Anda di halaman 1dari 8

A.

SUPERVISI KEPERAWATAN
Pengertian
Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian
tugas-tugas keperawatan.
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil
serta bijaksana.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi
merupakan suatu  cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung,
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan
supervisi.
1. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan
serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.
            Cara supervisi terdiri dari :
a. Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi
harus membuat perencanaan tentang apa yang akan
disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya,
kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi
Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur :
Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur,
Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran
b. Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf
meliputi pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat
dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam
memberikan pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi
dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis
antara supervisor dan staf.
Cara pengarahan yang efektif adalah :
1) Pengarahan harus lengkap
2) Menggunakan kata-kata yang tepat
3) Bebicara dengan jelas dan lambat
4) Berikan arahan yang logis.
5) Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
6) Pastikan bahwa arahan dipahami.
7) Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga
perlu kegiatan tindak lanjut.
c. Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik,
maka dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan
dari seorang supervisor. Supervisor harus memberikan
bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan
terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk
melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan
yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian
penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta
pemberian contoh langsung.
d. Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan
yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara
lain adalah :
1) Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan
mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf.
2) Memberikan dukungan positif pada staf untuk
menyelesaikan pekerjaan.
3) Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan
tugasnya dan memberikan tantangan-tantangan yang akan
memberikan pengalaman yang bermakna.
4) Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil
keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan.
5) Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan
dengan staf.
6) Menjadi role model bagi staf.
e. Mengobservasi
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam
melaksanakan tugasnya sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor
harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku
staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh staf.
f. Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian
tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh
staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya.
Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah
pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan
untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di
evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan
tersebut.
2. Supervisi Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan
pasien dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan
dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima dan
ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian
dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu
klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan staf.
B. BOR (BED OCCUPANCY RATIO) = ANGKA PENGGUNAAN
TEMPAT TIDUR
Pengertian
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85%
Rumus
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur
x Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
C. AVLOS (AVERAGE LENGTH OF STAY) = RATA-RATA
LAMANYA PASIEN
Pengertian
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan
Rumus
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati)
D. TOI (TURN OVER INTERVAL) = TENGGANG PERPUTARAN
TEMPAT TIDUR
Pengertian
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari
Rumus
Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
E. NDR (NET DEATH RATE)
Pengertian
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir
adalah kurang dari 25 per 1000
Rumus
Rumus NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)) X 1000 permil
F. GDR (GROSS DEATH RATE)
Pengertian
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita
keluar
Rumus
Rumus GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)) X 1000 permil
G. BTO (BED TURN OVER) = ANGKA PERPUTARAN TEMPAT
TIDUR
Pengertian
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus
Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
H. PENILAIAN KERJA KEPERAWATAN MELIPUTI
1. Standar I: pengkajian keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik serta dari pemerikasaan penunjang.
b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang yang terkait,
tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:
1) Status kesehatan klien masa lalu.
2) Status kesehatan klien saat ini.
3) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual.
4) Respon terhadap terapi.
5) Harapan terahdap tingkat kesehatan yang optimal.
6) Resiko-resiko tinggi masalah.
2. Standar II: Diagnosa Keperawatan
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnose
keperawatan.
Adapun kriteria proses:
a. Proses diagnose terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi
masalah klien dan perumusan diagnose keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), penyebab (E) dan
tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
c. Bekerja sama dengan klien dan petugas keseshatan lain untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan
data terbaru.
3. Standar III: Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan klien.
Kriteria prosesnya meliputi:
a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan
rencana tindakan keperawatan.
b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien.
d. Mendokumentasi rencana keperawatan.
4. Standar IV:  Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi
dalam rencana asuhan keperawatan.
Kriteria proses meliputi:
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan
klien.
d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri serta membantu klien
memodifikasi lingkunngan yang digunakan.
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
5. Standar V: Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan
keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara
komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan kearah pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.
d. Bekerjasama dengan klien keluarga untuk memodifikasi
perencanaan.
Dengan standar asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan
keperawatan menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan
deskriptif mengenai tingkat penampilan yang diinginkan dan kualitas
struktur, proses, atau hasil yang dapat dinilai.
Standar pelayanan keperawatan adalah pernyataan deskriptif
mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada pasien.
I. CASE CONFERENCE (Konferensi Kasus)
Case Conference adalah kondisi yang mengandung permasalahan
tertentu. Permasalahan yang ada perlu dipecahkan, diurai, dikaji secara
mendalam dan berbagai sumber perlu diakses dan dibina komitmennya
untuk bersama-sama mengarahkan diri bagi upaya pengentasan
permasalahan tersebut.
Konferensi kasus adalah suatu kelompok kecil orang-orang yang
secara bersama-sama mensintesa, dan menginterpretasikan fakta yang
telah diketahui mengenai seseorang
J. SURVEI MASALAH KEPERAWATAN
Pengertian
Masalah atau problem adalah kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai