Anda di halaman 1dari 24

Dukungan penyelenggaraan

TKM
Dukungan penyelenggaraan TKM

KOMITMEN

KEPEMIMPINAN

DUKUNGAN
TKM
PENGORGANISASIAN

BUDAYA MUTU
Komitmen
• Pengertian:
• KBBI: keterikatan untuk melakukan sesuatu
• Cambridge Dictionary: a promise to give yourself, your money, your time,
etc., to support or buy something
• Merriam Webster: an agreement or pledge to do something in the future
• “Janji yang mengikat untuk dilakukan” terhadap sesuatu
Komitmen
• Komitmen terhadap apa:
• Komitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu
• Komitmen untuk memberikan pelayanan yang aman bagi pasien (patient safety)
• Komitmen untuk melakukan peningkatan mutu berkelanjutan
• Komitmen untuk menerapkan nilai-nilai mutu dalam perilaku sehari-hari (buday mutu)
• Komitmen untuk menerapkan nilai-nilai keselamatan pasein dalam perilaku sehari-hari
(budaya keselamatan pasien)
Siapa yang harus berkomitmen ?
• Para pimpinan dalam suatu
organisasi
• Setiap pekerja dalam suatu
organisasi
• Pasien, keluarga, dan
masyarakat (untuk berdaya,
diberdayakan)
• Stake holders (para pihak
yang berkepentingan)
• Komitmen merupakan tantangan
terbesar untuk memulai perubahan
• Komitmen organisasi perlu dibangun
agar:
• Seluruh pegawai terlibat secra
konsisten untuk mencapai tujuan
• Komitmen + Kepemimpinan yang kuat :
• Petugas termotivasi untuk aktif dan
sukarela mendukung upaya peningkatan
mutu berkelanjutan à
• mendorong perubahan akan tetap
dilakukan,
Langkah membangun
komitmen
1. Membangun kesempatan berkembang
kepada pegawai
2. Menghargai pegawai
3. Memberikan umpan balik
4. Komunikasi yang baik
5. Team bonding
6. Strategi untuk menyatukan pegawai
(shared vision, shared goal)
Kepemimpinan
• Pengertian Kepemimpinan:
• Leadership is inspiring and motivating a group of
people to exert themselves to help achieve a
common goal. (Malala)
• Leadership is the art of getting people to do what
must be done. (Jim Collins)
• The action of leading a group of people or an
organisation. (kamus)
• A leader is a person that convenes, facilitates, and
replaces themselves with multiple other leaders as
soon as possible. (Ed Kang, RODC, 2020)
• “As leaders, we need to think about how we would
communicate in person and understand how that
translates via technology,” says Dr Miriam Moeller.

• Leadership is essential to drive improvements in


health care quality and patient safety, and to lead
organizational and system transformation, to
achieve Triple Aim results — better health, better
care, at lower cost — for the populations you
serve. (IHI, 2021)
Three key steps in adopting an entrepreneurial mindset to
leverage environment change and disruption rather tan bering
overrun by it (Dr Frederik von Briel )
• First, leaders must clearly identify when change is taking place and understand
the characteristics of it. For example, while the COVID-19 pandemic has already
led to some obvious social and economic changes, Frederik believes its full effect
has not yet unfolded. “Additional technological, regulatory, socio-cultural,
macroeconomic, or political changes are likely to follow and these will bring
opportunities for organisations who are poised to act.”
• It’s imperative to understand the type of opportunities change is likely to bring.
“Will you be able to do something faster as a result? Will you be able to create
something new? Or is it about repurposing something you are already doing, like
we have seen this year for example, with distilleries moving into hand sanitiser?”
• Organisations and leaders must understand how and when they should act on
change. “This requires you to evaluate whether change will allow you to shape
your market offering, your organisation, or the processes you engage in. Once
you understand this, you will be able to identify when you actually need to act.”
Kepemimpinan yang seperti apa yang
diperlukan
• Kepemimpinan yang berkomitmen
• Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien,
yang diwujudkan dalam tiga fungsi manajemen:
• Perencanaan
• Pengendalian mutu
• Perbaikan mutu secara berkesinambungan
• Kepemimpinan yang bisa mentransformasikan organisasi untuk
mencapai sasaran-sasaran mutu dan keselamatan pasien yang
ditetapkan
• transformational leadership as a process
where "leaders and their followers raise one
another to higher levels of morality and
motivation." (James MacGregor Burns, 1978)
• Transformational leadership is a leadership
style in which leaders encourage, inspire and
motivate employees to innovate and create
change that will help grow and shape the
future success of the company. (Sarah, K.
White, 2018)
• This is accomplished by setting an example at
the executive level through:
• a strong sense of corporate culture,
• employee ownership, and
• independence in the workplace.
Kepemimpinan yang berorientasi mutu
diwujudkan dalam 3 fungsi:
• Perencanaan:
• Perencanaan Mutu dan keselamatan pasien
terintegrasi dalam perencanaan
puskesmas: perencanaan lima tahunan,
RUK, RPK tahunan, dan RPK bulanan
• Adanya kejelasan kegiatan-kegiatan
program mutu dan keselamatan pasien
dengan kejelasan sasaran yang akan
dicapai, penganggaran yang jelas, alokasi
sumber daya, dan penanggung jawab yang
jelas
• Pengendalian:
• Adanya kejelasan regulasi untuk
pengendalian mutu: kebijakan, pedoman,
panduan, prosedur-prosedur mutu dan
keselamatan pasien
• Adanya pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan regulasi mutu, dan monitoring
pelaksanaannya
• Upaya perbaikan mutu
berkelanjutan:
• Bukti keterlibatan pimpinan dalam
mendorong untuk dilaksanakannya
perbaikan mutu berkelanjutan, mulai
dari identifikasi masalah, analisis
masalah dan tindak lanjutnya melalui
siklus PDCA dan PDSA
Budaya mutu dan keselamatan pasien
• Pengertian nilai (value)
• nilai nilai yang dijunjung tinggi oleh anggota
organisasi pada umumnya dan kemudian
penekanan terhadap nilai-nilai tersebut untuk
memberi warna perilaku anggota organisasi
dalam mewujudkan visi

