Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BAB II
PROFIL KABUPATEN BADUNG
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Secara geografis Kabupaten Badung terletak pada posisi 08o14'20" -
08o50'48" Lintang Selatan dan 115o05'00" - 115o26' 16" Bujur Timur, membentang di
tengah-tengah Pulau Bali dengan luas wilayah 418,52 km2 (7,43% dari luas daratan
Pulau Bali). Wilayah Kabupaten Badung secara administratif terbagi menjadi 6
wilayah kecamatan yang terbentang dari bagian utara sampai selatan meliputi :
Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta, dan Kuta Selatan.
Secara rinci luas wilayah Kabupaten Badung per Kecamatan ditunjukkan pada
Tabel II.1.
Tabel II.1
Luas Wilayah Kabupaten Badung Per Kecamatan

Luas Wilayah Prosentase Luas


No Kecamatan
(km2) Wilayah (%)
1. Kuta Selatan 101,13 24,16
2. Kuta 17,52 4,19
3. Kuta Utara 33,86 8,09
4. Mengwi 82,00 19,59
5. Abiansemal 69,01 16,49
6. Petang 115 27,48
Badung 418,52 100
Badung Dalam Angka, 2017

Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Badung sebagai berikut :


• Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng
• Sebelah Timur : Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar dan Kota
Denpasar
• Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
• Sebelah Barat : Kabupaten Tabanan

II - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Secara rinci jumlah desa/kelurahan, banjar dan lingkungan di Kabupaten


Badung ditunjukkan pada Tabel II.2.
Tabel II.2
Jumlah Desa/Kelurahan, Banjar dan Lingkungan di Kabupaten Badung

Ibu Kota Desa Unit di Bawah Desa


No Kecamatan
Kecamatan Dinas/Kel Adat Banjar Dinas Lingkungan
1 Kuta Selatan Jimbaran 6 9 26 36
2 Kuta Kuta 5 6 - 27
3 Kuta Utara Kerobokan 6 8 43 45
4 Mengwi Mengwi 20 38 131 56
5 Abiansemal Blahkiuh 18 34 124 -
6 Petang Petang 7 27 49 -
Jumlah 62 122 373 164
Sumber : BPS Kabupaten Badung Tahun 2017

Secara visual wilayah administrasi Kabupaten Badung sebagaimana disajikan


pada Gambar 2.1 : Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Badung.

II - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.1 : Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Badung.

II - 3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN BADUNG


2.2.1 Pariwisata
Banyakny wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung melalui Bandara
Ngurah Rai adalah suatu hal yang positif khususnya yang bergerak pada usaha
perhotelan. Selama tahun 2016 jumlah wisatawan yang datang langsung ke Bali
sebanyak 4 722 025 meningkat dari tahun sebelumnya (2015) hanya 4.191.165
orang.
Sektor Pariwisata di Kabupaten Badung secara umum merupakan sektor yang
paling diunggulkan dan berkontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Badung
tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan banyaknya obyek daya tarik wisata (ODTW) yang
berada di Kabupaten Badung, yang sebagian besar tersebar di Kecamatan Kuta
Selatan dan Kecamatan Kuta. Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Badung
juga dipengaruhi adanya Bandara Ngurah Rai di Tuban Kecamatan Kuta. Usaha
pelestarian terhadap ODTW di Kabupaten Badung perlu diperhatikan dengan baik
karena Kabupaten Badung memiliki tingkat ketergantungan yang besar dari sektor
pariwisata. Kabupaten Badung merupakan pusat dari tujuan wisata di Bali, karena
memililki beberapa kawasan wisata yang sudah terkenal di luar negeri. Berdasarkan
Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 16 Tahun 2009, Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bali, ditetapkan wilayah-wilayah yang dijadikan sebagai kawasan
pariwisata di Kabupaten Badung meliputi 3 (tiga) kawasan, yaitu Nusa Dua, Kuta dan
Tuban, seperti pada Tabel II.3
Tabel II.3
Kawasan Pariwisata di Kabupaten Badung
Nama
No Desa/Kel Kecamatan Batas Fisik
Kawasan
1. Nusa Dua Benoa Kuta Selatan Utara : Batas selatan Bandara Ngurah Rai
Jimbaran Kuta Selatan Timur : Pantai Timur Kel (Tuban, Jimbaran dan Benoa)
Ungasan Kuta Selatan Selatan : Pantai Selatan Kel (Benoa, Ungasan, Pecatu)
Pecatu Kuta Selatan Barat : Pantai Barat Desa (Pecatu, Jimbaran dan Tuban)
2 Kuta Kuta Kuta Utara : Batas utara kel./desa (Canggu dan Kerobokan)
Kerobokan Kuta Utara Timur : Batas Timur Kel. (Kerobokan dan Kuta)
Canggu Kuta Utara Selatan : Batas selatan Kel. Kuta
Barat : Pantai Barat Kel/desa (Kerobokan dan Kuta)
3 Tuban Tuban Kuta Utara : Jalan Bakungsari, Mertasari dan Tujungmekar – By
Pass
Timur : By pass Ngurah Rai
Selatan : Batas utara Bandara Udara Ngurah Rai
Barat : Pantai Barat Kel. Kuta dan Tuban.

Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Badung sebanyak 36 obyek yang


tersebar di semua kecamatan dan umumnya berupa obyek wisata alam. Kemudian

II - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ada beberapa jenis wisata budaya dan wisata remaja. Wisata alam yang berada di
daerah Badung Selatan, sebagian besarnya berupa wisata pantai, taman bakau, dan
pelestarian penyu. Sedangkan wisata budayanya berupa Pura, dan wisata
remajanya berupa Bumi Perkemahan di Blahkiuh serta wisata buatan ‘Water Boom
Park & Spa’ dan Jembatan Tukad Bangkung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel II.4

Tabel II.4
Daftar Objek Wisata menurut Lokasi di Kabupaten Badung Tahun 2016

Jenis Objek Lokasi


No Nama Obyek Wisata
Wisata Kecamatan Desa/Kelurahan
1 Kawasan Luar Pura Uluwatu Wisata Budaya Kuta Selatan Pecatu
2 Pantai Suluban Wisata Alam Kuta Selatan Pecatu
3 Pantai Nyang-Nyang Wisata Alam Kuta Selatan Pecatu
4 Pantai Padang-Padang Wisata Alam Kuta Selatan Pecatu
5 Pantai Labuan Sait Wisata Alam Kuta Selatan Pecatu
6 Pantai Batu Pageh Wisata Alam Kuta Selatan Ungasan
7 Pantai Samuh Wisata Alam Kuta Selatan Benoa
8 Pantai Geger Sawangan Wisata Alam Kuta Selatan Benoa
9 Pantai Nusa Dua Wisata Alam Kuta Selatan Benoa
10 Pantai Tanjung Benoa Wisata Alam Kuta Selatan Kel.Tanjung
11 Pelestarian Penyu di Deluang Wisata Alam Kuta Selatan Tanjung Benoa
12 Taman Rekreasi Hutan Bakau Wisata Alam Kuta Selatan Kel.Tanjung
13 Pantai Jimbaran Wisata Alam Kuta Selatan Kel.Jimbaran
14 Garuda Wisnu Kencana (GWK) Wisata Budaya Kuta Selatan Ungasan
15 Pantai Kedonganan Wisata Alam Kuta Kedonganan
Pantai Kuta Wisata Alam Kuta
16 Wisata Alam Kuta Kuta
Kuta
17 Waterboom Wisata Buatan Kuta Kuta
18 Pantai Legian Wisata Alam Kuta Legian
19 Pantai Petitenget Wisata Alam Kuta Utara Kerobokan Kelod
20 Pantai Canggu Wisata Alam Kuta Utara Canggu
21 Pantai Seseh Wisata Alam Mengwi Munggu
22 Pura Sada Kapal Wisata Budaya Mengwi Kapal
23 Kawasan Luar Pura Taman Ayun Wisata Budaya Mengwi Mengwi
24 Desa Wisata Baha Wisata Alam Mengwi Baha
25 Bumi Perkemahan Blahkiuh Wisata Remaja Abiansemal Blahkiuh
26 Alas Pala Sangeh Wisata Alam Abiansemal Sangeh
27 Tanah Wuk Wisata Alam Abiansemal Sangeh
28 Air Terjun Nungnung Wisata Alam Petang Pelaga

II - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Jenis Objek Lokasi


No Nama Obyek Wisata
Wisata Kecamatan Desa/Kelurahan
29 Wisata Agro Pelaga Wisata Alam Petang Pelaga
Kawasan Luar Pura Puncak
30 Wisata Budaya Petang Petang
Tedung
31 Pantai Berawa Wisata Alam Kuta Utara Tibubeneng
32 Kawasan Pura Kereban Langit Wisata Budaya Mengwi Sading
33 Monumen Tragedi Kemanusiaan Wisata Budaya Kuta Kuta
34 Kawasan Pantai Pandawa Wisata Alam Kuta Selatan Desa Kutuh
Kawasan Jembatan Tukad
35 Wisata Alam& Buatan Petang Pelaga
Bangkung
Wisata Alam dan
36 Bali Elephant Camp Petang Carangsari
Satwa
Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka 2017

Kegiatan pariwisata sangat mewarnai wilayah Kabupaten Badung, tercermin


oleh kian maraknya pertumbuhan sarana dan prasarana pariwisata dari tahun ke
tahun. Sentra wisata terbesar di Kabupaten Badung – bahkan Provinsi Bali adalah
Kuta dan Nusa Dua. Di kedua kawasan inilah terkonsentrasi puluhan hotel
berbintang dan hotel non bintang serta bentuk akomodasi lainnya.
Akomodasi wisata yang terdapat di Kabupaten Badung terus mengalami
peningkatan dan pada tahun 2016 jenis akomodasi berupa hotel bintang 155 unii
dengan jumlah kamar 24.683 kamar; melati sebanyak 667 unit dengan jumlah
kamar 22.684 kamar, kemudian pondok wisata sebanyak 688 unit dengan jumlah
kamar sebanyak 3.013 kamar, hotel bintang sebanyak 98 unit dengan jumlah kamar
sebanyak 16.316 bkamar, kondotel 21 unit dengan jumlah kamar sebanyak 2.685
kamar, dan rumah sewa sebanyak 41 unit dengan jumlah kamar sebanyak 749
kamar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.5
Tabel II.5
Jumlah Usaha Akomodasi di Kabupaten Badung Tahun 2010 – 2016

Jenis Akomodasi Wisata (Unit)


Hotel Bintang Hotel Melati Pondok Wisata Kondotel Rumah Sewa Total
No. Tahun
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kamar
Unit Unit Unit Unit Unit
Kamar Kamar Kamar Kamar Kamar
1 2010 98 16.360 541 12.657 475 2.296 13 1.700 31 513 36 830
2 2011 98 16.360 596 15.561 599 2.296 15 1.793 34 571 44 421
3 2012 98 16.360 667 22.684 719 3.013 21 2.685 41 749 51 496
4 2013 98 16 360 778 28 330 837 3 372 34 4 564 53 880 60 556
5 2014 98 16 360 855 34 815 999 3 937 38 5 141 37 749 61 002
6 2015 155 24 683 458 28 282 685 2 405 44 6 763 40 789 62 922
7 2016 155 24 683 521 33 075 775 2 750 50 7 261 40 789 68 558
Pertumbuhan
Rata-Rata (%) 9,69 8,48 2,66 19,11 10,60 5,89 26,41 29,46 6,24 8,40 11,16
(2010-2016)
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Badung

II - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.2.2 Sektor Pertanian


Komoditas pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Badung terdiri dari
tanaman pangan (seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang
kedelai, dan kacang hijau), perkebunan (seperti kelapa, kopi, cengkeh, vanili, dan
coklat), tanaman sayuran (seperti kubis, sawi, ketimun, kangkung, cabe, dan tomat),
serta tanaman buah-buahan (seperti alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji,
jeruk, mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya). Berdasarkan Perda Kabupaten
Badung No.26 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Badung menetapkan Kawasan
Agropolitan Petang berbasis pertanian hortikultura sebagai penggerak perekonomian
Kawasan Perdesaan.
Kedua sektor tersebut, pariwisata dan pertanian merupakan sektor unggulan
di Kabupaten Badung yang pengembangannya perlu didukung infrastruktur
permukiman. Kegiatan sektor pariwisata terkonsentrasi di Badung Bagian Selatan
dan kegiatan sektor pertanian berada di Badung Bagian Utara. Diharapkan potensi
kedua sektor tersebut menumbuhkan rural urban linkage yang bersinergi dalam
pengembangan wilayah Kabupaten Badung secara menyeluruh.

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI


2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan
Jumlah penduduk Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebanyak 630.000
jiwa, terdiri dari 321.300 jiwa penduduk laki-laki dan 308.700 jiwa penduduk
perempuan. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Kuta Selatan 152.600 jiwa,
Mengwi 130.040 jiwa. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan
Petang 25.910 jiwa. Distribusi serupa juga tercermin dari proporsi jumlah Rumah
Tangga setiap kecamatannya. Jika diasumsikan setiap rumah tangga 4 orang maka
jumlah rumah tangga keseluruhan 157.500 KK Untuk lebih jelasnya jumlah
penduduk dan KK keseluruhan seperti disajikan pada Tabel II.6

Tabel II.6
Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi, 2016

Luas Wilayah Rumah Jumlah Penduduk


No Kecamatan
(km2) Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Kuta Selatan 101.130 38.150 78.260 74.340 152.600
2. Kuta 17.520 25.693 53.390 49.380 102.770
3. Kuta Utara 33.860 31.850 65.410 61.990 127.400
4. Mengwi 82.000 32.510 65.650 64.390 130.040

II - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Luas Wilayah Rumah Jumlah Penduduk


No Kecamatan
(km2) Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah
5. Abiansemal 69.010 22.820 45.510 45.770 91.280
6. Petang 115.000 6.478 13.080 12.830 25.910
Badung 418.520 157.500 321.300 308.700 630.000
Sumber KabupatenBadung Dalam Angka, 2017
Catatan : asumsi 1 rumah tangga = 4 jiwa

Pertambahan penduduk dalam kurun 5 tahun terakhir di kecamatan-


kecamatan yang dekat pusat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kecamatan Kuta
Selatan dan Kuta Utara cukup signifikan. Sedangkan di Kecamatan Kuta walaupun
aktivitas ekonominya sangat tinggi khususnya kegiatan perdagangan dan jasa serta
pariwisata, namun penduduk yang melakukan aktivitas di Kecamatan Kuta sebagian
berasal dari kecamatan sekitarnya bahkan bertempat tinggal di luar Kabupaten
Badung, seperti dari Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Gianyar.
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Metode yang digunakan adalah menghitung garis kemiskinan (GK), yang terdiri dari
dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-
Makanan (GKNM). Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makan (GKM)
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM)
adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan
kebutuhan dasar lainnya.
Kabupaten Badung merupakan daerah dengan Pendapatan Asli Daerah yang
tertinggi di Provinsi Bali. Meski demikian tidak berarti Kabupaten Badung terbebas
dari masalah kemiskinan. Berdasarkan hasil Susenas 2016, sekitar 2,06 persen
penduduk berada di bawah garis kemiskinan yaitu sekitar 12,91 ribu jiwa. Jumlah
dan persentase penduduk miskin mengalami sedikit penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 2,33 persen (sekitar 14,40 ribu jiwa).
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran

II - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

penduduk dari garis kemiskinan. Tahun 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan


Kabupaten Badung 0,19 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (0,23)
menunjukan rata-rata pengeluaran menduduk miskin di Kabupaten Badung
mendekati Garis Kemiskinan
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.Tahun
2016 Indeks keparahan kemiskinan Kabupaten Badung 0,05 mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya (0,02) menunjukan semakin meningkatnya ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin di Kabupaten Badung.
Kondisi kemiskinan di Kabupaten Badung dapat dilihat pada Tabel II.7.

