merupakan salah satu dapat memunculkan perubahan konseptual siswa.
materi yang diajarkan di SMP dan SMA. Menurut beberapa peneliti dalam Hüseyin
Kurikulum SMA menunjukkan bahwa suhu dan Küçüközer (2008), para pendidik sains
kalor merupakan suatu materi yang dipelajari di menyatakan pentingnya studi tentang perubahan
kelas X dimana pokok bahasannya adalah suhu konseptual karena fakta bahwa ide-ide siswa
dan termometer, pemuaian, kalor, perubahan sebelum diajar bertentangan dengan kebenaran
wujud, kalor jenis dan perpindahan kalor. Materi ilmiah. Hal ini terbukti dengan sulitnya mengubah
ini menjadi dasar bagi siswa yang akan ide-ide tersebut dengan metode pengajaran
mempelajari termodinamika di kelas XI. Materi ini tradisional dan menciptakan permasalahan dalam
sebelumnya pernah dibahas di SMP sehingga mempelajari topik baru.
siswa sudah memiliki konsep tentang suhu dan Teori pertama tentang perubahan
kalor (Sirait, 2010). Tetapi, kenyataannya di konseptual diusulkan oleh Posner et al. Dua jenis
lapangan bahwa, masih banyak siswa mengalami perubahan konseptual dijelaskan dalam teori ini
kesulitan dalam memecahkan persoalan yang dengan menggunakan dua istilah Piaget: asimilasi
berhubungan dengan materi tersebut. dan akomodasi. Pertama, konsep baru diasimilasi
Sejumlah penelitian pernah dilakukan oleh struktur pra-konseptual. Kedua, konseptual
untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai struktur diakomodasi jika konsep pada siswa
konsep suhu dan kalor. Penelitian seperti yang bertentangan dengan konsep baru yang dipelajari.
dilakukan Mustafa Sözbilir (2003), menunjukkan Posner et al. (1982) menyatakan bahwa akomodasi
bahwa siswa memiliki ide yang berbeda tentang tergantung pada beberapa kondisi. Kondisi ini
suhu dan kalor dari yang dimiliki oleh para tercantum di bawah ini:
ilmuwan. Siswa mendapat ide-ide dari a) Ketidakpuasan siswa dengan konsep yang
pengalaman sehari-hari dan bahkan dari kesalahan ada.
penggambaran di sekolah. b) Masuk akalnya konsep baru.
Mustafa Sözbilir (2003) menyatakan hasil c) Kejelasan konsep baru.
penelitiannya, bahwa kalor merupakan salah satu d) Manfaat konsep baru (Hüseyin Küçüközer,
materi yang memiliki konsep yang sulit sehingga 2008).
memunculkan kebingungan pada siswa dalam Faktor lain yang mempengaruhi proses
memahami konsep kalor. Oleh karena perubahan konseptual pada siswa adalah dalam
kebingungan tersebut, terkadang membuat siswa ingatan jangka panjang siswa, tidak terbentuk
lebih memilih menggunakan pengetahuan awal jaringan pengetahuan (network of knowledge), hanya
dan pandangannya sendiri daripada menggunakan sekedar tumpukan yang asosiatif saja. Jika hal ini
konsep ilmiah sesuai para ahli. Akan tetapi, terus menerus terjadi, maka siswa akan melupakan
seringkali pengetahuan awal dan pandangan siswa konsep yang sudah lama diterimanya dan
berupa alternative conception atau konsepsi alternatif digantikan dengan konsep yang baru diterimanya.
(Suratno, 2008). Dengan begitu perubahan konseptual mungkin
Odzemir (2004) mengungkapkan bahwa saja dialami siswa.
konsepsi alternatif merupakan konsepsi yang Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
dimiliki seseorang, namun belum sesuai dengan untuk menganalisis konsepsi dan perubahan
konsepsi para ahli. Adakalanya seorang individu

