Anda di halaman 1dari 31

Penyusunan

Masterplan Drainase
Maksud kegiatan Penyusunan Master Plan Drainase
adalah dihasilkannya suatu dokumen yang dapat
memberikan pedoman/acuan secara lengkap dan
menyeluruh atas kondisi permasalahan sistem drainase
sebagai dasar perencanaan jaringan drainase dengan
memperhatikan kondisi ekternal dan internal kota.
Tujuan penyusunan Masterplan Drainase
1. Menghasilkan uraian lengkap mengenai permasalahan sistem
drainase dan potensi pengembangan sumber air di kota.
2. Tergambarnya kondisi sistem drainase eksisting di kota yang
mencakup sistem alamiah dan sistem buatan.
3. Konsultansi dapat menghasilkan usulan indikasi program penataan
sistem drainase berdasarkan kajian potensi dan permasalahan di
atas.
4. Memberikan suatu pedoman/acuan untuk pengembangan dan
pembangunan sistem drainase ke depan dengan memperhatikan
kondisi eksternal dan internal yang dapat digunakan dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengembangan pada tahap-tahap
berikutnya.
5. Mengurangi daerah genangan dalam mengurangi dampak
perkembangan penyakit yang bersumber dari air dan melakukan
analisis dampak lingkungan.
Sasaran kegiatan ini adalah

1. Tersedianya data primer kondisi hidrologi dan hidrolika


dari sistem drainase di wilayah kota.
2. Tersedianya data dan informasi dari sistem drainase
untuk menanggulangi genangan secara menyeluruh
dan berkelanjutan.
3. Teridentifikasinya prakiraan dari luas area genangan air
serta sistem drainase yang diterapkan untuk
penanggulangannya secara tuntas dan menyeluruh.
4. Terencananya master plan jaringan drainase primer
dan sekunder di wilayah kota.
5. Tersedianya rencana tahapan kegiatan pembangunan
fisik sistem drainase.
TINJAUAN MAKRO
TATA RUANG
KEPADATAN (JIWA/Km²)
NO DESA LUAS (Km²)
2007 2008 2009 2010 2011
1 Banyumeneng 6,96 1155,17 1163,22 1151,72 1170,69 1182,04
2 Sumberejo 8,89 859,17 863,55 837,80 874,35 885,83
3 Kebonbatur 4,77 2770,23 2803,98 3380,29 3484,91 3590,15
4 Batursari 6,57 4852,82 4877,47 5505,33 5614,46 5769,41
5 Kangkung 5,15 1116,89 1120,00 1293,98 1351,65 1363,30
6 Kalitengah 3,39 1177,88 1183,48 1232,15 1301,77 1315,93
7 Kembangarum 3,80 2420,00 2424,47 2404,74 2499,74 2537,37
8 Mranggen 2,60 4687,31 4696,15 5287,31 5326,54 5379,62
9 Bandungrejo 2,05 3466,34 3535,12 4039,51 4100,49 4172,20
10 Brumbung 1,68 3144,64 3165,48 2967,86 3203,57 3248,21
11 Ngemplak 2,05 1352,68 1359,51 1554,15 1615,12 1633,66
12 Karangsono 2,13 2184,51 2199,06 2487,32 2556,81 2588,26
13 Tamansari 2,53 1242,29 1233,20 1328,85 1352,17 1368,38
14 Menur 3,37 1168,84 1184,87 1180,42 1221,66 1236,20
15 Jamus 2,80 1308,93 1324,29 1350,36 1381,79 1396,79
16 Wringinjajar 3,29 2100,61 2101,22 2287,23 2316,11 2333,13
17 Waru 2,40 1384,58 1402,92 1576,25 1609,58 1630,42
18 Tegalarum 4,21 1243,71 1246,56 1161,28 1182,90 1201,66
19 Candisari 3,58 1072,35 1074,30 1176,54 1205,03 1222,91
JUMLAH 72,22 1963,09 1974,90 2142,97 2199,97 2238,91
Sumber : BPS, analisis konsultan
Satuan Pusat Wilayah Arahan Pengembangan Rencana Fungsi
Wilayah Pelayanan Pelayanan Penopang
Pembangu Kegiatan Wilayah
nan
Mranggen Karangawen Kawasan SWP II  Pertanian
SWP II
, Guntur merupakan kawasan yang  Perdagangan
dikembangkan sebagai dan Jasa
kawsan yang dapat  Peternakan
memberikan pelayanan  Industri
strategis dan
pengembangan potensi
lokal. Fungsi kegiatan
yang dikembangkan
meliputi perdagangan dan
jasa, pertanian,
peternakan, dan industri.
Prinsip Penataan Drainase
Berwawasan Lingkungan