Tabel II.7
Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Badung 2012 – 2016

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


1 Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 383.985 406.408 423.568 454.916 470.732
2 Jumlah Penduduk Miskin 12.830 14.546 15.420 14.400 12.910
3 Persentase Penduduk Miskin (%) 2,16 2,46 2,54 2,33 2,06
4 Indeks Kedalaman Kemiskinan 0,33 0,27 0,33 2,33 0,19
5 Indeks Keparahan Kemiskinan 0,08 0,06 0,06 0,02 0,05
Sumber: Badung Dalam Angka Tahun 2017 (Susenas)

Gini ratio adalah ukuran pemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan


kelas pendapatan. Besarnya gini ratio untuk Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Tabel II.8 Koefisien Gini (Gini Ratio) menjadi alat dalam mengukur ketidakmerataan
atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol
(pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Kisaran nilai
indeks gini rasio dari 0 - < 0,35 menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah,
kisaran 0,35 - 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan kisaran nilai indeks
gini rasio > 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan tinggi. Dari tahun 2010 s/d 2016
Gini Ratio di Kabupaten Badung berada pada kisaran < 0,35 atau pada tingkat
ketimpangan pendapatan yang rendah.
Tabel II.8
Gini Ratio dan Distribusi Pendapatan Kabupaten Badung 2010 - 2016
Ditribusi Pendapatan
Tahun Gini Ratio
40% Bawah 40% Tengah 20% Atas
2010 0,286 22,26 39,07 38,68
2011 0,339 19,2 38,5 42,3

II - 9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Ditribusi Pendapatan
Tahun Gini Ratio
40% Bawah 40% Tengah 20% Atas
2012 0,326 19,75 39,17 41,08
2013 0,347 15,12 38,94 45,95
2014 0,34 18,64 40,73 40,64
2015 0,315 26,26 39,5 34,24
2016 0,3151 20,54 39,5 40,04
Sumber :Kabupaten Badung Dalam Angka,2017 (Susenas)

Selain gini rasio, indikator lain yang juga dapat digunakan untuk mengetahui
dimensi lain dari kesenjangan adalah indikator distribusi pendapatan pada kelompok
40% penduduk berpendapatan rendah. Kondisi yang diharapkan adalah agar
distribusi pendapatan yang dinikmati kelompok 40% penduduk berpendapatan
rendah menerima > 17% dari total pendapatan. Kriteria distribusi pendapatan ini
disusun oleh Bank Dunia sebagai berikut:
a. 40% penduduk berpendapatan terendah menerima < 12% total pendapatan:
pemerataan rendah/ketimpangan distribusi pendapatan tinggi
b. 40% penduduk berpendapatan terendah menerima antara 12% - 17% total
pendapatan: pemerataan sedang/ketimpangan distribusi pendapatan sedang.
c. 40% penduduk berpendapatan terendah menerima > 17% total pendapatan:
pemerataan tergolong tinggi/ketimpangan distribusi pendapatan rendah.
Tahun 2016 distribusi total pendapatan Kabupaten Badung sebesar 20,54 %
pada 40 % penduduk berpedapatan rendah, lebih kecil dari tahun sebelumnya
(26,26 %). Kondisi ini (tahun 2015 – 2016 ) menunjukan pemerataan tergolong tinggi
namun mengalami sedikit penurunan.
2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Ke Depan
Berdasarkan hasil proyeksi BPS jumlah penduduk Kabupaten Badung Tahun
2012 sampai dengan Tahun 2022 seperti disajikan pada Tabel II.9. Pada tahun 2012
jumlah penduduk Kabupaten Badung 575.000 jiwa dan tahun 2022 meningkat
menjadi 710.000 jiwa, mengalami peningkatan jumlah penduduk sebanyak 135.000
jiwa selama kurun waktu 10 tahun.
Tabel II.9
Proyeksi Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung
Tahun 2012-2022 (Ribu Jiwa)
Jenis Proyeksi Penduduk
Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Laki - Laki 293,20 300,40 307,40 314,30 321,30 328,20 335,10 341,90 348,40 355,20 362,10
Perempuan 281,80 288,60 295,30 302,10 308,70 315,30 321,80 328,30 334,80 341,30 347,90

II - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Jumlah 575,00 589,00 602,70 616,40 630,00 643,50 656,90 670,20 683,20 696,50 710,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016 dan Proyeksi

2.3.4 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi


Kebijakan satu data diinisiasi sejak tahun 2014 melalui UKP4, menghasilkan
Cetak Biru Satu Data. Satu Data Indonesia merupakan kebijakan yang bertujuan
untuk mewujudkan Data yang akurat, mutakhir, terpadu, terintegrasi, dan dapat
diakses oleh Pengguna Data, sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan pengendalian pembangunan melalui perbaikan tata kelola Data pemerintah.
Kebijakan satu data dipertegas lagi dalam salah satu pernyataan Bapak Presiden,
2016 bahwa Urusan data pegangannya hanya satu yakni di BPS.
Terkait data jumlah penduduk, BPS menggunakan data hasil sensus penduduk
yang dilaksanakan setiap 10 tahun, terakhir Sensus Penduduk 2010. Sedangkan data
jumlah penduduk pada tahun selain tahun sensus merupakan proyeksi penduduk
dari data hasil sensus. BPS Provinnsi Bali telah menerbitkan proyeksi penduduk tahun
2010 – 2020 menurut umur dan jenis kelamin per Kecamatan. Namun untuk
memisahkan penduduk perkotaan dan perdesaan sesuai arahan RTRW Kabupaten
Badung diperlukan data penduduk yang dirinci per desa/kelurahan. Penduduk per
desa/kelurahan yang bersumber dari kantor desa/keluraan digunakan sebgai
pendekatan untuk mengetahui pertumbuhan serta proporsi penduduk perkotaan dan
perdesaan. Hasilnya kemudian disesuaikan lagi dengan jumlah penduduk hasil
proyeksi BPS.
Wilayah Kabupaten Badung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Badung Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Badung 2013 – 2033 menetapkan bahwa sistem perkotaan dan perdesaan
Kabupaten Badung dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan wilayah administrasi
desa/kelurahan, meliputi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Kawasan
Perkotaan mencakup desa/kelurahan sebagaimana tercantum pada Tabel II.10, dan
kawasan perdesaan sebagaimana tercantum pada Tabel II.11 Dari 62 desa/
kelurahan yang ada di Kabupaten Badung 20 desa/kelurahan ditetapkan sebagai
kawasan perkotaan dan 42 desa/kelurahan ditetapkan sebagai kawasan perdesaan.
Tabel II.10 menunjukan bahwa tahun 2011 penduduk Kabupaten Badung
yang tinggal diperkotaan sebanyak 56 % dan tahun 2015 meningkat menjadi 59 %.
Rata-rata pertumbuhan penduduk perkotaan di Kabupaten Badung dari tahun 2011-
2015 sebesar 3,94 % per tahun. Berdasarkan rata-rata pertumbuhan 3,94% per
tahun maka proyeksi urbanisasi di Kabupaten Badung sesuai dimensi waktu
perencanaan,dari tahun 2018 jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Badung
sebesar 407.278 jiwa (62 % dari jumlah penduduk Kabupaten Badung) dan pada
tahun 2022 jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Badung menjadi 475.700 jiwa
(67 % dari jumlah penduduk Kabupaten Badung).

II - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Sebaliknya pada Tabel II.11 menunjukan bahwa tahun 2011 penduduk


Kabupaten Badung yang tinggal diperdesaan sebanyak 44 % dan tahun 2015
menurun menjadi 41 %. Rata-rata pertumbuhan penduduk perdesaan di Kabupaten
Badung dari tahun 2011- 2015 sebesar 0,34 % per tahun. Berdasarkan rata-rata
pertumbuhan 0,34 % per tahun maka proyeksi penduduk perdesaan di Kabupaten
Badung sesuai dimensi waktu perencanaan, dari tahun 2018 jumlah penduduk
perdesaan di Kabupaten Badung sebesar 249.622 jiwa (38 % dari jumlah penduduk
Kabupaten Badung) dan pada tahun 2022 jumlah penduduk perdesaan di Kabupaten
Badung menjadi 234.300 jiwa (33 % dari jumlah penduduk Kabupaten Badung).

II - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel II.10
Jumlah Penduduk Perkotaan 2011 dan 2015 serta Proyeksi Penduduk Perkotaan 2018 – 2022
Rata-rata Proy eksi Penduduk Perkotaan
Penduduk Perkotaan
pertumbhn
No Desa/Kelurahan Berdasarkan rata-rata pertumbhn Peny esuaian dgn Proy eksi BPS
2011 2015 per tahun
2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
(% )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KUTA SELATAN
1 Benoa 37.186 34.485 -1,87 32.589 31.980 31.383 30.797 30.222 31.418 30.212 29.371 28.003 26.596
2 Tanjung Benoa 9.102 7.830 -3,69 6.994 6.736 6.487 6.247 6.017 6.743 6.363 6.071 5.681 5.295
3 Jimbaran 39.887 70.442 15,28 107.915 124.403 143.411 165.323 190.582 104.039 117.523 134.216 150.327 167.721
KUTA
4 Tuban 31.877 39.794 5,70 46.997 49.677 52.510 55.504 58.670 45.309 46.930 49.143 50.470 51.632
5 Kuta 28.333 34.041 4,70 39.065 40.899 42.819 44.830 46.935 37.662 38.637 40.074 40.764 41.305
6 Legian 7.779 7.960 0,58 8.099 8.145 8.192 8.239 8.287 7.808 7.695 7.667 7.492 7.293
7 Seminy ak 9.179 6.639 -7,78 5.207 4.802 4.428 4.084 3.766 5.020 4.536 4.144 3.713 3.314
KUTA UTARA
8 Kerobokan Kelod 13.326 18.441 8,46 23.528 25.519 27.677 30.019 32.559 22.683 24.107 25.903 27.296 28.653
9 Kerobokan 13.462 13.877 0,76 14.196 14.304 14.413 14.523 14.634 13.686 13.513 13.489 13.206 12.878
10 Kerobokan Kaja 24.867 29.578 4,43 33.689 35.182 36.742 38.371 40.072 32.479 33.237 34.386 34.890 35.265
11 Dalung 30.993 33.243 1,77 35.037 35.657 36.287 36.928 37.581 33.779 33.685 33.960 33.579 33.073
MENGWI
12 Abianbase 6.464 6.519 0,21 6.561 6.574 6.588 6.602 6.616 6.325 6.211 6.166 6.004 5.823
13 Sempidi 6.178 6.311 0,53 6.413 6.447 6.481 6.516 6.551 6.182 6.090 6.066 5.925 5.765
14 Lukluk 7.610 7.934 1,05 8.186 8.272 8.358 8.446 8.535 7.892 7.814 7.823 7.680 7.511
15 Kapal 12.591 12.770 0,35 12.906 12.952 12.997 13.043 13.089 12.442 12.235 12.164 11.860 11.519
16 Mengwitani 7.818 7.561 -0,83 7.374 7.312 7.252 7.191 7.131 7.109 6.908 6.787 6.539 6.276
17 Mengwi 8.371 8.436 0,19 8.485 8.502 8.518 8.534 8.551 8.180 8.031 7.972 7.760 7.525
18 Gulingan 7.952 8.583 1,93 9.089 9.264 9.443 9.625 9.810 8.762 8.752 8.837 8.752 8.633
ABIANSEMAL
19 Blahkiuh 5.324 6.002 3,04 6.567 6.766 6.972 7.184 7.403 6.331 6.392 6.525 6.533 6.515
PETANG
20 Petang 3.600 3.575 -0,17 3.556 3.550 3.544 3.538 3.532 3.429 3.354 3.317 3.217 3.108
Jml penddk perkotaan 311.899 364.021 3,94 422.452 446.944 474.504 505.545 540.541 407.278 422.226 444.080 459.690 475.700
Jml Penddk Perdesaan 249.001 252.379 0,34 255.998 257.424 258.965 260.623 262.402 249.622 247.974 239.120 236.810 234.300
Jumlah Keseluruhan 560.900 616.400 678.450 704.368 733.469 766.169 802.943 656.900 670.200 683.200 696.500 710.000
% Penddk Perkotaan 56 59 62 63 65 66 67 62 63 65 66 67

II - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel II.11
Jumlah penduduk Perdesaan 2011 dan 2015 serta Proyeksi Penduduk Perdesaan 2018 - 2022
Rata-rata Proy eksi Penduduk Perdesaan
Penduduk Perdesaan
pertumbhn
No Desa/ Kelurahan Berdasarkan rata-rata pertumbhn Peny esuaian dgn Proy eksi BPS
2011 2015 per tahun
(% ) 2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KUTA SELATAN
1 Pecatu 11.608 10.116 -3,38 9.124 8.816 8.518 8.230 7.951 8.897 8.492 7.865 7.478 7.100
2 Ungasan 18.757 18.128 -0,85 17.670 17.520 17.371 17.224 17.078 17.230 16.877 16.040 15.650 15.249
3 Kutuh 6.140 5.519 -2,63 5.095 4.961 4.830 4.703 4.580 4.968 4.779 4.460 4.274 4.089
KUTA
4 Kedonganan 12.542 11.866 -1,38 11.383 11.226 11.072 10.920 10.769 11.099 10.814 10.224 9.922 9.616
KUTA UTARA
5 Tibubeneng 16.654 18.231 2,29 19.511 19.957 20.414 20.881 21.359 19.025 19.225 18.850 18.973 19.071
6 Canggu 9.018 10.260 3,28 11.303 11.673 12.056 12.451 12.859 11.021 11.245 11.132 11.313 11.482
MENGWI
7 Cemagi 5.820 5.782 -0,16 5.754 5.744 5.735 5.725 5.716 5.610 5.533 5.295 5.202 5.104
8 Munggu 7.081 7.239 0,55 7.360 7.401 7.441 7.483 7.524 7.176 7.129 6.871 6.799 6.718
9 Pererenan 3.455 3.542 0,62 3.609 3.631 3.654 3.677 3.700 3.519 3.498 3.374 3.341 3.303
10 Tumbakbay uh 3.367 3.426 0,44 3.471 3.486 3.501 3.516 3.532 3.384 3.358 3.233 3.195 3.154
11 Buduk 6.772 8.285 5,17 9.638 10.136 10.660 11.211 11.791 9.398 9.764 9.843 10.187 10.528
12 Sading 7.932 8.062 0,41 8.161 8.194 8.228 8.261 8.295 7.958 7.893 7.597 7.506 7.406
13 Kekeran 4.086 4.106 0,12 4.121 4.126 4.131 4.136 4.141 4.018 3.975 3.815 3.758 3.698
14 Penarungan 7.119 7.217 0,34 7.291 7.316 7.341 7.367 7.392 7.110 7.048 6.779 6.693 6.600
15 Baha 4.201 4.236 0,21 4.262 4.271 4.280 4.289 4.298 4.156 4.114 3.952 3.897 3.838
16 Werdi Bhuana 5.478 5.527 0,22 5.564 5.576 5.589 5.601 5.614 5.425 5.372 5.161 5.090 5.013
17 Sobangan 3.933 3.914 -0,12 3.900 3.895 3.890 3.886 3.881 3.803 3.752 3.592 3.531 3.465
18 Sembung 5.396 6.322 4,04 7.119 7.407 7.706 8.017 8.341 6.942 7.135 7.116 7.285 7.448
19 Kuwum 3.136 3.309 1,35 3.445 3.492 3.539 3.587 3.635 3.359 3.363 3.268 3.259 3.246

II - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ABIANSEMAL
20 Darmasaba 8.363 10.027 4,64 11.489 12.022 12.580 13.164 13.775 11.203 11.581 11.616 11.961 12.300
21 Sibang Gede 6.232 6.710 1,86 7.092 7.225 7.359 7.497 7.636 6.916 6.959 6.795 6.812 6.819
22 Jagapati 3.118 3.073 -0,36 3.040 3.029 3.018 3.007 2.996 2.964 2.917 2.786 2.732 2.675
23 Angantaka 3.729 3.709 -0,13 3.694 3.689 3.684 3.679 3.674 3.602 3.554 3.402 3.343 3.281
24 Sedang 4.095 4.167 0,44 4.222 4.240 4.259 4.277 4.296 4.117 4.085 3.932 3.887 3.836
25 Sibang Kaja 5.576 5.998 1,84 6.335 6.452 6.571 6.692 6.815 6.178 6.215 6.067 6.080 6.085
26 Mekar Bhuana 4.898 4.765 -0,69 4.668 4.636 4.604 4.572 4.541 4.551 4.465 4.251 4.154 4.055
27 Mambal 5.340 5.158 -0,86 5.026 4.982 4.939 4.897 4.854 4.900 4.799 4.561 4.449 4.334
28 Abiansemal 7.243 6.455 -2,84 5.921 5.753 5.589 5.431 5.277 5.773 5.542 5.161 4.935 4.712
29 Dauh Yeh Cani 6.239 6.141 -0,40 6.069 6.045 6.021 5.997 5.973 5.917 5.823 5.559 5.449 5.333
30 Ay unan 2.458 2.504 0,46 2.539 2.551 2.563 2.575 2.587 2.476 2.457 2.366 2.339 2.310
31 Punggul 3.346 3.225 -0,92 3.137 3.108 3.080 3.052 3.024 3.059 2.994 2.844 2.773 2.700
32 Bongkasa 6.438 6.310 -0,50 6.216 6.185 6.154 6.123 6.092 6.061 5.958 5.682 5.563 5.440
33 Taman 7.075 7.089 0,05 7.100 7.103 7.107 7.110 7.114 6.923 6.842 6.562 6.460 6.352
34 Selat 2.440 2.421 -0,20 2.407 2.402 2.397 2.393 2.388 2.347 2.314 2.214 2.174 2.132
35 Sangeh 4.648 4.531 -0,64 4.445 4.417 4.389 4.361 4.333 4.334 4.255 4.053 3.963 3.869
36 Bongkasa Pertiwi 2.578 2.604 0,25 2.624 2.630 2.637 2.643 2.650 2.558 2.534 2.435 2.402 2.366
PETANG
37 Carangsari 4.259 4.249 -0,06 4.242 4.239 4.237 4.234 4.232 4.136 4.083 3.912 3.847 3.778
38 Getasan 1.949 1.895 -0,70 1.855 1.842 1.830 1.817 1.804 1.809 1.775 1.689 1.651 1.611
39 Pangsan 2.382 2.293 -0,95 2.228 2.207 2.186 2.166 2.145 2.173 2.126 2.019 1.968 1.915
40 Sulangai 3.866 3.872 0,04 3.877 3.878 3.880 3.881 3.883 3.780 3.736 3.582 3.526 3.467
41 Pelaga 5.468 5.424 -0,20 5.391 5.380 5.369 5.359 5.348 5.257 5.183 4.958 4.869 4.775
42 Belok 4.766 4.672 -0,50 4.603 4.580 4.557 4.534 4.512 4.488 4.412 4.208 4.120 4.029
Jml Penddk Perdesaan 249.001 252.379 0,34 255.998 257.424 258.965 260.623 262.402 249.622 247.974 239.120 236.810 234.300
Jml Penddk Perkotaan 311899 364.021 3,94 422.452 446.944 474.504 505.545 540.541 407.278 422.226 444.080 459.690 475.700
Jumlah Keseluruhan 560.900 616.400 678.450 704.368 733.469 766.169 802.943 656.900 670.200 683.200 696.500 710.000
% Penddk Perdesaan 44 41 38 37 35 34 33 38 37 35 34 33
Catatan : isian kolom 3 s/d kolom 10, sumber data dari desa/kelurahan; isian kolom 11 s/d kolom 15 mengacu pada proyeksi penduduk BPS Kabupaten Badung

II - 15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan


2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Nilai PDRB Kabupaten Badung atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar
Rp.27,201 triliun dan taun 2016 meningkat menjadi Rp. 46,148 triliun. Lapangan
usaha tersier dapat dikatakan mendominasi perekonomian Kabupaten Badung bila
dilihat secara umum, dibandingkan dengan lapangan usaha primer dan sekunder.
Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel II.12 bahwa lebih dari tiga perempat bagian
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh komponen ekonomi yang bergerak di
Kabupaten Badung berada pada lapangan usaha tersier. Lapangan usaha tersier
terdiri dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan
motor, lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum, lapangan usaha informasi dan komunikasi, lapangan
usaha jasa keuangan dan asuransi, lapangan usaha real estate, lapangan usaha jasa
perusahaan, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan
sosial wajib, lapangan usaha jasa pendidikan, lapangan usaha kesehatan dan
kegiatan sosial, serta lapangan usaha jasa lainnya.
Perkembangan lapangan usaha sektor tersier ini dalam beberapa tahun
terakhir ini yaitu periode 2012-2016 secara umum menunjukkan arah peningkatan.
Sektor tersier ini selalu mendominasi perekonomian di Kabupaten Badung. Pada
tahun 2012 sektor ini mampu menghasilkan 76,81 persen dari keseluruhan nilai
tambah yang dihasilkan, sedikit menurun dari kontribusi tahun 2011 yang sebesar
77,21 persen, dan pada tahun-tahun selanjutnya mengalami tren yang meningkat
dan menjadi sebesar 80,50 persen pada tahun 2016.
Jika pada sektor tersier perkembangan kontribusinya pada periode tahun
2012 sampai tahun 2016 mengalami kecenderungan meningkat, lain halnya dengan
sektor sekunder yang terdiri dari lapangan usaha industri pengolahan, lapangan
usaha pengadaan listrik dan gas, lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang, serta lapangan usaha konstruksi. Sektor sekunder
pada periode 2012-2016 mengalami kecenderungan menurun. Pada tahun 2012
peranan sektor sekunder mencapai 15,08 persen, kemudian menurun pada tahun
2013 menjadi sebesar 14,41 persen, kembali menurun pada tahun 2014 dengan
kontribusi sebesar 13,07 persen. Kontribusi sektor sekunder pada tahun 2015
sebesar 12,80 persen, namun sedikit menurun pada tahun 2016 dengan kontribusi
sebesar 12,69 persen.
Demikian pula halnya dengan sektor primer yang terdiri dari lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan
penggalian mengalami kecenderungan kontribusi yang terus menurun. Pada tahun
2012 peranan sektor primer mencapai 8,11 persen, terus mengalami penurunan
hingga mencapai 6,80 persen pada tahun 2016.

II - 16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel II.12
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2012-2016 (Persen)
Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Kategori Lapangan Usaha (2010)
2012 2013 2014 2015 2016
A. Pertanian, Kehutanan, dan
7,72 7,4 6,75 6,72 6,5
Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian 0,39 0,38 0,34 0,31 0,3
C. Industri Pengolahan 4,36 4,21 3,99 4,07 3,99
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,15 0,12 0,13 0,16 0,19
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
0,27 0,25 0,23 0,23 0,22
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 10,3 9,82 8,71 8,34 8,3
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
7,08 6,77 6,47 6,43 6,29
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 20,63 21,75 23,69 24,8 25,75
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
26,42 27,71 29,02 28,48 28,16
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 6,74 6,11 5,73 5,67 5,55
K.Jasa Keuangan dan Asuransi 2,77 2,82 2,69 2,66 2,65
L. Real Estat 3,67 3,54 3,38 3,3 3,21
M,N Jasa Perusahaan 0,73 0,71 0,66 0,68 0,69
O. Administrasi Pemerintahan,
3,77 3,28 3,22 3,19 3,15
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 3,01 3,16 3,06 3 3,06
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
1,21 1,23 1,2 1,24 1,27
Sosial
R,S,TU Jasa lainnya 0,77 0,75 0,71 0,72 0,73
PDRB (Persen) 100 100 100 100 100
PDRB (Rp. Triliun) 27,201 31,790 37,273 41,384 46,148
Sumber : BPS Kabupaten Badung (diolah)

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Badung atas dasar harga berlaku 2012 –
2016 rata-rata 14,47 % per tahun. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan
diatas rata-rata PDRB meliputi, lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan
20,12 %, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas17,63 %, lapangan usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 17,08 %,lapangan usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial 14,68 %. Lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta

II - 17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum merupakan potensi


ekonomi Kabupaten Badung karena kontibusinya cukup besar dalam pembentukan
PDRB dengan pertumbuhan ysng relatip cepat. Secara rinci Laju Pertumbuhan PDRB
Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012-2016
disajikan pada Tabel II.13
Tabel II.13
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2012-2016
No Lapangan usaha 2012 2013 2014 2015*) 2016**) Rata-rata

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10,87 12,02 6,95 10,58 7,88 9,66
B Pertambangan dan Penggalian 19,74 14,04 6,56 -0,06 8,04 9,66
C Industri Pengolahan 10,18 12,86 11,1 13,23 9,16 11,31
D Pengadaan Listrik dan Gas -1,14 -2,25 28,97 34,1 28,49 17,63
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 3,4 7,26 9,82 7,1 8,43 7,20
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 28,14 11,4 4 6,31 10,97 12,16
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 8,73 11,76 12,11 10,19 9,14 10,39
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 17,64 23,22 27,74 16,22 15,78 20,12

I Penyediaan Akomodasi dan Makan 20,82 22,56 22,79 8,99 10,24 17,08
Minum
J Informasi dan Komunikasi 8,97 5,86 10,02 9,98 9 8,77
K Jasa Keuangan dan Asuransi 19,9 19,07 11,69 9,93 11,26 14,37
L Real Estate 9,18 12,47 12,07 8,29 8,55 10,11
M,N Jasa Perusahaan 8,62 12,88 10,55 14,22 11,79 11,61
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
O 2,59 1,68 15,02 9,93 10,1 7,86
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 6,8 22,66 13,54 8,83 13,68 13,10
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,41 18,43 14,51 14,38 14,66 14,68
R,S,T,U Jasa Lainnya 10,47 14,42 10,51 12,07 13,94 12,28

Produk Domestik Regional Bruto 15,71 16,87 17,25 11,03 11,51 14,47

Catatan : )* Angka Sementara **) Angka sangat sementara


Sumber : BPS Kabupaten Badung

2.4.2 Data Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk miskin


PDRB Per Kapita atas dasar harga konstan tahun 2012 Rp.41,79 juta; tahun
2013 Rp.43,58 juta; tahun 2014 Rp.45,56 juta; tahun 2015 Rp.47,34 juta;dan tahun
2016 Rp.49,46 juta atau mengalami pertumbuhan 4,48 % per tahun. Sedangkan
penduduk miskin di Kabupaten Badung, tahun 2012 sebanyak 12.830 jiwa, tahun

II - 18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2013 sebanyak 14.546 jiwa, tahun 2014 sebanyak 15.420 jiwa, tahun 2015
sebanyak 14.400 jiwa dan tahun 2016 sebanyak 12.910 jiwa. Rata-rata
pertumbuhan penduduk miskin 2012 – 2016 di Kabupaten Badung 0,61 % per tahun
sangat kecil jika dibandingkan .dengan pertumbuhan PDRB perkapita yang mencapai
4,48 % per tahun.
2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis
a. Kondisi Fisiografi Tanah
Wilayah Kabupaten Badung terletak pada ketinggian 0 – 2.075 meter di atas
permukaan laut (DPL), dengan luas wilayah 418,52 Km² atau 7,44% dari luas wilayah
Provinsi Bali. Luas lahan terbangun tahun 2012 seluas 7.900 Ha atau 18,88% dari
Luas wilayah Kabupaten Badung,
Kondisi pemanfaatan lahan Kabupaten Badung tahun 2012 semakin ke utara
persentase lahan terbangun semakin kecil dibandingkan pada bagian selatan. Hal ini
memberi indikasi bahwa secara fisik pembangunan berlangsung lebih cepat di
bagian selatan, sehingga dapat dikatakan bahwa makin ke selatan wilayah
Kabupaten Badung semakin bersifat Urban dan semakin ke utara semakin Rural,
seperti disajikan pada Tabel II.14.

Tabel II.14
Luas Wilayah, Ketinggian, dan Luas Terbangun per Kecamatan
Kabupaten Badung Tahun 2012
Persentase Ketinggian Luas Kawasan
Luas Persentase Jarak ke
di banding dari Terbangun
No Kecamatan Wilayah Luas Denpasar
Luas Bali Permukaan
(Km²) wilayah (%) (Km)
(%) Laut (m)
(Ha) (%)
1 Kuta Selatan 101,13 24,16 1,8 28 18,3 3.586 35,46
2 Kuta 17,52 4,19 0,31 27 9,6 1288 73,52
3 Kuta Utara 33,86 8,09 0,6 65 7 1.181 34,88
4 Mengwi 82 19,59 1,46 0 - 350 15 1.265 15,43
5 Abiansemal 69,01 16,49 1,23 75 - 350 15 804 11,65
6 Petang 115 27,48 2,04 275 - 2075 30 93 0,81
Kabupaten 418,52 100 7,44 0 - 2075 - 7.900 18,88
Sumber : Badung Dalam Angka Tahun 2013

Kemiringan lereng Kabupaten Badung dapat dikelompokkan menjadi 4


(empat) yaitu :
1. kemiringan lereng 0 – 5%, merupakan daerah landai, umumnya merupakan
daerah dataran aluvial sungai, rawa dan pantai. Penyebarannya meliputi
Kelurahan Tanjung Benoa, sebagian Kelurahan Benoa dan Jimbaran, serta
Kelurahan Kuta, Tuban dan Kedonganan, sebagian Kelurahan Kelurahan Legian,

II - 19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Kelurahan Seminyak dan Kelurahan Kerobokan Kelod, dengan luas daerah ±


4.733 Ha atau 11,3% dari luas daerah;
2. Kemiringan lereng 5 – 15%, merupakan daerah bergelombang umumnya
merupakan daerah perbukitan bergelombang, penyebarannya meliputi daerah :
sebaian Kecamatan Kuta Utara, sebagian Kecamatan Mengwi, dan sebagian
Kecamatan Abiansemal dengan luas daerah ± 20.540 Ha atau 49,1 % dari luas
daerah;
3. kemiringan lereng 15 – 40%, merupakan daerah miring. Penyebarannya meliputi
Sebagian Kelurahan Jimbaran dan Kelurahan Benoa, Desa Unggasan, Desa
Pecatu, dan Desa Kutuh serta sebagian Desa Pelaga, Desa Sulangai dan Desa
Belok Sidan dengan luas daerah ± 15.813 Ha atau 37,8% dari luas daerah;
4. kemiringan lereng > 40%, merupakan daerah yang sampai curam.
Penyebarannya meliputi sebagian Kelurahan Benoa, Desa Unggasan, Desa
Pecatu, dan Desa Kutuh serta daerah puncak G. Catur Desa Pelaga, dengan luas
daerah ± 766 Ha atau 1,8% dari luas daerah.
Lebih jelasnya kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Badung dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
b. Kondisi Geologi
Struktur geologi Kabupaten Badung sebagian besar merupakan produk
gunung api muda yang terdiri dari breksi vulkanik, tufa pasiran dan endapan lahar
(Hadiwidjojo, 1971 dan Sudadi dkk, 1986). Sebagian kecil daerah pesisir sekitar Kuta
merupakan daerah alluvial endapan pantai yang tersusun dari pasir, sedangkan di
daerah selatan merupakan bukit kapur yang berasal dari batu gamping, batu pasir
gampingan dan napal.
Untuk lebih jelasnya kondisi Geologi di Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
c. Jenis Tanah
Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Badung tergolong jenis
Inceptisols berbahan induk abu vulkan intermedier dan tuf. Disamping itu terdapat
pula jenis tanah Andisol dari bahan induk yang sama terdapat di daerah hutan
lindung yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, dan jens tanah Entisols
terdapat di sekitar dataran pantai Kuta.
Wilayah perbukitan kapur di bagian selatan memiliki jenis tanah Alfisols
dengan fisiografi pengangkatan (uplifit) daerah pantai. Vertisols juga ditemukan di
Canggu, Kerobokan yang mempunyai sifat mudah mengembang dan mengempis.
Untuk lebih jelasnya kondisi tanah di Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Gambar 2.5.

