PENDAHULUAN
1
yang memiliki peran yang sangat vital dilingkungan industri HESS (Indonesia-
Pangkah)Ltd.
Perusahaan dengan orientasi produksi seperti HESS (Indonesia-
Pangkah)Ltd. sangat menjaga kehandalan proses yang dimilikinya. Oleh
karenanya tidak mengherankan jika generator yang pakai dalam pembangkitan
energi listrik adalah generator tipe industrial, dengan teknologi yang sudah
sedemikian canggih. Dengan menilik sebuah aset yang sangat mahal, HESS
(Indonesia-Pangkah)Ltd. tentu saja tidak menginginkan generator yang menjadi
jantung proses produksinya mengalami gangguan dan ataupun kerusakan yang
dapat mengganggu proses produksinya, atau bahkan membahayakan lingkungan
disekitarnya. Oleh karenanya, peralatan proteksipun dipasang untuk mendukung
dan mengamankan generator.
Dalam laporan praktek kerja lapangan ini akan membahas tentang sistem
proteksi untuk generator menggunakan suatu relai khusus, beserta koordinasi
antar proteksinya dalam mengamankan generator dari gangguan.
Dan juga dengan menjalankan praktek kerja lapangan ini, mahasiswa akan
dikenalkan lebih dalam mengenai lingkungan kerja serta keahlian yang digunakan
dalam dunia industri minyak dan gas.
1.2 Tujuan
Pelaksanaan program praktek kerja lapangan bagi mahasiswa Fakultas
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Gresik bertujuan untuk:
1. Menghayati dan memahami suasana dan kondisi objektif lapangan
kerja.
2. Mendapatkan pengalaman kerja industri, memahami sistem kerja
industri, proses produksi, perawatan dan perbaikan di industri Memberikan
kesempatan kepada untuk melihat dan memperadalam secara langsung
situasi kerja di lapangan industri minyak dan gas.
3. Memberikan kesempatan dan motifasi kepada untuk menerapkan
secara langsung ilmu yang didapatkan selama proses belajar mengajar
dikampus.
2
4. Mengembangkan dan mempertajam pengetahuan tentang
perkembangan teknologi khususnya dalam industri minyak dan gas bumi.
5. Mengembangkan profesionalisme dalam dunia kerja
6. Mengasah dan mengevaluasi penguasaan kurikulum untuk
mengantisipasi perkembangan teknologi dalam dunia kerja.
7. Menjalin hubungan sosial dan meningkatkan kerjasama antara
dunia pendidikan dengan dunia kerja.
8. Mempelajari dan memahami secara lebih mendalam mengenai
sistem proteksi generator di HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd.
9. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan studi sarjana di jurusan
teknik elektro, fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik.
1.3 Manfaat
Manfaat Kerja Praktek di HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. antara lain :
1. Memperoleh pengalaman kerja di pabrik
2. Menambah wawasan dan pola pikir guna menghadapi kemajuan teknologi
industri.
3. Mebandingkan dan mengembangkan kemampuan yang didapatkan
diperkuliahan, serta menerapkan secara langsung dilapangan.
1.4 Permasalahan
Topik permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
mengenai relai proteksi pada generator di fasilitas permrosesan gas HESS
(Indonesia-Pangkah)Ltd.
Disini juga mengadakan evaluasi terhadap nilai setting dari pengaman
subung singkat terutama pada generator di OPF. Peralatan yang secara
spesifik menjadi fokus pembahasan dalam penulisan makalah ini adalah relay
SEPAM 1000 + (G87) sebagai sebuah relay proteksi yang terintegrasi yang
dibuat oleh PT. Merlin Gerin dari Perancis.
3
Beberapa metode digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penyusunan laporan ini. Metode tersebut diantaranya :
1. Review literatur, yaitu mencari informasi melalui buku-buku serta buku
manual yang tersedia.
2. Wawancara dengan staf ahli, staf lapangan serta karyawan dari
departemen electrical maintenance HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. dengan
tanya jawab secara langsung dari sumber.
3. Studi dilapangan, dengan melakukan inspeksi ke lokasi secara langsung,
dengan ditemani oleh mentor di lapangan.
