66dbb Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
66dbb Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
JALAN
MODUL
PERENCANAAN DRAINASE
PERMUKAAN JALAN
Oleh:
i
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
PRAKATA
Modul ini disiapkan dalam rangka kegiatan Diklat Penanganan Drainase Jalan.
Secara umum Modul ini menjelaskan: Pengertian umum dan langkah-langkah
atau prinsip-prinsip pelaksanaan perencanaan drainase permukaan yang
mengedepankan pendekatan dan pemahaman terhadap konsep yang
berwawasan lingkungan.
Ir.Adiwijaya Ph.D
ii
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Diskripsi Diklat
1.3. Standar Kompertensi
1.4. Kompetensi Dasar
1.5. Indikator Keberhasilan
1.6. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1.7. Estimasi Waktu
BAB II KETENTUAN TEKNIS PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN
2.1. Pendahuluan
2.2. Pengertian
2.3. Ketentuan Teknis
2.3.1. Drainase permukaan
2.3.2. Saluran terbuka dan saluran tertutup
2.4. Kriteria Perencanaan
2.4.1. Koefisien pengaliran(C)
2.4.2. Faktor limpasan (ft)
2.4.3. Waktu konsentrasi (T)
BAB III DAERAH ALIRAN
3.1. Daerah Aliran Sungai
3.2. Daerah Pengaliran Saluran Samping
3.3. Daerah Pelayanan Saluran Samping
3.4. Limpasan
BAB IV BENTUK-BENTUK SALURAN
4.1. Saluran Samping
4.1.1. saluran samping
4.1.2. gorong-gorong
4.1.3. Box Culvert
BAB V DESAIN DRAINASE PERMUKAAN
5.1. Umum
5.2. Petunjuk Perencanaan
iii
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
iv
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada hakekatnya drainase jalan raya di perkotaan maupun di luar kota tidak
ada perbedaan yang prinsip. Umumnya di perkotaan dan luar perkotaan,
drainase jalan raya dapat berfungsi sebagai saluran untuk air dari
permukaan (badan) jalan dan sekaligus juga berfungsi menampung daerah
tangkapan lingkungan sekitarnya. Bahkan diperkotaan menjadi saluran
drainase lingkungan juga. Secara umum tipikal drainase jalan selalu
mempergunakan drainase muka tanah ( surface drainage), namun
dibeberapa tempat kadangkala diperlukan semacam sub-drainase (drainase
bawah jalan).
1
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi
yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,
direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan di bawah badan jalan untuk
mengalirkan air dari saluran.
Banyak hal yang menjadi permasalahan dan kendala dalam sistem drainase
baik di perkotaan maupun di luar kota terutama berkaitan dengan, masalah
teknis dalam penerapan konsep drainase perkotaan. Pemahaman yang ada,
bahwa air hujan yang turun ke permukaan tanah harus/masih dibuang
“secepat-cepatnya (dibuang) ke sungai, dengan prinsip bahwa air hujan yang
jatuh ke permukaan jalan memang harus dialirkan dan dibuang ke saluran
drainase (samping jalan). Persoalannya adalah bahwa air hujan yang turun
ke permukaan jalan tersebut dan dialirkan ke saluran kemudian tidak diberi
kesempatan untuk “meresap” sebagai cadangan air tanah, akibatnya tanah
tak punya cadangan air, muka air tanah turun, kekeringan melanda.
Sementara itu, sungai tidak lagi mengalirkan air bersih. Air sungai bercampur
juga dengan air limbah, baik itu skala kecil maupun besar. Tumpang tindih
fungsi atas keberadaan sungai ini jelas membawa dampak permasalahan
yang cukup potensial dalam merusak lingkungan.
2
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
3
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
4
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
2.1. PENGERTIAN
Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan ke badan air (sungai dan danau) atau tempat
peresapan buatan. Dalam merencanakan sistem drainase jalan
berdasarkan pada keberadaaan air permukaan dan bawah
permukaan, sehingga perencanaan drainase jalan dibagi menjadi:
drainase permukaan (surface DRAINAGE)
drainase bawah permukaan (sub surface drainage)
Secara umum, pendekatan langkah perencanaan sistem drainase
jalan yang berwawasan lingkungan adalah dimulai dengan
memplot rute jalan yang akan ditinjau di peta topografi untuk
mengetahui daerah layanan sehingga dapat memprediksi
kebutuhan penempatan bangunan drainase penunjang seperti
saluran samping jalan, fasilitas penahan air hujan dan bangunan
pelengkap, dengan meperhatikan keberadaan lingkungan yang
berkaitan dengan peluang ditempatkannya bangunan peresap air
atau penampung air. Juga harus memperhatikan pengaliran air
yang ada di permukaan maupun yang ada di bawah permukaan
dengan mengikuti ketentuan teknis yang ada tanpa menggangu
stabilitas konstruksi jalan.
