Anda di halaman 1dari 11

DEMOKRASI SEBAGAI WUJUD NILAI-NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA

DALAM PEMILIHAN UMUM DAERAH DI INDONESIA

Galih Puji Mulyono 1, Rizal Fatoni 2


Universitas Merdeka Malang 1,2,
Email : galihpujimulyono@unmer.ac.id1; rizalfatoni197@gmail.com2;

Naskah diterima: 19/04/2019 revisi: 10/09/2019 disetujui: 14/10/2019

Abstrak
Pemilihan umum merupakan cerminan dari sistem demokrasi, Demokrasi hakikatnya
mengizinkan warga Negara berpartisipasi dalam menjalankan roda pemerintahan. secara empiris di
Indonesia sampai saat ini tidak mencerminkan suatu ideologi yang telah disepakati oleh masyarakat
Indonesia. Permasalahan yang dikaji berkaitan dengan Demokrasi Sebagai Wujud Nilai-Nilai Sila
Keempat Pancasila dalam Pemilihan Umum di Indonesia. Hal ini disesuaikan oleh amanat konstitusi
yang menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara hukum dan Negara demokrasi. Pancasila sila
keempat merupakan penceminan dari asas demokrasi. Sebagai negara hukum, Indonesia memegang
demokkrasi dalam pelaksanaan proses berbangsa dan bernegara dalam penyelenggaraan sistem
pemilihan umumnya. Keberadaan Demokrasi Sebagai Wujud Nilai-Nilai Sila Keempat Pancasila
dalam Pemilihan Umum sangat penting bagi bangsa Indonesia sebagai Negara hukum. Oleh karena
itu, sebagai negara hukum yang memegang teguh prinsip negara hukum, maka seharusnya juga
memegang teguh prinsip demokrasi. Pemilihan umum daerah daaai Indonesia belum mencerminkan
nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sila keempat yaitu kerakyatan yang dimpimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan.
Kata kunci: Demokrasi, Pancasila, Pemilihan Umum.

DEMOCRACY AS THE VALUE OF PANCASILA FOURTH VALUES IN GENERAL


ELECTIONS IN INDONESIA

Abstract
Elections are a reflection of the democratic system, Democracy essentially allows citizens to
participate in running the wheels of government. empirically in Indonesia to date does not reflect an
ideology agreed upon by the Indonesian people. The problems studied are related to Democracy as
the Fourth Precepts of Pancasila in the General Elections in Indonesia. This is adjusted by the
constitutional mandate which states that Indonesia is a rule of law and a democracy. The fourth
Pancasila precept is a reflection of the principle of democracy. As a state of law, Indonesia holds
democracy in the implementation of the nation and state process in the implementation of the general
electoral system. The Existence of Democracy as a Form of the Four Precepts Values of Pancasila in
the General Election is very important for the Indonesian nation as a rule of law. Therefore, as a rule
of law which holds the principles of the rule of law, it should also hold onto the principles of
democracy. Regional elections in Indonesia do not yet reflect the values contained in the fourth
precepts of Pancasila, namely people led by wisdom in deliberation or representation.
Keywords: Existence, Regional Election, Pancasila.

Copyright © 2019, Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Avaliable online at : http://e-journal.unipms.ac.id/index.php/citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

PENDAHULUAN Menurut terminologi pemilu adalah


Setiap Negara di dunia miliki ideologi “proses memilih orang untuk mengisi
masing-masing dengan tujuan untuk jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-
menciptakan suatu perkembangan didalam jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari
berbagai aspek, khususnya di Indonesia, presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat
para pendiri bangsa menciptakan ideologi pemerintahan, sampai kepala desa.” Pemilu
dengan konsepsi yaitu ideologi Pancasila. merupakan salah satu usaha untuk
Pancasila merupakan aspek terpenting memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
dalam membangun bangsa dan Negara yang memaksa) dengan melakukan kegiatan
difungsikan pada praktik kehidupan manusia retorika, hubungan publik, komunikasi
khusunya bagi bangsa Indonesia, Pancasila massa, lobi dan lain-lain kegiatan.
tidak bisa intervensi dari sudut pandang Pemilihan umum ini telah ditulis di hukum
ideologi manapun, sehingga Pancasila positif Indonesia yaitu didalam UUD 1945
mempunyai sifat imunitas yaitu kekebalan BAB VIIB Pemilihan Umum Pasal 22
terhadap pengaruh ideologi lain. (Budiarjo, 2008). Pengertian pemilihan
Pancasila merupakan dasar Negara umum secara luas yaitu “sebagai sarana
yaitu sebuah konsepsi yang dirancang atas yang penting dalam kehidupan suatu Negara
kesepakatan bersama dengan tujuan dapat yang menganut azas Demokrasi yang
menjawab tantangan dan masalah bangsa memberi kesempatan berpartisipasi politik
dan Negara, jika ditinjau dari perspektif bagi warga Negara untuk memilih wakil-
sosiologi lahirnya sebuah Negara terjadi wakilnya yang akan menyuarakan dan
karena adanya hubungan dan interaksi antar menyalurkan aspirasi mereka” (Nazir,
manusia, interaksi antar kelompok sehingga 2017).
menibulkan tata nilai dan tata norma, jadi Kegiatan pemilihan umum ini telah
ideologi adalah akumulasi dari nilai dan tertuang didalam Pancasila pada sila
norma yang hidup atas kesadaran suatu keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin
masyarakat, dengan tujuan terpenting untuk oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
menciptakan bonum publicum. permusyawaratan dan perwakilan, menurut
Begitupun Pancasila sebagai alat Yusdiyanto, (2016):
politik dalam menentukan arah kebijakan “Didalam sila keempat ini memiliki Nilai
dan distribusi suatu Negara, dengan hal ini dan Butir-Butir berpangkal dari Sila
Pancasila pada sila keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang Adil dan Beradab, Persatuan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan Indonesia, dan menjiwai sila Keadilan
perwakilan, dapat mempengaruhi aspek Sosial. Nilai filosofis adalah bahwa hakikat
kehidupan masyarakat terutama yang Negara sebagai makhluk individu dan
ditujukan dalam hal pemilihan umum daerah makhluk sosial. Secara garis besar nilai-nilai
di Indonesia yang demokratis. dalam Pancasila terbagi atas tiga hal, yakni:
Negara Republik Indonesia a. Nilai Dasar, sila Pancasila memiliki sifat
merupakan Negara hukum, semua warga universal sehingga terkandung cita-cita,
Negara dalam menjalankan sistem tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
pemerintahan harus tunduk terhadap hukum. b. Nilai Instrumental, yang berarti makna,
Membahas mengenai hukum, juga kebijakan, strategi, dan sasaran, serta
membahas mengenai pertaturan, perturan lembaga pelaksanaannya. c. Nilai Praktis,
yang ini di khususkan terhadap pemilihan memiliki aspek mengenai cita-cita,
umum karena pemilihan umum merupakan pemikiran, serta nilai nilai yang dianggap
pencerminan dari nilai Pancasila. memiliki norma yang jelas karena harus

Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…| 98


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

mampu direalisasikan dalam kehidupan berdikari, karena pemimpin yang diseleksi


praktis.” dengan begitu ketat dan mempunyai harapan
Negara Republik Indonesia menganut untuk Indonesia dipimpin oleh kepala
sistem demokrasi yaitu bentuk atau sistem Negara atau kepala daerah yang memiliki
pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut kompentensi. Pemilihan umum secara
serta memerintah dengan perantara wakilnya epistimologi yaitu melakukan regenerasi
atau dapat artikan sebagai pemerintahan kepemimpinan secara terbuka.
rakyat (Erisanti, 2014). Negara Indonesia Semenjak bangsa Indonesia merdeka
telah menempuh proses dari perkembangan tahun 1945 hingga pada tahun 2014 bangsa
demokrasi, pada tahun (1945-1959) pada Indonesia telah menyelengakan 11 kali
masa Republik Indonesia I yaitu demokrasi pemilihan umum, yaitu pada tahun 1955,
konstitusional, Masa Republik Indonesia II 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999,
(1959-1965) atau masa demokrasi 2004 ,2009, 2014. Berdasarkan pengalaman
terpimpin, Masa Republik Indonesia III sebanyak itu, pemilihan umum pada tahun
masa demokrasi Pancasila (1965-1998), 1995 dan 2004 mempunyai kekhususan atau
hingga saat ini telah melakukan revolusi dan keistimewaan dibanding dengan pemilihan
perubahan terhadap birokrasi menuju umum lainnya (Hartono & Putri, 2014).
refromasi yaitu masa Republik Indonesia V Pemilihan umum tersebut juga dapat
(1998-sekarang), dari berbagai dinamika diketahui adanya upaya untuk mencari
perubahan itu apakah dapat menciptakan sistem pemilihan umum terutama pemilihan
keserasian terhadap pemilihan umum dan umum daerah yang demokrasi dan cocok
apakah demokrasi di Indonesia sesuai untuk bangsa Indonesia (Budiharjo, 2008).
dengan Pancasila pada sila keempat ataukah Perkembangan pemilihan umum di
sistem pemilihan umum hanya dipergunakan Indonesia begitu panjang seharusnya sudah
sebagai semiotik atau sekaligus sebagai banyak mendapatkan dan belajar dari
tolak ukur dari demokrasi itu. konflik untuk lebih menekankan nilai
Negara-Negara berkembang non- demokasi saebagai perwujudan dari sila
komunis telah menunjukan pengalaman keempat Pancasila dalam pemilihan umum
yang signifikan, Negara Republik Indonesia di Indonesia saat ini.
termaksud Negara non-komunis dan baru Argumentasi tersebut bertujuan
menginjak usia 72 tahun, dan tergolong mencari kebenaran dalam berdemokrasi
Negara yang sangat muda, kebanyakan yang tertuang dalam Pancasila sila keempat,
Negara baru,ingin cepat mengadakan dan argumentasi di atas semakin diperkuat
pembangunan yang berkelanjutan untuk oleh bidang ilmu politik yang mempunyai
mengejar keterpurukan, secara politis dalam tafsiran bermacam-macam dalam sistem
membangun suatu berdaban bangsa dan pemilihan umum dengan berbagai
Negara dapat ditempuh dengan merebut variasinya, dan yang pokok memiliki dua
kekuasaan, dalam merebut kekuasaan ini prinsip, yaitu:
tertuang dalam konsep politik yaitu : “1. “1. Singel-member Constituency (satu
Negara (state), 2. Kekuasaan (power), 3. daerah pemilihan memilih satu wakil
Pengambilan keputusan (decision making), biasanya disebut sistem distrik) 2. Multi-
4. Kebijakan (policy, beleid), 5. Pembagian member Constituency (satu daerah
(distribution) atau alokasi (allocation), pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dalam konsep ini dapat ditempuh melalui dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang
sistem demokrasi dengan cara pemilihan atau Sistem Proporsional) (Hadimin, 2015).
umum” (Wanma, 2015). Sistem pemilihan umum ini
Pemilihan umum ini merupakan merupakan cerminan atau perwujudan dari
jembatan untuk mewujudkan Indonesia yang demokrasi sebagai wujud dari sila keempat

99 | Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…..


