Aspek Penilaian
Jadwal Kegiatan
Syarat Pendaftaran
Peluang
Juara
1. Diasumsikan peserta sudah mempunyai rencana QCC/QCP
atau sudah melaksanakan dan sekarang tahap
penyusunan laporan. Karena training ini bertujuan untuk
menyiapkan peserta dalam menyusun laporan untuk ke
konvensi BCIC, bukan untuk membantu menemukan ide
improvement QCC/QCP.
2. Diharapkan peserta selalu dalam mode Mute saat sedang
tidak berbicara untuk meminimalisir noise (suara bising
selain suara pembicara).
3. Jika ingin bertanya:
a. Untuk semua peserta online & offline training : Izin ke
Moderator terlebih dahulu, setelah dipersilahkan baru
mengajukan pertanyaan
b. Khusus peserta offline training (di R. Tawahan & R.
Tigarun) : Sampaikan ke PIC ruangan untuk diatur
urutannya (PIC R. Tawahan : Lauda Mutia, PIC R.
Tigarun : Dwita Liku La’bi)
Pengalaman Kerja Pengalaman Konvensi Improvement
2018-sekarang (3 tahun) Juara 3 Kategori SS @ Konvensi MMQC* 2011
Improvement Management Analyst (*Marga Mandalasakti Quality Control)
@ PT Alam Sutera Realty, Tbk [Alam ‘Meningkatkan kenyamanan dan kerapihan kerja
Sutera group] dengan alat pengaturan penyimpanan perlengkapan
kerja petugas gerbang tol’
2013-2018 (5 tahun)
Business Development & PDCA Staff Juara 1 Kategori SS @ Konvensi MMQC 2012
‘Meningkatkan kecepatan transaksi petugas
@ PT Marga Mandalasakti [Astra group]
pengumpulan tol dengan laci portable’
Internal trainer spesialisasi :
Juara 3 Kategori SS @ Konvensi MMQC 2013
Problem Solving & Continuous ‘Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman etika
Improvement using PDCA & 7 Tools
Mohamad kerja dan etika bisnis karyawan dengan Buku Motivasi
Positive Value’
Iskandar, Menjadi Juri dalam Konvensi MMQC 2015
S.Kom Menjadi Juri dalam Konvensi ASQI** 2018 Laci Portabel
(**Alam Sutera Quality Improvement)
Motto hidup:
Konsep QCC/QCP :
Diperkenalkan pada April 1962 di Jepang oleh
Dr. Kaoru Ishikawa
Definisi QCC/QCP :
Kelompok kecil dari karyawan paling depan (frontline
employees) yang secara terus menerus meningkatkan
dan menjaga kualitas produk, layanan, pekerjaan.
7
Tujuan QCC/QCP bagi Perusahaan
PERFORMANCE – Peningkatan
kemampuan aktivitas improvement di
tempat kerja dan memberikan kontribusi
pada peningkatan kinerja & pertumbuhan
perusahaan.
8
Manfaat QCC/QCP bagi Karyawan
9
Metode Penentuan Tema QCC/QCP
Tema merupakan Masalah yang diangkat untuk dijadikan Program perbaikan yang
akan dibahas atau diselesaikan. Tema yang dibahas dalam QCC/QCP yang menyangkut
masalah pekerjaan sehari-hari, program peningkatan (kaizen) dan sasaran
perusahaan.
