Management System
4 - 5 Oktober 2023
Integrated HR
FED Framework of Integrated Human
Resources
Foundation Acquisition
Goals 2 Development
Goals 2 Engagement Separation
Goals 3 Goals 4
Membangun fondasi sistem Merencanakan, dan Mengembangkan potensi Meningkatkan komitmen, Mengelola pengakhiran
manajemen SDM, sebagai mendapatkan karyawan dan kompetensi karyawan motivasi dan kinerja mereka hubungan kerja dengan
dasar penyusunan terbaik. terstruktur dan dalam situasi
implementasi sistem lainnya kondusif
HC ENABLING SYSTEM: Menyediakan data, informasi, dan sistem yang terkait dengan kepegawaian sebagai dasar
pengambilan keputusan strategis
Interconnected HR Program Delivery
Vision - Mission Organizational Culture Strategy Business Process
HR Policy & Procedure HR Analytics & HR Operating Model & HR Audit &
HR Enabling System:
Information System Delivery Effectiveness
Business Process Mapping
Definisi & Hakikat Proses Bisnis
LEAD PROCESS
Corporate Strategy & Business Capability
CORE PROCESS
ENABLER PROCESS
Infrastructure Development HSSE Information & Communication Technology
HSSE Plan
Infrastructure Development ICT Planning ICT Operation
HSEE Implementation
Technology Development ICT Development ICT Services
HSEE Crisis Management & Recovery
SUPPORT PROCESS
Contoh business process list
Tipe:
Job Description menjelaskan mengenai apa yang harus dikerjakan, output yang diharapkan, mengapa
tanggung jawab tersebut dilakukan, serta informasi lain yang membantu pemangku jabatan tersebut dalam
melaksanakan tugasnya.
Metodologi Penyusunan Job Description
PENYUSUNAN JOB DESCRIPTION MENGGUNAKAN METODE PENYUSUNAN JOB DESCRIPTION MENGGUNAKAN RASCI
KONVENSIONAL MATRIX
Cara: Cara:
• Pemangku Jabatan menuliskan Job Description Jabatannya sendiri • Menyusun proses bisnis (bidang pekerjaan/tuas) dari berbagai
sumber/benchmark yang SEHARUSNYA dilakukan oleh organisasi;
• Menyusun Accountability Mapping (RASCI Matrix) mengenai area tanggung
ATAU
• Analisis Jabatan mewawancara Pemangku Jabatan, lalu menuliskan jawab yang IDEAL dan berdasarkan proses bisnis organisasi.
• Menganalisis RASCI Matrix serta dokumen lain yang relevan dan
Job Description
• Konfirmasi kepada atasan pemangku jabatan menuangkannya ke dalam format standar Job Descripstion
IDENTIFIKASI JABATAN:
• Identitas jabatan yang berisi detail informasi mengenai nama
jabatan, unit kerja, direktorat, atasan langsung, no SK
struktur organisasi, revisi dan bagian persetujuan.
FUNGSI JABATAN:
• Kesimpulan dari seluruh tugas dan tanggung jawab spesifik
jabatan. Bagian ini menjelaskan gambaran umum tugas dan
tanggung jawab jabatan.
KOORDINASI INTERNAL:
• Pihak-pihak internal sebuah organisasi yang secara reguler
berinteraksi dengan suatu jabatan, dalam rangka mencapai output
yang diharapkan
• Informasi ini didpatkan dari S, C, dan I dari RASCI Matrix dan
hasil konfirmasi dengan User (jika dibutuhkan).
RELASI EKSTERNAL:
• Pihak-pihak eksternal sebuah organisasi yang secara reguler
berinteraksi dengan suatu jabatan, dalam rangka mencapai output
yang diharapkan.
• Informasi ini didipatkan pada saat sesi penyusunan RASCI Matrix
dan hasil konfirmasi dengan User
DIMENSI:
• Informasi mengenal dimensi (scope dan skala) yang menjadi
tanggung jawab dari sebuah jabatan, baik secara Finansial maupun
Non Finansial
*Format Job Description disusun bersama dengan perusahaan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan kebutuhan perusahaan.