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Pancasila. Belum tercerminnya demokrasi “Penelitian normatif (doctrinal) adalah suatu


sebagai perwujudan Pancasila sila keempat prosedur penelitian ilmiah untuk
dalam pemilihan umum di indonesia terlihat menemukan kebenaran berdasarkan logika
dari beberapa contoh kasus didalam keilmuan hukum dari sisi normatif (Ibrahim,
pemilihan umum sering terjadi berbagai 2010)”. Oleh karena itu, penelitian ini
macam konflik. Penyebab konflikpun mencangkup analisis hukum tertulis
beragam, mulai dari partai yang tidak (peraturan perundangundangan) yang telah
mencerminkan demokrasi, konfik internal terinventarisir dalam hukum positif
partai, calon yang tidak bisa menerima Indonesia. Hasil kajian dari norma-norma
kekalahan dan pendukung tidak realistis hukum yang terinventarisir dalam hukum
menghadapi kekalahan calon yang positif membantu dalam menganalisis
didukungnya. abstraksi dari norma hukum positif.
Negara yang berupaya untuk Metode Pendekatan
mewujudkan demokrasi yang dinginkan Penelitian ini menggunakan beberapa
maka perlu adanya perkembangan dinamika metode pendekatan, metode pendekatan
pemilihan umum daerah di Indonesia, salah merupakan anak tangga untuk menentukan
satu contoh bentuk demokrasi dalam teori penelitian yang dipakai. Pendekatan
konteks pemilukada adalah adanya calon penelitian dipakai untuk menentukan dari
pemimpin yang bertarung secara independen sisi mana obyek penelitian ini dikaji
dalam kata lain mengajukan pencalonan (Syamsudin, 2007). Pendekatan yang
tanpa partai politik, akan tetapi pemilihan digunakan dalam penelitian hukum ini,
umum secara independen di Indonesia antara lain: a) Pendekatan Undang-Undang
sangat sulit dan harus memenuhi ketentuan (Statute Aproach); dan b) Pendekatan
syarat yang sangat berat, memungkinkan Konseptual (Conceptual Approach).
bakal calon gugur. Demokrasi dalam sila Spesifikasi Penelitian
keempat Pancasila perlu dikuatkan lagi Spesifikasi penelitian yang digunakan
dalam sistem pemilihan umum di Indonesia dalam melakukan penelitian ini adalah
untuk menghindari konflik-konflik sosial deskriptif analitis. Adapun mengenai
yang selama ini terjadi dan stigma bahwa penelitian hukum deskriptif diharapkan
peluang maju sebagai independen sangatlah dapat memperoleh gambaran yang jelas,
sulit haruslah dihapuskan. rinci dan sistematis. Sedangkan analisis
Berdasarkan uraian diatas maka untuk memecahkan suatu permasalahan
masalah yang dikaji dalam penulisan ini yang telah dituangkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Nilai-Nilai sesuai dengan ketentuan hukum yang
Demokrasi Sila Keempat Pancasila dalam berlaku.
Pemilihan Umum Daerah di Indonesia. 2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan Demokrasi Sila Keempat Dalam mencari dan mengumpulkan
Pancasila Sebagai Sumber Nilai Pemilihan data yang diperlukan, difokuskan pada
Umum Daerah di Indonesia. pokok-pokok permasalahan yang ada,
sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi
METODE
penyimpangan dan kekaburan dalam
Penelitian merupakan suatu kegiatan pembahasan. Data yang digunakan dalam
ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan penelitian ini adalah data sekunder. Data
konstruksi, yang dilakukan secara sekunder dalam penelitian ini meliputi : a)
metodologis, sistematis dan konsisten. Bahan hukum primer; b) Bahan hukum
Jenis penelitian sekunder; c) Bahan hukum tersier
Jenis penelitian hukum dalam Teknik Analisis Data
penulisan ini adalah normatif (doctrinal).

Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…| 100


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Dalam penelitian ini yang bersifat demokratisasi pencerminan dari sila