63
P.P Lestari,dkk/ Unnes Physic Education Journal 3 (2) (2014)

konseptual pada topik suhu dan kalor pada siswa mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
SMA kelas unggulan. sumber. Sumber data dalam penelitian ini yaitu,
wawancara, observasi dan tes tulis/dokumentasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif dan dilakukan pada siswa SMA N 4 Berdasarkan hasil tes tulis, diperoleh tiga
Magelang. Siswa yang menjadi sampel penelitian konsepsi yang ada dalam siswa, yaitu konsepsi
adalah siswa kelas X 1 dan XII IPA 1. ilmiah, alternatif, dan paralel. Konsepsi ilmiah
Pengambilan sampel kelas X 1 dan XII IPA 1 didapat dari jawaban benar sedangkan konsepsi
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu alternatif dan paralel didapat dari jawaban salah.
pengambilan sampel sumber data dengan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 300). konsepsi paralel siswa berupa perpaduan antara
Pertimbangan pengambilan kelas X 1 dan XII IPA konsepsi alternatif dan konsepsi ilmiah serta
1 menjadi sampel penelitian adalah karena kedua perpaduan antara dua konsepsi alternatif.
kelas ini merupakan kelas unggulan di SMA N 4 Konsepsi siswa kelas X sebelum pembelajaran
Magelang. Pengambilan kelas unggulan pada berbentuk konsepsi ilmiah sebesar 44,76%,
penelitian ini karena siswa di kelas unggulan alternatif sebesar 49,52%, dan paralel sebesar
merupakan siswa yang telah dipilih oleh sekolah 5,71%. Setelah dilakukan pembelajaran konsepsi
karena memiliki potensi akademik yang relatif ilmiah siswa sebesar 59,02%, alternatif sebesar
sama. Oleh karena itu, dalam penguasaan konsep, 38,57%, dan paralel sebesar 2,38%. Sedangkan
siswa kelas unggulan diharapkan memiliki pada kelas XII konsepsi ilmiah siswa sebesar
kemampuan pemahaman yang baik. Kelas X 46,58%, alternatif sebesar 50,93%, dan paralel
diambil menjadi sampel penelitian karena materi sebesar 2,48%.
suhu dan kalor merupakan salah satu materi yang Berbagai faktor dapat menyebabkan
diajarkan ditingkat ini. Sedangkan, kelas XII munculnya konsepsi pada siswa. Berdasarkan hasil
diambil menjadi sampel karena kelas XII IPA wawancara dengan siswa diperoleh beberapa
telah menerima materi suhu dan kalor di kelas X faktor yang menyebabkan munculnya konsepsi
serta termodinamika di kelas XI IPA sehingga alternatif dan paralel pada siswa. Salah satunya
siswa dianggap sudah cukup menguasai materi adalah pengetahuan awal/anggapan dasar siswa
suhu dan kalor. Tahap awal penelitian ini yaitu dalam kehidupan sehari-hari. Siswa membawa
melakukan pengumpulan data yang mendukung pengetahuan awal/anggapan dasar tentang
penelitian dan observasi terhadap siswa. Tahap berbagai fenomena sains yang mereka dapat dari
selanjutnya yaitu melakukan uji coba tes tulis pada kesehariaan mereka ke dalam kelas (Weiss, 2000).
kelas XII IPA 2 dimana kelas ini merupakan kelas Oleh karena itu, pengaruh pengetahuan
regular. Hasil uji coba kemudian digunakan untuk awal/anggapan dasar siswa dalam kehidupan
tes tulis pada kelas unggulan. Tes tulis sehari-hari sangat besar dalam membentuk
dilaksanakan di kelas X 1 dan kelas XII IPA 1. Di konsepsi pada siswa. Anggapan-anggapan dasar
kelas X tes tulis dilaksanakan sebanyak dua kali, itu menjadi kendala pada cara individu untuk
yaitu sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran menafsirkan pengamatan dan informasi yang
oleh guru mapel fisika. Hal ini dilakukan guna mereka terima (Vosniadou, 1994). Bașer (2006),
mengetahui konsepsi siswa sebelum dan setelah juga menyatakan bahwa anggapan dasar yang
pembelajaran serta untuk mengetahui apakah dibawa siswa pada umumnya akan membuat
terdapat perubahan konseptual atau tidak. masalah serius untuk siswa saat belajar konsep
Sedangkan di kelas XII tes tulis dilaksanakan satu sains. Menurut Vosniadou (1994), untuk
kali. Setelah tes tulis, dilaksanakan tes wawancara mengubah konsep yang sudah tertanam pada
kepada siswa yang jawaban tes tulisnya memiliki siswa karena intuisi sehari-hari sulit dilakukan
kemungkinan atau peluang data besar. karena pengalaman sehari-hari mereka lebih
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dominan dibandingkan konsep yang mereka
menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi terima di sekolah. Oleh karena itu, saat menjawab
data merupakan pengecekan data dari berbagai pertanyaan, siswa terkadang mengaitkan
sumber dengan berbagai cara dan waktu. Teknik jawabannya dengan apa yang mereka alami dalam
triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian kesehariaannya.
ini adalah teknik triangulasi sumber yaitu dengan