• Budaya Mutu:
• Budaya mutu adalah system nilai dalam
organisasi yang menghasilkan lingkungan
organisasi yang kondusif untuk diterapkan
peningkatan mutu yang berkelanjutan.
• Budaya mutu terdiri dari: tata nilai, tradisi,
prosedur, ekspektasi yang mendukung mutu
(Goetsch, D.L., Davis, S.B., 1994)
• A quality culture is an organisational value
system that results in an environment that is
conducive to the establishment and continual
improvement of quality. It consists of values,
traditions, procedure, and expectations that
promote quality (Goetsch, D.L., Davis, S.B.,
1994)
Budaya mutu
• Budaya mutu menciptakan
lingkungan kerja yang
bersifat terbuka dan
partisipatif: dapat menerima
dan membagikan ide dan
praktik yang baik,
menghargai Pendidikan dan
Penelitian
• Budaya tidak menyalahkan
• Budaya pembelajaran
• Budaya perilaku yang adil
• Budaya pemberdayaan
Karakteristik lingkungan kerja yang berbudaya
mutu
• Kepemimpinan mutu pada semua jenjang organisasi:
• Mutu menjadi tujuan
• Kepemimpinan yang mengarahkan staf untuk mencapai indikator/target-
target/sasaran mutu dan keselamatan pasien
• Keterbukaan:
• Memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat tanpa khawatir dengan
risiko atas pendapat yang disampaikan
• Adanya mekanisme untuk menyampaikan pendapat
• Umpan balik positif untuk setiap masukan yang diberikan
• Kode etik dalam keterbukaan
• Kejelasan mekanisme pelaporan, kejelasan program dan tanggung jawab,
termasuk pemanfaatan sumber daya dengan benar
• Penekanan pada kerja tim:
• Proses dan hasil merupakan kontribusi semua orang
• Tangung jawab untuk memastikan tugas dilaksanakan sehingga memudahkan
petugas lain dalam menyelesaikan tugas
• Kekompakan dan dinamika dalam kelompok
• Komunikasi dalam kelompok
• Tanggung jawab yang jelas pada semua level penanggung jawab dan
pelaksana:
• Pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan
• Melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan konsisten
• Budaya belajar dan pembelajaran:
• Belajar dari masalah yang ada
• Belajar dari adanya keluhan dan complain
• Belajar dari sasaran yang tidak tercapai
• Belajsar jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan/insiden
• Belajar dari keberhasilan atau kegagalan inovasi yang dilakukan
• Belajar dari pengalaman di tempat lain
• Belajar dari evidens-evidens
• Sharing dalam pembelajaran
• Umpan balik aktif untuk perbaikan:
• Umpan balik dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
• Umpan balik tepat waktu
• Umpan balik dari hasil monitoring, audit internal, PTM, usulan-usulan
perbaikan dan pelaksanaanny
• Keterlibatan kuat: staf, pengguna layanan dan masyarakat:
• Pengguna layanan dan masyarakat diberdayakan untuk terlibat baik melalui
“speak up”, menyampaiakn umpan balik, usulan, keluhan, kritik, ikut terlibat
dalam perbaikan
• Keterlibatan tokoh masyarakat, keterlibatan Lembaga swadaya masyarakat,
keterlibatan kelompok-kelompok masyarakat untuk peningkatan pelayanan
• Pemberdayaan individu dengan tetap memperhatikan kompleksitas
system:
• Penerapan patient/client centered care, family centered care, community centered
care
• Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang kompleks, berbagai disiplin profesi
• Peningkatan kompetensi melalui diklat sesuai dengan kebutuhan Pendidikan dan
pelatihan
• Menyelaraskan nilai organisasi dan individu (termasuk petugas
kesehatan):
• Pembudayaan nilai-nilai mutu dan keselamtan pasien
• Survei budaya mutu
• Tindak lanjut terhadap hasil survei (kesenjangan dan solusi terhadap perilaku)
• Menumbuhkan kebanggaan dalam memberikan pelayanan:
• Kebanggaan tumbuh dari kesadaran akan arti dan manfaat pelayanan
• Kesempatan berkembang melalui diklat, jejanjang karir
• Kebanggaan sebagai karyawan Puskesmas
• Menjadikan pelayanan sepenuh hati sebagai nilai organisasi:
• Memberi kemudahan bagi pengguna layanan dalam proses pelayanan
• Pemenuhan standar pelayanan
• Ketulusan hati untuk melayani
• Pelaksanaan pelayanan sesuai standar
• Adanya indikator untuk pelayanan sepenuh hati
• Integrasi dan keselarasan antara upaya mutu dengan pelayanan dan
perencanaan:
• Perencanaan dan Pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien , PPI
disusun dan dilaksanakan secara terintegrasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai