Oleh
Siti Ambarwati 472018
Meike Tuwongkesong 472018024
Jeannete Claudia W. 472018040
Alfrilin Padjao 472018043
Agnes R. Situmorang 472018051
Pasien masuk
Rawat Inap
Permintaan Diet
Pengadaan Bahan
Skrining gizi
Ulang Evaluasi Gizi
Perencanaan
Rujukan dari
Skrining Makanan
Berisik Dokter gizi oleh Menu
o Perawat
Asessment
Penentuan Diet
Diagnosis Gizi
Alur Kerja Pelayanan Gizi RS Diagnosis berdasarkan Intervensi
Asessment Gizi:
Bahan Makanan
permintaan
Penerimaan dan
Bahan Makanan
Rencana Gizi
Pengolahan
Gizi dan/atau
Intervensi Gizi Diet Konsultasi
persetujuan DPJP Gizi
Makanan Pasien
Pemorsian
Pelayanan
Distribusi
Makanan
SPM, dll
Penelitian:
Rencana
Monitoring dan
Evaluasi
Konsultasi gizi
(Sumber: Depkes RI, 2013)
Alur Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Diagnosa Dokter
Persiapan Pengolahan
Gudang Penyimpanan
Bahan Makanan Kering
Penyimpanan Pemorsian
Bahan
Makanan Pendistribusian
Basah
Pasien
Tabel Spesifikasi Bahan Pangan & Syarat untuk Menjaga Kualitas Bahan Pangan
Nama
Jenis Spesifikasi Proses Suhu
Bahan (kg)
Lauk Masih segar (tidak busuk), warna Disimpan dengan cara Suhu penyimpanan
Hewani keputih-putihan atau merah pucat, pembekuan di udara yang daging ayam di suhu
Daging mempunyai serat daging yang halus dingin. antara 40C hingga
ayam dan panjang dan diantara serat -320C, tergantung
daging tidak ada lemak. jangka waktu
penyimpanan.
Telur yang memiliki kualitas yang Disimpan dengan cara menutup Disimpan dalam
baik adalah telur yang memiliki pori-pori kulit telur atau kulkas dengan suhu 4-
Telur ayam warna coklat tua, karena memiliki mengatus kelembaban dan 10oC
kerabang yang lebih tebal sehingga kecepatan aliran udara dalam
memperlambat penurunan kualitas. ruangan penyimpanan.
Daging sapi yang baik adalah Penyimpanan dilakukan di suhu Disimpan didalam
warna merah cerah, serabut daging rendah agar menghambat freezer dengan suhu 0-
halus tetapi tidak mudah hancur dan pertumbuhan bakteri dan jamur. 50C.
Daging sapi
sedikit berlemak, tekstur daging
yang masih segar terasa kenyal
serta tidak berbau busuk.
Ikan salmon segar memiliki bau Ikan salmon disimpan di suhu Disimpan freezer
amis yang tidak menyengat, warna rendah atau dibekukan. dengan suhu -18oC
Ikan
daging merah muda, tekstur yang
salmon
tidak mudah hancur serta warna
insang yang kemerahan.
Memiliki daging yang berwarna Disimpan di suhu rendah atau Disimpan didalam
Daging
merah, berbau amis dan alot. dilakukan pembekuan. freezer pada suhu 0-
bebek
100C.
Masih segar, berwarna merah Daging kambing disimpan Disimpan freezer
Daging
cerah, berbau segar (tidak amis) dengan cara dibekukan. dengan suhu -23oC
kambing
dan tekstur halus.
Ikan tuna segar memiliki bau amis Disimpan pada suhu dingin atau Suhu penyimpanan
yang tidak menyengat, warna dibekukan. dalam freezer di suhu
Ikan tuna daging merah (tidak pucat), tekstur <20C.
yang tidak mudah hancur serta
warna insang yang kemerahan.
Masih segar, insang warna merah, Disimpan pada suhu rendah Disimpan dalam
badan ikan tidak terlalu berlendir, dalam freezer agar beku. freezer dengan suhu
Ikan Bawal tidak berbau amis yang sangat -5oC sampai -100C.
menusuk, dan mata ikan terlihat
masih segar.
Udang segar memiliki kepala yang Proses penyimpanan udang di Suhu penyimpanan
masih tertempel dengan badannya, suhu rendah atau dibekukan. freezer sekitar -20oC
kepala udah tidak berwarna merah, sampai -250C.
Udang
aroma tidak amis menyengat, kulit
udah bening dan teksturnya tidak
lembek.
Kerang Kerang hijau segar memiliki kulit Penyimpanan kerang hijau Suhu freezer yang
Hijau yang tidak berlendir, cangkang dilakukan di suhu rendah, digunakan untuk
yang tidak tertutup rapat dan tidak hampir sama dengan meyimpan kerang
memiliki bau amis yang penyimpanan jenis hewan laut hijau yaitu <20C.
menyengat. yang lain.
Tidak berbau, berwarna putih, tidak Disimpan dalam wadah yang Suhu optimal untuk
berlendir, dan tidak berasa atau berisi air dan tertutup kemudian penyimpanan tahu
Tahu tawar (Manoe, dkk., 2019). simpan dalam kulkas (Manoe, ialah sekitar 40C
dkk., 2019). selama 6 hari (Manoe,
Lauk dkk., 2019)..
Nabati Tidak basah dan berlendir, tidak Disimpan dengan dibungkus Suhu optimal untuk
berbau amonia, dan tidak berubah kertas atau daun pisang dan penyimpanan tempe
Tempe warna menjadi kehitam-hitaman simpan dalam kulkas (Purwanto, ialah sekitar 40C
(Purwanto, 2019). 2019). selama 1 minggu
(Purwanto, 2019).
Masih segar (tidak busuk), warna Disimpan dalam suhu yang Suhu penyimpanan
kulitnya coklat dan masih mulus sejuk, kering dan tidak terkena kentan yaitu 10-15o C
Sayuran Kentang
(Kusumiyati, dkk., 2017). sinar matahari langsung (Kusumiyati, dkk.,
(Kusumiyati, dkk., 2017). 2017).
Masih segar, warnanya jingga Disimpan di dalam kulkas agar Disimpan dalam
kekuningan, berbentuk lonjong, mencegah sayur cepat layu dan kulkas dengan suhu
Wortel kulitnya tipis, tanpa daun dan tidak busuk dengan menggunakan 10-15oC (Asiah, dkk.,
busuk (Asiah, dkk., 2020). kemasan vakum (Asiah, dkk., 2020).
2020).
Warnanya hijau tua, masih segar Disimpan dalam suhu dingin Disimpan di dalam
dan bersih, tidak busuk, tidak agar lebih konstan. kulkas dengan Suhu
berair, tidak ada ulat dan kepala Penyimpanan brokoli penyimpanan yaitu 5-
Brokoli
bunga rapat (Safaryani, dkk., 2007). menggunakan plastik agar 10oC (Safaryani, dkk.,
menghindari sayur cepat busuk 2007)
(Safaryani, dkk., 2007).
Masih segar dan bersih, berbentuk Disimpan dikulkas untuk Disimpan dikulkas
bulat, mencegah sayur tidak cepat layu dengan suhu 6-10oC
Bunga Kol
tidak busuk, warnanya putih, dan dan busuk (Saputri, dkk., 2020). (Saputri, dkk,, 2020).
tidak ada ulat (Saputri, dkk., 2020).
Daunnya lebar memanjang, tipis, Proses penyimpanan sawi pada Disimpan di dalam
berwarna hijau, masih segar, tidak suhu ruang hanya dapat bertahan kulkas dengan suhu
busuk, tangkai daun panjang, serta 3 hari sedangkan pada proses penyimpanan 13oC
Sawi Hijau tidak ada ulat (Awanis, 2020). prnyimpanan di lemari es (Awanis, 2020)
mengggunakan perlakuan
hydrocoling bisa bertahan
selama 9 hari (Awanis, 2020)
Masih segar, bersih dari rambut Jagung bisa disimpan didalam Disimpan dikulkas
jagung, warna jagung kuning, tidak suhu ruang dan bisa disimpan di dengan suhu 5,15-28
o
Jagung layu, lemari es. Kemasan yang C (Ansar, dkk., 2020).
tidak tua, sudah dikupas (Ansar, digunakan yaitu polyprophylene
dkk., 2020). (Ansar, dkk., 2020).
Masih segar, warnanya hijau muda, Disimpan didalam lemari es Suhu penyimpanan
tidak tua, tidak kisut, tidak ada ulat dengan menggunakan kantong sekita 7,3 oC . suhu
Labu siam dan kulitnya tidak lecet (Pinem, plastik vaku (vakum pack). ruang sekita 30 oC
2020). Selain itu juga bisa disimpan di (Pinem, 2020).
suhu ruang (Pinem, 2020).
Kangkung Masih segar, warnanya hijau, tidak Disimpan dikulkas bagian Disimpan dalam
ada ulat, daunnya lebar dan bawah agar mencegah sayur kulkas dengan suhu
batangnya lembut (Francisica, dkk., tidak cepat layu dan busuk 10-15oC (Francisica,
2019). (Francisica, dkk., 2019). dkk., 2019)
Berbentuk bulat Memiliki kulit Proses penyimpanan labu utuh Suhu penyimpanan di
yang keras, masih segar, warna pada suhu ruang dan jika labu lemari sekitar 3 ± 1 oC
Labu
dagingnya orange, tidak ada ulat, sudah dipotong-potong maka (Sari, dkk., 2018).
kuning
dan memiliki banyak biji (Sari, harus disimpan dilemari
dkk., 2018). pendingin (Sari, dkk., 2018).
Berbentuk bulat, warnanya merah, Proses penyimpanan tomat Suhu optimun untuk
masih segar, mempunyai kulit yang didalam lemari pendingin penyimpanan tomat
Tomat
tipis, banyak biji dan tidak busuk dengan menggunakan kemasan sekitar 10-15oC selama
(Faauzi, 2013). polyprophylene (Faauzi, 2013). 21 hari (Faauzi, 2013).
Buahan Buah apel berbentuk bulat dan Proses penyimpanan apel yaitu, Suhu penyimpanan
berdiameter 5 hingga 9 cm, disimpan dalam wadah yang buah apel pada
biasanya buah apel matang pada kering dan tidak terkena sinar lemari atau ruang
musim gugur. Inti buah apel matahari langsung. Dibungkus pendingin sebaiknya
memiliki lima gynoecium yang dengan kertas yang berfungsi berkisar antara 2,2OC
tersusun seperti bintang lima, sebagai penyerap air. Seperti – 3,3OC (Rusnani,
Apel masing masing berisi satu hingga buah-buahan lainnya, apel dapat 2021).
tiga biji. Buah apel juga memiliki bertahan lebih lama bila
berbagai macam jenis dan warna disimpan di dalam lemari
(Rusnani, 2021) pendingin. Suhu dingin akan
memperlambat proses
pembusukan pada apel
(Rusnani, 2021).
Sebuah pisang berbentuk memiliki Buah pisang biasanya disimpan Suhu untuk
panjang 12-18 cm dan diameter 3,2 pada suhu ruang dengan cara menyimpan buah
cm. buah pisang yang masih digantung agar buah tidak pisang yaitu suhu
mentah berwarna hijau dan ketika mudah busuk akibat benturan. ruang dan dapat
matang akan berwarna kuning dan Ketika buah pisang sudah disimpan dalam lemari
Pisang
bertekstur lunak. Setiap tandan matang, pisang dapat disimpan pendingin sekitar 5 oC
kira-kira memiliki berat berkisar 4- dalam lemari pendingin agar -7oC (Nazudin, 2020).
22 kg, jumlah sisir 6-7 sisir dan dapat bertahan lebih lama
jumlah buah 10-16 buah setiap sisir (Nazudin, 2020).
(Nazudin, 2020).
Buah alpukat tergolong sebagaiBuah alpukat dapat disimpan Suhu yang baik untuk
buah buni, bentuknya bulat telur
pada suhu ruang, tetapi menyimpan buah
dengan panjang 5 – 20 cm. mudah matang dan busuk. alpukat yaitu
Buahnya berwarna hijau atau Penyimpanan yang baik agar membutuhkan suhu
kekuningan tergantung
buah bertahan lama yaitu 4-13oC untuk bisa
kematangan dan ada yang dikemas dengan paper bag mempertahankan
Alpukat
berbintik – bintik ungu pada atau kertas koran yang kondisinya (Dinda,
kulitnya. Ketika daging alpukat
berfungsi menyerap air 2020).
sudah masak, tekstur buahnya sehingga alpukat tidak mudah
lunak dan warnanya hijau busuk. Lalu disimpan di
kekuningan (Dinda, 2020). bagian kulkas yang bersuhu
sejuk (Dinda, 2020).
Anggur Buah anggur berbentuk bulat Buah anggur dapat disimpan Suhu optimal untuk
seperti bola dengan diameter di suhu ruang dan dalam menyimpan buah
sekitar 2 – 4 cm. Buah anggur lemari pendingin. Anggur yang anggur yaitu 8 C-12oC.
o
o
ruangan penyimpanan, dan dapat disimpan dalam kulkas dengan suhu 4-10 C.