4
BAB II
DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
2.1 Identitas
HESS Corporation merupakan perusahaan swata internasional yang
bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak mentah dan gas alam serta
mengolah dan memasarkan produk-produk tersebut. Dengan pusatnya di Kota
New York, HESS saat ini mempekerjakan lebih dari 12.000 orang di 5 benua.
HESS Corporation adalah perusahaan energi yang terintegrasi dengan
penjualan tahunan sebesar US$ 28 miliar pada tahun 2006 . HESS telah
mengembangkan usahanya hingga menjangkau 18 negara . Di Indonesia, HESS
telah mengembangkan asetnya di Ujung Pangkah-Jawa Timur, Jambi Merang, dan
Semai V di Papua. HESS juga memiliki ketertarikan non operasi di Laut Natuna
Barat Blok A . Di Ujung Pangkah, HESS telah menyelesaikan fase pertama (gas
dan kondensat) pengembangan dan pengiriman gas pertama ke Perusahaan Listrik
Negara (PLN) pada April 2007 , produksi pertama minyak jatuh pada kuarter
pertama 2008, dan fase kedua (minyak dan LPG) pada 2009. Di Jambi Merang
perjanjian penjualan gas telah ditandatangani untuk menyuplai gas ke stasiun PLN
Payo Selincah Jambi, Sumatra Selatan dan sedang dalam proses pengembangan.
HESS berkomitmen untuk mencapai standart tertinggi dari kerjasama
dengan rakyat sipil dan bertanggung jawab sosial dengan melindungi kesehatan
dan keamanan pegawai, menjaga keamanan lingkungan dan menciptakan kondisi
positif pada komunitas dimana HESS berada.
5
Tahun 1938 HESS membeli terminal pertama dan mengoperasikan armada
transport.
Tahun 1958 HESS membangun kilang minyak pertama di Port Reading
New Jersey.
Tahun 1960 HESS mengoperasikan stasiun SPBU untuk petama kalinya.
Tahun 1966 HESS membangun kilang minyak standart internasional di St.
Croix, US. Virgin Island.
Tahun 1969 HESS bergabung dengan Amerada Petroleum dan didaftarkan
di New York Stock Exchange sebagai Amerada Hess Corporation.
Tahun 1993 HESS membangun Scoot Field yang merupakan salah satu
kilang terbesar di Laut Utara.
Tahun 1998 HESS membentuk Hess Energy Trading Company (HETCO)
dan konsorsium HOVENSA.
Tahun 2001 HESS mengakuisisi perusahaan Triton Energy dan
mengembangkan usahanya ke Afrika Barat dan Asia Tenggara.
6
Memasarkan produk permminyakan, gas alam, dan kelistrikan pada
pelanggan komersial, industri, dan pelanggan utilitas.
Pemasaran Eceran
Memasarkan bahan bakar dengan kualitas yang memadai di gudang eceran
7
tahun 2008 mencapai US$ 28,589 juta lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 yang
mencapai US$26,131 juta.
8
2.6 Struktur Organisasi HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Unit Onshore
Processing Facilities.
2.6.1 Plant Operation Team
9
2.6.2 Tim Pemeliharaan
10
2.6.3 Tim Kelautan
11
Fasilitas pemrosesan darat HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. memiliki 3
unit gas turbin, dengan kapasitas masing-masing 4.2 MW. Pada kondisi
operasi normal dua buah gas turbin generator dijalankan secara paralel dengan
beban generator hanya berkisar pada angka 2.3 MW hingga 2.6 MW. Beban
puncak terjadi disaat motor transfer minyak mentah yang berjumlah 4 unit
dijalankan. Saat itu terjadi, maka ketiga unit generator harus dijalankan untuk
mengantisipasi kebutuhan daya listrik yang tinggi.
Disamping 3 unit gas turbin generator, terdapat 2 buah generator diesel
yang berfungsi sebagai geneator emergency. Kedua generator tersebut akan
menyala secara otomatis disaat semua turbin generator mengalami gangguan.
Pemilihan gas turbin sebagai penggerak utama generator tidak lepas
dari sumber bahan bakar yang melimpah. Sehingga tidak diperlukan biaya
tambahan dalam pengoperasian gas turbin generator. Desain gas turbin yang
cukup kompak, memungkinkan gas turbin dijalankan dalam waktu kurang dari
15 menit.
