Gambar 6. 1
Model Konseptual Penelitian (Sumber: Kencana & Darmayanti (2012))
Sebelum dilakukan analisis pada model persamaan struktural, kuesioner dipe-
riksa validitas item-item penyusun dan reliabilitasnya. Tabel-tabel berikut memper-
lihatkan hasil uji kelayakan instrumen keempat laten dalam model yang dibangun:
Tabel 6. 1
Nilai Alpha Cronbach dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Laten Sumber Daya Usaha
Tabel 6. 2
Nilai Alpha Cronbach dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Laten Kebijakan Pemerintah
Tabel 6. 4
Nilai Alpha Cronbach dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Laten Kinerja Usaha
Gambar 6. 2
Model Operasional Penelitian (Sumber: Kencana & Darmayanti (2012))
Mengacu kepada dua tahap analisis di atas, maka evaluasi model pengukuran dari
riset yang dilakukan kedua peneliti memberikan hasil sebagai berikut:
Tabel 6. 5
Nilai Loading Factor Masing-masing Item pada Sub-Laten Formatif
dari Laten Sumber Daya Usaha
Sumber TEC01 Adopsi teknologi pada operasionalisasi usaha 0.855 0.525 1.630 ns
Daya TEC02 Adopsi teknologi untuk akses informasi 0.868 0.544 1.596 ns
Teknologi TEC03 Adopsi teknologi untuk pemasaran usaha 0.837 0.471 1.643 ns
Pada tabel 6.5 terlihat – selain keempat MV pada sub-laten Sumber Daya
Manusia – sebagian besar MV memiliki nilai loading yang tidak nyata pada taraf uji
5 persen. Meskipun demikian, memperhatikan dalam analisis kelayakan instrumen
masing-masing MV memiliki korelasi melebihi nilai ambang 0,3; maka beralasan bila
masing-masing MV dipertahankan.
Original Standard
Sub-Laten ITEM Pernyataan (Diringkas) T Statistic
Sample Error
REG01 Adanya aturan persaingan usaha 0.887 0.021 42.232 **
Kebijakan
REG02 Kemudahan proses perijinan 0.851 0.045 19.127 **
Regulatif
REG03 Iklim usaha yang kondusif bagi IMK 0.916 0.017 54.137 **
DIS01 Bantuan modal 0.737 0.061 12.027 **
Kebijakan DIS02 Ketersediaan infrastruktur 0.870 0.030 28.816 **
Distributif DIS03 Bantuan pengembangan SDM 0.836 0.039 21.523 **
DIS04 Bantuan pendampingan 0.835 0.025 34.144 **
Original Standard
Sub-Laten ITEM Pernyataan (Diringkas) T Statistic
Sample Error
INO01 Mencari target/pasar baru 0.809 0.049 16.376 **
Sikap INO02 Menciptakan produk baru 0.841 0.037 22.718 **
Inovatif INO03 Merancang sistem pelayanan baru 0.849 0.035 24.261 **
INO04 Menciptakan hubungan kemitraan 0.581 0.113 5.168 **
PRO01 Mengalahkan pesaing 0.692 0.096 7.233 **
PRO02 Mendahului pesaing 0.655 0.078 8.442 **
PRO03 Bersaing melalui pelayanan 0.492 0.100 4.905 **
Sikap PRO04 Bersaing melalui harga 0.662 0.065 10.273 **
Proaktif PRO05 Kebijakan kemitraan 0.648 0.087 7.475 **
PRO06 Kebijakan harga kompetitif 0.783 0.047 16.669 **
PRO07 Kebijakan efisiensi proses 0.649 0.098 6.647 **
PRO08 Kualitas/variasi produk 0.572 0.090 6.335 **
RIS01 Perencanaan usaha secara berkala 0.801 0.044 18.342 **
Sikap RIS02 Usaha dijalankan berdasarkan risiko moderat 0.795 0.046 17.331 **
terhadap
Risiko RIS03 Kehilangan kesempatan usaha = kegagalan usaha 0.772 0.069 11.229 **
RIS04 Kegagalan usaha adalah sukses yang tertunda 0.781 0.045 17.347 **
Original Standard
Sub-Laten ITEM Pernyataan (Diringkas) T Statistic
Sample Error
KIN01 Kemampulabaan usaha 0.661 0.143 4.629 **
Kemampuan usaha mendukung perekonomian
Finansial KIN02 0.860 0.083 10.327 **
keluarga
KIN03 Prospek keberlanjutan usaha 0.853 0.103 8.248 **
Mencermati tabel 6.8, ketiga MV dari laten Kinerja Usaha menunjukkan signi-
fikansi pada taraf uji 1 persen. MV dengan loading tertinggi KIN02 yang secara
empiris membuktikan bahwa usaha yang dimiliki pelaku IMK di Kabupaten Badung
mampu mendukung perekonomian keluarga.