Lauk hewani berikutnya yaitu daging sapi, spesifikasi dari daging sapi yang baik adalah
warnanya merah cerah, serabut daging halus tetapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak,
tekstur dari daging ini masih segar terasa kenyal serta tidak berbau busuk. Daging sapi disimpan
pada suhu rendah agar menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur serta daging sapi disimpan
didalam freezer dengan suhu 0-50C. Selanjutnya ikan salmon, spesifikasi untuk ikan salmon
yaitu masih segar memiliki bau amis yang tidak menyengat, warna dagingnya merah muda,
teksturnya yang tidak mudah hancur serta warna insang yang kemerahan. Untuk proses
penyimpanan ikan salmon pada suhu rendah atau dibekukan di dalam freezer dengan suhu
o
-18 C. Kemudian, untuk lauk hewani berikutnya ada udang, spesifikasi dari udang ini yaitu
masih segar memiliki kepala yang masih tertempel dengan badannya, kepala sudah tidak
berwarna merah, aroma tidak amis menyengat, serta kulitnya udah bening dan teksturnya tidak
lembek. Proses penyimpanan udang sebaiknya ditempatkan dalam satu wadah dan dibekukan
o
didalam freezer dengan suhu 20 C sampai -250C.
Penyimpanan lauk nabati adalah suatu tata cara menata menyimpan, memelihara
keamanan makanan baik kuantitas maupun kualitas pada tempat yang sesuai. Tujuan dari
penyimpanan lauk nabati ini adalah menjamin dan memelihara keamanan bahan makanan baik
kualitas dan kuantitas. Lauk nabati adalah semua bahan makanan sumber lauk pauk biasanya
sering dikenal dengan sumber protein nabati. Lauk nabati merupakan semua jenis kacang-
kacangan termasuk hasil olahannya seperti tahu dan tempe. Untuk tahu memiliki spesifikasi
yaitu tidak berbau, berwarna putih, tidak berlendir, dan tidak berasa atau tawar. Proses
penyimpanan tahu yaitu disimpan dalam wadah yang berisi air dan tertutup kemudian disimpan
di dalam kulkas dan suhu penyimpanan tahu ialah sekitar 4 0C selama 6 hari (Manoe, dkk.,
2019). Kemudian untuk tempe, memiliki spesifikasi tidak basah dan berlendir, selanjutnya tidak
berbau amonia, dan tidak berubah warna menjadi kehitam-hitaman dan suhu optimal untuk
penyimpanan tempe ialah sekitar 40 C selama 1 minggu (Purwanto, 2019).
Penyimpanan Buah dan sayuran pada umumnya dilakukan pada suhu rendah, sehingga
dikenal dengan penyimpanan dingin. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal
tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah. Contoh dari sayuran seperti Kentang, wortel, labu siam, brokoli dan lainnya.
Spesifikasi kentang yaitu masih segar (tidak busuk), warna kulitnya berwarna coklat dan masih
mulus dan untuk proses penyimpanan kentang yaitu disimpan dalam suhu yang sejuk, kering dan
tidak terkena sinar matahari langsung, kemudian untuk suhu penyimpanan kentang yaitu 10-15
derajat C (Kusmiyati, dkk., 2017). Selanjutnya, untuk sayuran kedua yaitu wortel, Spesifikasi
wortel yaitu Masih segar, warnanya jingga kekuningan, berbentuk lonjong, kulitnya tipis, tanpa
daun dan tidak busuk. Kemudian, untuk sayuran berikutnya yaitu brokoli, sayuran brokoli
memiliki spesifikasi yang sangat khusus yaitu warnanya hijau tua, masih segar dan bersih, tidak
busuk, tidak berair, tidak ada ulat dan kepala bunganya rapat. Untuk menyimpan brokoli
sebaiknya kita menggunakan plastik agar bisa menghindari sayuran cepat busuk. Selain itu,
brokoli harus disimpan di kulkas dengan suhu penyimpanan yaitu 5-10 derajat C (Safaryani,
dkk., 2007).