10
Pelaku & Peran dalam QCC/QCP
Member : Section Head & Below
Identifikasi, analisa dan atasi masalah yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
11
Pelaku & Peran dalam QCC/QCP
Peran Coordinator Peran Facilitator
• Menjabarkan falsafah & visi menjadi aktivitas • Memahami falsafah, visi, dan penerapan aktivitas
QCC/QCP QCC/QCP
• Mengkoordinasikan seluruh aktivitas QCC/QCP • Membantu tim QCC/QCP mencari/memilih topik
untuk mencapai kinerja perusahaan yg lebih baik improvement
• Membuat program pengembangan dan pelatihan • Memfasilitasi QCC/QCP Leader maupun QCC/QCP
yang terkait dengan aktivitas QCC/QCP, mencatat Member dalam memecahkan persoalan
dan mendokumentasikan prestasi yang dicapai: • Memberi dukungan pengetahuan teknis / tools
• Penghematan biaya, yang diperlukan
• Biaya aktivitas QCC/QCP, dan • Menjadi penghubung antara QCC/QCP Leader
• Kemajuan aktivitas QCC/QCP dengan Koordinator atau Steering Committee dan
• Mengadakan/menghadiri progress review pihak manajemen
perusahaan • Menghadiri pertemuan yang diadakan
• Mempublikasikan dan mengkomunikasikan • Mengembangkan kemampuan anggota Tim
aktivitas QCC/QCP ke seluruh jobsite QCC/QCP
Peran Leader Peran Member
• Memimpin rapat Tim QCC/QCP • Mengikuti rapat-rapat yang diadakan
• Mengkoordinasi aktivitas Tim QCC/QCP • Berpartisipasi dalam rapat
• Menjaga aturan main dalam Tim QCC/QCP • Mengidentifikasi, menganalisa, dan mengatasi
• Melakukan konsultasi QCC dengan Fasilitator masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan
mengimplementasikan solusinya
12
7 Alat
1. Stratifikasi/Pengelompokan
2. Check Sheet
3. Pareto
4. Scatter Diagram
5. Histogram
6. Fishbone
7. Grafik & Control Chart
13
Penerapan 7 Alat dalam 8 Langkah
7 TOOLS CONTOH KEGUNAAN DALAM 8 STEPS
Dengan Stratifikasi
Stratifikasi/ Dept Absen Cuti Sakit Ijin Mangkir
Kelompokan setiap data yang didapat
1
1 Pengelompokan data
Dept-A
Dept-B
3%
2%
3%
1.5%
-
0.5%
-
-
-
- 1. Menentukan tema &Target
Dept-C
Dept-D
1.5%
1.5%
1%
-
-
-
0.5%
- 1.5%
- berdasarkan klasifikasinya
55 20 1. Menentukantema& Target
Histogram Melihat distribusi/penyebaran data yang banyak
10
=
X = 101
6. EvaluasiHasil
0 74.5 79.5 84.5 89.5 94.5 99.5 104.5 109.5 114.5 119.5 124.5
Y
Scater
66 diagram/Dia Korelasi dua kelompokdata 3. Analisa Sebab Akibat
gram Pencar X
UCL
1. Menentukan Tema &Target
Grafik & control Data lebih mudah ,jelas dan cepat dalam
77 mengambil keputusan 6. EvaluasiHasil
chart/Peta Kontrol
X
LCL
14
Stratifikasi/Pengelompokan
Statifikasi artinya menguraikan/mengklasifikasikan data/masalah menjadi faktor-faktor yang lebih
kecil atau menjadi unsur tunggal dari data/masalah sehingga lebih jelas dan mudah untuk dianalisa.
Digunakan untuk :
• mengumpulkan data atau
• memeriksa suatu kondisi.
1. Grafik balok
• Menunjukkan item data KASUS/ UNIT
100 %
• Item disusun berurut: N=25
o Nilai paling besar hingga nilai paling 20 88 %
kecil. 80 %
o Item yang pareto dibedakan warnanya
56 % 50 %
• Item Lain-lain, walaupun nilainya > nilai
item terkecil tetap diletakkan dibelakang. 10
2. Grafik garis
Menunjukkan persen kumulatif terhadap
0 0%
jumlah keseluruhan
C B A LAIN-
LAIN
faktor-faktor yang di bandingkan dalam diagram pareto : minimal 4 faktor dan maksimal 8