Sistem drainase permukaan jalan berfungsi untuk mengendalikan
limpasan air hujan di permukaan jalan dan juga dari daerah
5
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan akibat air banjir yang
melimpas di atas perkerasan jalan atau erosi pada badan jalan.
Sistem drainase bawah permukaan bertujuan untuk menurunkan
muka air tanah dan mencegah serta membuang air infiltrasi dari
daerah sekitar jalan dan permukaan jalan atau air yang naik dari
subgrade jalan.
Jenis-jenis drainase
Menurut Sejarah Terbentuknya
Drainase alamiah ( natural drainage ), terbentuk secara alamiah,
tidak terdapat bangunan penunjang.
Drainase Buatan ( artificial drainage ), dibuat dengan tujuan
tertentu, memerlukan bangunan khusus.
6
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
7
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
8
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
Sudah bukan rahasia lagi kalau tiba musim hujan pasti banyak
orang yang merasa khawatir akan terjadinya banjir, apalagi bagi
mereka yang tinggal di wilayah yang rentan banjir atau menjadi
langganan banjir. Penyebab utama genangan atau banjir memang
ada banyak faktor, makin berkurangnya daerah resapan air hujan,
karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan,
dengan meningkatnya pembangunan permukiman dapat
mengakibatkan waktu berkumpulnya air (time of concentration)
menjadi jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang
9
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
10
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
adalah orang, bila dilalui kendaraan roda dua (motor) atau roda 4
(mobil) maka saluran tersebut harus ditutup dengan plat beton
bertulang tebal 10-12cm. Pada lokasi pinggir jalan raya yang
dapat dilewati oleh kendaraan berat seperti truk, dll, saluran air
hujan tidak direkomendasikan ditempat tersebut. Pada saluran air
hujan, air hujan yang masuk kesaluran adalah air hujan yang tidak
tercemar dan bukan air limbah
11
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
12
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
3. Bahu jalan -
13
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
dengan keterangan :
C1, C1,C3 koefisien pengaliran yang sesuai dengan tipe kondisi
permukaan
14
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
Dengan pengertian:
15
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
16
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
17
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
18
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
19
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
20
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
21
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
a. Bentuk Segitiga
2. Ø = 90o F = d2
22
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
23
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
tersedia cukup
24
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
25
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
4.1.2. GORONG-GORONG
26
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
27
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
28
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
29
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
5.1. UMUM
Selokan (saluran) samping merupakan saluran yang dibuat pada sisi
kanan dan kiri jalan yang berfungsi untuk menampung dan mebuang
air yang berasal dari permukaan jalan dan daerah pengaliran sekitar
jalan. Dalam merancang saluran samping jalan harus diperhatikan
pengaruh material untuk saluran tersebut dengan kecepatan
rencana aliran yang ditentukan oleh sifat hidrolis penampang
30
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
31
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
Keterangan
• I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
32
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
Q= CIA
Keterangan
Q = Debit hujan
C= Coefisien aliran
I = Intensitas Hujan Selama Waktu Konsentrasi
A = Luas daerah pengaliran
33
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
34
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
35
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
8. Waktu Konsentrasi
Penentuan waktu konsentrasi dengan menggunakan rumus
empiris dari Kirpich sebagai berikut :
36
MODUL – 3 PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN 2016
JALAN
0
0 L .7
tc .0195
7
S
Dimana :
Kemiringan saluran (S) diperoleh dari data elevasi pada peta kontur ataupun
perangkat lunak Google Earth dan jarak horizontal yang didapatkan dari hasil
observasi di lapangan. Kemirigan saluran dapat dihitung dengan persamaan di
bawah ini
37
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Slope (S)
∆x
Dimana :
Y = Jarak Horizontal
S = Kemiringan Saluran
1