Untuk sayur bunga kol memiliki spesifikasi yang masih segar dan bersih, memiliki
bentuk bulat dan tidak busuk, memiliki warna putih dan tidak ada ulat. Bunga kol dapat disimpan
di dalam kulkas guna mencegah sayur layu dan busuk lebih cepat. Kemudian, bunga kol dapat
disimpan di kulkas dalam suhu 6-10oC (Saputri, dkk,, 2020).. Terdapat juga sayur sawi hijau
yang memiliki spesifikasi dengan daun lebar memanjang dan tipis, berwarna hijau dan masih
segar, tidak busuk, tidak ada ulat dan tangkai daun panjang. Sawi hijau dapat disimpan pada suhu
ruang dengan jangka waktu 3 hari, sedangkan penyimpanan di lemari es dengan perlakuan
hydrocooling dapat memberikan ketahanan sawi selama 9 hari. Untuk penyimpanan sawi di
kulkas dapat menggunakan suhu penyimpanan 13oC (Awanis, 2020). Untuk jagung spesifikasi
yang baik adalah jagung masih segar bersih dari rambut jagung, memiliki warna kuning, tidak
layu, tidak tua, dan sudah dikupas. Jagung dapat disimpan di suhu ruang maupun di lemari es.
o
Untuk penyimpanan di kulkas, jagung dapat disimpan di suhu 5,15-28 C (Ansar, dkk., 2020).
Kemudian, pada sayur labu siam spesifikasi yang baik adalah segar, berwarna hijau muda, tidak
tua, tidak kisut, tidak ada ulat dan kulitnya tidak lecet. Labu siam dapat disimpan pada lemari es
dengan menggunakan kantong plastik vakum dan juga dapat disimpan pada suhu ruang. Untuk
penyimpanan di kulkas atau lemari es dapat disimpan pada suhu 7,3 oC dan pada suhu ruang
sekitar 30oC (Pinem, 2020).
Untuk sayur kangkung dibutuhkan spesifikasi yang masih segar, memiliki warna hijau,
tidak adanya ulat, daunya lebar dan batangnya lembut. Sayur kangkung dapat disimpan di kulkas
bagian bawah agar dapat mencegah sayur tidak cepat layu dan busuk dan untuk penyimpanan di
dalam kulkas, kangkung dapat disimpan pada suhu 10-15oC (Francisica, dkk., 2019). Kemudian,
untuk labu kuning memiliki spesifikasi berbentuk bulat, memiliki kulit yang keras, masih segar,,
warnanya orange, tidak ada ulat, dan memiliki banyak biji. Labu kuning dapat disimpan pada
suhu ruang juga dapat disimpan pada kulkas apabila labu sudah dipotong-potong. Suhu
penyimpanan labu kuning di lemari sekitar 3 ± 1 oC (Sari, dkk., 2018). Selanjutnya, sayur tomat
memiliki spesifikasi berbentuk bulat, berwarna merah, masih segar, memiliki kulit yang tipis,
banyak biji dan tidak busuk. Tomat sendiri dapat disimpan dalam kulkas dengan menggunakan
kemasan polipropilen pada suhu penyimpanan optimum sekitar 10-15oC selama 21 hari (Faauzi,
2013).
Pada jenis buah-buahan seperti apel, pisang, alpukat, anggur dan jeruk memiliki
spesifikasi yang berbeda mulai dari warna, tekstur, dan bentuk. Untuk buah yang pertama yaitu
buah apel berbentuk bulat berdiameter 5 hingga 9 cm, biasanya buah apel matang pada musim
gugur. Inti buah apel memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima, masing
masing berisi satu hingga tiga biji. Buah apel juga memiliki berbagai macam jenis dan warna
mulai dari warna merah, hijau dan warna merah muda. Selanjutnya proses penyimpanan apel
yaitu, disimpan dalam wadah yang kering dan tidak terkena sinar matahari langsung. Kemudian
apel dibungkus dengan kertas yang berfungsi sebagai penyerap air seperti buah-buahan lainnya.
Apel dapat bertahan lebih lama bila disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu
penyimpanan 2,2OC – 3,3OC (Rusnani, 2021). Buah selanjutnya yaitu pisang, buah pisang memiliki
bentuk Sebuah pisang berbentuk memiliki panjang 12-18 cm dan diameter 3,2 cm. buah pisang yang
masih mentah berwarna hijau dan ketika matang akan berwarna kuning dan bertekstur lunak. Setiap
tandan kira-kira memiliki berat berkisar 4-22 kg, jumlah sisir 6-7 sisir dan jumlah buah 10-16 buah setiap
sisir. Proses penyimpanan buah pisang bisa didalam lemari pendingin dan bisa juga di suhu ruang. Untuk
menyimpan pisang di dalam lemari pendingin suhunya sekitar 5 oC -7oC (Nazudin, 2020).
Buah alpukat memiliki spesifikasi dengan berbentuk bulat telur dengan panjang 5 – 20 cm.