II - 20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng

II - 21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.4 Peta Geologi

II - 22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah

II - 23
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Pembagian satuan morfologi ini didasarkan pada bentuk bentang alam dan
kemiringan lereng. Wilayah Kabupaten Badung dapat dibagi menjadi 5 (lima) satuan
morfologi yaitu :
(1) Dataran
Merupakan daerah dataran alluvium dan pantai, bentuk lereng datar hingga
landai dengan kemiringan lereng umumnya 0-2%, terletak pada ketinggian 0 – 50 m
diatas permukaan laut. Sungai yang mengalir pada satuan morfologi ini kondisi
keairannya bersifat permanen (mengalir sepanjang tahun). Bentuk sungai melebar ke
arah horizontal dengan tebing yang landai dan dangkal. Batuan penyusun terdiri dari
kerikil, pasir, lanau dan liat.
Penyebarannya dibagian tengah-selatan dengan luas daerah lebih kurang
11,56% dari luas wilayah, meliputi Kuta, Legian, Tuban, Benoa, dan Nusa. Dari
pengamatan di lapangan daerah ini umumnya dipergunakan sebagai daerah
permukiman, industri, perkantoran, pertokoan, dan obyek wisata.
(2) Perbukitan Berelief Halus
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus
dengan kemiringan lereng umumnya antara 2–5% dan berada pada ketinggian 100 –
500 m diatas permukaan laut. Bentuk morfologi dipengaruhi oleh adanya torehan
alur-alur sungai yang membentuk pola aliran sejajar (pararel) dengan lembah yang
cukup lebar dan agak dalam serta bentuk sungai mulai mengarah ke bentuk “U”.
Erosi lateral sudah mulai berjalan lebih intensif dibandingkan dengan erosi vertical.
Batuan penyusun terdiri dari tufa dan lahar yang berasal dari batuan gunung api
kelompok Buyan – Bratan dan Batur (Qpbb). Penyebarannya terdapat di bagian
tengah dengan luas lebih kurang 43,38% dari luas wilayah yaitu sekitar daerah
Mengwi, Kapal, Abiansemal, Blahkiuh, Lukluk dan Sangeh. Penggunaan lahan di
daerah ini digunakan untuk kawasan permukiman, pertanian dan obyek wisata.
(3) Perbukitan Berelief Sedang
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sedang
dengan kemiringan lereng umumnya 5–15% dan berada pada ketinggian 7 - 213
meter di atas permukaan laut.Penyebarannya di bagian selatan wilayah dengan luas
lebih kurang 23,94% dari luas daerah, meliputi daerah Pecatu, Petang, Kutuh dan
Uluwatu. Penggunaan lahan pada satuan ini umumnya berupa daerah alang-alang,
tegalan dan permukiman.
(4) Perbukitan Berelief Kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang kasar
dengan kemiringan lereng 1540% dan berada pada ketinggian 500 – 1000 m diatas
permukaan laut. Pola aliran sungainya umumnya membentuk pola aliran sejajar
(pararel) dengan kenampakan tebing-tebing sungai cukup dalam. Keadaan ini
menujukkan bahwa erosi vertikal lebih intensif dibandingkan dengan erosi lateral.

II - 24
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Batuan penyusun terdiri dari tufa dan lahar yang berasal dari batuan gunung api
kelompok Buyan – Bratan dan Batur (Qpbb). Sebarannya terdapat di bagian utara
dengan luas lebih kurang 19,58% dari luas daerah yaitu sekitar daerah Pangsang,
Petang, Sandakan, Nungnung Kradan dan Pelaga. Penggunaan lahan di daerah ini
adalah untuk kawasan perkebunan, permukiman setempat dan persawahan.
(5) Perbukitan Berelief Sangat Kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sangat
kasar dengan kemiringan lereng umumnya > 40% dan berada pada ketinggian 1500
– 2096 m di atas permukaan laut. Pola aliran sungai menujukkan pola memancar
(radial) dengan lembah dalam dan sempit. Sifat sungai umumnya musiman
(intermitten) artinya hanya berair pada musim penghujan. Batuannya terbentuk dari
hasil kegiatan gunung api kelompok Buyan – Bratan Purba berupa lava dan Breksi
(Qvbb). Sebarannya menempati bagian utara dengan luas lebih kurang 1,53% dari
luas daerah, yang meliputi daerah sekitar G. Catur yang umumnya masih ditutupi
oleh hutan tropik.
Untuk lebih jelasnya kondisi morfologi Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Gambar 2.6.
d. Klimatologi
Seperti halnya Indonesia pada umum Kabupaten Badung mengalami dua
musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Hal ini dipengaruhi oleh arus angin
yang melintasi daratan serta banyak uap air yang dikandungnya. Nyaris sepanjang
tahun 2015 ini, curah hujan berada di bawah kondisi normal kecuali di bulan Maret.
Informasi perkembangan curah hujan dapat dimanfaatkan dalam
perencanaan usaha pertanian, karena air hujan adalah salah satu faktor pendukung
bagi kelangsungan hidup tanaman. Perbedaan angka curah hujan dari bulan ke
bulan berikutnya cukup tinggi dibandingkan dengan angka normal. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 316,1 mm, sedangkan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus dan Oktober 0,0 mm.
Pada Tabel 1.2.4 terlihat perbandingan suhu udara di Kabupaten Badung
selama tahun 2016. Keadaan suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan April yaitu
32,20C, sedangkan suhu maksimum terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu
29,80C. Suhu minimum tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 25,9 0C dan terendah
pada bulan Agustus yaitu 24,10C.
Kelembaban udara di Kabupaten Badun berkisar antara 76% - 81%.
Kelembaban tertinggi sebesar 81% terjadi pada bulan April sedangkan terendah
terjadi pada bulan November sebesar 76%.

II - 25
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.6 Peta Morfologi

II - 26
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.4.4 Data Resiko Bencana Alam


Mengacu Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2033,
kawasan rawan bencana alam terdiri atas :

1. Kawasan potensi rawan bencana angin kencang dengan luas kurang lebih 7.098
ha, meliputi :
a. Kawasan rawan bencana angin kencang potensi sedang dengan luas
keseluruhan kurang lebih 2.271 ha yang tersebar di Kecamatan Petang seluas
kurang lebih 297 ha, Kecamatan Abiansemal seluas kurang lebih 1.203 ha,
dan Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 771 ha;
b. Kawasan rawan bencana angin kencang potensi tinggi dengan luas
keseluruhan kurang lebih 4.826 ha yang tersebar di Kecamatan Abiansemal
seluas kurang lebih 508 ha, Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 1.078 ha,
Kecamatan Kuta Utara seluas kurang lebih 979 ha (sembilan ratus tujuh
puluh, Kecamatan Kuta seluas kurang lebih 952 ha, dan Kecamatan Kuta
Selatan seluas kurang lebih 1.310 ha.
2. Kawasan potensi rawan bencana tanah longsor dengan luas kurang lebih 98 ha,
meliputi :
a. Kawasan rawan bencana tanah longsor potensi sedang dengan luas
keseluruhan kurang lebih 70 ha yang tersebar di Kecamatan Petang seluas
kurang lebih 54 ha, Kecamatan Abiansemal seluas luas kurang lebih 9 ha,
Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 2 ha, Kecamatan Kuta Utara seluas
kurang lebih 0,2 ha dan Kecamatan Kuta Selatan seluas kurang lebih 6 ha;
dan
b. Kawasan rawan bencana tanah longsor potensi tinggi dengan luas
keseluruhan kurang lebih 27 ha yang tersebar di Kecamatan Petang seluas
kurang lebih 26 ha dan Kecamatan Abiansemal seluas kurang lebih 1 ha.
3. Kawasan potensi rawan bencana kekeringan termasuk klasifikasi rendah dengan
luas potensial kurang lebih 11,2 ha terdapat di Kecamatan Abiansemal seluas
kurang lebih 0,2 ha dan Kecamatan Kuta Selatan seluas kurang lebih 11 ha.
4. Kawasan potensi rawan gelombang pasang tersebar pada sepanjang Kawasan
pesisir pantai di Wilayah Kabupaten Badung.
5. Kawasan potensi rawan bencana banjir, terdiri dari Kawasan rawan bencana
dengan potensi sedang dan Kawasan rawan bencana potensi tinggi dengan luas
potensial kurang lebih 2.011 ha, meliputi :