faktor, sisanya dimasukan di item lain-lain
17
Manfaat Diagram Pareto
1. Menunjukkan prioritas masalah
2. Menyatakan perbandingan masing-masing item terhadap keseluruhan
3. Menunjukkan dampak kinerja setelah ada tindakan.
4. Dapat menunjukkan perbandingan masalah/data sebelum & sesudah perbaikan.
50 100 %
N = 50
90 % 40 %
40 82 %
70 % 100 %
30 30
N = 30
50 % 50 % 83.33 %
20 20 73.33 %
50 %
56.57 %
10 10 33.33 %
0 0
0 0 LAIN
A B C D LAIN B A C D
LAIN LAIN
18
Cara Membuat Diagram Pareto
1 2 3
Kumpulkan Susun Nilai: Hitung : Pareto Usaha Mang Ujang
Data Paling besar - Jumlah kumulative Jan – Mar’ 2020 100%
- Persen 100 95% 100%
80 80%
70%
• Tabel Data Mentah • Tabel Perhitungan Pareto 70 70%
60 60%
Jenis Jumlah Jumlah Kumulative Persen Kumulative 50%
Usaha
Usaha sisa/bulan sisa/bulan Total (%) Persen (%) 50 50%
19
Scatter Diagram
Scatter plot atau diagram Pencar adalah grafik/diagram yang digunakan untuk
menggambarkan korelasi dua kelompok data yang berpasangan.
Scatter plot merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antar dua faktor tadi.
Cara membuat Scatter Plot:
a. Kumpulkan pasangan data berserta informasi yang lainnya,termasuk faktor
stratifikasi yang potensial.
b. Tentukan variabel mana yang di sumbu horisontal (x) dan sumbu vertikal (y).
Umumnya, tempatkan sebab potensial pada sumbu horisontal (x) dan akibat pada
sumbu vertikal (y).
c. Tentukan minimum dan maksimum dari x dan y.
20
Contoh Scatter Diagram
Dari data Sisa Penjualan & Pembeli, terlihat semakin tinggi Sisa penjualan, semakin
rendah Pembelinya, artinya antara Sisa Penjualan & Pembeli memiliki
hubungan/korelasi negative dan yang perlu diperbaiki dari data tersebut
meningkatkan minat pembeli.
1.5
1
Pembeli (Y)
0.5
0
0 5 10 15 20 25
Sisa Penjualan X)
21
Histogram
• Suatu distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering tiap nilai berbeda
yang ada dalam set data muncul.
• Histogram adalah grafik yang paling banyak digunakan untuk
memperlihatkan distribusi frekuensi.
• Bentuknya seperti grafik batang.
Manfaat histogram:
a. Mengetahui stabilitas proses dengan melihat sebaran
atau distribusinya (variasi)
b. Mengetahui kemampuan proses.
c. Menentukan strategi untuk melakukan perbaikan
d. Memvisualisasikan perbedaan kondisi sebelum dan
sesudah perbaikan.
Kapan Digunakan
• Bila kita ingin melihat bentuk dari distribusi data.
• Untuk menganalisis apakah proses dapat memenuhi permintaan
konsumen.
• Untuk melihat adanya perubahan proses dari waktu ke waktu.
• Untuk menentukan apakah output dari dua atau lebih proses berbeda.
• Bila kita ingin mengkomunikasikan distribusi data secara cepat dan mudah.
22
Fishbone Diagram
Fishbone diagram disebut juga Diagram tulang ikan atau Diagram sebab akibat atau Diagram
Ishikawa, sesuai dengan nama penemunya Kaoru Ishikawa
Diagram Ishikawa Ini adalah satu-satunya dalam 7 QC tools yang bisa menggunakan fakta
dalam penyajiannya.
Alat bantu ini menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat, faktor-faktor penyebab
(sebab) & karakteristik kualitas (akibat).
23
Cara Membuat Fishbone Diagram
1. Tentukan “kepala ikan” sebagai masalah yang menjadi titik perhatian untuk dianalisa.
Tuliskan itu di ujung fishbone.
Material Lingkungan
24
Cara Membuat Fishbone Diagram
2. Tentukan faktor penyebab masalah, gunakan prinsip brainstorming/pengumpulan hipotesis
dari pihak–pihak yang kompeten / terlibat langsung dalam proses yang dianalisa.
Faktor penyebab masalah biasanya dianalisa dari faktor : Manusia, Mesin, Metode,
Material, Lingkungan
Material Lingkungan
25
Cara Membuat Fishbone Diagram
3. Tanyakan 5 kali mengapa (5 why) hingga ditemukan sumber penyebabnya.
Tuliskan pada “tulang” yang lebih kecil.
Manusia
…………………. Mesin
………………….