64
P.P Lestari,dkk/ Unnes Physic Education Journal 3 (2) (2014)

Faktor lain yang menyebabkan munculnya mengaitkannya dengan konsep yang lain. Faktor
konsepsi alternatif dan paralel adalah penguasaan lainnya adalah faktor pengetahuan sebagai struktur
materi fisika yang lemah. Menurut Sabella & teoritis, terlihat saat dilakukan wawancara siswa
Redish (2004), salah satu penyebab penguasaan langsung menjawab dengan teori atau anggapan
fisika yang lemah ialah karena siswa hanya belajar awal yang salah. Faktor apresiasi konseptual pun
pada pola permukaan (surface pattern matching turut menjadi faktor penyebab munculnya
learning), yaitu mendengarkan ceramah pengajar konsepsi alternatif dan parallel, terlihat saat siswa
dan berlatih cara mengerjakan latihan soal. Siswa menjawab secara praktis dan tidak meninjau
lebih mengedepankan pada bagaimana cara jawabannya lebih dalam lagi.
menyelesaikan soal, tanpa memahami persoalan Perubahan konseptual dialami siswa kelas
secara detail. Penguasaan materi fisika yang lemah X sebelum dan setelah mendapatkan
menjadikan pemahaman kurang mendalam pembelajaran. Perubahan konseptual didefinisikan
dialami oleh siswa, terutama dalam hal konsep sebagai suatu kondisi dimana siswa memegang
fisika. Banyaknya rumus praktis menjadikan siswa konsepsi serta keyakinan yang siswa miliki dimana
lebih terfokus untuk menghafalkan rumus keduanya (konsepsi dan keyakinan) bertentangan
daripada untuk belajar konsep-konsep fisika. Siswa dengan apa yang sedang dipelajari sehingga siswa
lebih menyukai menyelesaikan soal hitung- memutuskan untuk merubahnya (Suratno, 2008).
hitungan yang menggunakan rumus praktis Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
tersebut daripada menyelesaikan soal berbentuk pada siswa kelas X terjadi perubahan konseptual,
soal konsep. Menurut mereka soal berbentuk yaitu sebelum dan sesudah dilaksanakan
hitungan yang menggunakan rumus lebih mudah pembelajaran materi suhu dan kalor oleh guru
uintuk diselesaikan daripada soal berbentuk mapel. Gambar 1 menunjukkan diagram
konsep. Mereka hanya perlu memasukkan rumus perubahan konseptual siswa kelas X sebelum dan
yang sesuai untuk menyelesaikan soal, sedangkan sesudah pembelajaran.
saat mengerjakan soal konsep mereka harus
menghafalkan konsep fisika dan harus bisa

35
J
u 30
m
l 25 Konsepsi
a 20 siswa
h sebelum
pembelajaran
15 Konsepsi
s siswa setelah
i 10 pembelajaran
s
5
w
a 0
paralel
paralel

paralel

paralel

paralel

paralel

paralel
alternatif

alternatif

alternatif

alternatif

alternatif

alternatif

alternatif
ilmiah
ilmiah

ilmiah

ilmiah

ilmiah

ilmiah

ilmiah

1 2 3 4 5 6 7
Nomor soal

Gambar 1. Perbandingan Perubahan Konseptual Siswa Kelas X Sebelum dan Setelah Mendapat Pembelajaran