Tata Guna Lahan


Penurunan daya dukung menurut Agus Maryono
(2002) secara umum merupakan faktor dominan
dalam kekeringan dan banjir. Daya dukung rendah
tersebut ditandai dengan perubahan tata guna lahan
dari daerah tangkapan air dengan koefisien aliran
permukaan (run off coefficient) yang rendah berubah
menjadi tanah terbuka dengan koefisien aliran
permukaan yang tinggi.
Gambar 3.2
Pengaruh Perubahan Vegetasi terhadap Prosentase Aliran
Sumber : USEPA, 1993 dalam Dresser Camp dkk, 2001
PENATAAN DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Faktor penyebab alamiah dapat dibagi 2 kelompok yaitu
1. kelompok penyebab yang bersifat relatif statis terkait kondisi alam antara lain
• Kondisi fisiografi dan kondisi alur sungai dan saluran berupa bottle neck dan
kemiringan dasar sungai/saluran yang landai.
• Kelompok penyebab yang dinamis antara lain curah hujan yang tinggi,
pembendungan dari muka air di sungai induk terhadap anak sungai,
amblesan tanah dan sedimentasi, kelongsoran tebing sungai yang
mengurangi kapasitas aliran alur sungai.
2. Faktor-faktor akibat pengaruh manusia antara lain
• Pengembangan kawasan berupa dataran banjir yang tidak/kurang
mempertimbangkan adanya ancaman/resiko tergenang banjir.
• Pembudidayaan daerah aliran sungai hulu yang kurang memperhatikan
kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.
• Pembudidayaan bantaran sungai termasuk untuk permukiman penduduk.
• Pembangunan sistem drainase di kawasan permukiman/perkotaan yang
tidak berwawasan konservasi sehingga memperbesar debit banjir sungai.
• Bangunan silang jembatan, gorong-gorong, siphon, pipa air, dan bangunan
lain yang menghambat aliran.
• Pembuangan sampah ke sungai sehingga mengurangi kapasitas alur sungai.
• Aktivitas manusia lainnya yang kurang mengerti akan fenomena banjir.
Jaringan Drainase Metode Konvensional
Jaringan Drainase Metode Kolam Konservasi
Sumur Resapan
Sumber : http://blhyogya.000space.com/id/artikel.php
Lubang Peresapan Biopori
Metode River Side Polder
Langkah Penyusunan
Tinjauan Sistem Regional
Tinjauan Regional :
· Kebijakan Spasial
· Potensi Wilayah
· Hinterland Kota
· Aliran Barang dan Jasa
· Sistem Transportasi
· Sistem Pusat Pelayanan

Rencana Umum Tata Ruang


Kota
· Aspirasi Masyarakat
· Instansi Terkait
Fungsi dan Peran · Informasi Penunjang dari
Kota Narasumber

Tinjauan Karakteristik Internal Kota :


· Aspek Fisik Dasar dan Binaan Dasar Arah Perkembangan
· Aspek Sosial Budaya Identifikasi Potensi Kota dan Alokasi
· Aspek Perekonomian dan Masalah Kota Sarana dan Prasarana
· Aspek Kelembagaan Kota
· Aspek Pengelolaan Kota

Struktur Ruang Studi dan Rencana Sektor Acuan Perencanaan


Kota Eksisting Pengendalian Banjir dan Drainase Kota Depok Kota

Analisis Regional dan Kota

Kebutuhan Ruang Kota

Alternatif Struktur
Drainase dan
Pengendalian Banjir
Pendataan
Data Kebijakan Perencanaan dan Desain :
1. Kebijakan perencanaan dan desain wilayah secara terpadu dengan
memperhatikan aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, keamanan,
ketahanan dan potensi sumberdaya alam termasuk sumberdaya air
dan lahan.
2. Kebijakan perencanaan dan desain wilayah pengairan secara terpadu
dengan memperhatikan aspek :
• Pemanfaatan dan pengaturan pemakaian sumberdaya air dan
lahan.
• Penanggulangan bahaya langsung atau tidak langsung dari air.
• Sosial budaya dan ekonomi masyarakat di lokasi pekerjaan.
• Kondisi lingkungan alamiah lokasi pekerjaan.
• Pelaksanaan konservasi sumberdaya air.
3. Data Sungai
4. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah dan Kota
5. Kuantitas dan Luas Genangan
Analisis
ANALISIS HIDROLOGI
Mulai

Pengumpulan Data Kompilasi Data

· Data Hujan Penggambaran Pola Analisis Debit


· Data Hidrometri Daerah Aliran Sungai Banjir
· Peta Topografi

Kalibrasi

Cek T Revisi

Rekomendasi Teknis untuk


Penyusunan Desain

Selesai Y Cek T Revisi

Tahap Pelaksanaan Analisis Hidrologi


Survai Lokasi

Catchment Area

Metode Hidrograf
Metode Rasional Y DAS < 20 km2 T
Satuan

Parameter Stasiun Hujan Parameter


Catchment Area Berpengaruh Catchment Area

Koefisien Aliran C Data Hujan


Waktu Konsentrasi tc Maximum Rerata
Hidrograf Satuan
Sintetik
Analisis Curah Hujan
Rancangan