II - 27
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

a. Kawasan rawan bencana banjir potensi sedang dengan luas keseluruhan


kurang lebih 182 ha tersebar di Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 3 ha,
Kecamatan Kuta Utara seluas kurang lebih 13 ha dan Kecamatan Kuta Selatan
seluas kurang lebih 167 ha; dan
b. Kawasan rawan bencana banjir potensi tinggi dengan luas keseluruhan
kurang lebih 1.829 ha tersebar di Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 56
ha, Kecamatan Kuta Utara seluas kurang lebih 239 ha, Kecamatan Kuta
seluas kurang lebih 952 ha, dan Kecamatan Kuta Selatan seluas kurang lebih
583 ha.
Sedangkan kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi :
1. Kawasan rawan gempa bumi, dengan luas potensial kurang lebih 7.250,3 ha,
meliputi :
a. Kawasan rawan gempa bumi potensi rendah dengan luas keseluruhan kurang
lebih 6.294,5 ha yang tersebar di Kecamatan Abiansemal seluas kurang lebih
1.392,9 ha, Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 1.668,2 ha, Kecamatan
Kuta Utara seluas kurang lebih 978,6 ha, Kecamatan Kuta seluas kurang lebih
950,7 ha, dan Kecamatan Kuta Selatan seluas kurang lebih 1.304,2 ha; dan
b. Kawasan rawan gempa bumi potensi sedang dengan luas keseluruhan kurang
lebih 955,8 ha yang tersebar di Kecamatan Petang seluas kurang lebih 456,7
ha, Kecamatan Abiansemal seluas kurang lebih 318,2 ha, dan Kecamatan
Mengwi seluas kurang lebih 181 ha.
2. Kawasan rawan gerakan tanah, mencakup Kawasan yang sering terjadi gerakan
tanah yang sebarannya terutama pada Kawasan perbukitan terjal di Wilayah
Kecamatan Petang.
3. Kawasan rawan tsunami, terdiri dari Kawasan rawan bencana dengan potensi
sedang dan Kawasan rawan bencana potensi tinggi dengan luas potensial kurang
lebih 1.561,5 ha, meliputi :
a. Kawasan rawan tsunami potensi sedang dengan luas keseluruhan kurang
lebih 394,5 ha yang tersebar di Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 8,5
ha, Kecamatan Kuta Utara seluas kurang lebih 39,2 ha, Kecamatan Kuta
seluas kurang lebih 104,7 ha, dan Kecamatan Kuta Selatan luas keseluruhan
kurang lebih 242,3 ha; dan
b. Kawasan rawan tsunami potensi tinggi dengan luas keseluruhan kurang lebih
1.167 ha yang tersebar di Kecamatan Mengwi seluas kurang lebih 2,2 ha,
Kecamatan Kuta Utara seluas kurang lebih 24 ha, Kecamatan Kuta seluas
kurang lebih 827,1 ha dan Kecamatan Kuta Selatan seluas kurang lebih 313,7
ha.

II - 28
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

4. Kawasan rawan abrasi pantai sebarannya berada pada Kawasan pesisir pantai
selatan sepanjang kurang lebih 12,1 km, meliputi Pantai Mengening, Pantai
Seseh, Pantai Munggu, Pantai Pererenan, Pantai Batu Mejan, Pantai Batu Bolong,
Pantai Berawa, Pantai Petitenget, Pantai Oberoi, Pantai Seminyak, Pantai Legian,
Pantai Kuta, Pantai Jerman, Pantai Pemelisan, Pantai Kedonganan, Pantai
Jimbaran, Pantai Sawangan, Pantai Geger, Pantai Nusa Dua, Pantai Samuh dan
Pantai Tanjung Benoa.
5. Kawasan rawan intrusi air laut sebarannya berada pada Kawasan pesisir Pantai
Petitenget, Pantai Oberoi, Pantai Seminyak, Pantai Legian, Pantai Kuta, Pantai
Jerman, Pantai Pemelisan, Pantai Kelan, Pantai Kedonganan, Pantai Jimbaran,
Pantai Nusa Dua, Pantai Samuh dan Pantai Tanjung Benoa.

2.4.5 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta


Karya
a. Air Minum
1) Data capaian layanan air minum tahun 2015 di Kabupaten Badung 85,35 %
menjadi tantangan dalam mencapai target 100 % layanan air minum tahun
2019.
2) Terbatasnya sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk air baku air minum.
3) Keseimbangan dan distribusi air di Kabupaten Badung yang tidak merata.
4) Meningkatnya kebutuhan air untuk berbagai kepentingan (pertanian,
permukiman dan pariwisata).
5) Menurunnya kualitas dan kuantitas air baku air minum.
6) Meningkatkan cakupan layanan air minum di kawasan perkotaan, kawasan
perdesaan dan di kawasan khusus.
7) Pengembangan alternatif sumber pendanaan dan pola pembiayaan.
8) Perkuatan kelembagaan dan regulasi.
9) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum.
b. Air Limbah
1) Cakupan pelayanan air limbah 93,4 % di tahun 2015, baik yang dikelola oleh
Pemerintah maupun masyarakat menjadi tantangan untuk mencapai universal
akses sanitasi 2019
2) Pembuangan air limbah domestik oleh penyedia jasa secara ilegal
3) Investasi pengolahan limbah cair mahal dan sulitnya mendapatkan lahan
untuk IPAL/IPLT

II - 29
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

4) Retribusi air limbah terpusat belum optimal.


5) Peningkatan pengembangan alternatif pendanaan pembangunan prasarana
dan sarana air limbah.
6) Perkuatan kelembagaan dan regulasi dalam penanganan air limbah.
c. Persampahan
1) Dukungan/ partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah masih rendah.
2) Cakupan layanan sampah 90,34 % tahun 2015 menjadi tantangan dalam
mencapai universal akses tahun 2019
3) Cakupan pelayanan pengangkutan sampah masih rendah (ketersediaan
personil dan peralatan masih kurang)
4) Belum tersedianya database pelanggan pelayanan persampahan.
5) Perkuatan kelembagaan dan regulasi dalam pengurangan dan penanganan
sampah
d. Drainase
1) Masih ada genangan air yang belum tertangani di beberapa kawasan akibat
alih fungsi lahan dan topografi yang rendah
2) Terjadinya pendangkalan saluran drainase
3) Belum maksimalnya sosialisasi peraturan tentang sempadan saluran drainase
4) Pembuangan air limbah dari rumah tangga termasuk pengusaha ternak
langsung ke drainase
e. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Dukungan pembangunan sistem Penataan Bangunan dan Lingkungan dalam
mewujudkan kawasan perkotaan yang aman
2) Dukungan Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
f. Pengembangan Kawasan Permukiman
1) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan
2) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus

II - 30
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
HASIL REVIEW TAHUN 2017
Kabupaten Badung 2015 -2019

Anda mungkin juga menyukai