Buahnya memiliki warna hijau atau kekuningan tergantung kematangan dan ada yang berbintik–bintik
ungu pada kulitnya. Ketika daging alpukat sudah masak, tekstur buahnya lunak dan warnanya hijau
kekuningan. Buah alpukat dapat disimpan pada suhu ruang, tetapi mudah matang dan busuk.
Penyimpanan yang baik agar buah bertahan lama yaitu dikemas dengan paper bag atau kertas koran yang
berfungsi menyerap air sehingga alpukat tidak mudah busuk lalu, disimpan di bagian kulkas yang bersuhu
sejuk. Suhu yang baik untuk menyimpan buah alpukat yaitu uhu 4-13oC (Dinda, 2020). Selanjutnya
buah anggur, spesifikasi buah anggur harus berbentuk bulat seperti bola dengan diameter sekitar 2 – 4 cm.
Buah anggur mempunyai warna beragam tergantung dari varietas seperti ungu, hijau, merah atau dalam
satu pohon terdapat anggur dengan warna yang berbeda. Buah anggur dapat disimpan di suhu ruang
dan dalam lemari pendingin. Untuk anggur yang disimpan di ruangan terbuka bisa bertahan kurang
lebih selama 5 sampai 7 hari, sedangkan anggur yang disimpan di lemari pendingin bisa bertahan hingga
2 minggu. Suhu optimal untuk menyimpan buah anggur yaitu 8oC-12oC. dapat juga disimpan pada
suhu ruang tetapi suhu ruang dapat mempercepat pematangan dan pembusukan buah (Hilma,
2018). Buah selanjutnya adalah buah jeruk, spesifikasi buah jeruk yaitu berbentuk bulat, oval, atau
lonjong sedikit memanjang. Buah jeruk dapat disimpan dalam suhu ruangan hingga satu minggu. Agar
bertahan lebih lama, dapat menyimpan jeruk dalam lemari es pada suhu 5 – 10 oC agar dapat bertahan
hingga dua pekan. Buah jeruk dapat juga disimpan di kontainer makanan dan ditempatkan di daerah yang
sejuk, jauh dari kelembaban yang berlebih (Muthmainnah dkk, 2014)..
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang memiliki Aw (aktivitas water)
sangat rendah yaitu sekitar 0,065 dimana pada Aw tersebut bakteri dan khamir sudah tidak dapat
tumbuh kecuali beberapa jenis kapang yang pertumbuhannya hanya membutuhkan kadar air
yang sangat rendah. Jenis bahan makanan kering diantaranya adalah tepung-tepungan, mie,
beras, bumbu kering, aneka pasta dan beberapa penyedap rasa. Bahan makanan kering yang
dipakai untuk produksi makanan adalah yang memiliki kriteria tertentu, seperti berkualitas baik
dan segar, higienis dan bersih, harga dan timbangan yang jelas, cara penyimpanan yang tepat,
jumlahnya. dalam persediaan, selalu ada dan stok tidak pernah kosong dan mudah dibedakan
dengan barang lain.
Untuk bahan kering seperti beras, spesfikasi yang baik adalah Butir beras utuh, tidak
mengalami pencoklatan, butir tidak mengalami patah (patah-patah) dan kadar air dalam beras
yang disimpan harus <14%. Beras dapat disimpan dalam karung, box kering ditumpuk dalam rak
kayu dan rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit dan
penempatan. Beras dapat disimpan pada suhu kamar 29 - 32°C dengan kelembaban udara 65 –
95% (Ratnawatia, 2013). Untuk minyak, minyak harus dengan kondisi kemasan masih utuh
(bagus) dan lama dari expired . Minyak dapat disimpan pada suhu ruang dengan suhu 29-32 0C .
Untuk tepung-tepungan spesifikasi yang baik yaitu umur simpan jauh dari tanggal kadaluarsa,
warna tepung putih, tidak ada hewan, tidak berjamur, tidak berkapang dan tidak bau apek.
Tepung-tepungan dapat disimpan dalam kemasan seperti karung, plastik dan udara kering pada
suhu 20-300C dengan ventilasi yang baik, ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak
lembab (Dian, dkk., 2015). Untuk Gula dibutuhkan spesifikasi butir-butir terpisah (tidak lengket
atau mencair), dan warna gula tidak mengalami perubahan. Untuk gula sendiri dapat di kemas
dalam sebuah karung dengan berat 50 kg, udara kering pada suhu 35oC, lantai dinding tidak
mudah lembab dan ruang bersih, disusun dalam rak kayu (Hary, 2018).