Contoh output-job descripition (3 dari 3)
PERSYARATAN JABATAN:
• Kebutuhan yang perlu dimiliki oleh pemegang jabatan dari
segi pendidikan dan pengalaman, sertifikasi, persyaratan
khusus lainnya, serta kompetensi teknis maupun kompetensi
perilaku.
• Beberapa informasi persyaratan jabatan didapatkan dari
output competency model.
STRUKTUR ORGANISASI:
• Informasi mengenai posisi suatu jabatan dalam suatu Struktur
Organisasi, yang menggambarkan hubungan dengan Atasan -
Rekan Kerja (Peers) - Bawahan Langsung.
Sekelompok yang melakukan Proses pada Sub Bidang Pekerjaan sehingga mensyaratkan seperangkat Dan seperangkat Kompetensi
Bisnis atau Aktivitas yang sama Pengetahuan dan Keterampilan Perilaku tertentu agar pemangku
Jabatan
Pekerjaan Teknis yang sejenis, di Sub Bidang jabatan dapat berprestasi dengan
Keilmuan tertentu. sangat baik
Dimana kesamaan Kompetensi Teknis masih merujuk pada karakteristik aktivitas/proses bisnis
pada BIDANG PEKERJAAN yang sama
‘Job family’ menjadi dasar dalam menentukan persyaratan kompetensi perilaku spesifik untuk
setiap fungsi/kelompok jabatan
Persyaratan kompetensi merupakan standar perilaku yang harus
ditampilkan dalam setiap pekerjaan/jabatan, yang dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang dalam
melakukan seluruh tugas dan tanggung jawab jabatannya.
Adalah seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk sebuah jabatan, agar pemangku jabatan dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, untuk menghasilkan output sesuai (atau melebihi) standar/target yang ditetapkan.
Kebutuhan Kompetensi Teknis jabatan disusun berdasarkan proses bisnis yang melekat/menjadi tanggung jawab dari setiap jabatan
sebagai acuan yang standar. Sehingga kamus kompetensi dan pemetaan tanggung jawab (RASCI Matrix) menjadi dasar dalam
penentuan Kebutuhan Kompetensi Jabatan.
(RASCI)
Ilustrasi kompetensi teknis yang akan disusun nantinya adalah dalam bentuk ‘generic proficiency level’
KOMPETENSI TEKNIS DEFINISI
Pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan pengumpulan data terkait kebutuhan, preferensi, serta perilaku
Market Research & Analysis pasar, melakukan analisis data, serta menyusun laporan hasil interpretasi data berdasarkan pada prinsip-prinsip
penelitian terstruktur, guna menghasilkan input yang bermakna bagi pengembangan produk maupun layanan
perusahaan
Pengetahuan dan kemampuan dalam menentukan tujuan, target, segmen pasar dan pelanggan, metode pemasaran,
Marketing Strategy & Planning termasuk menentukan value proposition produk, dengan mempertimbangkan rencana pemasaran para kompetitor,
hasil analisis tren pasar, serta selaras dengan visi, misi dan arahan strategi pemasaran dari induk perusahaan.