Keterangan : Nilai-nilai pada diagonal utama menunjukkan nilai √ , dan nilai-nilai lainnya menun-
jukkan korelasi antarsub-laten
Sumber: Kencana & Darmayanti (2012), Diolah
Keterangan : Nilai-nilai pada diagonal utama menunjukkan nilai √ , dan nilai-nilai lainnya menun-
jukkan korelasi antarsub-laten
Sumber: Kencana & Darmayanti (2012), Diolah
Tabel 6. 12
Evaluasi Discriminant Validity pada Masing-masing Sub-Laten dari Laten Orientasi Kewirausahaan
Keterangan : Nilai-nilai pada diagonal utama menunjukkan nilai √ , dan nilai-nilai lainnya menun-
jukkan korelasi antarsub-laten
Sumber: Kencana & Darmayanti (2012), Diolah
1. Sub-laten Sumber Daya Fisik merupakan satu-satunya laten yang: (a) terefleksi-
kan ke dalam 3 pernyataan yang seluruhnya memiliki nilai loading yang tidak
signifikan (tabel 6.5); (b) tidak memiliki validitas konvergensi dan reliabilitas
komposit yang baik; meskipun (c) memiliki validitas diskriminan yang memadai.
Penulis berpendapat kedua peneliti sebaiknya mengeliminasi sub-laten ini sebagai
formasi dari laten Sumber Daya Usaha;
2. Sub-laten Sikap Proaktif yang merupakan refleksi dari laten Orientasi Kewirausa-
haan tidak memiliki validitas konvergensi yang baik pada item-itemnya tetapi
memiliki reliabilitas komposit dan validitas diskriminan yang memadai. Mengacu
kepada fakta-fakta ini, Sikap Proaktif bisa dipertahankan pada model;
3. Sub-laten lainnya, memiliki validitas konvergensi dan validitas diskriminan yang
baik, kecuali untuk item-item pada sub-laten Sumber Daya Finansial dan Sumber
Daya Teknologi yang tidak signifikan, dapat dipertahankan pada model.
Seperti terlihat pada gambar 6.2, model persamaan struktural yang dibentuk
adalah model berorde dua. Jadi, akan sangat bermanfaat bila hubungan kausal dari
laten orde dua dengan orde satu diperiksa mendahului hubungan kausal antarlaten
orde satu. Gambar berikut menunjukkan koefisien jalur antarlaten yang memiliki
hubungan kausal:
Merujuk kepada gambar 4.2, terdapat tiga variabel laten berorde satu yang
memiliki hubungan kausal dengan laten berorde dua yaitu Sumber Daya Usaha,
Kebijakan Pemerintah, dan Orientasi Kewirausahaan. Tabel 6.13 menunjukkan nilai-
nilai koefisien jalur antarhubungan kausal yang terjadi:
Tabel 6. 13
Nilai Koefisien Jalur pada Hubungan antara First Order dengan Second Order Latent
Tabel 6.13 memperlihatkan dari 4 laten berorde 2, hanya Sumber Daya Tek-
nologi yang terbukti signifikan (taraf uji 5 persen) mempengaruhi sumber daya usaha
IMK di Kabupaten Badung. Ketiga variabel laten orde dua lainnya tidak terbukti
mampu mempengaruhi pembentukan sumber daya usaha. Pada variabel-variabel
laten orde satu Kebijakan Pemerintah dan Orientasi Kewirausahaan, seluruh variabel
laten orde dua yang bersesuaian terbukti secara nyata direfleksikan oleh masing-
Nilai-nilai koefisien jalur dari hubungan antarlaten berderajat satu pada model
persamaan struktural yang dibangun diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 6. 14
Nilai Path Coefficients pada Hubungan antarlaten Orde Satu
Keterangan :
ns : Tidak signifikan
** : Signifikan pada taraf uji 1 persen
Sumber : Kencana & Darmayanti (2012), Diolah
Pada tabel 6.14 terlihat dua koefisien jalur yang tidak nyata pada taraf uji 5
persen. Kedua koefisien ini merupakan koefisien yang menghubungkan Sumber Daya
Usaha dengan Kinerja Usaha dan Orientasi Kewirausahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat bukti ada pengaruh langsung dari sumber daya usaha IMK di
Kabupaten Badung dengan kinerja usaha dan orientasi kewirausahaan pemiliknya.
Kinerja usaha IMK di daerah ini lebih dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan
orientasi kewirausahaan para pemilik.
Chin, W.W., Marcolin, B.L. & Newsted, P.R., 2003. A Partial Least Square Latent
Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects. Information
System Research, 14(2), pp.189-217.
Fornell, C. & Larcker, D.F., 1981. Evaluating Structural Equation Models with
Unobservable Variables and Measurement Error. Journal of Marketing
Research, 18(1), pp.39-50.
Hair, J.F., Sarstedt, M., Ringle, C.M. & Mena, J.A., 2012. An assessment of the use
of partial least squares structural equation modeling in marketing research.
Journal of Academic Marketing Science, 40, pp.414-33.
Kencana, I.P.E.N. & Darmayanti, T., 2012. Studi tentang Pemberdayaan Industri
Mikro dan Keluarga di Kabupaten Badung. Research Report. Mangupura:
BAPPEDA Badung Kabupaten Badung.
Peng, D.X. & Lai, F., 2012. Using partial least squares in operations management
research: A practical guideline and summary of past research. Journal of
Operation Management, 30, pp.467-80.
Ringle, C.M., Wende, S. & Will, A., 2005. SmartPLS 2.0. [Online] Available at:
http://www.smartpls.de [Accessed 12 October 2012].