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Q = V.A
R=
Dimana :
K = Koefisien Kehalusan
S = Kemiringan Saluran
2
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
3
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Manning (n)
a. Data-data
4
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Saluran samping
3,50 m 1,50 m
100 m
2%
4%
2%
sta 6+000
sta 5+600
5
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
1961 78 96
1962 125 97
1963 50 45
1967 103 93
1971 88 80
6
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
b. Analisa
Hujan Harian
Deviasi
Maks. (mm)
(Xi – X )2
Tahun Xi – X
X1
7
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
1807
X 120,47
15
17489 ,72
Sx 34,15
15
8
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
1964 123 1 1
1959 119 -3 9
1958 116 -6 36
1970 114 -8 64
1830
X 122
15
22764
Sx 38,96 9
15
Sx
XT X (YT Yn )
Sn
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
2 0,3665
5 1,4999
10 2,2502
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
10
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0,49 0,49 0,50 0,50 0,51 0,51 0,51 0,51 0,52 0,52
0 52 96 35 70 00 28 57 81 02 20
2 0,52 0,52 0,52 0,52 0,52 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53
0 25 52 68 83 96 09 20 32 43 53
3 0,53 0,53 0,53 0,53 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54
0 62 71 80 88 02 02 10 18 24 32
4 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54
0 36 22 48 53 58 63 68 73 77 81
5 0,54 0,54 0,54 0,54 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
0 85 89 93 97 01 04 08 11 19 18
6 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
0 21 34 27 30 33 35 38 40 43 45
7 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
0 48 52 55 55 57 59 61 63 55 67
8 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
0 69 70 72 74 76 78 80 81 85 86
9 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
0 86 87 89 91 92 93 95 96 98 99
11
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0,94 0,96 0,98 0,99 1,00 1,02 1,03 1,04 1,04 1,05
0 96 76 33 71 95 06 16 11 93 65
2 1,06 1,06 1,06 1,08 1,08 1,09 1,09 1,10 1,10 1,10
0 28 96 96 11 64 15 61 04 47 86
3 1,11 1,11 1,11 1,12 1,12 1,12 1,13 1,13 1,13 1,13
0 24 59 59 26 55 65 13 39 63 88
4 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15
0 13 36 36 80 99 19 38 57 74 90
5 1,16 1,17 1,17 1,17 1,17 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18
0 07 59 59 82 93 03 14 24 34 44
6 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18
0 47 59 59 82 93 03 14 24 34 44
7 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,19 1,19 1,19 1,19
0 59 63 63 81 90 98 06 15 23 30
12
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
8 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,20
0 38 45 45 59 67 73 80 87 34 01
9 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20
0 07 13 20 26 32 38 44 49 55 60
34,98
XT 120,47 (1,4999 0,5128 ) 153,15mm
1,0206
13
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Keterangan :
Tc = waktu konsentrasi (menit)
t1 = waktu inlet (menit)
t2 = waktu aliran (menit)
Lo = jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (m)
L = panjang saluran (m)
Nd = koefisien hambatan (Tabel C-5)
S = kemiringan daerah pengaliran
V = kecepatan air rata-rata diselokan (m/dt)
0,013
t aspal (2/3 x 3,28 x 3,50 x ) 0,167 0,94 menit
0,02
0,10
t bahu (2/3 x 3,28 x 1,5 x ) 0,167 1,09 menit
0,04
0,2
t tanah (2/3 x 3,28 x 100 x ) 0,167 2,20 menit
0,15
_____________________
t1 4,23 menit
400
t2 6,06 menit
60 x 1,10
Tc t 1 t 2 4,23 6,06 10,29 menit
14
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
15
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
C1 A 1 C 2 A 2 C 3 A 3
C
A1 A2 A3
0,70.1400 0,65.600 0,40.40.00 0
0,41
1400 600 40.000
Q
Fd ; Q 0,90 m 3 /detik
V
V 1,10 m/detik
0,90
Fd 0,82 m 2
1,10
3) Menghitung dimensi saluran samping dan gorong-gorong
7) Saluran samping bentuk trapesium;
16
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
GAMBAR 4.4
SALURAN TRAPESIUM
d
R=
2
Keterangan :
b = Lebar saluran (m)
d = Dalamnya saluran yang tergenang air (m)
m = Perbandingan kemiringan talud
R = Jari-jari hidrolis (m)
2
Fe = Luas penampang ekonomis (m )
W = Tinggi jagaan saluran samping, trapesium, setengah
lingkaran,
segi empat (m)
Kemiringan talud tergantung dari besarnya debit
17
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
W = 0,5 d (m)
b 2d
d m 2 1
2
b 2d
d 12 1
2
b 0,828 d
F d(b md) d (0,828 d d)
F 1,828 d 2
Fc 1,828 d 2
Fd 0,82 m 2
Fe Fd
1,828 d 2 0,82 m 2
d 0,67 m
b 0,67 x 0,828 0,56 m
W 0,5 d 0,5 x 0,67 0,58m
8) Ukuran saluran samping
Menghitung kemiringan saluran yang diizinkan dengan
menggunakan rumus :
V 1/n (R) 2/3 (i) 1/2
Saluran dari tanah lurus teratur dalam kondisi baik, dari Tabel C-8
harga n = 0,020 dan kecepatan air = 1,10 m/detik.