2.)Novice: • Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih spesifik • Menganalisa data dan informasi untuk mengambil kesimpulan
• Mengaplikasikan konsep dasar, prosedur dan metodologi ke dalam proses kerja di • Menyelesaikan pekerjaan berdasarkan pedoman dan prosedur yang ada dengan diberikan
situasi normal bimbingan
3.)Intermediate: • Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam • Menambahkan informasi dan data-data lain yang relevan dalam proses analisa dan
• Mengaplikasikan konsep, prosedur dan metodologi ke dalam proses kerja di situasi pengambilan keputusan
kerja yang bersifat situasional • Menyelesaikan masalah berdasarkan pedoman dan prosedur yang ada secara mandiri
4.)Advanced: • Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam • Menggunakan informasi dan data-data yang kompleks untuk mengambil keputusan
• Mengaplikasikan beberapa konsep, metode, dan pendekatan yang berbeda. • Menyelesaikan masalah yang kompleks dengan memodifikasi konsep, prosedur, dan
• Mengevaluasi dan menyusun rekomendasi terhadap prosedur dan metodologi metodologi
5.)Expert: • Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif dan sangat mendalam • Memberikan solusi ketika tidak ada data, informasi, prosedur/pedoman yang memadai
• Membuat inovasi baru terkati konsep, prosedur dan metodologi • Menyelesaikan masalah yang sangat kompleks dan lintas fungsi/bidang pekerjaan
• Mengembangkan kebijakan strategis dalam penerapan prosedur dan metodologi
Behavior Competency
Kompetensi perilaku merupakan aspek penting yang membedakan ‘superior performance’ &
standard performance’
• Easier to be developed
• Necessary but not sufficient
Standard Performer
Superior Performer
The iceberg model menunjukkan bahwa untuk mendapatkan superior performer, maka behavior competency menjadi salah satu kunci penting
Superior performers secara konsisten pada leader akan membawa perubahan yang lebih baik lagi bagi perusahaan.
Kompetensi perilaku merupakan karakteristik personal yang diperlukan individu
dalam menjalankan peran dalam ruang lingkup jabatannya
HIGHLIGHTED POINT
• Kompetensi perilaku lebih dipengaruhi oleh faktor tersembunyi
• Belum banyak yang menyadari pentingnya kompetensi perilaku pada konteks pekerjaan
• Pada dasarnya, pengukuran dan pengembangan kompetensi perilaku tidak mudah dilakukan
Perbedaan Kamus Kompetensi Perilaku ‘scaled competency model’ dengan kamus kompetensi ‘non-scaled
competency model’
Scaled Competency Model Non - Scaled Competency Model
• Merupakan model Kompetensi yang generik - umum - luas; • Merupakan model Kompetensi yang lebih spesifik dan kontekstual
• Manifestasi perilaku mencakup berbagai situasi; • Manifestasi perilaku secara khusus mencakup pada situasi yang lebih spesifik
• Lebih dapat mengakomodasi penjabaran Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi, dan persyaratan • Dapat membedakan persyaratan kompetensi antar jabatan dalam level jabatan maupun ‘job
jabatan-jabatan yang memiliki peran yang sama dalam organisasi ke dalam kompetensi; family’ yang sama;
• Jumlah kompetensi yang dikelola relatif lebih sedikit • Memungkinkan identifikasi jenis kompetensi yang lebih cocok untuk tugas, situasi, dan
tantangan untuk jabatan yang berbeda
DEFINISI:
Menempatkan prioritas tinggi pada perspektif pelanggan internal atau eksternal saat mengambil keputusan maupun
mengambil tindinakan: menerapkan praktik layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan organisasi.
PERILAKU KUNCI:
• Berusaha memahami pelanggan -- secara aktif mencari informasi untuk memahami situasi, permasalahan,
harapan dan kebutuhan pelanggan
• Mengenali masalah layanan -- mengidentifikasi halangan yang berdampak pada layanan dan pertahanan
pelanggan, mengkomunikasikan kekhawatiran dan rekomendasi kepada orang lain
• Menerapkan praktik yang berfokus pada pelanggan -- menggunakan pemahaman atas kebutuhan pelanggan dan
praktik layanan pelanggan organisasi untuk menetapkan prioritas, membuat keputusan, dan mengambil tindakan
yang menimbulkan kepuasan pelanggan serta mencegah terjadinya masalah layanan.
• Memeriksa kepuasan pelanggan -- melakukan tindak lanjut untuk memastikan tindakan yang diinginkan
terselesaikan dan hasil tercapai; memeriksa kepuasan pelanggan dan mencari saran untuk perbaikan.
Ilustrasi kamus kompetensi perilaku
Kamus Kompetensi
Cluster Kompetensi
Proses menentukan “ranking”’ Yang dilakukan dengan cara Melalui metodologi dan proses yang
seluruh jabatan dalam sebuah membandingkan “isi” sebuah jabatan terstruktur dan terstandar, dengan
organisasi dengan jabatan lainnya; menggunakan seperangkat faktor
pembanding yang sama untuk seluruh
jabatan.
