Anda di halaman 1dari 5

Nama : Redika Pasaribu

NPM : 2015310203
Kelas : IV Reg 1 Cluster 1 A

Ringkasan Translate
DETERMINAN TATA KELOLA PERBANKAN DI INDONESIA
Abstrak
Objektif:Penelitian ini bermaksud untuk melakukan investigasi empiris untuk menemukan
faktor-faktor yang
menentukan good corporate governance pada industri perbankan di Indonesia.Metodologi:
Metode yang
digunakan dalam artikel ini adalah regresi kuadrat terkecil parsial.
Hasil:Temuan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memperkuat kualitas
praktik GCG. Variabel fit and proper terbukti memperkuat pengaruh variabel
kepemimpinan terhadap kualitas praktik GCG.
Implikasi:Dalam konteks keberlanjutan industri perbankan, perhatian diberikan pada
potensi dan strategi kompetitif perbankan. Kinerja bank umum memerlukan penataan
kualitas praktik Good Corporate Governance (GCG) untuk dapat menghadapi dan
mempertahankan risiko bisnis. Tantangan terbesar muncul dari mengidentifikasi faktorfaktor
penentu tata kelola perbankan untuk dipertahankan di industri perbankan Indonesia.

1. Perkenalan
Tata kelola lembaga keuangan menjadi isu serius ketika industri keuangan Amerika Serikat dan
Eropa
dilanda krisis beberapa tahun lalu. Djokic & Duh (2016) berpendapat bahwa kasus penipuan,
skandal
akuntansi dan kegagalan bisnis yang terjadi di seluruh dunia yang biasanya mengarah pada
masalah
hukum atau kebangkrutan menjadikan corporate governance sebagai topik yang sangat penting.
Bahkan Lenssen, dkk. (2014) menyimpulkan bahwa krisis keuangan 2008-2012 menunjukkan
berlanjutnya kegagalan sistem global dan tanggung jawab perusahaan akibat lemah/terbatasnya
tata
kelola perusahaan dalam memberikan kontribusi terhadap bisnis yang berkelanjutan di
ekonomi. Namun, meskipun telah banyak penelitian yang berkaitan dengan ces,
studi tentang praktik GCG di industri perbankan belum pernah meneliti yang
menentukan kualitas praktik GCG di perbankan, khususnya Indonesia.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kepemimpinan
Bass (1985) lebih lanjut menyatakan bahwa ada 5 dimensi kepemimpinan transformasional,
i) Visi,
ii) Komunikasi yang menginspirasi,
iii) Kepemimpinan yang mendukung,
iv) Stimulasi intelektual,
dan
v) Pengakuan pribadi. Gagasan Bass (1985) tentang kepemimpinan transformasional lebih
dari sekedar memberi rangsangan untuk mendapatkan kinerja yang diinginkan melalui
pengembangan, rangsangan intelektual dan inspirasi pengikut untuk mencapai sesuatu di luar
kepentingan pribadinya menjadi kepentingan yang lebih besar (minat, misi dan visi bersama). .
Perilaku ini memperluas ruang lingkup kepemimpinan, lebih dari sekedar melakukan kegiatan
korektif atau konstruktif. Ia menempatkan kepemimpinan transformasional sebagai sebuah
konstruk yang terdiri dari tiga faktor konseptual, yaitu karisma, stimulasi intelektual, dan
pertimbangan individu.
2.2 Uji Kelayakan Dan Kepatutan
Faktor lain yang dianggap berpengaruh terhadap kualitas GCG adalah proses
perolehan pemimpin bank atau Fit and Proper Test. Penelitian awal tentang
masalah ini dilakukan oleh Khalid dan Nadeem (2004), yang menemukan bahwa di
negara maju dan berkembang, kualitas praktik GCG ditentukan oleh kriteria utama
yang digunakan dalam Fit and Proper Test. Zat ini didukung oleh hasil penelitian
Singh (2004), Dewing, dan Russell (2004) yang melakukan penelitian di Inggris,
Hussain (2005) di Malaysia, Jayasuria (2006) di Sri Lanka, Nam dan Lum (2006) di
beberapa negara Asia dan Sanusi (2010) di Nigeria. Penelitian serupa juga dilakukan
pada bank syariah, seperti yang dilakukan oleh Wardhany dan Arshad (2012) di
Indonesia, Malaysia dan Brunei. Pada umumnya, Fit and Proper Test terhadap penerapan
kualitas GCG dan bahwa praktik GCG di perbankan
sangat berbeda dengan industri lainnya. Salah satu pendorong penerapan GCG yang efektif
adalah proses yang memastikan pimpinan bank memimpin dan menjalankan proses GCG
dengan benar melalui fit and proper test. Berikut adalah pendapat para ahli mengenai
definisi fit and proper test.
3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dimana penelitian
dilakukan atas dasar sejumlah teori. Dari teori-teori tersebut dikembangkan hipotesis atau
jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang dituangkan dalam rumusan
masalah. Langkah dalam menguji hipotesis tersebut adalah melalui pendekatan inferensial
untuk memberikan kesimpulan di akhir penelitian. Metode analisis dimulai dari penyajian
statistik deskriptif dan dilanjutkan dengan analisis faktor dan perhitungan berdasarkan
Structural Equation Model (SEM). atau jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang
dituangkan dalam rumusan
masalah. Langkah dalam menguji hipotesis tersebut adalah melalui pendekatan inferensial
untuk memberikan kesimpulan di akhir penelitian. Metode analisis dimulai dari penyajian
statistik deskriptif dan dilanjutkan dengan analisis faktor dan perhitungan berdasarkan
Structural Equation Model (SEM).
H1:Kepemimpinanmempengaruhi kualitas praktik GCG bank umum nasional
di Indonesia
H2:Uji kelayakan dan kepatutanmempengaruhi kualitas praktik GCG komersial nasional
bank di indonesia
H3:Uji kelayakan dan kepatutanmampu memoderasi variabel kepemimpinan yang
mempengaruhi
kualitas praktik GCG bank umum nasional di Indonesia.