1 Pakai kompor
Baru bekerja 2 seadanya
< 2 bulan Mie Ayam tidak
Belum ada kompor
yg standard terjual 50 porsi
Pengalaman
kurang Pakai kompor
minyak tanah
Rasa kuah
tidak enak Proses perebusan mie dan
kuah digabung
3
Air kuah &
rebusan dicampur
Penyimpanan bahan 6 Panci hanya
tidak lembab ada satu
5
Kualitas mie Sayuran layu
belum jelas
4
Belum
menentukan Material
…………………. Metode
………………….
kualitas mie
26
Jenis-Jenis Grafik
Grafik Garis
Fungsinya untuk melihat trend (kecenderungan) suatu data dalam
periode ( jangka waktu ) tertentu.
Grafik Balok
Fungsinya untuk membandingkan data maupun menunjukan
hubungan suatu data dengan data keseluruhan
Grafik Lingkaran
Fungsinya untuk membandingkan perporsi/porsi dari suatu data
Grafik Radar
Fungsinya menunjukkan performance keseluruhan yang tercermin
dalam luasannya dan performance masing- masing item dibanding
dengan item yang lain.
27
Control Chart
Adalah Sejenis grafik garis yang dilengkapi dengan satu atau dua garis batas kendali
Digunakan untuk mempelajari suatu proses dalam keadaan terkendali atau tidak
28
Bagian-Bagian Control Chart
Out of Control
/Di luar Batas Kendali
( Sudah melewati batas kendali atas ) Upper Control Limit (UCL)
/Batas Kendali Atas (BKA)
Xbar/R Chart for Response Time
150
1
1
1
1
Central Line (CL)
Sample Mean
UCL=126,2
/Garis TEngah
100
M ean= 84,00
50
LCL= 41,81
Subgroup 0 50 100
1
500
Lower Control Limit (LCL)
Sample Range
400
/Batas Kendali Bawah (BKB)
300 11
1 1
200 UCL=227,5
R=125,3
100
222222
LCL= 23,06
0
29
8 Langkah
1. Menentukan Tema
1. (Clarify the Problem)
2. Analisis Kondisi yang Ada
2. (Breakdown the Problem)
3. Menentukan Target
3. (Set a Target)
4. Analisis Sebab Akibat
4. (Analyze the Root Cause)
5. Perencanaan Perbaikan
5. (Develop Countermeasures)
6. Pelaksanaan Perbaikan
6. (See Countermeasures Through)
7. Evaluasi Hasil
7. (Monitor Result & Process)
8. Standarisasi & Rencana Berikutnya
8.(Standardize & Next Round of Improvement)
30
Tutorial Pengisian Laporan QCC/QCP
template 8 Langkah BCIC
31
Template
QCC
menuju
konvensi BCIC
2020
Gunakan
template ini
untuk
menyusun
laporan
QCC/QCP
untuk
disubmit di
Pendaftaran
BCIC 2020.
32
Panduan
Tepat
Format
Final
Report
QCC/QCP
menuju
konvensi
BCIC 2020
Ikuti panduan
Tepat Format
ini untuk
mendapatkan
aspek
penilaian
Tepat Format
yang
maksimal di
BCIC 2020.
33
Contoh
QCC
pada
Kehidupan
Sehari-hari:
Contoh kasus
Mang Ujang,
pedagang
yang ingin
mening-
katkan
penjualan mie
ayam-nya
telah
melakukan
QCC.
Final report
QCC Mang
Ujang ini juga
sudah Tepat
Format, jadi
bisa dilihat
sbg contoh
pengisian
laporan
QCC/QCP.
Persiapan
Pembentukan Tim & Nama Tim
Tim berasal dari bagian/departemen yang sama atau lintas bagian/departemen, dengan
aturan:
1. Disesuaikan dengan tema improvement
• Jika dibutuhkan koordinasi hanya 1 Section, maka theme leader-nya adalah Section
Head terkait
• Jika dibutuhkan koordinasi > 1 section dalam departemen yang sama, maka theme
leader-nya Department Head terkait
• Jika dibutuhkan koordinasi lintas departemen, maka theme leader-nya salah satu
Department Head terkait
36
A
8 Langkah
C
Standarisasi & Menentukan
Rencana Tema
Berikutnya (Clarify the Problem)
(Standarsize & Next
Round of Improvement)
Evaluasi Analisis
Hasil Kondisi yang Ada
(Monitor Result & (Breakdown
Processes) the Problem)
8 Steps
Pelaksanaan Menentukan
Perbaikan Target
(See Countermeasures
D
(Set a Target)
P
Through)
Daftar permasalahan, KPI, Hasil Memilih Tema Tema QCC BRAINSTORMING, CHECK
MENENTUKAN SHEET, STRATIFICATION
1 audit, Profil resiko, Voice of Membuat batasan proyek PARETO, SCATTER
TEMA Batasan proyek QCC
customer, Pareto QCC sebelumnya QCC HISTOGRAM
Kondisi saat ini (fakta & data di BRAINSTORMING
ANALISA KONDISI
2 tempat terjadinya masalah), Target Menganalisa kondisi yang ada Penyebab langsung permasalahan
YANG ADA CHECK SHEET
improvement
Daftar permasalahan, KPI, Hasil
MENENTUKAN Menentukan Target Target QCC
3 audit, Profil resiko, Voice of
TARGET
customer, Pareto QCC sebelumnya
39
Step 1 Menetapkan Tema
Tema ?
Masalah yang diangkat untuk dijadikan
program perbaikan
40
Step 1 Menetapkan Tema
• KEBUTUHAN
GAP yang didefinisikan atas
GAP 2 penciptaan standar baru yang
untuk
lebih tinggi meningkatkan
standard
Kondisi
Kondisi Standard standar
• Menyimpang dari
GAP yang didefinisikan atas
GAP 1 perbedaan standar dan kondisi
STANDARD
saat ini • Menyimpang dari
Kondisi saat
KEINGINAN/TARGET
ini
41
Step 1 Menetapkan Tema
Daftar Masalah
80%
Penulisan Tema dimulai dengan kata kerja : meningkatkan, menurunkan, menghilangkan dst., rencana target
yang akan dicapai dan sertakan data pendukung. Jangan menuliskan solusi dalam tema !
43
Step 2 Analisa Kondisi Yang Ada (ANAKONDA)
Di sini kita akan menemukan penyebab langsung permasalahan melalui olah TKP langsung di
tempat terjadinya masalah.
44
Step 2 Analisa Kondisi Yang Ada (ANAKONDA)
ANAKONDA meliputi 3Gen wajib dilakukan oleh semua anggota QCC untuk menyamakan
pemahaman mengenai permasalahan sebenarnya. Dari penyebab-penyebab masalah yang
didapat dari hasil ANAKONDA, akan dianalisa kembali di step 3 ALIBABA (Analisa Sebab Akibat)
dengan Fishbone diagram.
45
Step 2 Analisa Kondisi Yang Ada (ANAKONDA)
Penjabaran masalah hanya berupa penjelasan perbedaan kondisi ideal dan aktual (Penyebab
langsung dari masalah) dan tidak membahas solusi/akibat
46
Step 3 Menentukan Target
Penjabaran masalah hanya berupa penjelasan perbedaan kondisi ideal dan aktual (Penyebab
langsung dari masalah) dan tidak membahas solusi/akibat
48
Step 4 Analisa Sebab Akibat (ALIBABA)
Saatnya menganalisa lebih detail dari tiap penyebab langsung hingga ke akar penyebab utamanya
dengan pertanyaan 5 why .
49
Step 4 Analisa Sebab Akibat (ALIBABA)
Pernyataan Masalah Faktor Stratifikasi
Penyebab langsung 1 Man
Man Material Mechine Penyebab langsung 2
Material
Penyebab langsung 3
Penyebab
langsung 3 Penyebab langsung 4 Machine
Penyebab
Penyebab Penyebab (dari step 1) Penyebab langsung 5
langsung 1
langsung 2 langsung 4 Method
Penyebab langsung 6
Penyebab langsung 7 Environment
Penyebab
langsung 5
Penyebab Penyebab
langsung 6 langsung 7
Method Environment
(dari step 1)
50
Step 4 Analisa Sebab Akibat (ALIBABA)
Hasil dari alibaba adalah daftar akar penyebab masalah, yang kemudian perlu
diurutkan berdasarkan prioritas penyelesaiannya
51
Step 5 Perencanaan Perbaikan
Pada langkah 4 ini, kita akan membuatkan rencana perbaikan untuk setiap
akar penyebab utama.