normatif dengan mengenal data sekunder keempat Pancasila.
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan Seperti yang diungkapkan bahwa
hukum sekunder dan bahan hukum tersier, pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi
maka mengolah dan menganalisis bahan nilai yang diyakini kebenarannya dan
hukum tersebut tidak bisa melepaskan diri bermaksud menerapakan dalam hidup dan
dari berbagai penafsiran yang dikenal dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan
ilmu hukum (Amirudin, dkk., 2010). bernegara. Penerapan nilai-nilai pancasila
sila keempat untuk kehidupan demokrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam pilkada di Indonesia dapat digunakan
A. Demokrasi Sila Keempat Pancasila dengan mengutamakan musyawarah dan
Sebagai Sumber Nilai dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
Pemilihan Umum Daerah di Indonesia bersama. Musyawarah untuk mencapai
Nilai pada pada dasanya memiliki mufakat diliputi oleh semangat kekluargaan.
berbagai sifat, salah satu sifat nilai yaitu Menghormati dan menjunjung tinggi setiap
normatif. Nilai normatif merupakan nilai keputusan yang dicapai sebagai hasil
yang mengandung harapan, keinginan, dan musyawarah. Keputusan yang diambil harus
suatu keharusan. Nilai diwujudkan dalam dapat dipertanggung jawabkan secara moral
bentu peraturan sebagai pedoman manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
dalam bertindak. tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-
Pancasila sebagai staatfundamental nilai kebenaran dan keadilan,
norm dan ideologi bangsa menimbulkan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kesadaran bahwa pancasila mengandung kepentingan bersama.
nilai-nilai yang menjadi landasan Apabila dicermati, menurut Widodo,
fundamental dalam penyelengaraan negara. “arti dan makna Sila ke-4 sebagai berikut: a.
Salah satu landasan pokok sebagai cerminan Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu
penyelengaraan negara berupa pemilu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
terdapat pada sila keempat dalam Pancasila untuk rakyat. b. Pemusyawaratan, yaitu
tersebut adalah nilai kerakyatan yang membuat putusan secara bulat, dengan
dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dilakukan secara bersama melalui jalan
dalam permusyawaratan/ perwakilan. Oleh kebikjasanaan. c. Melaksanakan keputusan
karena itu, Nilai-Nilai dalam sila keempat berdasarkan kejujuran. Keputusan secara
Pancasila merupakan bentuk dari bulat sehingga membawa konsekuensi
Demokrasi. kejujuran bersama. Nilai identitas adalah
Menurut Widodo, “Pilkada langsung permusyawaratan. d. Terkandung asas
adalah wujud nyata dari pembentukan kerakyatan, yaitu rasa kecintaan terhadap
demokratisasi di daerah. Kepala Daerah dan rakyat, memperjuangkan cita-cita rakyat,
wakil Kepala Daerah dipilh dalam satu dan memiliki jiwa kerakyatan. Asas
pasangan calon yang dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat, yaitu yang
demokratis berdasarkan asas langsung, memperhatikan dan menghargai aspirasi
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. seluruh rakyat melalui forum
Pengajuan pasangan calon Kepala Daerah permusyawaratan, menghargai perbedaan,
bisa dilakukan oleh partai politik atau mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa
gabungan partai politik yang memiliki kursi dan negara (Widodo, 2015)”.
di DPRD dengan persyaratan tertentu Parameter sila keempat sebagai
dan/atau dari calon perseorangan dengan sumber nilai yaitu termaktub dalam UUD
persyaratan tertentu pula (Widodo, 2015)”. 1945 BAB VIIB Pemilihan Umum pasal
Hal tersebut merupakan bentuk 22E, didalam peraturan tersebut tidak

101 | Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…..


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

menjelaskan pemilihan umum yang wakil kepala daerah dipilih dalam satu
mengandung tata nilai pancasila sila pasangan secara langsung oleh rakyatnya di
keempat hanya saja menjelaskan prosedur daerah masing-masing. Pelaksanaannya
standart pemilihan umum kepala daerah di pemilihan kepala daerah secara langsung
Indonesia. Pelaksanaan Pemilihan Umum memberikan kebabasan kepada daerah untuk
Kepala daerah dijabarkan dalam Undang- memilih pemimpinya sendiri. Pasal 22 E
Undang Republik Indonesia Nomor 22 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik
Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Indonesia Tahun 1945 pemilihan umum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun
Daerah merupakan entery point perubahan sekali. Namum pemilihan kepala daerah
mendasar dalam persoalan kewenangan secara langsung tidak termaktub dalam
yang diberikan kepala daerah. Pemilihan Ketentuan Pasal 22 E Ayat (2) Undang-
umum daerah merupakan pemilihan umum Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
yang diselenggaran disetiap daerah 1945.
Indonesia dalam rangka memilih pemimpin Selanjutnya menurut Widodo, “salah
daerah yang sesuai dengan amanat rakyat. satu prasyarat penting dalam
penyelenggaraan Pemilu di negara
1. Pemilihan Umum Kepala Daerah
demokrasi adalah bahwa penyelenggaraan
Menurut Peraturan Perundang-
Pemilu dilaksanakan oleh lembaga yang
Undangan
mandiri dari pemerintah.” Hal ini telah
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
terjamin dalam UUD 1945 Pasal 22 (5) yang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945
menggariskan bahwa : ”Pemilihan Umum
mengatakan bahwa Negara Indonesia
diselenggarakan oleh suatu komisi
merupakan Negara hukum. Dari rumusan
pemilihan umum yang bersifat nasional,
pasal tersebut bahwa seluruh pelaksanaan
tetap dan mandiri”(Widodo, 2015).
Negara harus tunduk kepada hukum yang
Undang-Undang Republik Indonesia
berlaku. Salah satu ciri Negara hukum
Nomor 32 Tahun 2004 memberlakukan
adalah semua sistem pemerintahan
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
dijalankan oleh hukum. Didalam perihal
daerah secara langsung (Pasal 56 Ayat (1)),
tersebut pemilihan umum menjadi perhatian
timbul problematika, sebagian warga
penting dalam melaksanakan dinamika
mempertanyakan, apakah pemilihan kepala
hukum di Indonesia.
daerah adalah pemilihan umum (general
Pemilihan kepala daerah langsung
election), sebagaimana dimaksud dalam
diadopsi di dalam Undang-Undang Republik
Pasal 22E Ayat (2) Undang-Undang Dasar
Indonesia Nomor 1 Tahun 1957 tentang
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI
Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Pasal
Tahun 1945). Pemilihan kepala daerah
23 Ayat (1) dinyatakan, ”Kepala Daerah
langsung tidak termasuk pemilu,
dipilih menurut aturan yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud Pasal 22E Ayat (2)
dalam UndangUndang”. Penjelasanya
UUD RI Tahun 1945 tetapi merupakan
ditegaskan bahwa “Kepala Daerah haruslah
pemilihan lokal yang merujuk pada Pasal 18
seorang yang dekat kepada dan dikenal oleh
ayat (4) UUD Negara Republik Indonesia
masyarakat Daerah yang bersangkutan, dan
Tahun 1945, serta mensyaratkan belaka
karena itu Kepala Daerah haruslah seorang
pada pemilihan secara demokratis.
yang mendapat kepercayaan dari rakyat
Pemilihan yang demokratis tidak hanya
tersebut, dan diserahi kekuasaan atas
merupakan asas bagi suatu pemilihan
kepercayaan tersebut.”
langsung.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004, kepala daerah dan

Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…| 102


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Undang-undang pemilu tidak rasa tanggung jawab menimbulkan problem


mengatur secara gamblang mengenai dimasa mendatang dan yang paling
pencalonan pemilihan kepala daerah berbahaya yaitu merusak demokrasi.
independen, syarat menuju pencalonan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
secara independen dianggap terlalu berat. Republik Indonesia Nomor 4 Tahun-2017
UUD RI Tahun 1945 Pasal 28 D Ayat (3), Pasal 28, “Media Sosial adalah kumpulan
menyebutkan “Setiap warga negara berhak saluran komunikasi dalam jaringan internet
memperoleh kesempatan yang sama dalam yang digunakan untuk interaksi dan berbagi
pemerintahan.”. Undang-Undang Pilkada, konten berbasis komunitas.” Sosial media
minimal dukungan calon perseorangan yang menjadi sarana baru untuk menyuarakan
maju dalam Pilgub berkisar antara 6,5 kampaye tetapi fakta membuktikan ujaran
persen hingga 10 persen dari jumlah pemilih kebencian akbiat pemilihan umum yang
yang tercantum pada Daftar Pemilu Tetap terjadi di sosial media menyebabkan
(DPT). Rinciannya, 10 persen untuk jumlah kerusuhan yang sangat besar. Berdasarkan
DPT 2 juta; 8,5 persen untuk jumlah DPT hal tersebut tidak mencerminkan dari nilai-
antara 2 juta-6 juta; 7,5 persen untuk jumlah nilai demokrasi dalam sila keempat
DPT 6 juta-12 juta, dan 6,5 persen untuk Pancasila sebagai sumber pemilihan umum
jumlah DPT lebih dari 12 juta. kepala daerah di Indonesia
Yusdiyanto menyebutkan bahwa 2. Pemilukada Sebagai Perwujudan
telah terjadi “pergeseran demokrasi Demokrasi
Pancasila pada saat ini, keberadaan Sesuai dengan amanat konstitusi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pemilihan umum dilaksanakan secara
sudah bergeser fungsi dan kedudukannya. langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran adil setiap lima tahun sekali. Pelaksanaan
bagi para penyelenggara pemerintahan pemilihan umum kepala daerah secara
dengan landasan/ dasar bernegara. Kadang- langsung merupakan salah satu
kadang mereka lupa ada upaya perekat yang implementasi dari sistim demokrasi dalam
telah diwariskan para founding father. rangka menciptakan pemerintahan yang
Bentuk penyimpangan yang terjadi adalah: lebih demokratis.
Kecurangan dalam pemilu, yang melihat Menurut terminologi demokrasi
bukan dari sisi kualitas, tetapi dari merupakan kekuasaan oleh rakyat, ikut
mementing kuantitas. Lebih mementingkan sertaan rakyat dalam pemerintahan hamper
kepentingan pribadi atau golongan daripada diterima oleh banyak negara di dunia, sistem
kepentingan bersama atau masyarakat. pemerintahan ini sangat unggul dibanding
Menciptakan perilaku KKN (Yusdiyanto, pemerintahan yang lainnya. Perkembangan
2016).” sistem demokrasi sebagai bentuk
Masalah terjadi didalam pemilihan pemerintahan Indonesia telah mengalami
umum kepala daerah yang paling berbagai macam kontradiksi dan rintangan
fundamental yaitu salah satunya kampanye. bagi masyakrakat luas. Demokrasi dalam
Adalah salah satu hal atau dimana calon Pancasila dapat dilihat dari Demokrasi
dalam pemilihan umum daerah dapat Pancasila pada hakikatnya.
mengutarakan pandangan visi dan misi Menurut Yusdiyanto, Demokrasi
kedepan ketika menjadi kepala daerah. Pancasila adalah
Kampanye merupakan jembatan masyarakat “Demokrasi yang pelaksanaannya
untuk membuat kontrak politik dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat
calon kepala daerah sebelum menjadi kepala untuk kepentingan bersama (seluruh rakyat).
daerah. Namun dalam praktik kampanye Bangsa Indonesia adalah bangsa berideologi
yang tidak sesuai dengan itikad baik dan Pancasila, oleh karena itu setiap nilai-nilai

103 | Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…..


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

sila harus dapat diaplikasikan dalam kedaulatan rakyat, hakikat kebijakan yang
kehidupan berbangsa dan bernegara (baik dibuat adalah kehendak rakyat dan untuk
negara dan warganegara). Secara spesifik, kepentingan rakyat. Mekanisme semacam
Pengertian demokrasi Pancasila: a. ini akan mencapai dua hal.Pertama.kecil
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang kemungkinan terjadinya penyalah gunaan
berdasarkan pada asas kekeluargaan dan kekuasaan,sedangkan kedua,terjaminnya
gotong-royong yang ditujukan demi kepentingan rakyat dalam tugas-tugas
kesejahteraan rakyat, yang mengandung pemerintahan.Perwujudan lain konsep
unsur-unsur berkesadaran religius, yang kedaulatan adalah pengawas oleh
berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi rakyat.Pengawasan dilakukan karena
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan demokrasi tidak mempercayai kebaikan hati
berkesinambungan. b. Dalam demokrasi penguasa.” (Agustam, 2011)
Pancasila, sistem pengorganisasian negara Pemilihan umum kepala daerah
dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan secara langsung merupakan upaya
persetujuan rakyat. c. Dalam demokrasi menciptakan pemerintahan yang demokratis,
Pancasila kebebasan individu tidaklah salah satu harapan demi terwujudnya
bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan demokrasi yaitu munculnya calon pemimpin
atau disesuaikan dengan tanggung jawab daerah secara independen. Masyarakat
sosial. d. Dalam demokrasi Pancasila, Indonesia secara luas memahami demokrasi
keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan sebagai bentuk pemilihan secara langsung
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia untuk mengisi kekosongan jabatan
yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, pemerintahan dan politik. Oleh karena itu
sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau penerapan nilai demokrasi sila keempat
minoritas.” (Yusdiyanto, 2016) Pancasila digunakan untuk mengurangi
Sistem pemerintahan demokrasi di gesekan sosial yang terjadi akibat kampanye
Indonesia tergolong muda usianya sehingga oleh partai politik. Dengan jwa demokratis
proses menuju kedewasaan demokrasi maka masyarakat akan menerima
terutama dalam konteks pemilihan umum pemerintah daerah yang terpilih.
kepala daerah yang diwarnai persilisihan B. Pelaksanaan Demokrasi Sila Keempat
dan kericuhan antar golongan. Situasi Pancasila Sebagai Sumber Nilai
demikian harus disikapi sebagi bagian Pemilihan Umum Daerah di Indonesia
dinamika demokrasi yang terus berkembang Terlaksananya pemilihan umum
dalam berproses menuju demokrasi yang daerah secara langsung merupakan amanat
diharapkan seluruh masyarakat Indonesia langsung dari UUD 1945 Pasal 22E ayat (1)
sehingga terwujudya masyarakat adil Pemilihan umum dilaksanakan secara
makmur yang bernafaskan Pancasila. langsung umu, bebas, rahasia, jujur, dan adil
Pemilihan umum menurut sudut setiap lima tahun sekali. Apabila ditinjau
pandang teori merupakan sarana penting dari sudut historis yuridis pelaksanaan
bagi demokrasi. Masyarakat dapat demoktasi di daerah mengalami banyak
merasakan rasanya demokrasi secara nyata kontradiksi. Namun banyak sekali
ketika proses pemilihan umum permasalahan dalam pelaksanaan pilkada
diselenggarakan dalam rangka menentukan langsung tersebut.
kandidat diinginkan yang dapat memimpin Pilkada yang tidak sesuai dengan
dengan bijak dan arif dikemudian hari yang pancasila sila keempat yang berupa
sesuai keinginan rakyat didalam tampuk pelanggaran, kecurangan yang dilakukan
kekuasaan dan kepemimpinan. Hakikatnya oleh penyelenggara, peserta pilkada, dan tim
demokrasi merupakan “Kedaulatan Rakyat pendukung, serta masyarakat dapat
(people’s Sovereignty), dengan konsep diberikan sanksi pidana yang telah di atur

Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…| 104


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

didalam Pasal 177, dan178 Undang-Undang Namun dalam pelaksanaannya banyak partai
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 politik yang tidak mencermikan dari nilai
Tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil demokrasi sila keempat Pancasila tersebut.
Gubernur. Fakta empiris pemilukada secara Menurut Widodo, “Pelaksanaan Pemilihan
langsung menunjukan kesenjangan Kepala Daerah (pilkada) langsung dan tidak
demokrasi. Banyak kalangan praktisi hukum langsung memiliki legitimasi yuridis
mengemukakan argument bahwa konstitusional dan empirik. Agar pelaksaan
pemilukada secara langsung justru lebih efisien, model sistem Pilkada harus
membebani keuangan daerah dan banyak berdasarkan asas demokrasi dan nilai-nilai
terjadi mahar politik. pancasila. Demokrasi Pancasila menyerukan
Permasalahan tersebut diatas, dua pembuatan keputusan melalui musyawarah
hal penting yang harus digaris bawahi dalam mencapai mufakat. Ini adalah demokrasi
pelaksanaan pilkada langsung adalah: “1. yang menghidupkan prinsip-prinsip
Adanya kecenderungan rendahnya tingkat Pancasila (Widodo, 2015).” Oleh karena itu
partisipasi pemilih; 2. Implikasi dari Partai politik berperan dalam proses
demokratisasi di daerah, tidak sepenuhnya pelaksanaan implementasi nilai demokrasi
mampu mengontrol proses-proses yang sila keempat Pancasila dalam pilkaada saat
terjadi dalam pelaksanaan pilkada (Widodo, ini.
2015).” Oleh karena itu penerapan dari Perkembangan saat ini partai politik
demokrasi dalam nilai sila keempat banyak yang tidak mencerminkan dari nilai
Pancasila sangat dibutuhkan untuk demokrasi. Pelaksanaan partai politik dalam
mengurangi permasalahan yang terjadi pilkada juga di atur dalam UU Pilkada.
dalam pilkada di Indonesia. Beberapa Undang-Undang Pilkada efektif atau tidak,
bentuk dari demokratisasi yang tidak tergantung seberapa besar pelaksanaannya
sepenuhnya mengontrol proses yang terjadi dibarengi dengan nilai-nilai moralitas atau
dalam pelaksanaan pilkada, diantaranya nilai-nilai Pancasila (Widodo, 2015). Bentuk
dapat dilihat dari peran partai politik dalam dari partai politik yang tidak mencerminkan
pelaksanaan demokrasi di pemilihan kepala demokrasi terdapat dari sisi internal partai
daerah saat ini. politik itu sendiri, dimana pemilihan atau
Partai politik merupakan instrumen penunjukan kepala daerah yang diusung
yang sangat penting sebagai definisi, fungsi, oleh partai politik saat ini tidak
dan peran sebagai perwujudan negara yang mencermikan asas demokrasi. Pemilihan
meyakini sistem demokrasi sebagai kepala daerah yang diusung oleh partai
terwujudkan amanat konstitusi UUD RI politik hanya berdasakan intruksi ketua
Tahun 1945 BAB X Pasal 28, dalam hal umum partai politik dengan mekanisme
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan penujukan secara langsung.
pemikiran, dan bagian dari upaya untuk Dengan sistem penunjukan kepala
mencapai mewujudkan negara yang daerah oleh ketua umum partai politik ini
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, makmur, dapat menjadikan suatu permasalahan
demokrasi, dan penegekan hukum. dimana melemahkan nilai demokrasi dalam
Keberadaan partai politik di Indonesia sila keempat Pancasila. Proses tersebut
merupakan terwujudnya suatu indikator dapat juga sebagai celah nantinya adanya
berjalannya sistem politik dalam budaya “hutang budi” dari kepala daerah ke
penyelengaraan pimpinan kekuasaan negara. ketua partai politik. Sehingga dikhawatirkan
Partai politik masyarakat dapat setiap kebijakan kepala daerah itu nanti akan
menyalurkan proses demokrasi seperti apa di dasarkan pada kepentingan partai politik
yang diamanatkan dalam Pancasila dan pengusungnya. Hal tersebut jelas merupakan
Peraturan perundang-undangan yang ada. pelanggaran partai politik yg tidak

105 | Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…..


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

mencerminkan nilai demokrasi Pancasila, praktek demokrasi partai. Pembubaran


hendaknya ada sanksi kepada partai politik jarang dipanggil, sebagai Negara demokrasi
yang tidak mencerminkan demokrasi sering memilih, sebaliknya, untuk menyerap
Pancasila tersebut. Di Indonesia pelarangan ekstremis ke dalam persamaan yang
partai politik yang tidak mencerminkan demokratis daripada mendorong mereka
demokrasi Pancasila tidak ada sanksinya. bawah tanah. Banyak Negara demokrasi
Jika dibandingkan di negara lain ada suatu tidak melarang pihak yang tidak demokratis
ketentuan apabila partai politik tidak sama sekali. Selain itu, tidak sering salah
mencerminkan nilai demokrasi maka partai satu yang bertemu dengan berbeda tugas
politik tersebut harus dibubarkan. konstitusional demokrasi internal.
Pelarangan partai anti demokratis Partai-partai yang tidak demokrasi di
telah dilaksanakan oleh Negara-Negara di Indonesia telah menujukan keditaktoran
dunia seperti Kroasia, Italia, Jerman, dalam hal internal politiknya, pemimpin
Spayol, dan Prancis, pelarangan partai partai politik tidak pernah diganti,
politik anti demokrasi yang sesuai dengan penunjukan kepala daerah oleh partai politik
pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa secara sepihak, seperti contoh diatas akan
ECtHR dan Komisi Venesia dari Eropa. menjadi persoalan dalam konteks demokrasi
Cara menentukan apakah sebuah partai sebagai salah satu pedoman dari Pancasila
politik tidak demokratis, dapat diperhatian sila keempat.
pada tujuan dan praktik partai. Partai SIMPULAN DAN SARAN
demokratis dapat dilihat dari eksternal
maupun internal, partai secara eksternal Simpulan
dapat dogolongkan partai yang demokratis Berdasarkan deskripsi diatas maka
akan tetapi belum tentu secara internal dapat dapat disimpulkan sebagai berikut:
dikategorikan partai yang demokratis. Pemilihan kepada daerah secara langsung
Karena demokrasi dan pengadilan, termasuk tidak mencerimkan sifat Pancasila sila
ECTHR itu, bersedia untuk melarang pihak keempat. Beragam konflik, dan muncul
tidak demokratis, muncul pertanyaan apakah berbagai intepretasi yang tidak sesuai
pihak yang mengaku menjadi demokratis dengan kenyataan. Menginjak tahun politik
eksternal, tetapi tidak secara internal-dari berbagai macam hoax muncul untuk
sudut pandang sendiri struktur-harus menjatuhkan pihak lawan baik secara
dilarang. ragawi dan badawi, hal ini memicu
Dengan cara yang sama, kita harus disitegrasi bangsa. Sementara itu pengaturan
bertanya, karena itu akan berpendapat mengenai pemilihan kepala daerah yang
bahwa kurangnya demokrasi internal harus terdapat dalam Undang-Undang kurang jelas
menjadi faktor utama dalam setiap analisis dan multi tafsir. Oleh karena itu perlu
atau keputusan mengenai pembubaran dilakukan kepastian dalam meneggakkan
partai. Terus mengabaikan faktor penting ini peraturan pemilihan umum yang sekiranya
bertentangan dengan dasar-dasar demokrasi menimbulkan kekacauan dan disintegrasi
liberal modern. Untuk itu, memutuskan bangsa.
apakah untuk membubarkan partai politik Pancasila sila keempat merupakan
semata-mata atas dasar tujuan dan perwujudan demokrasi di Indonesia,
kegiatannya, tanpa mengacu pada struktur demokrasi yang dinginkan adalah ikut
internal, tidak koheren. pengadilan domestik sertaan rakyat didalam menjalankan roda
dan internasional harus memberikan pemerintahan. Melindungi demokrasi juga
perhatian karena perilaku demokrasi internal melindungi sesuatu yang menyandang status
partai politik. Memang, tidak jelas bahwa minoritas, minoritas dalam hal ini adalah
larangan pihak memiliki efek pada praktek- calon kepala daerah yang bertarung sesuai

Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…| 106


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 97-107
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

dengan amanat nilai demokrasi dalam sila Indonesia. Justitia Et Pax: Jurnal
keempat Pancasila. Hukum, 31(2), 87–106. Retrieved
From
DAFTAR PUSTAKA
Https://Ojs.Uajy.Ac.Id/Index.Php/Ju
Agustam. (2011). Konsepsi Dan stitiaetpax/Article/View/1346
Implementasi Demokrasi Pancasila
Ibrahim, Johnny. 2010. Teori dan Metode
Dalam Sistem Perpolitikan Di
Penelitian Normatif. Malang.
Indoensia. Jurnal Tapis, 7(12), 80–
Bayumedia Publishing.
91. Retrieved From
Https://Media.Neliti.Com/Media/Pub Nazir, A. (2017). Pengaruh Tata Kelola
lications/140373-Id-Konsepsi-Dan- Pemilih Terhadap Efektivitas.
Implementasi-Demokrasi-Panc.Pdf. Kreatif | Jurnal Ilmiah Prodi
Manajemen Universitas Pamulang, 4
Amirudin dan Zainal Asikin. 2010. Metode
(2), 82–97. Retrieved From
Penelitian Hukum. Jakarta. Raja
Http://Openjournal.Unpam.Ac.Id/Ind
Grafindo.
ex.Php/Kreatif/Article/Download/49
Budiadjo, Mariam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu 4/406.
Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka
Syamsudin, M. 2007. Operasionalisasi
Utama.
Penelitian Hukum. Jakarta. Raja
Erisanti, Nadia.2014. Efisiensi Dan Grafindo Persada
Efektivitas Pemilihan Umum Kepala
Wanma, A. V. (2015). Pentingnya
Daerah Langsung Menurut Undang-
Pendidikan Politik Generasi Muda
Undang No 32 Tahun 2004 Tentang
Terhadap Pelaksanaan Partisipasi
Pemerintahan Daerah.Skripsi.
Politik Di Distrik Samofa Kabupaten
Universitas Bengkulu Fakultas
Biak Numfor. Jurnal Politico, 2 (6),
Hukum.
1–16. Retrieved From
Hadimin, D. N. (2015). Analisis Kebijakan Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.
Sistem Pemilihan Umum Legislatif Php/Politico/Article/View/10405/99
Daerah Yang Ideal Dalam 91
Membangun Pemerintahan Daerah
Widodo, W. (2015). Pelaksanaan Pilkada
Yang Lebih Demokratis. Majalah
Berdasarkan Asas Demokrasi Dan
Ilmiah Unikom, 13(1), 85–91.
Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Ilmiah
Retrieved From
Civis, 5(1), 679–691.
Http://Jurnal.Unikom.Ac.Id/_S/Data/
Jurnal/Volume-13/10-Miu-13-No-1- Yusdiyanto. (2016). Makna Filosofis Nilai-
Deny.Pdf/Pdf/10-Miu-13-No-1- Nilai Sila Ke-Empat Pancasila
Deny.Pdf Dalam Sistem Demokrasi Di
Indonesia. Fiat Justisia, 10(2), 259–
Hartono, Y., & Putri, E. M. C. (2014).
272.
Pandangan Pemilih Pemula
Terhadap Pemilihan Umum Di

107 | Galih, Demokrasi sebagai wujud nilai-nilai sila keempat pancasila…..

Anda mungkin juga menyukai