4. HASIL PEMBAHASAN
Kontruksi Item Pemuatan Alfa Cr Ave
Pengkihatan Bank telah menetapkan 0,952 0,943 0,95 0,855
tanggung jawab yang jelas dari 9
masing-masing jajaran yang
selaras dengan visi, misi, tujuan
bisnis dan strategi bank.
Direksi telah menjadikan GCG sebagai 0,959
bagian dari visi dan misi perusahaan
Dewan Komisaris telah menjadikan GCG 0,891
sebagai bagian dari visi dan misi perusahaan
Komunikatif Tugas, tanggung jawab, dan tujuan 0,825 0,870 0,91 0,720
(bahasa yang Komite,Pengarah ditetapkan dan 1
mudah dievaluasi secara berkala
dipahami)
Seluruh bank menjalankan prinsipprinsip Good 0,854
Corporate Governance
(GCG) dalam setiap kegiatan usaha bank
Direksi memberikan kesempatan kepada 0,895
seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan
pandangannya untuk kepentingan bank
dan memiliki akses informasi sesuai dengan
prinsip keterbukaan
Prilaku Direksi memberikan contoh dalam 0,950 0,933 0,95 0,837
model peran membangun kualitas kerja 3
Direksi menyampaikan keunggulan dan 0,951
pencapaian Bank di setiap forum

Direksi menyampaikan potensi pasar yang 0,940


dapat digarap Bank di setiap forum
Stimulasi Bank memiliki ukuran kinerja dari seluruh 0,943 0,934 0,95 0,837
intelektual jajaran bank berdasarkan ukuran yang 3
disepakati yang konsisten dengan nilai-nilai
perusahaan, tujuan bisnis dan strategi bank
serta memiliki sistem reward and punishment.
Ada profesional eksternal di 0,896
Dewan Direksi / Dewan Penasehat
Cocok dan Laporan disediakan secara sistematis 0,923 0,933 0,95 0,832
Tepat dan teratur, misalnya: laporan harian, 2
laporan mingguan, laporan bulanan,
laporan semester, dan laporan tahunan
Setiap karyawan mampu bekerja 0,917
sesuai target perusahaan.
Setiap karyawan bersedia diberi 0,945
tambahan jumlah pekerjaan di luar
jam kerja jika diperlukan

GCG Transparansi 0,946 0,945 0,964 0,901 0,946 0,945 0,96 0,901
4
Akuntabilitas 0,946

Tanggung jawab 0,956 0,956

Kemerdekaan 0,932

Keadilan 0,864

Tabel kepemimpinan CR = 0,962 AVE = 0,614


Penglihatan Komunikatif Prilaku model peran Stimulasi intelektual
R2 = 0,801 R2 = 0,727 R2 = 0,775 R2 = 0,730

= 0,894 = 0,861 = 0,872 = 0,864

P <0,01 P <0,01 P P <0,01 P <0,01

hasilnya memberikan standar beta sebesar 0,333 dari fit and proper untuk
kualitas praktik GCG dan 0,520 kepemimpinan untuk kualitas praktik GCG. Jadi, kami
menemukan
dukungan untuk H1 dan H2.

A Cocok dan tepat B Cocok dan tempat

kepemimpinan kepemimpina
0,333(t=3771) n 0,319 (t = 3,411)

Sebuah 0,023 (t = 1,811)

0,520(t=5696) 0,468 (t = 4,421)

GCG GCG
(0,658)
(0,658)

H1 *: Kepemimpinan→ GCG
H2 *: Fit and Proper→ GCG
H3 *: Efek moderasi (jalur c)
* signifikan pada p <0,01, ** signifikan pada p <0,05, *** tidak signifikan

Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran efek moderasi kecil (F2=0,02) serta perubahan beta
yang dihasilkan tidak signifikan (β = 0,023, t = 1,811). Oleh karena itu, kami mengkonfirmasi
bahwa fit and proper memoderasi hubungan antara kepemimpinan dan kualitas praktik
GCG, dan kami menerima H3 (lihat Gambar 4B).

5. KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan variabel kepemimpinan memperkuat kualitas praktik GCG. Variabel
fit
and proper terbukti memperkuat pengaruh variabel kepemimpinan terhadap kualitas praktik
GCG. Penelitian ini bermanfaat bagi pemerhati dan peneliti serta dapat mengembangkan
penelitian ini dengan menggunakan metodologi, variabel, data, proxy yang berbeda karena topik
penelitian ini belum dilakukan di Indonesia meskipun topik ini menjadi masalah di semua negara
di dunia. Penelitian ini bermanfaat bagi mental bank, otoritas jasa keuangan, praktisi perbankan
untuk memantau GCG khususnya sektor perbankan.

Anda mungkin juga menyukai