52
Step 5 Perencanaan Perbaikan
Alternatif Perbaikan 2
Beberapa Akar Masalah – 1 alternatif perbaikan
Akar Masalah Alternatif Perbaikan
Akar Masalah
Aktivitas yang bisa membantu mencari ide perbaikan Checklist pengembangan ide, apakah yang terjadi bila:
• Benchmarking (Best practice) • Substitute Satu atau beberapa bagian diganti
ASPEK PERTIMBANGAN
Biaya Waktu Kualitas Tingkat
Pelaksanaan Implementasi Hasil Risiko Total
Akar Masalah Rencana Ide Perbaikan Penyelesaia Score
Hasil keputusan Tim
n
(1 =tinggi, (1 = lambat, (1 = rendah, (1 = tinggi,
5 =rendah) 5 = cepat) 5 = baik) 5 = rendah)
Seluruh rencana ide perbaikan tersebut yang telah dibuatkan perhitungan matrix kemudian total score didiskusikan dengan
Fasilitator dan tim, nilai tertinggi adalah ide perbaikan yang diprioritaskan pelaksanaannya.
55
Step 5 Perencanaan Perbaikan
56
Step 6 Pelaksanaan Perbaikan
Di langkah ini kita akan melaksanakan rencana perbaikan, me-record-nya, dan
membandingkan dengan kondisi sebelumnya.
57
Step 6 Pelaksanaan Perbaikan
• Laksanakan penanggulangan sesuai rencana yang telah dibuat, semua
yang tergabung dalam tim ikut berperan secara aktif sesuai dengan
pembagian tugas yang telah disepakati.
• Jika ada ide yang lebih baik di tengah perjalanan, diskusikan dulu
dengan anggota tim yang lain.
WHERE,
Kondisi sebelum Tindakan perbaikan Kondisi sesudah HOW
No. WHEN &
perbaikan (WHAT) perbaikan MUCH
WHO
59
Step 6 Pelaksanaan Perbaikan
60
Step 7 Evaluasi Hasil
Saatnya membandingkan pencapaian dari QCC/QCP dengan membandingkan kondisi
sebelum & sesudah perbaikan.
61
Step 7 Evaluasi Hasil
• Bandingkan HASIL dengan TARGET yang
telah ditetapkan
62
Step 7 Evaluasi Hasil
Bila Hasil Perbaikan Kurang memuaskan
1. Kembali ke langkah 6.
Apakah perbaikan yang sudah dilaksanakan sudah sesuai
dengan rencananya. Terutama perbaikan alat apakah
tidak ada masalah pembuatannya, jika OK,
2. Kembali ke langkah 5.
Untuk memastikan bahwa rencana tindakan perbaikan
sudah menyelesaikan seluruh penyebab utama, jika OK,
3. Kembali ke langkah 4.
Untuk mencari lagi penyebab utama yang mungkin
belum terdeteksi sebelumnya, jika OK,
4. Kembali ke langkah 2.
Analisa kembali kondisi yang ada hingga menemukan
penyebab langsung yang mungkin terlewatkan.
63
64
Step 7 Evaluasi Hasil
Evaluasi dengan menggunakan tolak ukur yang sama dari yang sudah ditentukan pada
target, tampilkan kondisi sebelum vs sesudah dengan tool dan metode yang sama, jika
tidak berhasil kembali ke step 2 ANAKONDA !
65
Step 8 Standarisasi & Rencana Berikutnya
Hasil perbaikan dan prosesnya perlu distandarisasi & dimonitor untuk memastikan perbaikan
yang dibuat sesuai dengan harapan dari langkah 1
66
Step 8 Standarisasi & Rencana Berikutnya
67
Step 8 Standarisasi & Rencana Berikutnya
68
Step 8 Standarisasi & Rencana Berikutnya
Dapat juga mengambil tema lain yang lebih mendesak untuk diperbaiki.
69
Step 8 Standarisasi & Rencana Berikutnya
Pemilihan tema boleh melanjutkan pareto setelah QCC atau membuat tema
baru sesuai dengan KPI masing-masing.
70
71