65
P.P Lestari,dkk/ Unnes Physic Education Journal 3 (2) (2014)

Berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan konsepsi ilmiah sedangkan pada kelas XII terjadi
konseptual siswa diketahui saat dilakukan wawancara karena faktor tidak terbentuknya struktur pengetahuan
dan pengamatan dari peneliti. Salah satu penyebab (network of knowledge) sehingga siswa cenderung sudah
munculnya perubahan konseptual tersebut adalah lupa terhadap materi yang sudah diajarkan di kelas X.
kemampuan guru saat mengajar. Kemampuan guru
dalam menguasai dan menyampaikan materi dianggap DAFTAR PUSTAKA
sangat mempengaruhi mutu dan proses pembelajaran
IPA di kelas (Mursalin, 2012). Guru kelas X saat Bașer, M. 2006. Effect of Conceptual Change Oriented
mengajar materi suhu dan kalor menggunakan metode Instruction on Students’ Understanding of Heat
presentasi, dimana siswa dibagi menjadi beberapa and Temperature Concepts. Journal of Maltese
kelompok kemudian diberikan tugas untuk Education Research, 4(1).
mempresentasikan materi suhu dan kalor. Dari
pernyataan siswa, mereka mengalami kebingungan Küçüközer & Kocakülah. 2007. Effect of Simple
saat membaca buku dan membandingkannya dengan Electric Circuits Teaching on Conceptual
apa yang dijelaskan oleh guru kelas seusai presentasi. Change in Grade 9 Physics Course. Journal of
Oleh karena itu, beberapa konsep belum mampu untuk Turkish Science Education, 5(1).
dikuasi oleh siswa, seperti tentang perpindahan kalor.
Siswa masih mengalami kebingungan saat harus Mursalin. 2012. Model Diklat Penanggulangan
menjelaskan antara konveksi, konduksi, dan radiasi. Miskonsepsi Guru Fisika Pada Topik Kelistrikan
Untuk mengurangi perubahan konseptual siswa, guru dan Kemagnetan Melalui Simulasi Komputer.
harus mengembangkan strategi sesuai dengan kondisi Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan
perubahan konseptual dalam rangka untuk Indonesia.
menciptakan konflik kognitif pada siswa, mengatur
instruksi untuk mendiagnosa kesalahan dalam Moesono, A., G. A. Santoso, I. Jatipura, P. Lestari
pemikiran siswa, dan membantu siswa untuk Suharso, dan D. Triarini Indirasari. 2005.
menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain Peran Kognitif dan Meta Kognitif Dalam
(Bașer, 2006). Oleh karena itu, pemilihan strategi Proses Pembelajaran Bagi Tercapainya
pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam Pemahaman yang Optimal. Jurnal Psikologi
pembelajaran fisika. Sosial, 3(11). Ozdemir, Omer F. 2004. The
Coexistence Of Alternative and Scientific Conceptions
PENUTUP in Physics. Disertasi. Ohio State University.
Konsepsi siswa kelas X sebelum pembelajaran
berbentuk konsepsi ilmiah sebesar 44,76%, alternatif Posner, George J., Strilke, Kenneth A., Hewson, Peter
sebesar 49,52%, dan paralel sebesar 5,71%. Setelah W., and Gertzog, William A. 1982.
dilakukan pembelajaran konsepsi ilmiah siswa sebesar Accomodation of a Scientific Conception:
59,02%, alternatif sebesar 38,57%, dan paralel sebesar Toward a Theory of Conceptual Change.
2,38%. Sedangkan pada kelas XII konsepsi ilmiah Science Education. 88(2): 211-227.
siswa sebesar 46,58%, alternatif sebesar 50,93%, dan
paralel sebesar 2,48%. Konsepsi alternatif dan paralel Sabella & Redish. 2004. Knowledge Activation and
siswa muncul karena beberapa faktor yang Organization in Physics Problem Solving.
melatarbelakanginya. Faktor tersebut adalah University of Maryland.
pemahaman kurang mendalam, apresiasi konseptual,
intuisi kehidupan sehari-hari, dan pengetahuan sebagai Santyasa, I Wayan. 2007. Model-Model Pembelajaran
struktur teoritis. Inovatif. Makalah dipresentasikan dalam
Perubahan konseptual yang dialami kelas X pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas
sebelum dan setelah pembelajaran terlihat cukup bagi Guru-Guru SMP dan SMA, Nusa Penida
signifikan terutama perubahan konsepsi alternatif Bali, 29 Juni s.d 1 Juli 2007.
menjadi konsepsi ilmiah dan konsepsi paralel menjadi

66
P.P Lestari,dkk/ Unnes Physic Education Journal 3 (2) (2014)

Sirait, Judyanto. 2010. Pendekatan Pembelajaran Vosniadou, Stella. 1994. Capturing and Modeling the
Konflik Kognitif untuk Meningkatkan Process of Conceptual Change. Jurnal Learning
Penguasaan Konsep Siswa pada Topik Suhu and Instruction. 4: 45-69.
Dan Kalor. Jurnal PMIPA, 1(2):26.
Weiss, L. 2000. Ell And Non-Ell Students’ Misconceptions
Suratno, Tatang. 2008. Konstruktivisme, Konsepsi About Heat And Temperature In Middle School.
Alternatif dan Perubahan Konseptual dalam Tesis. Florida: University of Central Orlando.
Pendidikan IPA. Jurnal Pendidikan Dasar, (10).

Sözbilir, Mustafa. 2003. A Review of Selected


Literature on Students’ Misconceptions of Heat
and Temperature. Boğaziçi University Journal of
Education, 20(1): 25-28.

67

Anda mungkin juga menyukai