Distribusi Hujan
Intensitas Hujan Diagram Alir Pemilihan Metode
Jam2an
Analisis Banjir
Sumber : US. Army Corps of Engineers,
Engineering Manual no. 1110-2-1415
Debit Banjir
Rancangan
Periode Ulang Banjir Rencana untuk Berbagai Klasifikasi Kota

Periode Ulang (tahun)


Jumlah Penduduk
Klasifikasi Kota Luas Daerah Tangkapan Air
orang < 10 ha 10-100 ha 100-500 ha > 500 ha
Metropolitan > 1.000.000    1 to 2 2 to 5 5 to 10 10 to 25
Kota Besar 500.000 - 1.000.000 1 to 2 2 to 5 2 to 5 5 to 15
Kota Sedang 200.000 - 500.000 1 to 2 2 to 5 2 to 5 5 to 10
Kota Kecil 100.000 - 200.000 1 to 2 2 to 5 1 to 2 2 to 5
Kota Sangat Kecil < 100.000    1 1 1 -
Hidrograf
Metode Analisis Banjir Rasional Satuan
Sintetik

Sumber :
• Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, 1989 dalam W-E-R Agra Ltd, Alberta, 1993
• Suripin, 2004
Rencana Kerja
PERSIAPAN :
1. Mobilisasi personil yang diperlukan, dilaksanakan begitu Konsultan
mendapatkan Surat Perinah Mulai Kerja (SPMK)
2. Penyiapan fasilitas pendukung kegiatan yang diperlukan
3. Penyiapan materi yang tersedia dan list kebutuhan kegiatan yang akan
dilaksanakan

LAPORAN PEDAHULUAN :
1. Pematangan dan pendalaman metodologi kerja
2. Penyesuaian rencana kerja dan penugasan personil yang akan dibutuhkan
3. Survai awal, dalam rangka menyiapkan materi awal yang belum masuk yang
mencakup deliniasi wilayah studi, sistem dan jaringan drainase existing, Jaringan jalan
sebagai batas cactment area maupun plotting lokasi saluran yang ada, pola
penggunaan ruang dan identifikasi awal permasalahan pokok
4. Kegiatan awal ini merupakan upaya memantapkan agar pentahapan kerja dalam
penyusunan Master Plan Drainase Kota Mranggen sesuai dengan output yang
diharapkan.
PENGUMPULAN DATA sebagai bagian dari penyusunan Laporan Data dan
Analisa, maka beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Survai
• Survai Primer dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting sistem
jaringan drainase yang ada seperti sistem primer, sistem sekunder dan
tersier serta kondisi fisik bangunan drainase yang ada. Survai primer
dilakukan juga untuk pengukuran elevasi tanah agar menghasilkan kontur
yang cukup representatif dalam menyusun sistem jaringan drainase.
• Survai Sekunder dilakukan untuk melengkapi data-data dari instansi
terkait yang meliputi : BAPPEDA, DPU, Stasiun/Pelabuhan, BMG dan
instansi terkait lainnya.
2. Kompilasi Data
Kompilasi Data merupakan proses input data baik data grafis maupun
data angka yang disusun sedemikian rupa sehingga lebih informatif dan
mampu memberikan gambaran kondisi eksisting yang ada.
ANALISIS sebagai bagian dari penyusunan Laporan Data
dan Analisa, maka beberapa kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah :
1. Analisis kondisi permasalahan eksisting
2. Analisis prediksi kebutuhan penanganan

PEMBUATAN DAN PENYEMPURNAAN MASTER PLAN DRAINASE KOTA


MRANGGEN sebagai bagian dari penyusunan Lapporan Akhir :
1. Perumusan permasalahan sistem drainase secara lebih konkret saat ini dan
dimasa yang akan datang
2. Penyusunan dan Kesepakatan kebutuhan penanganan sistem drainase saat
ini maupun dimasa yang akan datang
3. Penyusunan Master Plan Drainase yang merupakan kompilasi dari rencana
sistem jaringan drainase dan rencana sistem penanganan
PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN DRAINASE KOTA
MRANGGEN sebagai bagian dari penyusunan Lapporan Akhir, maka
beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Penyusunan Program Penanganan
2. Penyusunan Prioritas
3. Penyusunan Tahapan Program
4. Perkiraan Pembiayaan

FINALISASI LAPORAN AKHIR yang terdiri dari kegiatan


penyempurnaan Master Plan Drainase, Pentahapan Program dan
Pembuatan Album Peta.

Anda mungkin juga menyukai