Output akhir dari proses evaluasi jabatan disebut dengan JOB GRADE
‘Factor comparison’ adalah metode yang FED gunakan dalam melakukan evaluasi
jabatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil evaluasi jabatan dengan ‘success criteria’ tersebut adalah:
Korelasi linear: Makin besar output --> Makin kompleks pekerjaan --> Makin tinggi/beragam skill yang
dipersyaratkan
Proses yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah tenaga kerja (karyawan) yang dibutuhkan
untuk melakukan suatu proses kerja, atau untuk sebuah jabatan, unit kerja, atau perusahaan,
pada suatu periode tertentu
Dengan cara menghitung waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan satu atau
serangkaian proses kerja, untuk menghasilkan output yang ditargetkan.
Tujuan Workload Analysis
• Tujuan akhir pelaksanaan workload analysis seharusnya tidak berhenti pada mengetahui
jumlah pegawai yang tepat untuk sebuah jabatan, unit kerja, atau perusahaan;
• Yang lebih penting dari itu, hasil perhitungan beban kerja harus digunakan sebagai alat untuk melhat dan
mendorong produktivitas kerja sebuah organisasi, dengan cara menyelaraskan antara beban kerja dengan
tenaga kerja yang dibutuhkan.
Menyelaraskan antara:
PRODUKTIFITAS
Bagaimana cara melakukan workload analysis?
Workload analysis oada dasarnya adalah suatu proses untuk:
Oleh karena itu, pelaksanaan workload analysis dapat dilakukan apabila terdapat informasi yang memadai terkait:
• Proses bisnis (aktivitas pekerjaan) yang dilakukan oleh setiap jabatan (RASCI Jabatan);
• Jumlah/Frekuensi pekerjaan tersebut dalam satu periode waktu tertentu;
• Standar waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap proses pekerjaan.
Hasil workload analysis berdasarkan proses bisnis dan RASCI Matrix
Perhitungan beban kerja dapat dilakukan dengan metode kalkulasi, menggunakan
“standar nilai”, atau proporsi
Nilai untuk masing-masing jenis beban kerja dapat dihasilkan dari beberapa cara, yaitu:
• Kalkulasi terhadap parameter-parameter yang dipertimbangkan berdasarkan formula yang telah ditetapkan,
sehingga menghasilkan nilai yang berbeda untuk setiap jabatan;
• Menetapkan standar nilai tertentu yang berlaku untuk jenis beban kerja tertentu dan atau sekelompok jabatan di
level tertentu. Standar nilai yang ditetapkan ini sebaiknya juga dilakukan melalui proses kalkulasi;
• Proporsi (presentase) terhadap nilai beban kerja spesifik dan nilai total beban kerja.
Identifikasi standar waktu dilakukan menggunakan FGD bersama Subject Matter
Expert (SME)
Standar Waktu adalah:
• Waktu efektif untuk melakukan satu siklus proses bisnis;
• Dapat dinyatakan dalam menit ataupun jam, tergantung standar FTE yang digunakan;
• Tidak mempertimbangkan waktu tunggu;
• Bukan “calendar days”
• ‘Standard performance, average competence, normal speed.
Dalam satu pekerjaan yang sama, dimungkinkan adanya perbedaan standar waktu dikarenakan adanya variasi
kompleksitas proses dan output yang harus duhasilkan;
Beberapa metode yang umum digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai standar waktu adalah:
• Motion & Time Study
• Work Sampling
• Interview
• Kuesioner
• FGD Expert Panel --> Metode yang dgunakan dalam desain FED Insight.
Perhitungan Total Beban Kerja Spesifik
• Tugas & Tanggung Jawab = Peta tanggung jawab berdasarkan pemetaan ‘RASCI Matrix’
• Beban Kerja Spesifik = Standar Waktu x Frekuensi
• Total Beban Kerja Spesifik = Beban Kerja Spesifik