Kemudian, untuk bumbu kering (rempah-rempah), tidak berjamur, bau masih segar atau
tidak bau apek dari bumbu-bumbu kering, dan bahan kering sempurna. Bumbu disimpan dalam
wadah kedap udara, simpan pada ruangan kering yaitu pada suhu 27-32 0C dan bersih. Untuk
bahan kering seperti mie, spesifikasi yang baik adalah bau masih segar, tidak mengalami
perubahan warna, dan tidak berjamur. Dikemas dalam plastik atau wadah kedap udara, ruang
bersih, kering dan tidak mudah lembab. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan
60 cm dari langit-langit dan penyimpanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO
(first in first out). Mie dapat disimpan pada suhu ruangan 27-31 0C dengan keadan ruangan sejuk
20-25 0C. Untuk jenis bawang-bawangan, warna kulit umbi putih kemerahan keunguan, warna
umbi putih keunguan , aroma tajam bawang putih tidak berjamur, tidak busuk, dan bertekstur
keras. Bawang dapat disimpan di dalam box terbuka disusun dalam rak, dengan ruang kering
yaitu suhu 20-250C dan tidak mudah lembab. Untuk kacang-kacangan, harus dalam keadaan
kering, tidak bau tengik, tidak keriput, dan warna tidak kusam. Dalam penyimpanannya dapat
dikemas dalam wadah tertutup dan kedap udara serta pada suhu yang cukup sejuk dan udara
kering. Kemudian, untuk produk sereal, haruslah tidak beraroma tengik, dan tidak berjamur.
Dapat disimpan dalam plastik dan wadah tertutup keda udara dan disusun dalam rak kayu dengan
suhu ruang 20-250C.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan mengetahui bahwa alur pelayanan gizi di
rumah sakit memiliki rangkaian yang cukup panjang. Perbedaan alur pelayanan gizi di rumah
sakit memiliki perbedaan antara pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Penyelenggaraan
makan di rumah sakit hanya didapatkan oleh pasien rawat inap. Ahli gizi tidak hanya berperan
sendiri dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit, namun dibantu oleh diagnosa dokter.
Setelah mendapatkan diagnosa pasien dari dokter, ahli gizi baru bisa membuatkan menu yang
cocok untuk kesembuhan pasien. Dalam proses alur penyelenggaraan makanan tersebut, ahli gizi
perlu memperhatikan setiap jenis bahan pangan yang memiliki spesifikasi, penyimpanan dan
syarat suhu yang berbeda-beda.
5.2 Saran
Menurut praktikan dalam membuat alur pelayanan gizi di rumah sakit harus mengikuti
sistem dan peraturan yang ada di rumah sakit. Kemudian, praktikan berharap dalam penyusunan
spesifikasi serta syarat penyimpanan bahan makanan dapat dieksplorasi lebih jauh agar
didapatkan penyimpanan bahan makanan yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, AC. (2016). Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. EGC. Jakarta.
Almatsier. (2013). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ansar. Dkk. (2020). Pengaruh jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap karakteristik fisik
jagung manis segar (Zea mays L). JRPB, 8(2), 147-154.
Awanis, Emmy Darmawati. (2020). Pengaruh sistem pendinginan pada dua jenis suhu
penyimpanan terhadap kesegaran sawi hijau. Jurnal Informasi Teknologi Pertanian
(JITP), 1(1), 1-18.
Depkes Ri. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Dan
Kesehatan Ibu Dan Anak.
Frenti Giyana.(2012). Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 48 – 61
Kusmiyati, dkk. (2017). Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kualitas
kentang olahan
(solanum tuberosum L) kultivar atlantik. Jurnal ilmu pangan dan hasil pertanian, 1(2).
Sarni. (2017). Sistem Penyimpanan Bahan Makanan di Tom’s Cafe Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau. Jom Fisip, 4(2).
Siswati. (2018). Manajemen Unit Kerja II Perencanaan SDM Unit Kerja RMIK. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Hal 145
Wardhani, Pradilla. 2018. Manajemen Penyelenggaran makanan di instalasi gizi RSUD Dr.
Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara
Manoe, J. A., Hinga, I. A. T., Setyobudi, A. (2019). Uji Organoleptik Produk Tahu Berdasarkan
Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Tahu di Kabupaten Kupang.