Dapat dilihat dari single line diagram jaringan listrik di fasilitas
pemrosesan darat, terdapat 3 buah gas turbin generator sebagai pembangkit
utamanya, yaitu GTG-A, GTG-B dan GTG-C. Ketiganya mensuplai busbar
utama 11 KV di substation A. Disamping ketiga generator utama tersebut,
juga terdapat 2 buah generator emergency yaitu 161-EG-01 dan 361-EG-11.
Keduanya terhubung pada emergency essential bus yang pada kondisi normal
disuplai oleh gas turbin generator melalui step down transformer 6.6 KV ke
400 V.
12
Gambar 2.1 Overall Oneline Diagram
Dari single line diagram diatas dapat dilihat bahwa sistem kelistrikan
di fasilitas pemrosesan darat HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. menggunakan
generator dengan tegangan keluaran sebesar 11 kV, kemudian diturunkan
menjadi 6.6 kV melalui suatu tansformator tegangan tinggi, dan lalu
diturunkan lagi menjadi 400 V. Keseluruhan sistem kelistrikan fasilitas
pemrosesan darat HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. menggunakan standar
frekuensi 50 Hz dengan sistem pentanahan netral terdistribusi, terpisah dari
penghantar pengaman pentanahan. Sedangkan untuk beban-beban yang
membutuhkan tegangan 230 V diambilkan dari fasa ke netral.
Sistem demikian diaplikasikan pada jaringan kelistrikan HESS
(Indonesia-Pangkah)Ltd. dikarenakan beberapa pertimbangan. Diantaranya
karena pertimbangan ekonomis, pertimbangan ketersediaan suku cadang
dipasaran umum, serta pertimbangan dari segi konstruksi pemasangan dan
perawatan.
Dari sinilah kebutuhan akan energi listrik dengan tingkat reliabilitas
yang tinggi mengharuskan adanya sistem proteksi dan koordinasi antar sistem
13
tersebut. Dimana dengan suplai energi listrik yang stabil dan tingkat gangguan
yang rendah, akan semakin memperlancar proses produksi.
BAB III
PANDANGAN UMUM TENTANG SEPAM
14
( Systeme d’Exploitation Programmable Automatisme Measures )
Sistem pembangkitan tenaga listrik secara umum terdiri dari dua bagian
utama, yaitu bagian penggerak utama dan bagian pembangkit energi listrik. Dalam
kasus di HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. dimana sistem pembangkitannya
menggunakan gas turbin generator maka, sebagai penggerak utamanya adalah gas
turbin, sedangkan pembangkit tenaga listriknya adalah generator itu sendiri. Pun
demikian dengan sistem proteksinya. Dikarenakan terdapat dua komponen dalam
sistem pembangkitan maka, terdapat pula dua buah sistem proteksi yang
melindungi setiap komponen dalam sistem dan berhubungan satu sama lain untuk
menghasilkan sebuah sistem yang terintegrasi dan reliabel.
Dalam pembahasan kali ini, secara khusus membahas tentang sistem
proteksi pada komponen pembangkit tenaga listrik yaitu SEPAM.
15
7. Proteksi terhadap daya balik
8. Proteksi terhadap tegangan suplai turun
9. Proteksi terhadap tegangan suplai berlebih
10. Proteksi terhadap frekuensi suplai turun
11. Proteksi terhadap frekuensi suplai berlebih
3.1.2 Fitur komunikasi
Sebagai relay proteksi dengan keunggulan teknologi, SEPAM
mampu berkomunikasi dengan perangkat lain menggunakan sebuah
protokol yang disebut sebagai MODBUS. Melalui protokol komunikasi ini
dua buah relay SEPAM dapat melakukan koordinasi dan pertukaran data
3.1.3 Fitur diagnosis
Fitur ini memungkinkan SEPAM mengetahui kondisi pada saat
terjadinya gangguan. SEPAM mampu membedakan dan menangkap
beberapa parameter pada saat gangguan terjadi. Hal ini sangat
memudahkan pengguna dalam menganalisa data gangguan, untuk
kemudian mencari solusi yang tepat untuk mengatasi gangguan, dan
mencegahnya terulang kembali
3.1.4 Fitur kontrol dan monitoring
SEPAM mampu memonitor loop sirkuit yang terhubung
terhadapnya. Jika terjadi gangguan pada loop tersebut, maka SEPAM akan
memunculkan alarm yang menginformasikan kepada pengguna untuk
segera memperbaiki kerusakan pada loop tersebut.