18
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Fd
R
P
Fd 0,82 m
P b 2d m 2 1
0,46 2 . 0,52 12 1 0,56 2x 0,67 12 1 2,46
0,82
R 0,33
2,46
V.n
i ( 2/3 ) 2
R
1,10 x 0,020 2
i ( ) 0,00212
(0,33) 2 / 3
i 0,00212
t1 t 2
i lapangan
L
8,950 - 8,300
i lapangan x 100% 0,1625 ~ 0,17%
400
i diizinkan 0,21% i lap 0,17%
19
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Syarat :
d 0,80D
F 1/8( sin ) D 2
4,5 radial
F 1/8 (4,5 - sin 4,5) D 2
Fe 0,685 D 2
Fd 0,82 M 2
Fc Fd
0,685 D 2 0,82 M 2
D 1,197
D 1,09 m dipakai D 120 cm
d 0,8 D; d 0,8 x 120 96 cm
d 0,96 meter
Ukuran Gorong-gorong
1,20 m 0,96 m
20
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
P2r
2 . 0,50 . 4,5
4,5 meter
F 0,62
R 0,14 meter
P 4,5
V.n
i ( 2/3 ) 2
R
1,50 x 0,014
i( ) 0,006 ~ 0,6%
0,14 2 / 3
21
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
1962 125 97
1963 50 45
1964 136 123
1965 151 137
1966 114 103
1967 103 93
1968 105 190
1969 132 173
1970 104 114
1971 88 80
1972 192 174
22
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Untuk n = 15, maka Sn = 1.0206 dan Yn = 0.5128, untuk kala ulang 5 tahun Yt =
1.4999 dan untuk kala ulang 10 tahun Yt = 2.2502. Besarnya simpangan baku
dari sample sebanyak n = 15 tersebut yaitu :
16695 .43
Sx 34.53
14
Menurut rumus Gumbel besarnya Xt = X + Sx K, menurt kala ulang 5 tahun
besarnya K =(Yt-Yn)/Sn =(1.499-0.5129)/1.0206 = 154.63 mm/hari dan untuk
kala ulang 10 tahun besarnya K = (2.2502-0.5129)/1.0206 = 180.01 mm/hari.
Kesimpulan :
Untuk kala ulang 5 tahun, besarnya curah hujan R5 = 154.63 mm/hari
Untuk kal ulang 10 tahaun besarnya curah hujan R10 = 180.01 mm/hari.
23
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
Besarnya intensitas curah hujan untuk kala ulang 5 dan 10 tahun yang
dihitung berdasarkan rumus Mononobe diperlihatkan dalam Tabel D-20.
Tabel D-20 : Intensitas Curah Hujan Untuk Kala Ulang 5 dan 10 Tahun
Kala Ulang
Durasi
No. Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
(Jam)
R5 = 154.63 R10 = 180.01
1 2 3 4
1 0.05 394.98 459.81
2 0.1 248.82 289.66
3 0.15 189.89 221.05
4 0.2 156.75 182.48
5 0.25 135.08 157.25
6 0.3 119.62 139.26
7 0.35 107.94 125.66
8 0.38 102.18 118.95
9 0.4 98.75 114.95
10 0.45 91.29 106.27
11 0.5 85.10 99.06
12 0.55 79.86 92.96
13 0.6 75.36 87.73
14 0.7 68.00 79.16
15 0.8 62.21 72.42
16 0.9 57.51 66.95
17 1 53.61 62.41
18 1.2 47.47 55.26
19 1.3 45.01 52.39
24
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
25
MODUL 2-[SURVAI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA] 2016
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
26