Purwanto, Y.A., dan Weliana. (2018). Kualitas Tempe Kedelai pada Berbagai Suhu
Penyimpanan. Journal of Agro-Based Industry, 35(2).
Safaryani, Nurhayati, dkk. (2007). pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap penurunan
kadar vitamin c brokoli (Brassica oleracea L). Buletin anatomi dan fisiologi, 15(2).
Rusnani, R., & Susilowati, D. (2021). Faktor–Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Keripik Apel Ramayana (Studi Kasus: Ukm
Ramayana Agro Mandiri, Jawa Timur). Ju-Ke (Jurnal Ketahanan Pangan), 4(2), 1-6.
Safaryani, Nurhayati, dkk. (2007). pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap penurunan
kadar vitamin c brokoli (Brassica oleracea L). Buletin anatomi dan fisiologi, 15(2).
Saputri, chyntia wulandari., dkk. (2020). Pengaruh perlakuan waktu dan suhu penyimpanan
dingin terhadap mutu kubis bunga (Brassica oleracea L. Var.botrytis). Jurnal Beta
(Biosistem Dan Teknik Pertanian), 8(1).
Supartiningsih, S. (2017). Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah Sakit: Kasus Pada Pasien
Rawat Jalan. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1), 9-15.
Listiyono, R. A. (2015). Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit Umum Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah Sakit Tipe B . Kebijakan
dan Manajemen Publik, 1(1).
Sulistiyanto, A. D., H., Oktia, W. K., & Rustiana, E.R. (2017). Peran Petugas Gizi Dalam
Memberikan Pelayanan Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Inap. Unnes Journal of Public
Health, 6(2).
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Pinem, Esron. (2020). Kajian mutu labu siam (sechium edule) terolah minimal yang dikemas
vakum selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian, 11(2).
Francisica, Astrid. Dkk. (2019). Pengaruh suhu dan jumlah perforasi pada kemasan terhadap
susut bobot kangkung. Jurnal Ilmu Pangan Dan Hasil Pertanian, 3(1).
Sari, Nanda Puspita. Dkk. (2018). Pengaruh lama penyimpanan dan metode pemasakan
terhadap karakteristik fisikokimia labu kuning (cucurbia moschata). Jurnal Pangan
Dan Agroindustri, 6(1), 17-27.
Faauzi, D., dkk. (2013) Pengaruh suhu penyimpanan dan jenis kemasan serta lama
penyimpanan terhadap karakteristik tomat (solanum lycopersicum L) Organik. Fakultas
Teknik, Universitas Pasundan Bandung. Bandung.
Rusnani, R., & Susilowati, D. (2021). Faktor–Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Keripik Apel Ramayana (Studi Kasus: Ukm
Ramayana Agro Mandiri, Jawa Timur). Ju-Ke (Jurnal Ketahanan Pangan), 4(2), 1-6.
Nazudin, N. (2020). Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C Pada Buah
Pisang Musa Acuminate L (Varietas Pisang Kepok) Dan Pisang Musa Paradisiaca L
Kunt Var Sapientum (Varietas Pisang Ambon. Science Map Journal, 2(1), 8-14.
Dinda, T. Y. (2020). Desain Kemasan Buah Alpukat (Persea americana) selama
Transportasi dan Penyimpanan. Doctoral dissertation, Universitas Andalas.
Muthmainnah, H., Poerwanto, R., & Efendi, D. (2014). Perubahan warna kulit buah tiga
varietas jeruk keprok dengan perlakuan degreening dan suhu penyimpanan. Jurnal
Hortikultura Indonesia, 5(1), 10-20.
Hilma, H., Fatoni, A., & Sari, D. P. (2018). Potensi Kitosan sebagai Edible Coating pada
Buah Anggur Hijau (Vitis vinifera Linn). Jurnal Penelitian Sains, 20(1), 25-29.
Ratnawatia, Djaenia, M., & Hartono, D.(2013). Perubahan Kualitas Beras Selama
Penyimpanan. Pangan, 22(3).
Hary, K., Nursigit, B., Joko, N. Wk. (2018). Pendugaan Umur Simpan Gula Semut Dalam
Kemasan Dengan Pendekatan Arrhenius. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian Dan
Biosistem, 6(1).
Pratiwi, I. T. (2019). Gambaran Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Dari Penyelenggaraan
Makanan di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek. (Doctoral dissertation, Poltekkes
Tanjungkarang).
Az-Zahroh, T. N. (2017). Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap di Ruang Dewasa Umum Rumah Sakit X Kabupaten Gresik.
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi), 12(2), 99-111.