16
• SEPAM 1000+ jenis M. Digunakan untuk proteksi Motor listrik.
• SEPAM 1000+ jenis C. Digunakan untuk proteksi kapasitor bank.
• SEPAM 1000+ jenis G. Digunakan untuk proteksi generator.
Setiap jenis SEPAM 1000+ memiliki 4 kelas yang berbeda. Yaitu kelas
20, 40 dan 80. Setiap kelas memiliki fasilitas yang berbeda dalam beberapa hal
seperti, fitur kelengkapan proteksi, fitur tampilan layar LCD, fitur kemampuan
berkomunikasi, fitur diagnosis, fitur kartu ekspansi tambahan dan tentu saja fitur
harga. Semakin besar jenis kelas SEPAM 1000+ semakin lengkap fitur proteksi
yang dimiliki, semakin mudah untuk dihubungkan dengan perangkat lain dan
semakin mahal harga per unitnya.
Jenis SEPAM 1000+ yang digunakan di HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd
adalah jenis SEPAM 1000+ G87, adalah kelas yang paling canggih dijenisnya.
Hampir seluruh fungsi proteksi untuk generator terintegrasi didalamnya. SEPAM
jenis ini juga mengusung fleksibilitas koneksi dengan perangkat lain, serta
kemampuan fault diagnosis tingkat lanjut. Maka, tak mengherankan jika harga
satu unit relay ini pun setara dengan harga lima unit sepada motor. Tetapi jika
menilik fitur dan fasilitas yang diusungnya, maka harga itu bisa dibilang
sebanding dengan kemampuannya.
17
Tabel 3.1 Karakteristik umum SEPAM 1000+
Dan dibawah ini adalah bentuk fisik dan ukuran dimensi SEPAM 1000+
18
Gambar 3.1 Dimensi Sepam 1000+
19
Gambar 3.2 Karakteristik dan cara pemasangan SEPAM G20
20
Gambar 3.4 Karakteristik dan pemasangan SEPAM G80
21
1000+ seri 80. Jenis inilah yang akan menjadi topik pembahasan dalam
laporan ini.
22
k. Perangkat katrid memori yang dapat dilepas dengan mudah,
memungkinkan pengoperasian peralatan dengan lebih cepat setelah
dilakukan penggantian pada unit yang rusak.
l. Batere cadangan untuk menyimpan data historis dan data
gangguan.
Dari tabel diatas, dapat dilihat fungsi utama dari SEPAM 1000+ yang
digunakan di HESS(Indonesia-Pangkah)Ltd adalah untuk pengaman terhadap
arus diferensial pada mesin maupun trafo, dengan fungsi-fungsi yang lain
tentunya.
Untuk menyesuaikan dengan bermacam-macam situasi dan kondisi
installasi sebanyak mungkin, serta memungkinkan penambahan installasi
dimasa mendatang, modul-modul pilihan dapat ditambahkan kapanpun.
23
3.3.2 Arsitektur modular dari SEPAM 1000+ seri 80
Dibawah ini adalah gambar arsitektur modular dari SEPAM 1000+
24
6. Modul synchro-check.
7. Piranti lunak :
Setting parameter dan pengamanan SEPAM melalui komputer
Instalasi local dan remote.
Pemrograman fungsi-fungsi khusus.
Pengambilan dan tampilan simpanan data gangguan.
25
Pengukuran temperatur (seperti pada gulungan trafo ataupun generator)
digunakan untuk mendukung beberapa fungsi proteksi diantaranya,
proteksi beban berlebih serta proteksi temperatur berlebih.
Dalam kerjanya, SEPAM 1000+ G87 dikonfigurasi untuk membuka
pemutus sirkuit, disaat terjadi gangguan pada generator. Dimana
SEPAM mengetahui kondisi dari jaringan yang diproteksinya dari
sensor-sensor yang terhubung terhadapnya.
Berikut gambar konfigurasi sensor yang terhubung ke SEPAM :
26
Masukan tambahan arus 3 fasa I1’ , I2’ , I3’
Masukan arus sisa tambahan I’0
Masukan tegangan 3 fasa tambahan V1’ , V2’ , V3’
Masukan tegangan sisa tambahan V’0
27
BAB IV
GAMBARAN PENGAMAN GENERATOR MENGGUNAKAN SEPAM DI
HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd.
28
67N Directional Earth fault
87M Differential machine Protection
32 Reverse Power
40 Field Loss
27 Undervoltage
Pada praktek dilapangan, tidak semua fitur proteksi difungsikan. Hal ini
mengacu pada standar yang dianut oleh perusahaan. Beberapa fungsi proteksi
generator yang digunakan di HESS (Indonesia-Pangkah)Ltd. adalah :
• Pengaman arus berlebih/beban berlebih (ANSI 50/51):
Adalah pengamanan terhadap beban dan arus berlebih. Untuk
mengamankan jaringan 3 fasa, dengan kurva pengamanan IDMT ataupun
definite. Pengaman ini di set pada nilai xxxx Amps dengan waktu tunda
xxx detik. Dibawah ini adalah diagram blok dari pengamanan beban dan
arus berlebih :
29
Gambar 4.2 Blok Diagram Earthfault (50/51N)
• Pengamanan arus berbeda pada gulungan generator (ANSI 87M)
Arus hubung singkat antar fasa ke fasa, yang didasarkan pada
perbandingan arus setiap fasa pada generator maupun motor. Dibawah ini
adalah diagram penyambungan sensor 87M pada SEPAM :
30
Gambar 4.5 Wilayah operasi generator dan pengamanan daya balik
Sedangkan untuk pengamanan daya semu baik daya balik maupun daya
berlebih, dimaksudkan untuk melindungi generator dari kehilangan
magnetisasi. Batas pengamanan terhadap daya semu ini di set pada nilai
xxx kVAR dengan waktu tunda sebesar xxx detik. Dibawah ini adalah
diagram blok dan daerah operasi pengamanan daya semu :
31
Gambar 4.7 Daerah operasi dan pengamanan daya semu.
32
Gambar 4.9 Zona operasi dari pengaman ANSI 40
Pengaman ini di set pada nilai xxx Ω untuk Xa dan xxx Ω untuk Xb serta
xxx Ω untuk Xc. Sedangkan waktu tunda untuk lingkaran pertama di
setting pada nilai xxx ms sedangkan untuk kurva lingkaran kedua di set
pada xxx detik.
Dibawah ini adalah gambaran menyeluruh rangkaian fitur pengamanan
SEPAM pada generator yang di gunakan di HESS(Indonesia-
Pangkah)Ltd :
Dari gambar diatas, fungsi proteksi yang diaktifkan pada SEPAM G87
yang dipasang di HESS(Indonesia-Pangkah)Ltd ditandai dengan warna
33
hijau. Berikut penjelasan singkat sambungan sensor untuk setiap fungsi
pengamanan yang diaktifkan :
• Pengaman arus berlebih (ANSI 50/51) menggunakan sensor arus 3
fasa dari trafo arus (CT)
• Pengaman arus bocor terhadap ground (ANSI 50/51N), sensor
yang digunakan untuk menangkap adanya gangguan arus bocor ini
adalah sensor trafo arus inti seimbang.
• Pengaman terhadap perbedaan arus gulungan generator (ANSI
87M), dari gambar dapat dilihat pengaman ini mengambil trafo
arus pada kedua sisi gulungan generator sebagai sensornya. Jika
arus pada salah satu sisi gulungan generator terhadap nilai arus
pada gulungan di sisi yang lain melebihi nilai yang ditentukan,
maka pengaman 87M pada SEPAM akan bekerja.
• Pengaman daya aktif/semu berlebih/balik (ANSI 32P/32Q)
mengkombinasikan sensor arus (CT) dan sensor tegangan (VT).
• Pengaman hilang magnetisasi (ANSI 40) menggunakan sensor
yang sama dengan pengaman daya berlebih/balik.
• Pengaman terhadap tegangan berkurang (ANSI 27) mendeteksi
adanya penurunan nilai tegangan pada keluaran generator dibawah
nilai yang sudah dintentukan, untuk kemudian memerintahkan
pemutus sirkuit untuk membuka.
34
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Permasalahan
Dalam proses pengiriman tenaga listrik dari pembangkitan sampai ke
sistem distribusi melalui proses yang panjang, dimulai dari proses konfersi tenaga
mekanik menjadi tenaga listrik, sistem pengaturan beban, sistim pengamanan,
sistem transmisi (penyaluran), hingga sistem distribusi. Sehingga tidak jarang
dalam proses diatas terjadi gangguan–gangguan, mulai dari tegangan dan
frequensi jala-jala yang tidak stabil, pemadaman, hingga terjadinya kebakaran
pada alat ataupun bangunan. Salah satu gangguan yang sering terjadi dalam sistem
tenaga listrik adalah arus pendek (short circuit). Untuk menjaga kehandalan dan
keselamatan dari sistem diatas perlu adanya sistem pengaman yang sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
Pada bab ini akan membahas sedikit tentang perhitungan arus hubung
singkat pada 160-ES-01, yang tehubung secara langsung pada generator. Seperti
yang telah diketahui bersama bahwa sistem tegangan keluaran generator di HESS
(Indonesia-Pangkah)Ltd. menggunakan sistem 11KV, dengan trafo penurun
tengan 11KV ke 6.6KV dan kemudian 400V.
Dibawah ini adalah diagram segaris dari generator dan HV switchgear.
35
5.2 Pembahasan
Sebagai contoh diasumsikan terjadi hubung singkat pada titik F, kemudian
dihitung besarnya arus hubung singkat pada titik F tersebut. Seperti yang telah
diketahui bahwa di HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd.mempunyai tegangan listrik
sbb;
Tegangan tinggi (High Voltage) : 11000 V, 3 phase, 50 Hz.
: 6600 V,3 phase, 50 Hz
Tegangan rendah (Low Voltage) : 400 V,3 phase,50 Hz
Lighting dan Small power : 230 V, 3phase, 50 Hz
Tetapi pada bab ini, perhitungan arus hubung singkat hanya dilakukan
pada sisi tegangan tinggi 11000 V, tidak termasuk pada tegangan 6600 V,400 V,
dan 230 V.
Berikut ini merupakan data dari generator.
Tabel 5.1 Parameter Generator
Electrical characteristic
X”d (%)Reactance sub ransient
(KVA)Daya Semu
(KW)Daya Aktif
(Hz)Frequency
Jumpah phase
Faktor Kerja
(V)Out Put
R/X”d **)
Dari data diatas terliahat bahwa ke tiga generator yang terpasang pada
HESS (indonesia-Pangkah) Ltd. adalah indentik. Ketiga generator tersebut 400 m
dari substation. Parameter reactance transient (X’d) dan sub transient (X’’D)
diambil dari data generator, sedangkan parameter R/X” diambil dari IEC chapter
11.5.3.6.
36
Dibawah ini adalah data kabel generator
Tabel 5.2 Parameter kabel
Quantity
V Length R XL
From To Type Size (mm2) per
(volt) (m) (Ω/km) (Ω/km)
phase
XLPE,
161-GTG-01A 160-ES-01 11000 3x240 3 400 0.0754 0.1056
Cu
XLPE,
161-GTG-01B 160-ES-01 11000 3x240 3 400 0.0754 0.1056
Cu
XLPE,
161-GTG-01C 160-ES-01 11000 3x240 3 400 0.0754 0.1056
Cu
1. Generator
V2 (11 ×10 3 ) 2
Z base = ( )= = 22 ,512 Ω
VA 5375 ×10 3
(1)
R X " d = 0.0 7
2
Z a
X " d b
a
s
e =b s
e
2
R / X ' d
Rbase =1,572 Ω
37
X " d gen =18 % =4,0423 Ω
R gen = 0,11 Ω
sama.
2. Substation
Pada substation terdapat bus 11KV yang menghubungkan ke generator,
sekarang dihitung parameter pada substation:
• Kabel dari generator menuju 160-ES-01 (bus
11KV)
Untuk kabel dari generator ke bus 11KV (160-ES-01), ada tiga kabel
di parallel, sehingga;
400
( x0.0754 )
R gen −160 ES 01 = 1000 = 10 ,053 x10 −3 Ω
3
400
( x0.1056 )
X gen −160 ES = 1000 =14 ,093 x10 −3 Ω
3
2 2
Z total = R160 −ES 01 + X 160 −ES 01 = 1,3527 Ω
38
Mengacu pada IEC 60909, didapatkan faktor tegangan (c) dari arus
hubung singkat maksimum pada 160-ES-01 adalah 1,10. sehingga initial
symmetrical arus hubung singkat ( I”k) dapat dihitung seebagai berrikut;
c ×V 1.1
0 ×1
1
00
0
I "k = =
3 ×Z 3 ×
1,3
52
7
I p =χ 2 I " k
0,04
60909 dengan rasio ; R / X = 1,3521 = 0,02958
χ =1.02 +0.98 e −3 R X
=1.02 +0.98 e −3( 0, 02958 )
=1,91677
39
Sebagaimana perhitungan pada arus hubung singkat maksimum, untuk
mendapatkan X”dbase, digunakan rumus sebagai berikut;
2
Z base
X ' d base = = 22,457 Ω
R / X ' d 2 +1
Sehingga,
R X " d = 0.0 7
R gen = 0,4134 Ω
2. Substation
• Kabel dari generator menuju160-ES-01
Untuk kabel dari generator menuju bus 160-ES-01, menggunakan tiga
kabel diparallel, sehingga;
400
( x0.0754 )
R gen −160 ES 01 = 1000 = 10 ,053 x10 −3 Ω
3
400
( x0.1056 )
X gen −160 ES = 1000 =14 ,093 x10 −3 Ω
3
• Bus 160-ES-01
Impedance total pada bus 160-ES-01 adalah;
R160 ES 01 = ( R gen + R gen −160 ES 01 ) / 2 = (0.4134 +10 ,053 x10 −3 ) / 2 = 0,2117 Ω
2 2
Z total = R160 ES 01 + X 160 ES 01 = 2,967 Ω
40
Berdasarkan IEC 60909 tabel I, faktor tegangan (c) untuk menghitung arus
hubung singkat minimum pada bus 160-ESS-01 adalah 1. Arus hubung
singkat arus hubung singkat phasa ke phasa adalah;
c ×V 1×11000
I k 2 min = = =1,854 kA
2Z 2 ×2,967
41
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan perhitungan, serta pendalaman di lapangan HESS
(Indonesia-Pangkah) Ltd. maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd, adalah suatu perusahaan
yang bergerak dalam explorasi dan produksi minyak dan gas, yang
mempunyai komitmen untuk menjaga kehandalan dalam system
installasinya. Untuk system kelistrikan merupakan tanggung jawab
departemen perawatan listrik (Electrical Maintenance).
2. HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd. Sangat memperhatikan
system pengaman generator, hal ini dikarenakan generator merupakan
peralatan penting demi kelangsungan proses produksi di HESS
(Indonesia-Pangkah) Ltd.
3. Jenis generator yang dipasang pada instalasi HESS
(Indonesia-Pangkah)Ltd. adalah sejenis satu dengan yang lainnya, yaitu 3
Gas Turbine Generator (GTG) dengan kapasitas masing-masing 4,2
MW. Selain itu dilengkapi juga 2 Emergency Diesel Generator (EDG),
sebagai back-up.
42
4. HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd. Menggunakan relai
pengaman generator SEPAM 1000+ jenis terbaru produksi dari
Schneider, yaitu SEPAM tipe G87.
5. SEPAM digunakan pada peralatan listrik yang lain di HESS
(Indonesia-Pangkah) Ltd, guna mendapatkan fungsi pengaman yang
maksimal.
6. Perhitungan arus hubung singkat, sangat diperlukan guna
mendapatkan nilai setting dari relai pengaman.
6.2. Saran
Berikut ini beberapa saran yang perlu dipertimbangkan kedennya;
1. HESS (Indonesia-Pangkah) Ltd. Sebagai perusahaan explorasi dan
produksi minyak dan gas, harus memperhatikan system pengaman
kelistrikan pada installasinya.
2. Kalibrasi dan testing pada sistem pengaman kelistrikan di HESS
(Indonesia-Pangkah) Ltd. Perlu dilakukan secara periodik guna
memastikan bahwa sistem berjalan sesuai dengan design yang ada.
43
BAB VI I
DAFTAR PUSTAKA
44
45